Beranda / Romansa / Menikahi Om Mantan Pacarku / Chapter 2. Kehancuran Sheina

Share

Chapter 2. Kehancuran Sheina

last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-29 10:33:21

“Ternyata kesetiaanku dipermainkan oleh mereka,” gumam Sheina dengan hati yang begitu sakit setelah keluar dari apartemen Reno.

Sheina pikir Reno adalah lelaki yang setia. Namun, ternyata apa yang ia pikirkan selama ini salah. Reno adalah pria yang begitu menjijikkan dan begitupun dengan Rosa, sahabat yang selama ini sudah Sheina anggap sebagai saudara kandungnya sendiri ternyata berhubungan dengan Reno di belakangnya.

"Kamu jahat banget, Ren. Ternyata kamu lelaki bajingan. Kenapa aku bisa jatuh cinta sama kamu dan gak sadar jika kamu itu hanya berpura-pura mencintaiku?" tukas Sheina dengan terisak.

Sheina berjalan seperti orang linglung sekarang. Orang-orang menatapnya dengan iba, tetapi semua itu tak Sheina hiraukan sama sekali. Ia berjalan tak tentu arah dengan air mata yang masih terus mengalir, kenangannya bersama dengan Reno berputar seperti film yang membuat Sheina berteriak dengan kencang.

"Aku membencimu Reno!" teriak Sheina tubuh yang ambruk ke tanah. Bahkan berulang kali ia mengatakan jahat kepada Reno.

Ia tak lagi kuat menopang tubuhnya sendiri. Sheina menangis dengan keras dan memukul dadanya sendiri yang terasa sesak. Bahkan ia tidak bisa menghilangkan adegan antara Reno dan Rosa di pikirannya.

Hancur?

Sudah pasti! Karena selama ini Sheina sangat mempercayai keduanya, tetapi yang ia dapat justru sebuah pengkhianatan.

“Hapus air mata kamu!” ucap seorang pria yang membuat Sheina tersentak karena pria tersebut menyodorkan sapu tangan untuknya

Namun, Sheina tidak menerimanya. Sheina malah menghapus air matanya dengan kasar, pandangannya begitu kosong sekarang.

“Kamu siapa? Lebih baik kamu pergi!” ucap Sheina dengan dingin karena tak ingin diganggu oleh orang asing.

“Rayden.” jawab Rayden dengan singkat.

Sheina tidak peduli dengan ucapan pria yang memperkenalkan diri kepadanya. Saat ini yang ia rasakan hanya rasa sesak. Kenapa kekasih dan sahabatnya begitu tega mengkhianati dirinya?

Rayden menarik tangan Sheina begitu saja dan memberikan gadis itu sapu tangan miliknya.

“Menangis tidak akan membuat masalahmu selesai,” ucap Rayden dengan dingin lalu meninggalkan Sheina begitu saja.

Sheina menatap sapu tangan pemberian Rayden—pria asing yang rela memberikan sapu tangan kepadanya.

Kata-kata Rayden terus berputar di pikirannya. Memang menangis tidak akan membuat masalahnya selesai. Namun, dengan menangis bisa membuat perasaannya tenang.

Memikirkan adegan panas kekasih dan sahabatnya membuat dada Sheina memanas. Sheina menghapus air matanya dengan kasar, tatapannya begitu tajam seakan Reno dan Rosa ada di hadapannya.

“Kali ini aku tidak akan tinggal diam saja. Aku akan membalas pengkhianatan kalian dan sakit hati yang aku rasakan,” gumam Sheina dengan dingin dan tangan terkepal.

***

Sesampainya di rumah Sheina langsung masuk ke dalam kamarnya, tubuh dan pikirannya sangat lelah rasanya Sheina sudah tak sanggup untuk berjalan saat ini. Tapi, melihat rumahnya yang berantakan membuat Sheina kembali panik. Semua barang-barang yang ada di rumahnya sudah berserakan di lantai.

Melihat ayah tirinya yang keluar dari kamarnya Sheina langsung mendekat dan berusaha tidak terlihat panik.

"Ayah ngapain di kamarku?" tanya Sheina dengan waspada.

"Berisik!" hardik Ayah tiri Sheina dengan dingin.

Sheina melihat map coklat yang dipegang ayah tirinya. "Itu sertifikat rumah ini, yah. Ayah mau apa sama sertifikat itu?" tanya Sheina. "Kembalikan, yah. Itu milik Sheina!" lanjut Sheina berusaha mengambil map tersebut namun ditahan oleh ayah tirinya.

"Ini sudah jadi milik saya. Kamu tidak berhak lagi, Sheina. Anggap saja ini adalah balas budi kamu terhadap saya!" ujar Ayah tiri Sheina dengan tegas.

Tentu saja ucapan ayah tirinya membuat Sheina terkejut. Balas budi? Memangnya apa yang sudah lelaki itu perbuat hingga ia harus balas budi kepadanya? Yang ada hanya penderitaan yang ia terima.

Wajahnya begitu galak menatap Sheina, selama ini ia tidak benar-benar menganggap Sheina sebagai anaknya.

"Kamu sama seperti ibumu yang sangat merepotkan, Sheina. Semua barang yang ada di rumah ini termasuk rumah ini sudah menjadi milik saya. Jadi, saya beri waktu kamu seminggu untuk pergi dari sini!" ucap Ayah tiri Sheina dengan sarkas.

"Gak bisa gitu, yah. Rumah ini milik Sheina. Kembalikan sertifikatnya!" sahut Sheina dengan panik berusaha mengambil map yang berada di tangan ayah tirinya.

Sheina berusaha melawan ayah tirinya. Namun, tenaganya tetap saja kalah dari ayah tirinya. Tubuhnya didorong oleh ayah tirinya dengan keras hingga Sheina terjatuh dan meringis karena sakit yang ia rasakan.

"Ayah gak berhak atas rumah ini. Ini milik Sheina," ucap Sheina dengan tegas.

Walaupun takut Sheina mencoba melawan, karena apa yang menjadi miliknya harus ia perjuangkan apalagi peninggalan ibunya yang sangat berharga.

Senyuman Dito terlihat sinis menatap Sheina. "Saya tidak peduli, Sheina! Rumah ini sudah milik saya," ucap Dito—ayah tiri Sheina dengan sarkas.

Dito meninggalkan Sheina begitu saja. Sheina berusaha mengejar ayah tirinya itu dengan sekuat tenaga. Cobaan apalagi ini Ya Tuhan? Kenapa cobaannya datang bertubi-tubi?

"Ayah kembalikan sertifikatnya itu milik Sheina, Ayah!" teriak Sheina tetapi sama sekali tidak dipedulikan oleh Dito.

Dito meninggalkan Sheina menggunakan motor entah milik siapa karena Sheina tidak mengetahuinya.

"Ayah!"

Sheina terus berteriak memanggil ayah tirinya. Namun, ia tidak bisa sebab ayah tirinya itu sudah melajukan motornya dengan sangat kencang.

Sheina menyeka air matanya, ia memasuki kamar dengan perasaan yang begitu miris karena kamarnya juga terlihat sangat berantakan akibat ulah ayah tirinya. Sheina dibuat panik kembali ketika teringat sesuatu di dalam lemarinya, ia dengan cepat mengeceknya dan ketika apa yang ia cari tidak ada ia langsung terduduk dengan lemas.

"Ayah, kenapa kalung ibu juga ayah ambil?" gumam Sheina dengan lirih.

Kalung emas pemberian ibunya juga diambil oleh ayah tirinya. Padahal kalung itu memiliki kenangan yang begitu berkesan bahkan Sheina rela tidak menjualnya walau dirinya dalam keadaan sulit sekalipun.

Bagaimana hidupnya setelah ini ketika semua barang berharga miliknya yang ada di rumah ini sudah diambil oleh ayah tirinya? Kini yang tersisa hanya cincin emas yang ia pakai dan sejumlah uang di ATM nya yang sudah ia tabung sejak bekerja di Cafe.

Kenapa hidupnya jadi seperti ini setelah ibunya tiada? Ingin sekali ia mengadu pada ibunya.

****

Dito sudah mengincar sertifikat ini sejak lama, ia memantau pergerakan Sheina dan ketika Sheina tidak ada di rumah barulah Dito bergerak dan sekarang ia sudah berhasil mendapatkannya, ia akan menjualnya kepada seseorang karena ia butuh duit.

Dito kalah main judi sehingga uang yang ia punya ludes dan membuat dirinya pusing. Namun, dengan adanya sertifikat ini Dito merasa senang karena ia sebentar lagi mendapatkan uang yang banyak.

Drrrtt..drrtt...

Ponsel Dito bergetar, ia langsung melihat siapa yang meneleponnya. Dito terkekeh senang karena orang yang ia pikirkan sejak tadi menelponnya.

"Halo, Bos." sapa Dito dengan senang.

"Bagaimana? Apa bisa kamu mengambilnya?" tanya seseorang tersebut dengan dingin.

"Sudah Bos. Sebentar lagi saya akan menemui anda untuk memberikan surat ini. Tapi saya mau uangnya sekarang juga," sahut Dito.

"Hahaha.. Tenang saja saya tidak akan lupa dengan apa yang sudah saya janjikan ke kamu, Dito. Bawa barang yang saya minta sekarang juga!"

"Oke, Bos."

Panggilan terputus begitu saja, Dito begitu senang karena sebentar lagi ia akan mendapatkan uang banyak. Dengan uang itu ia akan bersenang-senang, bahkan Dito sama sekali tidak merasa bersalah dan kasihan kepada Sheina, yang terpenting di dalam hidupnya hanya uang dan uang.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 92. Hinaan

    Rayden merebahkan dirinya di samping Sheina, ia ingin mengelus perut wanita itu terlebih dahulu, dan menciumnya tanpa sepengetahuan Sheina.Setelah puas memeluk Sheina, ia memutuskan untuk keluar dari kamar. Ia tidak ingin Sheina mengetahui jika dirinya berada di sini.“Maaf saya belum bisa tidur bersama dengan kamu,” ujarnya dengan penuh rasa kecewa.Rayden keluar dari kamarnya, ia harus terbiasa tidur tanpa Sheina. Wanita itu harus diberi pelajaran terlebih dahulu, ia membuang rasa tak tega di dalam hatinya, agar bisa meninggalkan Sheina sendirian di sini.Lelah sekali ia hari ini, apalagi bertemu dengan Alex. Ia tidak ingin semakin emosi jika Sheina membuka matanya.Ada kehampaan di hati Rayden saat ini, tetapi egonya lebih besar daripada memaafkan dan mendengarkan penjelasan Sheina kepadanya. Ia harus memutuskan sesuatu setelah anak mereka lahir nantinya. Ia juga tidak mungkin hidup dengan seseorang yang ternyata adalah kekasih dari musuhnya sendiri, kan? Kebimbangan terus ia rasa

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 91. Gengsi Tapi Rindu

    Rayden langsung menarik kerah kemeja Alex saat lelaki itu sudah sampai di ruangan pria itu. Matanya yang begitu tajam menatap Alex, tetapi Alex hanya santai saja.“Santai, Bro. Duduk dulu,” ucap Alex dengan santai dan tak ada merasa takut sedikitpun pada Rayden yang begitu terlihat marah.“Saya tidak akan berbasa-basi di sini, Alex. Ada hubungan apa kamu dengan istri saya?” tanya Rayden dengan tajam.Alex melepaskan tangan Rayden yang ada di kerah bajunya, ia merapikan penampilannya. “Hubungan? Hubungan apa?” tanya Alex berpura-pura tidak paham apa yang di maksud Rayden.“Gak usah sok tidak paham, Alex!” gertaknya.Alex tentu saja terkekeh. “Kalau Sheina kekasih saya. Kamu mau apa hmm?” tanya Alex dengan tatapan mengejek.Bugh….Alex tidak bisa mengelak pukulan pria itu hingga sudut bibirnya berdarah. Ia menyekanya dengan tersenyum miring.“Jangan sesekali kamu mendekati istri saya lagi! Dengar Alex! Dari awal Sheina milik saya!” ucapnya penuh penekanan.“Karena itu saya yang memberin

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 90 Sikap Yang Dingin

    Sheina membuka matanya dengan pelan, tak seperti biasanya yang semangat. Kali ini, ia merasa sangat lemas sekali. Tubuhnya terasa begitu lelah, hembusan napasnya terdengar begitu berat.Ia baru bisa tidur ketika memeluk baju kotor Rayden, wangi yang tertinggal di baju itu membuat dirinya nyaman. Tetapi tetap saja, ia merasa ada yang kosong, karena Rayden tidak berada di sampingnya malam ini dan mungkin malam-malam seterusnya.“Mas,” gumam Sheina mengelus bantal yang biasanya menjadi tempat tidur Rayden.Matanya kembali memanas, buru-buru ia hapus dengan kasar air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya.“Aku harus menyiapkan pakaian untuk Mas Rayden,” gumamnya dengan semangat.Sheina menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya, ia berjalan ke arah lemari dan mencari pakaian untuk Rayden kenakan hari ini.Ia yakin setelah ini Rayden akan luluh kembali kepadanya, pria itu selalu meminta dirinya untuk mengenakan pakaian kerjanya tak lupa pula dengan dasi yang Rayden pakai.“Aku yaki

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 89. Pisah Ranjang

    Bagai tersambar petir di siang bolong, tubuh Sheina kaku mendengar ucapan Rayden yang ingin tidur terpisah dari dirinya. Suara Sheina tercekat, ia tidak tahu harus berkata apa lagi, air mata yang mewakili betapa terluka hatinya saat ini.“M-mas…”“Saya tidak ingin mendengar apa pun lagi, Sheina. Keputusan saya sudah mutlak. Silahkan kamu tidur di kamar ini dan saya di kamar sebelah,” ucap Rayden dengan tegas.Rayden membuat mukanya ke arah samping, jangan sampai ia luluh karena melihat wajah pucat dan sendu Sheina. Rayden mencoba untuk tidak peduli dengan wanita itu, walaupun jauh di lubuk hatinya yang paling dalam ia juga ikut merasakan sakit melihat Sheina menangis karenanya.Tetapi rasa kecewanya lebih besar, ia tidak ingin melihat wajah Sheina untuk sementara. Karena jika ia melihatnya, amarahnya semakin meledak dan Rayden tidak ingin itu terjadi. Ia masih punya hati untuk tidak menyakiti ibu dari anak-anaknya tersebut.“Please…dengarkan penjelasanku dulu,” pinta Sheina menangkup

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 88. Amukan Rayden

    Bugh…Bugh…Rayden terus memukul tembok dengan sangat keras, ia melampiaskan amarah dan amukannya di ruang kerjanya saat ini. Ruangan yang tadinya sangat rapi kini terlihat begitu sangat berantakan.“Sialan kamu Sheina!” teriaknya penuh amarah.Sungguh Rayden sangat kecewa dengan wanita itu, ia berusaha untuk denial dengan semuanya. Tetapi bukti sudah menjelaskan jika Sheina dan Alex—musuhnya sendiri mempunyai hubungan dan mungkin saja mereka merencanakan untuk menghancurkan dirinya melalui Sheina.Pemikiran itu terus mengusik hatinya, ada perasaan yang tidak bisa Rayden jelaskan bagaimana. Yang jelas hatinya begitu sakit melihat pengkhianatan itu terjadi di depan matanya sendiri.Darah segar mengalir dari sela-sela tangan Rayden, tetapi rasa sakitnya sama sekali tidak terasa dibanding rasa sakit di hatinya saat ini.Rayden mengacak rambutnya sendiri, emosinya sama sekali belum mereda. “Sheina milik saya, Alex. Saya akan menahannya di rumah ini hingga kalian tidak bisa bertemu kembali

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 87. Tuduhan

    Mata Sheina mengembun mendengar tuduhan Rayden yang begitu menyakitkan untuknya saat ini.“A-apa, Mas?” tanya Sheina dengan gemetar berharap apa yang ia dengar salah.Rayden menyeringai, menatap Sheina dengan jarak yang begitu sangat dekat. Wajah sedih Sheina membuat bagian hatinya tidak tega. Namun, apa yang ia lihat hari ini adalah kenyataan yang ada. Bahwa Sheina memiliki hubungan di belakangnya bersama dengan Alex.“Kamu wanita murahan, Sheina!” ulang Rayden dengan pelan tetapi penuh penekanan.Hatinya begitu sakit bersamaan dengan air mata yang jatuh di kedua matanya. “M-mas aku…”“Seharusnya saya tidak terlalu percaya dengan kamu, Sheina. Kamu memanfaatkan kebaikan saya selama ini,” ujarnya dengan sangat tajam.Rayden mencengkram dagu Sheina dengan kuat, ia mencoba tidak peduli melihat Sheina yang ketakutan karena amarahnya. “Kamu memiliki hubungan dengan Alex di belakang saya, kan? Kamu bekerja sama dengan Alex untuk menghancurkan saya? Licik sekali kamu, Sheina. Dan dengan bo

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status