Share

81.

Author: El Alfun27
last update Last Updated: 2024-12-31 22:49:26

Suasana sore di pesantren Al Muhajirin begitu hening dan terkondisikan. Para santri dengan khusyuk menyimak dan mendengarkan disetiap penjelasan dari ustadz. Seperti saat ini, kelas madrasah Aliyah yang sedang diajar oleh Fatah. Hari ini jadwal Fatah untuk mengajar.

“Sebenarnya saya merasa sangat kurang untuk menyampaikan ilmu di depan santri Al Muhajirin. Tapi gimana lagi ini permintaan dari Abah kyai sendiri, saya usahain saya akan menyampaikan dengan baik, jadi mohon bantuannya untuk mendengarkan sampai selesai,” ucap Fatah di depan kelas sepuluh madrasah Aliyah.

“Qanaah itu merupakan sikap merasa cukup, menerima sesuatu yang sudah menjadi miliknya dan tak merasa kurang. Qonaah merupakan sikap mahmudah yang berarti sikap baik yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita mempunyai sikap qanaah ini maka kita akan selalu merasa cukup dan tak merasa kekurangan. Kita akan selalu bersyukur atas semua hal yang ada dalam diri kita. Serta kita akan jauh dari sikap rakus at
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menjadi Istri Duda Muda   192

    Sesampainya di sekolah, dengan sengaja bahu Tasya disenggol dengan cukup keras. Dan membuat Tasya tersungkur ke lantai mengenai kerikil."Awww …" Keluh Tasya meringis memegangi lututnya yang terluka, sampai tergores sedikit mengeluarkan cairan berwarna merah.Seseorang yang sengaja menyenggol Tasya hanya tersenyum miring. "Upss, sorry. Sengaja!" Ledek perempuan itu yang sangat tak asing bagi Tasya.Keadaan sekolah yang masih teramat pagi, sepi dan tak banyak yang datang. Hanya beberapa orang saja, saat kejadian itu Tasya terjatuh tanpa ada yang melihatnya.Perempuan yang menyenggol Tasya menjulurkan lidah. Seolah Tasya pernah melakukan suatu kejahatan keoadanya hingga dia bisa berbuat hal nekad seperti tadi. "Gisel, Lo apa-apa an?" Sentak Tasya berdiri.Gisel seorang diri, tanpa ditemani oleh anggota geng nya yang teramat centil itu. Tasya menajamkan tatapannya, agar tak selalu dianggap lemah oleh lawan yang sedang dihadapannya ini.Gisel merasa acuh tak acuh, lalu melengos menatap s

  • Menjadi Istri Duda Muda   191

    Gibran pun bingung saat sang teman yang paling bar barnya menanyakan jawaban. Ustadz Mahmud hanya menggelengkan kepala."Loh, gimana Andre. Kok kalah sama Gibran yang santri pindahan ini. Harusnya kamu lebih pro dong, dari Gibran," sindir Ustadz Mahmud."Ya gimana ya Ustadz. Saya ini kan santri istimewa. Sebenarnya saya juga sudah pro, cuma ya gak enak lah sama teman lain," ungkap Andre sambil menahan tawa.Semua teman satu kelasnya tertawa mendengar celoteh Andre. Memang benar jika suatu perkumpulan akan ada seseorang yang menjadi tukang buat kelucuan. Sebab tanpa ada yang seperti itu maka terlalu serius juga tak baik."Kamu ini, dasar santri aneh. Ya sudah Gibran kamu sebutin macam-macam hadits Ahad," pinta Ustadz Mahmud."Baik Ustadz, macam-macam hadits Ahad itu iala Hadits Masyhur yang dimana perawinya ada tiga yang meriwayatkan hadits. Kemudian hadits Aziz yang perawinya ada dua dan hadits Garib yang hanya ada satu perawi saja," jawab Gibran dengan sangat lancar."Nah, bagus ini

  • Menjadi Istri Duda Muda   190

    Tasya menatap kamarnya yang terang, sangat menyilaukan matanya yang baru terbuka. Perlahan dia menatap sekeliling, itu benar kamarnya. "Aakhh." Tasya meringis, kepalanya begitu pening.Pikiran nya kembali ke kejadian tadi, untung ada seseorang yang segera menolongnya. "Kak, gimana keadaan nya?" Tanya Intan, dia begitu panik saat tau Tasya pingsan di tengah jalan tadi."Tasya udah mendingan Ma. Tasya kok bisa ada disini, siapa yang nolong Tasya?" Tasya menatap lekat sang Mama yang tampak khawatir."Nak Delvan, dia sudah pulang barusan saja ini. Nak Delvan sudah cerita semuanya, Kamu kalau mau diantar lain kali mau ya, jangan sok berani kayak tadi. Untung Nak Delvan ngikutin kamu loh Kak." Peringat Mama Intan memijat lengan Tasya yang sedikit berisi itu."I-iya Ma." Tasya meringis saat sang Mama berceloteh. Kesalahan yang sangat fatal, jika sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan jika Tasya tadi tidak ada yang menolong.Esok paginya, Tasya berangkat sekolah seperti biasa. Hari ini

  • Menjadi Istri Duda Muda   189

    Delvan memberenggut, menatap Tasya semakin dalam. "Gak ada tapi-tapian Sya." Pungkasnya.Mama Intan membawa nampan berisi dua gelas susu rasa vanilla dan strawberry. Tak lupa juga kue dessert yang baru dibuatnya. "Silakan di dinikmati ya nak Delvan.""Eh Tante, gak usah repot-repot segala." Delvan merasa tidak enak, pasalnya dia datang untuk bertemu dengan Tasya."Ini gak repot kok Nak. Ouh iya Kak, diminum ya susu strawberry nya. Biar badan kakak segera fit." Lalu Mama Intan meninggalkan mereka berdua lagi.Keduanya kembali hening, tanpa ada yang ingin melanjutkan pembicaraan yang belum usai. Tatapan mereka menyendu, entah apa yang sedang mereka pikirkan lagi.Tapi yang jelas, keduanya dalam kebimbangan. Bullying yang Tasya rasakan kembali membawa trauma, entah sampai kapan dia akan terbebas dengan hal yang begitu berdampak kurang baik dalam hidupnya. Haruskan dia pindah sekolah lagi?"Yang bully Lo Gisel kan?" Tanya Delvan tepat sasaran. Dia sudah menduganya dari kemarin, tapi sedi

  • Menjadi Istri Duda Muda   188

    "Tasya jebak gue digudang, terus main Jambak rambut gue, Thur." Bela Gisel dengan memelas."Heh, Lo dan kedua teman Lo yang jebak gue. Dasar fitnah." Tasya semakin erat menjambak rambut Gisel. Emosinya sudah tidak stabil. Dia semakin membenci pembullyan. Sudah cukup bersikap sabar, karena akan tetap saja menyakitkan."Diam, kalian semua ikut ke ruang BK. Biar Bu Nada yang bakal hukum kalian!" Arthur menatap tajam ke empat perempuan yang sudah acak-acakan. Ke empat siswi itu sudah berada di ruang BK yang sangat misterius. Bagaimana tidak begitu, suasananya begitu hening dan sekarang di depan mereka sudah ada guru killer yang selalu mengurus siswa yang bermasalah.Perempuan berumur setengah abad itu yang disebut Bu Nada, menatap ke empat siswi itu bergantian. Pandangan nya seolah-olah ingin membunuh."Tasya! Kamu itu siswa baru disini. Harusnya jangan membuat masalah." Ucapnya.Tasya menelan ludah, susah payah dia membuka suara dengan terpaksa. "Maaf Bu, tapi memang bukan saya pelakun

  • Menjadi Istri Duda Muda   187

    Tasya melihat perempuan itu semakin mendekati Delvan. Namun laki-laki yang sedang berpakaian santai itu terlihat acuh tak acuh. "Kamu kenapa kok diluar sih?" Tanyanya sekali lagi."Bukan urusan Lo." Jawab Delvan ketus. Mengikis jarak dengan perempuan yang dipanggil mama itu."Gak boleh gitu Delvan, kita harus sering berbincang agar hubungan kita semakin dekat." Senyuman nya manis menatap lekat ke arah Delvan."Gila Lo ya." Delvan beralih mendekat ke Tasya."Dia siapa Van? Biasa banget tampilan nya. Gak cocok banget deket sama kamu." Perempuan itu menunjukkan ekspresi tidak sukanya saat menatap Tasya.Tasya yang hanya berdiri memaku di tempat, di hadapannya sekarang terlihat percakapan kedua insan. Lalu Tasya beranjak dan menghidupi motor pink maticnya itu. "Sya." Delvan memanggil namun yang dipanggil sudah tancap gas. Tanpa melihat ke belakang lagi. Tasya meninggalkan rumah Delvan dengan sejuta pertanyaan."Lo apa-apa an sih kesini! Pergi sekarang sebelum gue panggilin Lo satpam." Uc

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status