Share

19. Handuk Husein Untuk Habiba

“Mas, kok ngelamun?” Inez menyentuh lengan kakaknya.

“Hm? Oh tidak. Aku.. aku haus.” Otak Husein ngebleng dan ia tidak tahu harus bicara apa.

Inez mengambilkan jus tomat buatannya dan menyerahkannya kepada Husein.

Glek glek…

Husein meneguk jus. Otaknya sedikit lebih segar. Rupanya minuman pagi hari mampu menyegarkan pikiran.

“Apakah Habiba tidak datang kemari saat pagi hari?” tanya Husein dengan gaya sok cuek, seakan hanya sebatas iseng bertanya saja tanpa ada kepentingan yang lebih mendalam. Padahal ia sedang ingin tahu banyak hal tentang Habiba. “Jadinya setiap pagi kau yang antar minum untukku ke kamar.”

“Ya. Habiba kuliah dulu saat pagi. Jadi dia baru bisa kemari siang hari selepas pulang kampus, barengan sama aku. Malamnya kadang aku antar pulang.” Kening Inez kemudian mengernyit dalam mengingat saat mengantar Habiba tadi malam. “Oh ya, ada sesuatu yang aneh pada Habiba. Tadi malam pas aku mengantarnya pulang, dia kesakitan.”

Fokus mata elang Husein langsung tertuju ke wajah adik
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
habiba kok keras banget ya..km jngn berusaha buat gugurin bayi km Lo biba..kasihan..si Husein dah bikin pendarahan trs km jg pengen gugurin..kalo anak kalian gak JD gugur kan kasihan kalo ntr lahirnya JD cacat
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Cieeh ...Husein kasih handuk ke Biba
goodnovel comment avatar
Emma Shu
......... Emang kelewat tuh orang
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status