Share

sebelas

"Maa maaa maa maaa" Cerewet Ratu dipangkuan Dinar membuatnya tersadar.

"Ah kenapa ada sekilas penglihatan yang terlintas di pikiranku, apa yang sudah kulewatkan?"

"Pandangan siapa ini? aku atau kak Diana?"

"bagaimana bisa?"

"Aah kenapa kepalaku jadi pusing..". Dinar memijit pelipisnya yang mendadak nyeri.

Ratu menepuk nepuk lengan mamanya.

" Maam maam.. aaainn aaainnaan" celotehnya.

"Adek mau maen? sama mama?"

" Nen neen nen neen... "

"Nenen? apa mimik cucu? " refleks tangan kiri nya memegang dada, tangan kanan mengayun ayunkan didepan wajah Ratu, dan membuat gestur " Tidak bisa".

Dia kan belum pernah menyusui. Bagaimana bisa anak kecil ini meminta nenen padanya. geli pikiran Dinar yang absurd langsung menolak keinginan bayi bakpao itu.

"Bukan nenen itu Nara, tapi mainan itu". suara ngebas mengagetkan kedua ibu dan anak yang sedang bertatapan.

"Aapa? mainan mana yang dimaksud adek?" setengah malu Dinar bertanya pada orang yang tiba tiba duduk disampingnya.

"Ini" menyodorkan bo
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status