แชร์

Menikahi Mantan
Menikahi Mantan
ผู้แต่ง: CEAVEN

Dua Kata Sakral

ผู้เขียน: CEAVEN
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-06-11 21:52:24

DUA KATA SAKRAL

"Jasmine tolong berhenti balapan, Sayang!"

Kata-kata larangan sang bunda untuk Jasmine kembali terngiang.

Namun, gadis itu tetap pergi setelah mengiyakan permintaan sang bunda membawa dua orang bodyguard bersamanya.

Di pertandingan balapan kali ini, tidak ada yang tahu selain penyelenggara jika salah satu peserta mereka adalah seorang wanita.

Jasmine memang sengaja menutupi identitasnya. Semua mudah dengan uang, semua yang Jasmine butuhkan terpenuhi.

Seruan penonton di arena balap motor sport begitu bergemuruh, memberi semangat pada jagoan mereka masing-masing.

Jasmine yang sudah lama tidak balapan hari itu tidak kalah bersemangat kala terjun dalam sirkuit balapan.

Jasmine yang kembali di minta sang bunda untuk menikah, memilih menyalurkan rasa kesalnya pada hobi balapnya.

Mau secara langsung menolak permintaan sang bunda, gadis itu nyatanya tidak sanggup mengutarakan. Sebab sampai detik ini pun dirinya belum juga memiliki sosok untuk ia jadikan sandaran hati, di kala suka maupun duka seumur hidupnya.

"Alan ...."

"Alan ...."

"Alan ... kamu yang terbaik!"

Seru penonton yang dominan pada sebuah nama yang mungkin memang seorang winner di pertandingan balap motor belakangan ini.

Jasmine tidak mengenal sosok Alan itu, maka ia lebih memilih untuk tidak memperdulikannya.

Jasmine yang baru tiba di sirkuit setelah mengetahui hari ini ada pertandingan balap motor sport itu, memilih fokus pada kepuasan hati menyalurkan hobinya di lintasan balap motor kali ini.

"Nona berhati-hatilah!"

Suara salah seorang bodyguard wanita, yang terlibat percakapan di antara keduanya beberapa menit lalu.

"Kamu, sudah ketularan bawel seperti bunda."

Jasmine terkekeh seorang diri kala teringat kembali ocehan sang bodyguard wanita itu.

Beruntung saat tengah meraung-raungkan suara motor sportnya kali ini, Jasmine sudah menggunakan pakaian savety balapan yang lengkap dengan helm full face miliknya. Sehingga saat ia tersenyum atau bahkan tertawa sekalipun, tidak ada yang akan menyadari wajah cantiknya.

"Maaf, Nona. Saya hanya khawatir pada keselamatan Anda. Selama beberapa bulan terakhir ini, Nona sudah tidak lagi balapan atau hanya sekedar berlatih," ungkap sekretaris pribadinya. Sekretaris itu nyatanya tidak kalah khawatir dari sang bodyguard wanita tadi.

"Kamu, tidak perlu terlalu khawatir, Gina. Meski sudah lama tidak balapan. Insting pada hobi balapku ini masih sangat kuat untuk bisa menang di pertandingan kali ini,'" sahut Jasmine pada angin.

Jasmine memang bertekad di balapan kali ini untuk bisa memenangkan pertandingan. Meski ada sedikit kekhawatiran seperti yang sekretarisnya tadi utarakan.

Sebab memang benar adanya, dirinya sudah terlalu lama vakum tidak balapan atau sekedar berlatih saja pun tidak pernah. Namun, demi melampiaskan rasa kesal, kali ini ia harus bisa menang.

Brum ... brum ... brum ....

Jasmine menarik pedal gas motor sport miliknya untuk sedikit pemanasan berkeliling sirkuit sebelum melakukan balapan sungguhan.

Motor sport berwarna hitam dof keluaran Ducati kesayangan jasmine itu nyatanya mampu membuat Jasmine terlihat berkali-kali lebih keren.

Cukup satu kali putaran saja Jasmine melakukan pemanasan dengan motor sport kesayangannya itu, mengelilingi sirkuit yang akan di gunakan balapan kali ini.

Beberapa menit kemudian, lampu kuning sudah menyala, sebagai tanda persiapan para peserta menempati posisi balapan yang telah ditentukan melalui nomor undian.

Jasmine berada di urutan ke dua saat mengambil undian posisi start tadi.

Sedang urutan pertama terlihat Alan dengan pesonanya bertengger di sana.

Semua peserta balapan kini lengkap berada di posisi masing-masing. Lampu hijau menyala bersamaan dengan bendera yang dibawakan seorang race flag girl mengibarkan bendera bermotif catur sebagai tanda balapan telah di mulai.

Brem ... brem ... brem ....

Suara bising mesin motor sport saling bersahutan, mereka lepas landas serempak.

Alan nampak memimpin balapan masih sama bertengger di posisi terdepan seperti saat start.

Sedang Jasmine terlihat saling berebut posisi kedua dengan pembalap yang tadi berada di posisi ke tiga saat start di belakangnya.

"Ayo Jasmine, Lo harus bisa," ucap Jasmine menyemangati dirinya sendiri.

Bremmmm ....

Dengan kelincahan yang Jasmine miliki, gadis itu berhasil merebut posisi ke dua. Posisi pembalap ke tiga berjarak semakin jauh, lebih jauh dan akhirnya tertinggal cukup jauh dari Jasmine yang terus memacu pedal gas motor sportnya.

"Yess!"

Jasmine terus memacu gas motor di tangannya lagi dan lagi seolah tiada rasa takut demi sebuah ambisi kemenangan.

Setelah putaran ke tiga Jasmine berhasil menyusul pembalap yang berada di posisi ke satu.

"Nah, itu dia," gumam Jasmine.

Kini dua pembalap yang berada di posisi paling depan saling menyalip untuk mendahului.

Alan terlihat kesulitan melawan kelincahan pembalap yang bersaing dengannya itu.

Meski begitu Alan tentu tidak mau mengalah begitu saja.

Posisinya sebagai winner di beberapa kali balapan belakangan ini harus kembali dirinya pertahankan.

"Siapa, Dia? Dari motornya terlihat asing," celoteh Alan dalam hati. Ia mengira Jasmine adalah pembalap baru karena baru sekali ini melihatnya.

Padahal pada kenyataannya Jasmine justru pembalap lama yang beberapa bulan terakhir absen dari sirkuit balapan.

Untuk putaran ke empat, Alan memasang trik membiarkan Jasmine memimpin dengan jarak tetap dirinya jaga mengekor di belakang Jasmine.

"Yes, berhasil! Sekarang tinggal pertahankan posisi. Satu putaran terakhir gue yang jadi Winner," gumam Jasmine. Gadis cantik itu penuh percaya diri di balapan kali ini dirinya yang akan menempati posisi pertama sampai akhir.

Namun, ternyata setelah masuk putaran terakhir, lawan Jasmine yaitu Alan mulai menunjukan kemampuan balapannya.

Jasmine dan Alan bertarung sengit saling mendahului untuk memperebutkan posisi pertama. Hingga di 500 meter terakhir di mana posisi Jasmine masih memimpin. Alan dengan kecepatan penuh menarik pedal gas motor sport miliknya, melesat bak kilat mendahului Jasmine.

Jasmine justru terkejut saat Alan menyalip bak kilat tadi. Ban bagian depan motor sport Jasmine tergelincir ke pasir, bahkan parahnya gadis itu justru kehilangan keseimbangan hingga motor sport yang Jasmine kendarai ikut terpelanting ke pasir sepenuhnya.

Sorak gemuruh penonton menyambut kemenangan Alan seketika berubah menjadi teriakan histeris, kala kecelakaan motor sport tanpa diduga terjadi di detik-detik terakhir menuju kemenangan sang winner.

Motor sport yang Alan kendarai pun tinggal beberapa meter lagi mencapai garis finis. Namun, pria itu memilih memutar balik laju motornya kala menyadari terjadi kecelakaan pada pengendara yang baru saja ia salip itu.

Kecelakaan motor sport yang terjadi dengan jarak hanya seratus meter dari posisi kemenangan Alan membuat pria itu dengan cepat sampai di titik kecelakaan terjadi.

Alan memarkir motor sport miliknya di aspal sirkuit. Pria itu berlari dengan setengah sempoyongan, setelah berkendara dengan kecepatan tinggi menghampiri korban yang tak lain adalah Jasmine.

Saat Alan sampai di posisi Jasmine. Gadis itu masih setengah sadar dalam posisi tergeletak tak berdaya. Beruntung helm yang dipakai tidak terlepas dari kepala. Sehingga kemungkinan cidera kepala tipis terjadi. Tubuh Jasmine yang masih terbungkus baju savety juga belum terlihat ada luka yang parah di sana.

Dengan sigap Alan memangku kepala korban kecelakaan yang ia kira adalah seorang laki-laki.

"Maaf, aku izin membuka helm Kamu."

Alan kemudian membuka helm yang Jasmine kenakan tanpa menunggu jawabannya terlebih dahulu.

Srettt ....

Helm full face yang Jasmine kenakan pun kini telah terbuka. Rambut panjang Jasmine yang tadi tersembunyi di balik helm kini ikut terurai indah menyempurnakan wajah cantiknya.

Alan hampir reflek bangkit menghindarkan kepala Jasmine dari pangkuannya. Namun, tangan Jasmine berhasil menahan pergerakan reflek Alan.

"Menikahlah denganku."

Jasmine jatuh pingsan setelah mengucapkan dua kata sakral itu pada Alan. Darah segar dari kepala Jasmine terlihat mengalir di kening putih gadis itu.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Menikahi Mantan   BONUS ENDING

    "Mau coba cek dulu? Kita berhenti di apotik beli tes pack dulu, ya? Kamu kapan terakhir halangan?" Alan memberondong Jasmine dengan pertanyaan, setelah wanita itu lebih dahulu mematikan sambungan teleponnya dengan Gina.Jasmine memiliki pemikiran yang sama. Namun, keinginannya makan rujak kedondong lebih dominan. "Ck! Cari rujak dulu, Al! Lagian belum pasti juga, kan aku hamil," jawab Jasmine, santai. Fokusnya kembali pada benda pipih di tangannya, mengetik huruf di papan pencarian menanyakan tempat yang mungkin menjual rujak kedondong di sana.Cukup lama tidak ditemukan karena waktu memang sudah cukup malam. Ada kedai rujak cukup jauh lokasinya juga ternyata sudah tutup. Akhirnya Jasmine tidak kehabisan akal, mengetik huruf kembali mencari toko buah yang mungkin menjual buah kedondong. Wanita itu berniat membuat rujak sendiri nanti di rumah. Akhirnya, mobil Alan belokan ke sebuah super market besar yang ada di kota itu. "Harusnya di sini ada buah yang kamu, mau," tuturnya.Sebelum

  • Menikahi Mantan   ENDING

    "Saya mendapatkannya," ungkap Rio pada Alan, yang baru sempat melakukan panggilan setelah kesibukannya di Singapura."Di mana dia sekarang?" tanya Alan, to the point."Di rumah sakit. Keadaannya kritis," jawab Rio. "Istri anda belum saya beri tahu, sesuai permintaan anda," lanjutnya.Alan memang memperingatkan Rio untuk tidak menginfokan apapun pada istrinya, sebelum dirinya kembali ke tanah air."Saya usahakan pulang secepat mungkin," kata Alan. "Tetap jaga istri saya dari kejauhan."Alan memilih segera mematikan panggilan, usai mengingatkan Rio kembali. Waktunya tidak banyak di sana agar lekas bisa kembali ke tanah air secepat mungkin. "Istri kamu belum tahu berita di sosial media tentang seseorang tertembak di sekitaran apartemen tadi pagi adalah ulah detektif swasta yang kamu sewa." Gina mengirimkan notifikasi pesan pada Alan. Membuat laki-laki itu langsung melakukan panggilan telepon pada sekretaris pribadi Jasmine. "Iya, Alan," sapa Gina dari seberang telepon sana."Gue se

  • Menikahi Mantan   Tidak Menyangka

    Pukul sembilan malam Alan Alan benar-benar pergi ke Singapura lagi, mengikuti penerbangan terakhir hari itu."Aku harusnya ikut antar kamu ke bandara," ungkap Jamsine pada Alan. Wanita itu hanya Alan perbolehkan mengantar sampai basement apartemen saja."Jangan lagi buat aku gak jadi terbang," ujar Alan, mengomentari ungkapan istrinya. Sebenarnya sedari di rumah baru tadi Alan sudah hampir mengikhlaskan tender besar yang di Singapure. Pria itu tidak bisa pergi meninggalkan Jamsine dalam situasi genting seperti saat itu. Namun, pada kenyataannya wanitanya itu pandai meyakinkan Alan untuk tetap berangkat, tentu setelah mengiyakan permintaan Alan pindah ke rumah baru mereka besok pagi."Asisten rumah tangga sesuai spesifikasi kamu datang besok pagi," ucap Alan, sambil menghujani wajah Jasmine dengan banyak kecupan di sana.Jasmine mengangguk, "makasih, ya! Kalo sudah sampai segera kabari aku."Jasmine tahu Alan sedang berat meninggalkannya, sehingga wanita itu memilih tidak banyak menan

  • Menikahi Mantan   Kursi Tantra

    "Mau kasih lihat apa?" rengek Jasmine. Menarik-narik tangan Alan, meminta pria itu lekas memberitahunya. "Sebentar lagi, kamu tahu," ujar Alan. Membawa wanitanya ke sebuah kamar yang sudah ia dekorasi sedemikian rupa."Tutup mata! Dalam hitungan ke tiga baru kamu buka!" titah Alan pada Jasmine.Jasmine mengangguk patuh, mulai memejamkan mata.Ceklek!Handle pintu Alan tarik ke bawah, pintu kamar pun terbuka. Semerbak aroma kelopak bunga mawar seketika memenuhi indera penciuman Jasmine ketika baru memasuki ruangan itu."Satu ... dua ... tiga!"Jasmine membuka mata perlahan, tepat setelah Alan selesai menyebutkan angka tiga. Betapa bahagia hati wanita itu, dalam kesibukan Alan masih sempat menyiapkan ini semua untuknya.Jasmine merasa benar-benar beruntung dipertemukan kembali dengan mantan kekasih yang sekarang justru menikah dengannya. "Kamu udah nentuin kamar utama, kenapa tadi masih nanya?" beber Jasmine. "Sengaja mau ngetes?" imbuhnya.Alan hanya mengangkat bahu sebagai jawaban.

  • Menikahi Mantan   Datang Ke Rumah Baru

    "Ini apa?" tanya Jasmine. Alan yang mendengar pertanyaan itu langsung membungkukkan badan, melihat dengan seksama apa yang wanitanya pertanyakan."Paper bag lagi? Bunga itu," ucap Alan, pelan. Pergerakannya secepat mungkin ke arah luar mobil. Menyelisik ke sekeliling, mencari keberadaan orang yang mengirim itu. "Mungkin belum jauh?""Tadi dikunci, kan mobilnya sebelum masuk cafe?" tutur Jasmine, ingin memastikan."Tio yang bawa mobil. Tapi aku yakin dia udah kunci," jawab Alan, yang mengetahui sahabatnya itu bukanlah tipikal pribadi yang teledor.Alan masih mengedarkan matanya ketika menjawab pertanyaan Jasmine. Sayangnya Alan tidak bisa menemukan siapapun di sana. Tidak terlihat ada orang mencurigakan di area parkir dan sekitarnya. "Apa ini diletakan sedari tadi?" Tidak ingin menduga-duga seorang diri, Alan memilih mengambil benda pipih nya dari saku celana. Mencari nama Tio di sana."Iya, bro," sapa Tio, setelah mengucapkan salam terlebih dahulu seperti biasa. "Ke parkiran sekar

  • Menikahi Mantan   Ini Apa?

    Tap ...Tap ...Tap ...Langkah kaki Alan, menggema kala memasuki cafe yang sudah mulai sepi pengunjung di jam makan siang yang sudah jauh terlewat itu.Jasmine tersenyum lebar mendapati Alan datang menyusulnya. Kemudian berdiri guna menyambut laki-lakinya itu. "Padahal gak bilang mau datang!"Bibir ranum Jasmine mengerucut, sebagai respon dari kedatangan Alan yang tanpa memberi tahunya terlebih dahulu. Cup!Alan mencuri satu kecupan singkat di sana. "Jangan pancing aku sekarang," bisik Alan, tepat di samping telinga Jasmine.Ehem!Tio yang berdiri lima langkah di belakang Alan, berdehem guna mengingatkan. Bahwa di antara mereka berdua masih ada orang lain di sana."Dia kekeh mau nyamperin, Lo. Padahal kita tadi lagi banyak banget kerjaan," ucap Tio asal kemudian duduk di bangku kosong samping Gina.Gina yang mendapati Tio hadir, bahkan memilih duduk di sampingnya itu di buat gelagapan sendiri. Mau bagaimanapun mereka sudah cukup lama tidak bertemu. Tentulah membuat pertemuan itu ter

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status