Home / Romansa / Menikahi Om Mantan Pacarku / Chapter 1. Pengkhianatan?

Share

Menikahi Om Mantan Pacarku
Menikahi Om Mantan Pacarku
Author: Syafitri Wulandari

Chapter 1. Pengkhianatan?

last update Last Updated: 2025-04-29 10:22:53

"Ahhh..."

Sheina mengernyitkan dahinya bingung dengan suara asing yang terdengar di kamar Reno. Baru saja perempuan itu masuk ke apartemen kekasihnya itu karena ingin memberikan kejutan anniversary mereka yang ketiga tahun. Akhir-akhir ini Reno begitu sibuk, hingga Sheina yang yang mempunyai inisiatif memberi kejutan pada kekasihnya.

"Suara apa itu? Kenapa seperti suara—" Sheina tidak melanjutkan ucapannya karena berusaha untuk menyangkal pikirannya sendiri.

Sheina menggelengkan kepalanya mencoba menghilangkan pikiran buruk yang ada di otaknya saat ini.

Dengan langkah yang gemetar dan terlihat ragu Sheina berusaha menguatkan diri untuk melihat apa yang terjadi di dalam kamar Reno. Jantungnya berdegup sangat kencang karena suara-suara aneh itu semakin terdengar keras hingga ia menelan ludahnya dengan kasar.

Pintu kamar Reno sedikit terbuka, dengan gemetar Sheina berusaha membuka pintu kamar Reno memastikan siapa yang berada di kamar pria itu.

Seketika tubuhnya kaku, atmosfer di apartemen Reno menjadi sangat panas seakan pasokan udara di sini kian menipis hingga dada Sheina terhimpit dan hampir tidak bisa bernapas melipat apa yang terjadi di hadapannya sekarang. Dunianya seakan runtuh menyaksikan penghianatan kekasih dan sahabatnya sendiri.

Reno dan Rosa— kekasih dan sahabatnya sendiri begitu menikmati percintaan mereka tanpa mengetahui kedatangannya.

Apa yang ia pikirkan tadi ternyata benar. Mata Sheina langsung memanas melihat pemandangan yang begitu menjijikkan di depan matanya secara langsung. Bahkan kedua orang itu begitu menikmati percintaan mereka hingga perut Sheina merasa mual ketika melihat kekasihnya bercinta dengan sahabatnya sendiri.

Kesetiannya, kebaikannya, pada kedua orang itu dibalas pengkhianatan? Sungguh Sheina merasa hatinya begitu sakit. Namun sayangnya, tak ada luka dan darah yang terlihat di sana.

"Kamu sangat nikmat, Rosa!"

Deg....

Hati Sheina berdenyut sangat sakit ketika mendengar suara Reno yang memuji Rosa. Rasanya dunia berhenti sejenak bagi Sheina, matanya berkunang-kunang melihat adegan panas di hadapannya.

Namun, Sheina hanya terpaku melihat adegan di mana Reno dan Rosa sedang bergumul di atas ranjang dengan mengeluarkan suara yang menjijikkan terdengar di telinga Sheina saat ini.

Pacar dan sahabatnya mengkhianati dirinya. Bibir Sheina terasa keluh bahkan matanya terpaku menatap dua insan yang sedang di mabuk gairah tersebut.

"Kapan kamu akan memutuskan Sheina, Ren?" tanya Rosa yang berada di atas Reno saat ini. "Aahh... Ren ini enak banget!" racau Rosa yang membuat perut Sheina bergejolak mendengar suara Rosa yang menggelikan.

“Secepatnya, Sayang. Setelah ini aku akan memutuskan Sheina," sahut Reno dengan menyeringai menyentuh dua gundukan milik Rosa.

Keduanya tidak menyadari kehadiran Sheina di sana. Sheina meremas tangannya dengan kuat emosinya meledak saat mendengar ucapan Reno. Jadi, selama ini ia dijebak dan hanya dipermainkan oleh Reno dan juga Rosa?

Bruk...

Sheina melempar kue yang ia bawa ke arah Reno dan Rosa hingga keduanya terkejut.

"Kalian menjijikkan sekali!" teriak Sheina dengan keras.

Plak...

Plak...

Tanpa aba-aba Sheina langsung menampar keduanya yang tidak bisa mereka hindari karena keduanya masih menyatu dalam gairah kenikmatan.

"Kurang ajar sekali kamu, Sheina!" ucap Rosa dengan tajam memegang pipinya yang terasa panas.

"Itu tidak sebanding dengan rasa sakit yang aku rasakan karena perbuatan kalian berdua yang sangat menjijikkan itu," balas Sheina dengan emosi yang begitu meledak.

Sesak sekali dadanya saat ini, bahkan ia hampir kesulitan bernapas sekarang karena pengkhianatan dua orang yang sangat ia percaya setelah ibunya tiada.

Wajah Reno dan Rosa awalnya terlihat begitu tegang karena Sheina memergoki mereka secara langsung. Tetapi setelah itu ekspresi wajah Reno dan Rosa tidak terlihat bersalah sama sekali, mereka tersenyum mengejek ke arah Sheina yang membuat wanita itu mengepalkan kedua tangannya dengan kuat karena geram dan emosi yang menguasai hatinya.

"Wah ternyata ada tamu tak diundang datang. Mau ikut bergabung?" tawar Reno dengan santai dan tak merasa bersalah pun terhadap Sheina yang sudah menangis sekarang.

"Bajingan kamu, Reno! Jadi selama ini kamu mengkhianatiku?!" tukas Sheina dengan tajam.

"Kalau iya memangnya kenapa hmm? Sudah sejak lama aku ingin memutuskan kamu karena kamu tidak bisa diandalkan," jawab Reno tak merasa bersalah sedikitpun.

"Kalian benar-benar manusia menjijikkan!" ucap Sheina menatap keduanya dengan penuh kebenciannya.

"Jangan sok suci kamu, Sheina! Apa yang kamu jaga dari tubuhmu itu? Keperawanan? Pantas saja Reno muak dengan kamu karena kamu tidak bisa memuaskan dia," ucap Rosa dengan sarkas.

Sheina mendekat ke arah Reno dan juga Rosa. Dengan tangan gemetar dan dada yang naik turun karena emosi Sheina menampar Rosa.

Plak...

Sheina menampar Rosa sekali lagi. Ia sudah sangat muak dengan keduanya.

"Jaga mulut kamu ya, Rosa! Aku bukan wanita murahan seperti kamu yang dengan gampangnya menyerahkan tubuhku ke seorang pria!" ucap Sheina dengan marah.

"Kenapa kalian mengkhianati aku, hah? Apa salah aku sama kalian? Kalian sudah aku anggap seperti keluarga sendiri. Tapi apa, kalian bermain di belakang aku!"

Sheina meluapkan emosinya saat ini, ia berucap sesuai dengan kata hatinya. Ia tidak habis pikir dengan Reno dan Rosa, bahkan ia tertawa sumbang menertawakan kehidupannya yang sangat menyedihkan.

"Sayangnya sejak awal kami hanya memanfaatkan kamu, Sheina. Jangan terlalu polos jadi manusia," ucap Rosa dengan tatapan menghunus dan tersenyum mengejek ke arah Sheina.

Sheina membalas tatapan Rosa tak kalah tajamnya. Ia masih tak percaya dengan semua yang ia lihat dan ia dengar, ia masih berpikir ini mimpi. Namun, semuanya adalah nyata dan Sheina tidak bisa mengelak dengan kenyataan yang dihadapi saat ini.

"Licik sekali kalian!" gumam Sheina dengan dingin, berusaha untuk tegar walaupun hatinya hancur.

Matanya beralih kepada Reno. "Dan kamu!" tunjuk Sheina ke arah Reno. "Aku pastikan kamu dan dia akan menyesal telah memperlakukan aku seperti ini!" teriak Sheina berusaha tenang padahal ia sudah dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Memangnya apa yang bisa kamu lakukan? Kamu hanya perempuan miskin dan sok suci!" ucap Reno dengan mata menatap Sheina dengan rendah.

Sheina muak ia ingin menampar Reno. Namun, tangannya langsung ditahan oleh Reno dan memegangnya dengan kuat hingga Sheina meringis menahan sakit akibat cekalan Reno pada pergelangan tangannya.

"Dengar ya Sheina! Selama ini aku berpura-pura baik denganmu dan setelah tujuanku sudah tercapai aku akan mencampakkan dirimu. Kamu terlalu terbawa perasaan Sheina, aku sama sekali tidak mencintai kamu, Rosa lebih segala-galanya dari kamu."

"Lepas! Tujuan apa maksudmu, hah?" Sheina berusaha melepaskan tangannya dari Reno. "Kalian memang cocok. Sama-sama murahan! Ingat kalian akan menyesal telah memperlakukan aku seperti ini!" ucap Sheina dengan penuh peringatan.

"Kamu akan tahu nanti dan setelah ini hidupmu yang akan menderita, Sheina...hahaha..." teriak Rosa dengan tertawa.

Tangan Sheina terkepal dengan sangat erat, ia tidak menyangka jika sahabatnya yang sudah dianggap saudara sendiri berkhianat di belakangnya.

"Aku benci kalian berdua! Ingat karma akan menghampiri kalian berdua," ucap Sheina dengan tajam dan matanya berkilat merah.

Sheina keluar dari kamar Reno dengan perasaan yang begitu hancur bahkan ia mendengar tawa Reno dan Rosa saat melihat kepergiannya dari kamar Reno.

Rosa menatap Reno dengan tatapan menggoda. "Sayang, apakah kamu berhasil mengambil semua yang dimiliki Sheina?" tanya Rosa dengan serius.

"Tentu, Sayang. Setelah ini Sheina akan menjadi gelandangan!" sahut Reno dengan tersenyum licik.

"Bagus! Aku tidak suka melihat Sheina bahagia! Dia harus menderita!" gumam Rosa dengan penuh kebencian seakan ada dendam yang sudah menumpuk di dadanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Seruling Emas
Lanjut, thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 92. Hinaan

    Rayden merebahkan dirinya di samping Sheina, ia ingin mengelus perut wanita itu terlebih dahulu, dan menciumnya tanpa sepengetahuan Sheina.Setelah puas memeluk Sheina, ia memutuskan untuk keluar dari kamar. Ia tidak ingin Sheina mengetahui jika dirinya berada di sini.“Maaf saya belum bisa tidur bersama dengan kamu,” ujarnya dengan penuh rasa kecewa.Rayden keluar dari kamarnya, ia harus terbiasa tidur tanpa Sheina. Wanita itu harus diberi pelajaran terlebih dahulu, ia membuang rasa tak tega di dalam hatinya, agar bisa meninggalkan Sheina sendirian di sini.Lelah sekali ia hari ini, apalagi bertemu dengan Alex. Ia tidak ingin semakin emosi jika Sheina membuka matanya.Ada kehampaan di hati Rayden saat ini, tetapi egonya lebih besar daripada memaafkan dan mendengarkan penjelasan Sheina kepadanya. Ia harus memutuskan sesuatu setelah anak mereka lahir nantinya. Ia juga tidak mungkin hidup dengan seseorang yang ternyata adalah kekasih dari musuhnya sendiri, kan? Kebimbangan terus ia rasa

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 91. Gengsi Tapi Rindu

    Rayden langsung menarik kerah kemeja Alex saat lelaki itu sudah sampai di ruangan pria itu. Matanya yang begitu tajam menatap Alex, tetapi Alex hanya santai saja.“Santai, Bro. Duduk dulu,” ucap Alex dengan santai dan tak ada merasa takut sedikitpun pada Rayden yang begitu terlihat marah.“Saya tidak akan berbasa-basi di sini, Alex. Ada hubungan apa kamu dengan istri saya?” tanya Rayden dengan tajam.Alex melepaskan tangan Rayden yang ada di kerah bajunya, ia merapikan penampilannya. “Hubungan? Hubungan apa?” tanya Alex berpura-pura tidak paham apa yang di maksud Rayden.“Gak usah sok tidak paham, Alex!” gertaknya.Alex tentu saja terkekeh. “Kalau Sheina kekasih saya. Kamu mau apa hmm?” tanya Alex dengan tatapan mengejek.Bugh….Alex tidak bisa mengelak pukulan pria itu hingga sudut bibirnya berdarah. Ia menyekanya dengan tersenyum miring.“Jangan sesekali kamu mendekati istri saya lagi! Dengar Alex! Dari awal Sheina milik saya!” ucapnya penuh penekanan.“Karena itu saya yang memberin

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 90 Sikap Yang Dingin

    Sheina membuka matanya dengan pelan, tak seperti biasanya yang semangat. Kali ini, ia merasa sangat lemas sekali. Tubuhnya terasa begitu lelah, hembusan napasnya terdengar begitu berat.Ia baru bisa tidur ketika memeluk baju kotor Rayden, wangi yang tertinggal di baju itu membuat dirinya nyaman. Tetapi tetap saja, ia merasa ada yang kosong, karena Rayden tidak berada di sampingnya malam ini dan mungkin malam-malam seterusnya.“Mas,” gumam Sheina mengelus bantal yang biasanya menjadi tempat tidur Rayden.Matanya kembali memanas, buru-buru ia hapus dengan kasar air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya.“Aku harus menyiapkan pakaian untuk Mas Rayden,” gumamnya dengan semangat.Sheina menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya, ia berjalan ke arah lemari dan mencari pakaian untuk Rayden kenakan hari ini.Ia yakin setelah ini Rayden akan luluh kembali kepadanya, pria itu selalu meminta dirinya untuk mengenakan pakaian kerjanya tak lupa pula dengan dasi yang Rayden pakai.“Aku yaki

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 89. Pisah Ranjang

    Bagai tersambar petir di siang bolong, tubuh Sheina kaku mendengar ucapan Rayden yang ingin tidur terpisah dari dirinya. Suara Sheina tercekat, ia tidak tahu harus berkata apa lagi, air mata yang mewakili betapa terluka hatinya saat ini.“M-mas…”“Saya tidak ingin mendengar apa pun lagi, Sheina. Keputusan saya sudah mutlak. Silahkan kamu tidur di kamar ini dan saya di kamar sebelah,” ucap Rayden dengan tegas.Rayden membuat mukanya ke arah samping, jangan sampai ia luluh karena melihat wajah pucat dan sendu Sheina. Rayden mencoba untuk tidak peduli dengan wanita itu, walaupun jauh di lubuk hatinya yang paling dalam ia juga ikut merasakan sakit melihat Sheina menangis karenanya.Tetapi rasa kecewanya lebih besar, ia tidak ingin melihat wajah Sheina untuk sementara. Karena jika ia melihatnya, amarahnya semakin meledak dan Rayden tidak ingin itu terjadi. Ia masih punya hati untuk tidak menyakiti ibu dari anak-anaknya tersebut.“Please…dengarkan penjelasanku dulu,” pinta Sheina menangkup

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 88. Amukan Rayden

    Bugh…Bugh…Rayden terus memukul tembok dengan sangat keras, ia melampiaskan amarah dan amukannya di ruang kerjanya saat ini. Ruangan yang tadinya sangat rapi kini terlihat begitu sangat berantakan.“Sialan kamu Sheina!” teriaknya penuh amarah.Sungguh Rayden sangat kecewa dengan wanita itu, ia berusaha untuk denial dengan semuanya. Tetapi bukti sudah menjelaskan jika Sheina dan Alex—musuhnya sendiri mempunyai hubungan dan mungkin saja mereka merencanakan untuk menghancurkan dirinya melalui Sheina.Pemikiran itu terus mengusik hatinya, ada perasaan yang tidak bisa Rayden jelaskan bagaimana. Yang jelas hatinya begitu sakit melihat pengkhianatan itu terjadi di depan matanya sendiri.Darah segar mengalir dari sela-sela tangan Rayden, tetapi rasa sakitnya sama sekali tidak terasa dibanding rasa sakit di hatinya saat ini.Rayden mengacak rambutnya sendiri, emosinya sama sekali belum mereda. “Sheina milik saya, Alex. Saya akan menahannya di rumah ini hingga kalian tidak bisa bertemu kembali

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 87. Tuduhan

    Mata Sheina mengembun mendengar tuduhan Rayden yang begitu menyakitkan untuknya saat ini.“A-apa, Mas?” tanya Sheina dengan gemetar berharap apa yang ia dengar salah.Rayden menyeringai, menatap Sheina dengan jarak yang begitu sangat dekat. Wajah sedih Sheina membuat bagian hatinya tidak tega. Namun, apa yang ia lihat hari ini adalah kenyataan yang ada. Bahwa Sheina memiliki hubungan di belakangnya bersama dengan Alex.“Kamu wanita murahan, Sheina!” ulang Rayden dengan pelan tetapi penuh penekanan.Hatinya begitu sakit bersamaan dengan air mata yang jatuh di kedua matanya. “M-mas aku…”“Seharusnya saya tidak terlalu percaya dengan kamu, Sheina. Kamu memanfaatkan kebaikan saya selama ini,” ujarnya dengan sangat tajam.Rayden mencengkram dagu Sheina dengan kuat, ia mencoba tidak peduli melihat Sheina yang ketakutan karena amarahnya. “Kamu memiliki hubungan dengan Alex di belakang saya, kan? Kamu bekerja sama dengan Alex untuk menghancurkan saya? Licik sekali kamu, Sheina. Dan dengan bo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status