Share

41. Dari Mulut ke Mulut

Baiklah, lebih baik Habiba keluar. Ia mendapati gelagat buruk. Alasan yang dia gunakan adalah pergi ke toilet.

Belum sempat Habiba beranjak, tiba-tiba Amira menghampiri Habiba, bergaya seolah tidak mengenalinya. “Kamu cepat ambil buah ceri di sana! Bawa ke saya!”

“Maaf, saya mau ke toilet.” Habiba menolak dengan lembut. Setidaknya ia memilih kabur saja dari sana. Kalau pun setelah itu ia mendapat makian Amira, itu urusan nanti. Lebih baik cari aman.

Namun, lengannya dicengkeram kuat. Tubuhnya tertahan.

“Turuti aku!” tegas Amira memegangi lengan Habiba, tatapan penuh ancaman.

Sampai di sini, Habiba belum mengerti kemana arah tujuan Amira. Tapi ia memastikan bahwa ketegasan Amira harus dituruti. Jika ia menolak, pasti urusannya akan menjadi panjang.

“Baiklah!” jawab Habiba kemudian berjalan mendekat ke arah susunan buah ceri yang ditaruh di keranjang buah. Langkahnya sangat cepat, terburu- buru supaya secepatnya ia bisa meninggalkan ruangan pesta. Sandal di kaki benar-
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
asyiiik.. sepertinya tanpa husein menyadari, husein udah mulai jatuh cinta dan cemburu kepada biba
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
wkwk.. wkwk.. dasar amir .......kok bisa mual berhubungan dengan mau e'ek .........
goodnovel comment avatar
inggrid LARUSITA Nganjuk
ini pasti udh direncanakn, amira dalang semua nya. husein cemburu ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status