Dengan perasaan yang penuh tanda tanya Han menghampirinya Steve, ia benar-benar tidak mengira gadis yang berani dan ceroboh itu ada di dalam apartemen steve.
Mana mungkin Steve yang dingin dan tidak mudah mengizinkan orang asing mendekatinya tapi justru membiarkan seorang wanita muda yang baru ia kenal berada di dalam rumahnya.
Ini adalah hal yang baru bagi Han dan sengat membingungkan baginya. Meskipun Steve sangat sulit di tebak, tapi ini jauh di luar dugaan Han.
"Tuan Steve, kenapa gadis itu berada di sini?" tanya Han ragu.
"Itu karena kamu yang tidak becus melakukan pekerjaan, hingga aku harus turun tangan sendiri untuk mengurusnya!" jawab Steve sambil melirik Han.
Mata Zira melotot ke arah uang yang tertera nominal sepuluh juta pada kertas yang mengikat uang ratusan ribu itu, "apa ini artinya aku akan berhenti bekerja di sini?" ucap Zira sambil tersenyum setelah melihat uang di depan matanya.Itu adalah hal yang sangat menyenangkan baginya jika benar uang di hadapannya adalah simbol dia diberhentikan kerja di rumah Steve.Namun pertanyaannya justru di jawab dengan tatapan tajam Steve yang membuatnya langsung menggigit bibir dan menundukkan kepalanya kembali menghadap piring di depannya."Ya Tuhan, apa aku sudah salah bicara? kenapa dia menunjukkan muka singanya kembali?" gumam Zira dalam hati."Jika kamu berani mengatakan hal itu lagi, m
Zira merasa bingung bagaimana harus menjelaskan pada Rian, ia belum sempat mengatakan tentang alasannya malam seperti ini belum pulang."Masuklah, kita pulang sekarang, lagipula sangat bahaya jika seorang perempuan berjalan sendiri saat malam seperti ini."Zira mengangguk dan langsung masuk kedalam mobil, ia duduk di samping kemudi dengan perasaan canggung.Selama dalam perjalanan pulang suasana dalam mobil sangatlah tenang, bahkan bisa dibilang terlalu sepi karena mereka berdua saling diam.Zira merasa bingung harus bicara apa, ditambah ia masih terpikirkan dengan ucapan Bella tadi, mungkinkah dulu dia adalah wanita yang hina? dan pria di sampingnya saat ini adalah pria yang pernah ia goda dan rebut dari wanita lai
"Oh my God, Steve...! apa yang kamu lakukan!" hardik wanita paruh baya yang kini berada di ambang pintu ruangan dengan sedikit amarah di wajahnya, Cristin yang tengah duduk di pangkuan Steve pun sontak langsung berdiri. Wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu Steve itu pun langsung menoleh ke arah Han dan William yang tadi mencegatnya. "Jadi ini alasan kalian melarangku masuk," semprotnya pada kedua orang kepercayaan Steve tersebut dan ia pun kembali menatap putranya. "Mah kenapa harus bikin ribut di kantor, ada apa?" tanya Steve santai namun tak di jawab oleh mamanya. Roselly justru menatap tajam ke arah wanita yang tengah berdiri santai di samping putranya. Ibu mana yang akan suka jika melihat anak kesa
"Nyonyah Roselly maafkan perlakuan kami tadi," ucap Han."Heh! kalian ini benar-benar keterlaluan, aku ingin bertemu anakku sendiri saja kalian larang," ucap ketus Roselly pada mereka."Maaf Nyonyah tapi tadi kan kita punya alasan karena tuan sedang ada tamu penting," William memberi alasan.Plaakkk!Roselly memukul kepala William, sedangkan Han menahan tawanya saat melihat William yang meringis kesakitan sambil mengusap kepalanya."Dengar baik-baik Will, jika yang berada di dalam adalah istri Steve baru kamu boleh melarangku masuk, tapi kalo hanya sekedar wanita murahan yang tidak penting sama sekali, maka siap-siap saja kamu saya hukum!" gertak nyonyah be
Kali ini Han seperti tidak berdaya, ia benar-benar bingung dengan keinginan tuan mudanya itu, tiba-tiba ia pun mengingat sesuatu.Cristin, ia berharap wanita itu tidak mengecewakan Steve malam ini, jika Cristin bisa memuaskan Steve di atas ranjang maka selesai sudah semua masalah."Tuan, bagaimana jika anda mencobanya dengan Cristin," ucap Han.Steve mengingat wanita yang beberapa menit yang lalu ada di pangkuannya, wanita itu cukup menggairahkan dan membuat jantungnya sedikit berdebar.Steve tersenyum menatap Han dan mengucapkan keinginannya, "Atur tempat untuknya malam ini.""Baik tuan."******
"Beraninya kamu bicara seperti itu padaku hah! apa kamu sudah bosan hidup." Steve menatap tajam Cristin dengan tajam membuka wanita tersebut hanya bisa menggigit bibirnya.Dia benar-benar merasa takut dan menyesal dengan apa yang telah diucapkan, namun semuanya sudah terlambat dan diapun tau Steve bukanlah seorang pemaaf dan selalu serius dalam setiap ucapannya.Habislah riwayatnya kali ini, dia benar-benar sudah membangunkan seorang monster.Steve melepaskan rambut Cristin secara kasar hingga wanita itu tersungkur ke lantai, dia pun langsung pergi meninggalkan Cristin dalam ruangan tersebut."Sial! dasar pria tidak normal," gumam Cristin melihat kepergian Steve.
"Tuan! Kenapa anda ada di sini?" ucap Zira yang belum sepenuhnya tersadar dari tidurnya.Steve mengambil gelas di atas meja yang masih ada sedikit sisa air minumnya lalu menyiramkannya ke Zira .Byuuurr!Air membasahi wajah Zira membuatnya tercengang, Steve menatapnya tajam. "Apa kamu pikir aku membayarmu untuk tidur," ucapnya sinis, "cepat buatkan kopi untukku!" pintanya."Sebentar tuan, nyawaku belum kumpul semua!" ucap Zira malas.Braaakkk!Steve memukul sofa sekuat tenaga membuat Zira kaget dan langsung berdiri, dia pun segera bergegas ke dapur sambil bergumam, "Kenapa beruang itu tiba-ti
Ini bukan rumahnya dan tidak ada sehelai pakaian pun yang ia miliki disini. Zira menatap kearah lemari dan mencoba untuk membukanya."Hemmm ada pakaian wanita disini, apa mungkin ini adalah pakaian yang dia siapkan untuk wanita yang datang kemari untuk memuaskannya," gumam Zira.Zira mengambil salah satu baju tidur untuk dia kenakan, masa bodoh dengan pemiliknya saat ini, lagipula zira mengambil yang paling jelek diantara baju tidur yang ada, dia pun terpaksa memakainya, andaikan dia membawa baju miliknya mana mungkin dia sudi memakai pakaian orang lain.Zira mengambil ponselnya hendak menghubungi Mia, seketika matanya terbelalak saat melihat ponselnya tidak bisa dinyalakan karena kehabisan baterai.Mana mungkin dia