Share

ke dua

Author: daisy54
last update Last Updated: 2022-08-28 07:34:00

"ampun deh, susah ternyata, ribet banget sih riasan nikah ini". gerutu Dinar sambil berusaha melepas atribut yang melekat di tubuhnya.

" gerah banget pengen cepet mandi aku" Dinar akhirnya bisa melepas hiasan dikepalanya.

"mau kubantu? " suara Bagas membuat Dinar menoleh kaget. sejak kapan mas bagas masuk kamar batinnya.

" mas, ngapain disini? " kata itu yang keluar spontan dari bibir Dinar.

" kenapa? "

" ini kan juga kamarku malam ini?" balas Bagas datar sambil melangkah duduk di tepi ranjang.

" lumayan pegal juga badan ini, seharian ribet ini itu." monolog Bagas yang bisa di dengar Dinar lirih.

"mmm, maas, maaf kalo boleh minta tolong bantuin melepas peniti yang di bagian punggungku, aku sendiri gak bisa". cicit Dinar agak canggung.

Bagas menoleh ke arah Dinar yang ada di depan kaca rias. wajah datar masih setia terpasang apik.

melangkah pasti mendekati Dinar, tanpa kata melepas peniti kecil yang ada di baju pengantin dan jarik perlahan. dengan hati-hati dan hampir menahan nafas. jujur dia gugup berdekatan dengan wanita lain selain Diana istrinya. apalagi wajah keduanya sangat mirip.

Bagaimana dengan Dinar? jujur dia menahan nafas dan hampir meledak. sensasi berdegup kencang seperti mau keluar dari dada. jantung masih aman kah? batin Dinar. jujur ini pengalaman pertamanya berdekatan dengan laki-laki dewasa. apalagi status mereka sekarang sudah resmi menjadi suami istri. apapun yang akan mereka lakukan sudah sah dan halal. tapi balik lagi mereka masih asing dan tanpa cinta.

"Su.. sudahkah mas? buruan aku mau ke kamar mandi ini. sudah gak tahan banget. Dinar mengalihkan gugupnya dengan membuka kata.

" Hmmm".

"Sial, kenapa jantungku berdegup kencang, jangan sampai gadis ini mendengar ributnya". suara hati Bagas beralih mundur menjauh dari istri barunya ini .

"Cepat gantian aku juga mau mandi dan segera istirahat. besok kita bersiap pindah kerumah ku, si kembar pasti sudah kangen.

" Iya Mas" Dinar berlalu menuju kamar mandi dan melakukan ritual malam nya.

"Selamat... " batin Dinar tersenyum geli.

Malam terlewati dengan sunyi, keduanya begitu canggung harus seranjang berdua tanpa kata. posisi mereka berada di masing-masing sisi ranjang saling memunggungi.

Dinar yang awam akan perasaan cinta, masih gadis dan harus tidur berdua dengan suami yang asing. Sebenarnya dia siap menjalani segala konsekuensi yang terjadi di kehidupan rumah tangga baru nya. Dia paham, tak akan mudah membuat Bagas meliriknya. dan sepertinya dia tidak berniat untuk itu.

Dinar yang masih belum bisa memejamkan mata menatap sisi dinding di depan matanya, matanya bergerak gerak gelisah, berdehem dia memberanikan diri untuk berbicara.

"Mas, sudah tidur?"

Tak ada jawaban dari belakang punggungnya. Tapi Dinar yakin Bagas mendengarnya dan belum tidur, karena dia tidak mendengar dengkuran halus seperti suara orang tidur. jadi dia meneruskan berbicara. mengeluarkan unek unek yang mengganjal hati sebulan ini.

" Mas, maaf sebenarnya ada yang mengganjal di hatiku beberapa hari ini dan sangat mengganggu, ada yang ingin aku tanyakan. sebenarnya kenapa mas mau menerima permintaan keluarga untuk menikah denganku. bisa saja kan mas menikah dengan teman atau orang yang sudah lebih mas kenal. kenapa harus aku?".

"Apakah karena aku kembaran kak Diana?" jujur walaupun kami kembar, tetap saja kami dua orang yang berbeda. aku heran dengan pemikiran mereka yang mengira dengan wajah yang sama bisa menggantikan yang sudah tiada. kami beda, nasib kami pun beda".

"Aku sudah terbiasa hidup berdua saja dengan nenek Sarah. hidup tenang dengan kios bunga kami, kehidupan sederhana yang menenangkan. tapi sekarang aku harus menjadi istri dan ibu bagi si kembar. mohon maaf mas kalo aku tidak bisa seperti yang kamu harapkan. aku juga masih harus beradaptasi dengan penglihatan baru ku. aku sungguh berterimakasih kepada kak Diana atas donor matanya, sehingga aku punya kehidupan baru. tapi aku gak menyangka akan mendapat bonus suami dan dua anak kembar pula".

"Jujur aku masih harus belajar mas"

"aku gak bisa masak"

"aku juga gak bisa bersosialisasi dengan banyak orang. sebenarnya kamu rugi gak sih menikah dengan aku? halooo mas?"

kenapa jadi aku yang cerewet? batin Dinar. apakah mas Bagas sudah tidur?.

Bagas Pov

Dia memang beda, bukan Diana. mendengar keluh kesahnya dengan orang yang dia bilang asing. termasuk berani menurutku. dia jujur mengutarakan unek-unek nya. Aku diam. terus mendengar dia mengoceh tanpa menjawab.

Aku juga bingung dengan perasaanku, apa yang aku mau dengan setuju menikahi dia. Kan cukup aku menyewa pengasuh buat sikembar kalau alasannya si kembar tidak ada yang mengurus. kenapa harus menikah?.

entahlah. aku sendiri belum menemukan jawaban atas hatiku.

"Tidur". kata itu yang keluar dari mulutku.

Hmmm.. iya mas. beberapa saat setelahnya aku mendengar dengkuran halus dari belakang punggungku.

"Maaf Dinar", Bagas berbalik dan tanpa sadar mengelus pipi lembut istrinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   94

    " Gila, tadi benar Dinara yang kemaren kita bentak? Kenapa tadi dia jalan dibelakang bos? Apa yang terjadi? Hah" Seorang wanita mengamuk, ia mengoceh sendiri mengeluarkan kekesalannyaDia adalah Sari pegawai personalia yang sempat membentak Dinara ketika Dinara ijin untuk cuti waktu itu. Dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat hari ini. berbeda dengan Mayang, yang sejak awal mengetahui kalau Dinara adalah wanita yang sedang dekat dengan Bagas.Mayang geram, hatinya panas. Ia mengumpat dalam hati. Ia sudah tau kalau hari ini pasti terjadi, namun ia tidak menyangka akan secepat ini. Pensil yang ia pegang sampai patah dalam gengamannya" Mayang, kamu kenapa? Kamu tidak kaget dengan apa yang kita lihat tadi? Kamu sudah tau ya? Hah" Seorang wanita menyerang Mayang dengan pertanyaan bertubi tubi, Mayang tersadar dan langsung merubah ekspresinya menjadi biasa saja. " Oh.. Gak mbak, saya juga kaget kok beneran.. Ternyata bos kita sekarang sudah ada yang memikat hatinya.. Waah kita kalah

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   93

    Suasana di perusahaan langsung hening. Semua karyawan dan staf kantor melongo melihat rombongan yang baru saja melewati mereka. Bagas sudah mulai masuk kerja tapi masih menggunakan kursi roda. Istrinya, Dinara berjalan dibelakangnya. Ia mendorong kursi roda milik Bagas. Dinara yang merasa diperhatikan cukup risih namun ia bertahan.Tidak lupa dua orang pengawal berbadan kekar selalu berjaga disampingBagas masih dalam mode siaga karena masih banyak musuh yang mengincar keselamatannya. Keduanya sudah masuk kedalam kantor utama milik direksi. Bagas dengan perlahan pindah dari kursi roda kursi kerjanya. "Sayang, kamu disini saja temanin aku kalau bisa jadi sekretaris pribadiku" Dinara diam, ia membantu Bagas berpindah. "Kenapa ya tadi para pegawai melihat kamu seperti itu? Apakah mereka kagum dengan kecantikanmu? "Dinara paham apa yang dimaksud Bagas namun ia masih diam. Sekarang ia berada di kantor sudah tidak bekerja sebagai ahli gizi lagi. Bunda bilang sudah ada ahli gizi baru ya

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   92

    "Mama, papa, Ratu seneng banget akhirnya keluarga kita kumpul banyak lagi.. Ratu juga sekarang punya adek yang cantik.. Ya kan Naya? " Ratu menguyel wajah Naya yang tembam"Alhamdulillah ya dek kalau adek senang"Dinara dengan cekatan mengambilkan makanan kesukaan Bagas dan meletakkan piring berisi makanan penuh di meja depan Bagas langsung. Raja, Ratu sudah bisa mengambil sendiri perlahan dibantu mbok Sum dan Ayu. Giliran Naya yang diambilkan oleh Dinara. " Aku harus berpura pura baik baik saja di depan mereka, hanya istriku yang tahu aku hilang ingatan. Kalau berita ini tersebar tidak baik untuk keberlangsungan posisi saham di perusahaan" bagas mengunyah makanan dan berbicara dalam hati. Bunda datang, beliau datang bersama paman. " Nak, ada hal penting yang akan bunda bicarakan setelah selesai makan ini. Kalian berdua nanti kita bicara di ruang kerja Bagas. Karena ini hal yang sangat penting. Tentang keselamatan keluarga kita dan juga keberlangsungan perusahaanKeduanya menganggu

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   91

    "Mama... Mama Rara, Naya pulang.. " Suara cempreng Naya membuat Dinara kaget. Saat ini dia sedang melamun. Dengan masih mengenakan mukena ia bangun dari sajadah dan menghampiri Naya, anak angkatnya itu. Dinara tadi sedang sholat maghrib di kamar atas. Ia duduk lama di hamparan sajadahnya entah berdoa atau melamun. Ia tersenyum melihat anak kecil yang menganggapnya ibu sejak ia kecil. " naya sudah pulang?" Mama... Naya kangen deh, maa Naya mau cerita tadi Naya dapat teman baru namanya Farel.. Dia baik banget Ma, coba mama bisa ngantar Naya, nanti naya kenalin Ma" Naya dengan semangat bercerita tentang kegiatannya di sekolahNaya gadis yang pintar, ia pandai membaca situasi ia tahu mama angkatnya ini sedang sedih dan banyak pikiran jadi ia menjadi lebih cerewet untuk mengalihkan kesedihannya. " Ma.. Papa Bagas sudah pulang ya, tadi Naya mau ketemu tapi ada dua paman di depan kamarnya.. Naya gak berani masuk, besok saja".Dinara hanya mengangguk saja. Pikirannya belum sepenuhnya kem

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   90

    "Bagas kangen Diana bun, sudah lama walau gak ketemu seminggu ini kok rasanya seperti setahun yaa" Ia tersipu malu mengungkapkan perasaannya.Bunda yang tepat duduk disebelah Bagas sedikit kaget, beliau membelalakkan matanya ke arah pintu masuk ruang tamu dimana Dinara sudah berdiri bersama si kembar. Mereka semua melongo mendengar ucapan Bagas barusan. Bunda yang cepat tanggap langsung mencairkan suasana dengan memanggil kedua cucu nya"Eh cucu kesayangan princess sudah pulang, sini nak papa sudah balik dalam keadaan sehat. Sini mendekat nak, papa kangen katanya" bagas di sebelah pun ikut menoleh.Aura sumringah langsung terpancar ketika melihat kedua buah hatinya. Ratu yang pertama berhambur ke pelukan Bagas. Sedikit membuat Bagas terpentel ke punggung sofa, ia tertawa. "Pelan pelan dek, papa sampai terpental ini loo". Ratu masih membenamkan wajahnya di dada bidang Bagas, ia menangis tanpa suara."Papa, hik hiks.. Papa baik baik saja kan? Mana yang sakit? " ratu yang sudah menegak

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   89

    Suara kran air di nyalakan.. krucuk krucuk Ia menggosok tangannya yang tadi kotor terciprat kuah sayur ketika membantu rekan kerjanya di kantin ketika jam makan siang. Sejak pagi ia kurang fokus. Sebelum ia berangkat tadi bunda sudah memberitahu kalau Bagas akan landing hari ini. Bunda menyarankan agar Dinara libur dan menunggu dirumah untuk menyambut kepulangan Bagas. Namun Ia tidak mau. Perusahaan belum mengetahui posisi nya sehingga ia tidak ingin berbuat seenaknya. Apalagi beberapa hari yang lalu ia berselisih dengan bagian personalia. Jika ia seenaknya libur tentu akan memberburuk citranya di kantor. Lagipula ada sesuatu hal yang membuatnya ingin pergi ke kantor. Sesuatu yang penting. Ia mencurigai seseorang di perusahaan yang telah sengaja mencelakai Bagas ketika ia sedang dinas di luar.Deg deg deg deg... Suara detak jantung nya sampai dapat ia dengarkan sendiri. Dari tadi ia tak berani melihat ponselnya. Jadi sengaja ia matikan. Dok dok dok...Suara ketukan di pintu ruang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status