Share

Bab 22a

Aku menepikan motor di mulut gang dekat kosanku. Siomay yang sore tadi masuk ke perut seolah tak lagi dapat mengganjal rasa laparku. Cacing di pencernakanku meronta-ronta minta diberi jatah ransum.

“Mau makan apa?” tanyaku sambil menoleh ke belakang. Sekar menaikkan kaca helmnya. Matanya masih sembab, tapi dia sudah tak lagi menangis. Bisa jadi sembab akibat facial di klinik tadi juga. Yang jelas aku sedikit lega melihatnya.

“Seafood, boleh?” tanyanya mirip anak kecil minta jajan. Aku baru tahu sisi manjanya. Imut dan menggemaskan. Biasanya dia sok-sokan dewasa meskipun sangat polos.

Aku memindai deretan warung tenda di mulut gang itu. Tahu saja dia makanan mahal. Tanpa mengangguk, aku jalankan lagi motorku mendekati warung seafood di sana.

“Makan di rumah aja ya,” ujarku tanpa menawarinya menu. Aku sendiri saja yang pilih. Pilih beberapa macam, bisa sharing di makan berdua. Dari pada milih sendiri-sendiri, boros dan mahal.

Sekar mengangguk. Dia memilih menunggu di atas motor dib
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
melaty fitriani
gil liat tu cewe yg lu puja2 terlalu munafik
goodnovel comment avatar
Uly Muliyani
Sakina koq apa2 kasi masuk.d group..semua org kan jdi tau...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status