Beranda / Romansa / Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan / Bab. 334: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

Share

Bab. 334: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

Penulis: Faoo pey
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-26 23:51:43

Tatapan semua orang langsung beralih dari burung pipit kecil itu ke arahnya.

Fahira berdiri, menatap penuh cemas. "Adnan, dari mana saja kamu?"

"Aku baru saja kembali dari kantor polisi," jawabnya datar.

Ia berjalan mendekat dan duduk di samping Agatha. Wajahnya sama sekali tanpa senyum, membuat suasana di ruangan ikut menegang.

"Adnan, apa yang kamu lakukan di kantor polisi?" Senyum di wajah semua orang pun sirna.

Adnan melirik sekilas ke arah Agatha sebelum berkata, "Ada kabar buruk. Orang tua Aidan melompat ke danau dan meninggal. Jenazah mereka sudah dibawa untuk diautopsi, guna memastikan apakah itu benar-benar bunuh diri atau ada unsur pembunuhan."

Semua orang terperanjat mendengar kabar itu—kecuali Agatha.

Fahira buru-buru bertanya, "Apakah mereka berdua yang berada di Danau Mushan?"

Adnan mengangguk. "Ya. Apakah ibu juga pergi ke Danau Mushan hari ini?"

"Benar. Saat kami tiba di sana, tubuh mereka masih mengapung di air. Sulit dipercaya, mengapa mereka melakukan hal seperti it
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 353: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Begitu pintu tertutup, pria idiot itu kembali melampiaskan hasratnya dengan cara yang kejam dan tidak berperasaan.Laras hanya diam. Ia tidak lagi melawan. Semua ini sudah menjadi rutinitas menyakitkan yang terjadi hampir setiap hari.Selama pria itu menginginkannya, ia akan memaksanya tanpa peduli waktu, tempat, atau siapa pun yang ada di sekitar.Setiap kali itu terjadi, tubuh Laras terasa seolah dikoyak. Ia ingin menjerit, ingin mati saja daripada harus menanggung semuanya lagi. Tapi tubuhnya lemah. Ia tak punya kekuatan untuk melawan.Meski pria itu bodoh, tenaganya besar — dan di hadapannya, Laras hanyalah selembar daun yang terombang-ambing.Ketika semuanya usai, pria itu tertidur pulas di sisi ranjang, napasnya berat dan bau alkohol menyengat. Ia tidur seperti binatang kenyang.Laras memandanginya lama. Tatapannya kosong, namun dalam hati bergolak api kebencian yang sudah tak bisa padam.Air mata mengalir tanpa ia sadari, jatuh di pipi yang lebam dan penuh luka.Hatinya sudah m

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 352: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Kepala desa mengangguk pelan. “Baiklah, kalian berdua bisa membicarakannya dulu.”Keduanya bangkit dan berjalan keluar menuju halaman. Udara malam menusuk kulit, namun ketegangan di antara mereka jauh lebih dingin daripada angin itu sendiri.Sementara itu, Meita mendekat ke Adnan dan menurunkan suaranya. Wajahnya serius, matanya penuh iba. “Tadi, saat aku pergi ke rumah Paman Keduaku,” katanya perlahan, “Bibi Keduaku memanggilnya untuk makan malam. Tapi alih-alih menjawab, dia malah menampar wajah Bibi kedua sampai terjatuh ke tanah.”Nada suaranya bergetar menahan emosi. “Ketika Paman Kedua pergi ke rumah si idiot itu, Bibi Kedua keluar diam-diam dan memohon bantuanku. Dia... dia sangat menyedihkan, Tuan Adnan. Katanya, karena tak bisa punya anak, setiap hari dia dipukuli tanpa ampun. Kalau begini terus, cepat atau lambat dia akan mati. Kuharap kalian bisa menolongnya juga. Tolonglah, aku mohon.”Adnan terdiam lama. Ada kilatan iba di matanya, tapi ia menunduk pelan. Ia tahu betapa p

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 351: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Begitu sampai di rumah paman keduanya, Meita langsung disambut oleh pemandangan yang membuat darahnya mendidih.Pria itu menampar istrinya tanpa ampun hanya karena ia memanggilnya makan. Suara tamparan itu menggema keras di udara yang dingin. Wajah wanita itu memerah, tubuhnya terjatuh ke lantai tanah, sementara suaminya berdiri dengan napas tersengal penuh amarah.Meita menatap pemandangan itu dengan jijik. Sudah sejak lama ia tidak menyukai pamannya ini, tapi kali ini… rasa bencinya benar-benar memuncak. Ia menatap wanita muda yang ditampar itu — bibinya, yang ternyata hanya sedikit lebih tua darinya.Begini, ya, nasib para menantu perempuan yang dibeli…Ia menggigit bibirnya dengan getir. Hampir semua perempuan yang diperdagangkan ke desa ini mengalami hal serupa. Dipukuli, dihina, dipaksa tunduk dengan kekerasan agar tak berani melarikan diri.Ia bahkan masih ingat — bertahun-tahun lalu — bagaimana menantu perempuan si idiot itu dipukuli hingga mati, lalu dilempar ke dalam sumur.

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 350: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    “Tidak apa-apa, kami berdiri di sini terlalu lama. Jalan-jalan sebentar saja,” kata Adnan sambil tersenyum, lalu duduk di kursi penumpang. Kepala desa dan putrinya naik ke kursi belakang. Ardan dan seorang petugas polisi lain berjalan pelan mengikuti dari belakang.Di gerbang halaman, si bodoh dan ibunya masih berdiri menonton mobil polisi berlalu. Ardan menoleh menatap rumah reot itu—pintu kayunya yang penuh celah, halaman berantakan—mencari-cari bayangan Laras. Namun tak satupun terlihat. Hatinya mencelos. Ia tahu—jika perempuan itu masih berada di sana, pasti sudah ada tanda-tanda.Ibu si bodoh memperhatikan tatapan Ardan. Dengan suara dingin, ia mencecar, “Kau lihat apa?” Lalu ia menarik anaknya, menutup pintu berderit itu dengan Bunyi keras. Melalui celah, terlihat halaman yang kumuh; tampilan itu membuat napas siapa pun mengeras.Di dalam mobil, Adnan menaruh dua kantong besar berisi hadiah di pangkuannya. “Ini untuk Tuan,” katanya sambil tersenyum. “Ada juga anggur—apa Tuan suk

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 349: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Tiba-tiba, suaminya—si pria berwajah tolol yang selama ini dipaksa hidup bersamanya—menerjang keluar dari kerumunan seperti hewan yang terpojok. Matanya bengkok, rahangnya tegang; dari bibirnya keluar klaim yang memekakkan: “Istriku milikku! Kalian jangan sentuh dia! Dia milikku, dan kalau kalian berani, aku hancurkan mobil kalian!”Suara itu mengambang di udara dingin pagi seperti ejekan. Semua yang melihatnya terpaku sejenak — Adnan bahkan tak mampu menahan perih di dada. Benarkah pria bobrok itu suami dari Laras, ibu mertuanya? Ardan yang berdiri di sampingnya menatap dengan ngeri; rasa pengkhianatan menggerayangi hatinya. Betapa ironi hidup: cinta yang pernah diliputi cahaya bulan, kini diperdagangkan ke orang yang tak lebih dari komedi nasib.Pria tolol itu, yang setengah gila karena kebodohan dan dibiarkan, mengambil batu besar dari tanah dan melesat ke arah mobil. Dua petugas polisi berdiri di hadapan kendaraan, langkah mereka cepat menutup ruang gerak. Tapi si bodoh itu tak ra

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab 348: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Kali ini ia mencoba melarikan diri lagi—sebuah keberanian yang sudah melekat pada benaknya seperti napas. Namun takdir kejam belum mengizinkannya. Begitu tertangkap, ia dianiaya sampai setengah pingsan. Ibu mertuanya berdiri di sana dengan tatapan dingin, ancaman terpatri di bibirnya: jika kakinya patah, kesempatan lari itu akan lenyap selamanya.Bayangkan, satu patah tulang, dan harapan akan terbaring pula.Dalam setengah sadar ia berlutut, memohon pada wanita yang selama ini menjadi penindasnya. Suaranya serak, janji dipaksa keluar dari bibir yang retak: tak akan lari lagi, tak akan memberontak, ia akan menuruti kehendak suaminya yang bego, menjalani hidup rendah dan patuh sebagaimana keinginan rumah itu.Ibu mertuanya tak butuh merusak tubuhnya; seorang yang lumpuh akan menjadi beban. Ancaman itu hanya alat untuk menundukkan. Melihat wanita itu menyerah, ia melepaskan sedikit amarahnya—memberi satu kesempatan terakhir, seolah membuat kemurahan hati dari kekejamannya sendiri.Lagi-l

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status