Share

Bertemu Kembali

Author: Jannah Zein
last update Huling Na-update: 2025-07-29 00:20:49

Bab 3

Kenapa mereka harus dipertemukan lagi? Apa belum cukup Albert memberinya luka yang teramat dalam, bahkan saking dalamnya luka ini sampai harus menjelma menjadi seorang bayi yang tak berdosa.

Kenapa dia harus bertemu kembali dengan pria kejam itu?

Naina mengeratkan dekapannya pada bayinya. Dia memandang bayinya dan pria itu secara bergantian.

Namun karena baru lahir, dia tidak bisa melihat dengan jelas garis-garis wajah yang ada pada Bilqis, apakah mirip dengan Albert atau tidak. Spontan ia menggigit bibirnya sampai merasakan perih.

Sungguh ia tidak pernah menyangka jika ternyata Gayatri adalah ibunda Albert. Selama menjalin hubungan dengan Albert, Naina memang tidak pernah bertemu dengan orang tua Albert, dan bodohnya Naina bahkan tidak pernah mencari tahu siapa orang tua pria itu, padahal keluarga Albert adalah keluarga yang cukup terkenal di kota ini.

Lagi pula, Edward dan Gayatri memang tinggal di luar negeri. Kedua orang tua itu hanya sekali datang untuk mengontrol bisnis keluarga mereka yang sekarang dalam pengelolaan Albert.

Andaikan ia tahu sejak awal bahwa Gayatri adalah ibunda Albert, maka ia tidak akan pernah sudi mengikuti perempuan paruh baya itu.

"Jadi kamu yang akan menjadi ibu susu dari bayi saya?" Suara pria itu terdengar begitu datar dan dingin. 

"Iya, Tuan. Saya Naina, yang akan menjadi ibu susunya baby Queen." Perempuan itu menunduk. Getir sekali. Dia seperti bukan Albert yang ia kenal dulu. Bahkan Albert bersikap seolah-olah tidak pernah mengenalnya dan baru pertama kali bertemu.

"Baiklah. Albert, sekarang kamu antar Naina ke kamar Queen, sekalian sebutkan peraturan-peraturan yang harus ia jalankan selama tinggal di rumah ini. Jangan sampai dia melanggar aturan yang sudah Mama buat," perintah Gayatri. Perempuan itu tanpa menoleh sedikitpun kepada Naina langsung pergi dari ruangan tamu.

Dari langkahnya saja terlihat terburu-buru, mungkin perempuan itu memang sedang ada urusan. Naina mencoba berprasangka baik, karena biasanya orang kaya memang seringkali sangat sibuk.

"Baiklah, Naina. Sekarang kamu ikuti saya." Pria itu memasukkan ponsel ke dalam saku celananya, lalu berjalan. Namun baru beberapa langkah, dia menghentikan langkah dan berbalik menghadap Naina. Tangannya terulur, mengambil tas yang dibawa oleh perempuan itu.

"Kamu terlihat sangat kesusahan membawa tas ini, jadi biar saya yang bawa."

Hanya itu ucapan yang keluar dari mulut Albert. Dia kembali meneruskan langkah. Sesekali menoleh ke belakang, memastikan Naina bisa mengimbangi langkahnya yang memang sedikit cepat.

"Ini kamar bayi saya, dan di sinilah kamu tinggal. Akan tetapi ingat, ada peraturan yang harus kamu jalankan selama tinggal di sini." Pria itu menghela nafas sembari membuang muka, menghindari bersitatap dengan Naina. Dia malah menatap bayinya yang tertidur lelap di box bayi yang memiliki model yang sangat cantik.

"Pertama, kamu harus mengutamakan menyusui bayi saya sebelum menyusui bayimu. Jadi saya harus memastikan bayi saya kenyang dengan ASI."

Deg. Hati Naina seketika teriris. Itu syarat yang terdengar wajar, tapi terasa menyakitkan untuk didengar.

Dia harus rela menomorduakan bayinya sendiri demi bayi orang lain.

"Yang kedua, saya bisa menerima bayi kamu tinggal di sini, tapi dengan syarat, dia tidak boleh menggunakan barang-barang milik bayi saya. Jadi kamu harus menyiapkan perlengkapan bayi sendiri. Apa kamu masih punya uang untuk membeli baju-baju bayi dan yang lainnya?"

"Iya Tuan, itu tidak masalah. Saya mengerti, barang-barang milik putri Tuan tidak akan saya pakaikan untuk bayi saya." Naina mengangguk.

"Iya, syukurlah jika kamu mengerti. Itu berlaku juga untuk peralatan mandi dan perawatannya. Saya nggak mau tahu ya. Kamu harus membeli sendiri keperluan bayimu, karena dia bukan tanggung jawabku!"

Nyes. Hati Naina seketika mencelos. Kata tanggung jawab membuatnya teringat kembali akan kejadian di malam itu. 

Apakah Albert akan kembali mengatakan hal yang sama seperti hari ini, jika tahu sebenarnya Bilqis adalah anak biologisnya?

"Iya Tuan, saya mengerti." 

Pria itu kemudian berjalan dan menunjuk ke sebuah kasur yang cukup tebal.

"Kamu bisa menidurkan bayimu di sini. Kasur adalah fasilitas yang saya berikan untuk kamu dan bayimu. Usahakan kamu dan juga bayimu bisa menjaga kebersihan selama tinggal di sini."

"Tentu saja, Tuan. Terima kasih banyak."

"Baiklah. Untuk hal yang lain, kamu bisa tanyakan kepada saya ataupun Mama. Dan untuk gaji kamh nanti, saya yang transfer ke rekeningmu setiap bulan. Apa kamu sudah punya nomor rekening?"

Naina langsung menggeleng. 

"Belum, Tuan. Tapi kalau Tuan ingin gaji saya lewat transfer, saya akan mengurusnya ke bank terdekat dengan rumah ini."

"Baiklah. Kalau begitu, saya tinggal dulu ya. Usahakan kamu urus bayi saya dengan baik, karena kamu bukan sekedar ibu susu, tapi juga baby sister. Kamu paham, kan? Dan satu lagi, jangan pernah memanggil bayi saya dengan panggilan baby Queen. Tetapi panggilah dengan gelar Nona Queen. Ingat itu."

***

Rasanya Naina ingin lari saja. Tidak sanggup rasanya bermain sandiwara setiap hari, berpura-pura tidak pernah mengenal Albert, hanya supaya orang tua pria itu dan orang-orang yang tinggal di rumah ini tidak tahu bagaimana masa lalu mereka. Naina pun merasa tidak sanggup jika setiap hari harus berinteraksi dengan Albert dan keluarganya. Dia pun tidak pernah bisa membayangkan jika harus menyusui bayi buah cinta mantan kekasihnya dengan istrinya yang artis dan cucu konglomerat itu.

Tapi Naira tidak punya pilihan. Dia butuh pekerjaan untuk bertahan hidup, dan hanya pekerjaan ini yang bisa ia lakukan. Jadi kalaupun dia tidak menerima pekerjaan itu, memangnya dia mau bekerja apa? 

Hanya pekerjaan ini yang memberinya tempat tinggal dan gaji yang lumayan, meskipun dia harus menomorduakan putrinya. Semoga saja bayinya mengerti bahwa dia tidak bermaksud untuk melebihkan menyayangi anak orang lain, tetapi semua ini dia lakukan terpaksa agar Bilqis memiliki masa depan yang lebih baik kedepannya. 

Dialah yang harus berjuang untuk menjamin masa depan Bilqis, bukan Albert sebagai ayah biologisnya.

Tidak mungkin kan jika dia bilang jikalau Bilqis adalah anak biologis Albert?

Oh, tentu saja. 

Biarlah rahasia itu ia bawa sampai mati. Tidak ada gunanya juga Bilqis tahu siapa ayah biologisnya. Pernikahannya dengan Revan sudah memberikan status untuk putrinya, meskipun Revan sudah meninggal dunia.

Dan yang paling penting, Naina masih punya harga diri untuk tidak menjadi pelakor, meskipun peluang itu mulai terbuka sejak ia menginjakkan kaki di rumah ini. 

Jangankan menjadi pelakor, bertemu saja Naina tidak mau andai tidak terpaksa. Dia sudah sangat muak dengan pria itu, apalagi sejak pria itu malah meninggalkannya demi menikahi perempuan lain, lalu merenggut sesuatu yang paling berharga dari dirinya.

Hanya dua tahun. Dan setelah itu ia harus pergi sejauh-jauhnya dari pria yang satu itu.

Naina menaruh baby Queen dengan sangat hati-hati, kembali ke dalam box bayi setelah bayi mungil itu tertidur. Sesudah itu dia kembali ke kasur dan mulai menyusui bayinya. 

Air matanya kembali berguguran. 

"Maaf Sayang, Mama terpaksa harus mendahulukan menyusui non Queen ya, karena itu pekerjaan Mama." 

Dadanya terasa sesak. Sebelah tangannya mengusap kepala putrinya dengan penuh kasih sayang.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Bukan Inginku Ada Diantara Kalian    Kembalilah Ke Rumah, Nak

    Bab 76Gayatri terdiam untuk sesaat. Perasaannya sulit untuk ia jabarkan. Dia hanya bisa menatap bayi yang baru saja bisa duduk itu. Memang, Bilqis terlihat sangat cantik. Wajahnya pun sangat mirip dengan Albert. Tak diragukan lagi jika Bilqis memang darah daging Albert, putra mereka. Namun, entah kenapa rasanya dia tidak bisa menerima kenyataan, kenapa putranya harus menanamkan benih di dalam rahim seorang wanita rendahan seperti ini?Bagaimana tanggapan keluarga besarnya kelak jika dia mengangkat seorang menantu dari kalangan rendahan, dari rakyat jelata, kasta terendah. Gayatri yang memiliki nama lengkap Dewi Ajeng Gayatri adalah wanita berdarah bangsawan. Silsilah keluarganya tersambung dengan keluarga kerajaan di masa lalu. Adat dan tradisi masih melekat dalam keluarganya, sehingga dia tidak bisa memilih orang sembarangan sebagai menantu.Seperti halnya dia sendiri yang akhirnya menikah dengan pria yang masih kerabat kerajaan Inggris, namun memilih menjadi mualaf dan tinggal di

  • Bukan Inginku Ada Diantara Kalian    Ini Opa, Bilqis

    Bab 75"Akhirnya Mama sudah tahu, kan, gimana menantu kesayangan Mama itu? Makanya, Ma. Jangan memandang sesuatu itu hanya dari bebet, bibit dan bobot saja. Keturunan yang baik tidak menjamin, contohnya Cherry. Mungkin Mama menganggap jika dia itu anak sahabat mama, cucunya orang terkenal di negeri ini, artis terkenal. Tapi kenyataannya?""Iya, Mama mengerti. Mama akan pikirkan semuanya," sahut Gayatri. Sebenarnya dia sudah muak dengan bujukan suaminya. Namun sepertinya kali ini Edward pantang menyerah, dan Gayatri terpaksa meladeni.Entah apa yang dilihat Edward dari Naina. Perempuan itu cuma perempuan kampung yang tidak punya keluarga dan hidupnya pun pas-pasan. Bahkan untuk bertahan hidup saja, harus menjadi ibu susu anak dari mantan kekasihnya sendiri. Betapa mirisnya."Jangan cuma dipikirkan, Ma, tetapi dilakukan. Papa ingin sekali menjemput cucu papa agar tinggal di sini. Rumahnya di sini, di rumah utama keluarga kita.""Tapi Mama nggak suka dengan ibunya.""Nyatanya cucu kita

  • Bukan Inginku Ada Diantara Kalian    Membujuk Gayatri

    Bab 74"Aku pikir kamu bisa diajak kerjasama, Cher, mengingat di antara kita tidak ada hubungan apapun. Pernikahan kita murni karena bisnis. Aku bisa menerimamu sebagai wanita pilihan Mama, tapi sayangnya kamu tidak bisa menjaga harga dirimu sendiri. Bukan aku yang mempermalukan keluargamu, tetapi justru kalian mempermalukan diri kalian sendiri. Kalian yang tidak bisa menjaga diri dan nama baik." Dadanya turun naik. Namun tangannya tanpa sadar menggenggam tangan Naina. Tidak ada penolakan dari perempuan itu. Rasa hangat menjalari tubuh Albert. Tangan lembut dan rapuh yang sudah lama tidak ia sentuh. Genggaman yang selanjutnya ia tarik perlahan. Albert mencium tangan itu dengan lembut dan penuh perasaan cinta di hadapan semua yang ada di sini. Seketika Cherry dan Jelita membuang muka."Aku pastikan tidak akan mundur sedikitpun, walaupun kamu dan kedua orang tuamu melakukan segala cara untuk menggagalkan perceraian kita. Aku tidak akan pernah mau rujuk kepadamu!""Dan ingat...." Alber

  • Bukan Inginku Ada Diantara Kalian    Kalah Telak

    Bab 73Namun Albert tidak terlihat terkejut, berbeda dengan Naina dan Novia. Bahkan keduanya saling bertukar pandangan dalam durasi beberapa menit."Kurasa itu tidak masalah buatku. Setelah perceraian kita, kamu bisa minta tanggung jawab kepada bapak biologisnya," ujar Albert santai."Al!" pekik Cherry tertahan. Dia menatap semua orang di sini secara bergantian. Malunya luar biasa. Dia yang membuat pengakuan, tapi dia sendiri yang malu. Dia tidak menyangka reaksi Albert begini."Tidak usah sok bikin drama, Cher. Aku nggak kuat buat bayar kamu menjadi tokoh utama di dalam sinetron. Kamu cukup hubungi para produser atau sutradara, lakukan cara yang biasa kamu lakukan agar kamu menjadi bintang utama sinetron yang akan mereka buat." Albert kembali berujar sinis. Dari Yolanda dia berhasil mengetahui semua seluk beluk tentang perempuan itu. Ini bukan cuma soal Erka, bahkan Albert jadi ragu siapa sebenarnya ayah biologis Queen. Bagaimana kalau dia bukan anak Erka, tetapi anak dari seseorang

  • Bukan Inginku Ada Diantara Kalian    Al, Aku Hamil...

    Bab 72Novia merasa ragu, takut, dan sedikit cemas. Namun, perempuan muda yang tengah berdiri tepat berada di depan pintu itu masih tampak sabar menunggu. Dia memencet tombol berkali-kali dan suara denting lonceng berbunyi berulang-ulang, memecah keheningan suasana rumah ini.Akhirnya Novia memutuskan untuk berani. Dia memutar kunci, lalu kenop pintu. Pintu pun terbuka. Dan, sosok perempuan itu kini terlihat jelas berdiri di depannya."Halo Mbak, selamat siang. Apa benar ini rumah Naina?" tanyanya sopan.Novia seketika mematung. Ternyata benar, perempuan ini memang mencari Naina. Lalu apa hubungannya perempuan yang tak ia kenal ini mencari Naina? Tidak mungkin perempuan ini adalah Revi. Soalnya Naina pernah bilang, jika Revi dalam keadaan hamil. Sementara perempuan di hadapannya ini tampak langsing. Tapi apakah Revi sudah melahirkan? Tanpa sadar Novia langsung menunjukkan pandangannya pada perut perempuan itu, perut yang rata, langsing dan kencang. Tidak ada tanda-tanda perempuan i

  • Bukan Inginku Ada Diantara Kalian    Siapa Yang Datang?

    Bab 71Tanpa menunggu jawaban Naina, Albert langsung memindahkan Bilqis dan Queen ke dalam stroller."Ayo kita piknik, anak-anak!" serunya antusias seraya mendorong stroller menuju ke halaman belakang.Melihat Albert yang begitu antusias, akhirnya Naina terpaksa berjalan mengiringi mereka, walaupun hatinya merasa tak nyaman. Dia sangat takut melihat pria itu begitu bersemangat. Lalu apa yang bisa ia lakukan untuk meredam semua ini?Diam-diam dia kembali merenungkan ucapan Novia. Tidak ada yang mudah dari sebuah pilihan yang diambil. Mau pergi jauh ataupun menghadapi semua ini, semuanya sama saja. Pergi jauh pun, Albert akan selalu bisa mendeteksi di mana keberadaannya. Jadi percuma saja. Naina sudah membuktikan itu. Walaupun Roy begitu rapat menyembunyikannya, tetap saja Albert akan mencari cara agar bisa bertemu dengannya dan keluar dari syarat yang diajukan oleh Roy.Tidak ada gunanya main petak umpet. Berujung Naina yang kalah.Pria itu sangat cerdik, bahkan mungkin setengah licik

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status