Share

ketiga

Pagi hari di kediaman Sanjaya. jam menunjukkan pukul 4.30 adzan subuh akan segera berkumandang. sepasang pasutri baru itu masih bergelung di dalam selimut yang sama dan berpelukan.

Apa yang terjadi semalam? kenapa bisa mereka berakhir dalam selimut yang sama?

Flash back

Dinar bergumam dalam tidurnya, keningnya mengeluarkan keringat dingin, sepertinya dia bermimpi buruk. Bagas yang tidur di sebelahnya membuka mata dan ikut merasakan kegelisahan Dinar.

Kenapa hmmm, kamu mimpi buruk? Bagas membelai halus surai istrinya. apa yang kamu rasakan? apakah kamu tertekan menikah denganku? gumam Bagas.

Dia mengambil selimut yang ada di bawah kakinya, dan menyelimuti Dinar. bergerak mendekatkan kepala, meletakkan tangan kiri di bawah kepala istrinya, dan memeluk nya perlahan. Dia pun masuk kedalam selimut dan kembali memejamkan mata setelah dirasa istrinya kembali tidur dengan tenang. Dia berjanji besok harus bangun lebih pagi sebelum Dinar bangun agar dia tidak terciduk sedang memeluk istri barunya itu. Gengsinya tinggi.

Keesokan pagi nya mata gadis itu mengerjap perlahan, dengan berat berusaha membuka mata, keadaan masih pagi batinnya. badan nya yang kemaren terasa remuk sudah berangsur baik. bahkan terasa lebih ringan. Dia merasa semalam bermimpi bertemu dengan Diana, tersenyum cantik dan bercanda ria seperti masa remaja sebelum kecelakaan merenggut penglihatannya. Bahkan semalam terasa hangat seperti ada yang memeluknya. terasa sangat hangat dan nyaman seperti pelukan nenek.

Menoleh ke sebelah kanan kasurnya sudah kosong, berarti mas bagas sudah bangun lebih dulu.

"Istri durhaka, bangun keduluan suami". Batin nya tersenyum geli. Ia melangkah menuju kamar mandi dan segera membersihkan diri, malas mandi hanya cuci muka menggosok gigi dan segera berwudhu untuk menunaikan kewajibannya.

pukul 6.00 Dinar turun ke lantai bawah menuju dapur, sempat celingukan mencari keberadaan mas bagas, ternyata sudah duduk manis dengan secangkir teh bersama kedua orang tua Dinar yaitu Dinar dan Diandra.

"Selamat pagi Ma, Pa, mas Bagas, maaf Dinar telat bangun".Ketiga manusia itu menoleh kearahku.

"mau sarapan apa nak?" Mama menyapa dan menyambut kedatanganku. suasana di rumah masih agak berantakan setelah kemaren dipakai untuk acara pernikahan sederhana kami. Beberapa pembantu sudah terlihat sibuk membersihkan sisa segala perlengkapan dan hiasan dekor pernikahan. mereka bergerak cepat membersihkan rumah agar kembali rapi seperti semula.

Kulihat di atas meja makan sudah tersedia roti, selai dan segelas susu hangat. ternyata Mama masih ingat sarapan kesukaanku setiap pagi sebelum berangkat sekolah dulu. roti isi selai srowberi dan segelas susu putih. Aku melangkah mendekat dan duduk tepat disebelah mas bagas yang masih asik menyecap secangkir teh hangat.

"Bagaimana tidurmu semalam nak?, apakah sangat nyenyak, atau bahkan tidak tidur semalaman hmmm...?". Papa Devan menyapa yang hampir terdengar seperti sindiran?

"Tapi kalo dilihat jalan mu masih baik dan rambut yang masih kering, sepertinya semalam tidak terjadi apa apa ya Ma? frontal sekali papa ini

"Uhuuk hmmmm..." Aku yang sedang asik mengunyah roti hampir saja tersedak. dan kesusahan menelan sisa roti yang ada dimulutku. begitupun mas bagas yang hampir menyemburkan teh kearah papa. "Apa sih Pa, jangan meledekku. erangku sewot pada papa.

"Emangnya kenapa kalo masih belum begituan. gak enak di rumah ini, nanti mama papa ngintip". candaku untuk menetralkan detak jantung yang tidak normal.

Aduh mau ditaruh mana mukaku pasti semerah tomat busuk. sampai tak berani menoleh kesebelah.

Pa, jangan diledek, kasihan Dinar. itu pipinya merah.

Hmmm.. Ma, Pa, hari ini juga kami pulang ke rumah yaa. Bagas menimpali

Sudah kangen sama si kembar, beberapa hari ditinggal cuma sama mbak nya.

Oh iya, hampir lupa aku kalau punya bayi kembar.. gak sabar pingin lihat mereka berdua. Dinar bebinar senang.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status