Share

Bab 2

Author: Covi
Sampai akhir tetap tidak ada perpisahan resmi. Mungkin ini yang terbaik, aku benar-benar tidak suka adegan perpisahan.

Setelah dua puluh jam di kereta api, aku kembali ke rumah bata bobrokku yang dulu.

Semua tetangga sudah pindah, dan gang yang semula ramai, kini tampak sepi.

Ketika aku duduk di sofa untuk beristirahat, barulah teringat ponselku telah mati di kereta api selama lebih dari sepuluh jam karena habis baterai.

Setelah menyalakan ponsel, ada panggilan telepon yang langsung masuk.

Ternyata itu dari Jack.

"Kenapa matikan ponsel? Ke mana kau?"

Aku tersenyum dan menjawab, “Habis baterai. Jack. Kau harus hidup dengan baik. Aku ... nggak akan balik lagi.”

Juga tidak bisa balik lagi.

Setelah hening beberapa saat, barulah terdengar suara rendah dan sedikit serak itu.

“Kau ingin meninggalkanku selamanya.”

Bukan sebuah pertanyaan, tetapi sebuah pernyataan. Tentu saja, bagaimana mungkin dia yang begitu teliti tidak menyadari bahwa semua barangku sudah hilang.

Alih-alih menyambung perkataannya, aku bertanya, “Setelah sepuluh tahun, apakah kau masih membenciku karena memenjarakan ayahmu?”

Dia tidak menjawab.

“Aku akan menjemputmu.”

Dia langsung menutup telepon setelah mengatakan demikian.

Air mata bagaikan kalung mutiara yang putus membasahi layar ponselku.

Aku tersenyum getir dan menyeka air mata berulang kali, tetapi bagaimanapun tidak bisa mengeringkannya.

Awalnya, dia memang pendiam.

Setelah aku menjebloskan ayahnya ke penjara untuk dieksekusi, dia menjadi lebih pendiam.

Sebelumnya aku tidak mengerti mengapa dia masih membenciku setelah semua penganiayaan yang dideritanya dan aku sebenarnya telah membantunya.

Sekarang ketika aku kembali ke rumah ini lagi dan tinggal di sini sendirian, akhirnya aku mengerti.

Aku adalah seorang anak yang tumbuh dalam kasih sayang orang tuaku.

Tetapi baginya, meskipun hidup dalam keluarga yang kejam, dia tetap ingin berusaha untuk dikasihi.

Sementara aku malah langsung memupuskan harapan terakhirnya.

Jadi, tidak peduli berapa tahun aku menemaninya, dalam lubuk hatinya, dia tetap merasa sendirian.

Aku sangat lelah sehingga segera tertidur lelap, dan aku memimpikan saat pertama kali melihat Lindy berdiri bersamanya.

Saat itu adalah saat dia berkumpul dengan beberapa sahabatnya setelah mereka memulai bisnis mereka.

Ketika aku masuk, aku melihat beberapa orang berseru, “Jack, kalian berdua sangat serasi. Belum pernah kulihat pasangan yang begitu cocok. Kalian pacaran saja! Ayo, pacaran!"

Aku melirik pakaianku, dan pada akhirnya tidak jadi masuk.

Ketika aku balik di malam hari, Jack tiba-tiba bertanya, “Gimana tahu apakah dua orang cocok atau nggak?”

Aku tersenyum dan menjawab, “Ketika kalian berdiri bersama dan semua orang mengira kalian adalah pasangan.”

Tahun itu, berita bahwa kami tinggal bersama menyebar dengan cepat di sekolah, sekelompok murid menghadangku di pintu masuk gang untuk mengolok-olok dan melemparkan puntung rokok ke arahku.

Mereka merobek pakaianku dan meninggalkan bekas luka bakar di tubuhku, mengatakan bahwa beginilah perlakukan ayah Jack terhadap ibunya. Dengan demikian barulah Jack bisa menyukaiku.

Semua orang mengatakan bahwa aku tidak tahu malu, dan kami tidak cocok.

Fakta membuktikan bahwa aku yang begitu bersahaja benar-benar tidak pantas berdiri di sampingnya.

Setelah itu Jack bertanya, “Untuk bisa bersama seumur hidup pasti butuh usaha keras dari kedua belah pihak, kan?”

Aku menggelengkan kepala, “Nggak juga, sepihak berusaha juga bisa, tergantung seberapa orang itu mencintaimu.”

Setelah dia masuk kuliah, aku menjual darah di pasar gelap untuk membiayai uang kuliahnya. Aku menjual darahku tiga hari berturut-turut hingga menjadi pucat dan lemah.

Begitu sedikit pulih, aku kembali bekerja secara ilegal di arena pertarungan anjing.

Dulu aku adalah seorang pecinta anjing, tetapi saat itu aku harus menyaksikan mereka saling mencabik, mati dengan begitu menyedihkan, lalu aku harus mengubur mereka dengan tanganku sendiri.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Kupu-Kupu Menyertaimu   Bab 10

    Dia meludahiku dengan geram. "Bah! Kenapa aku nggak bisa reinkarnasi? Gara-gara kalian aku seperti ini!""Kau tahu nggak, sejak kecil, aku harus merebut segalanya dengan kakakku. Aku harus merebut penghapus, aku harus bertengkar biar nggak mewarisi baju-baju lamanya, dan bahkan kasih sayang orang tuaku juga perlu kuperjuangkan sendiri!""Apa salahku? Aku hanya dilahirkan. Kenapa nggak ada yang berinisiatif untuk mencintaiku?""Lalu kubunuh kakakku dengan tanganku sendiri. Baru saat itulah ayahku sadar dia perlu memberiku kasih sayang dan perhatiannya. Tapi dia membenciku! Dia membenciku karena membunuh putranya ketika aku masih di bawah umur dan nggak bisa dihukum! Jadi dia menipuku dan menjualku kepada seorang pedagang manusia!""Jadi aku membunuhnya juga.""Kupikir akhirnya aku bisa berhenti memohon sedikit cinta, tapi kemudian aku bertemu Jack.""Aku jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. Kukira dia merasakan kesedihan yang sama denganku, bahwa kami adalah tipe orang yang sama

  • Menjadi Kupu-Kupu Menyertaimu   Bab 9

    Sebelum ada yang bisa menghentikannya, dia lari.Sepuluh menit kemudian, polisi tiba dan langsung memborgol Howard.Aku bertanya dengan bingung, "Kenapa?"Dia tersenyum lega. "Jenny, aku yang menyerahkan diri, dan aku juga yang memberi tahu Jack tentang rencana Lindy.""Ingatkah aku pernah bilang aku kagum dengan optimismemu?""Sebenarnya, selama bertahun-tahun, aku menjalani hidup yang sangat pesimis. Aku kecewa dilahirkan di keluarga seperti itu, dan aku merasa malu karena nggak bisa menyembuhkan penyakit ibuku.""Meskipun aku hanya bersamamu selama enam hari, itu adalah enam hari terbahagia yang pernah kualami. Aku sudah menerima kenyataan bahwa segala sesuatu yang nggak berasal dari usaha sendiri pada akhirnya akan hilang. Ibuku selalu berkata, sekeras apa pun hidup ini, harus tetap berbaik hati. Jenny, maafkan aku."Aku menggelengkan kepala dengan putus asa. "Aku nggak menyalahkanmu."Pamannya Lindy juga menghampirinya."Jangan khawatir, kami bisa obati penyakit ibumu. Rumah saki

  • Menjadi Kupu-Kupu Menyertaimu   Bab 8

    Tapi tatapan Jack semakin teguh, suaranya juga berubah tegas, “Jenny! Asal kau tahu, setiap kali dia bersamaku, selalu ada orang lain di sekitar kami!”“Semua foto yang dikirimkannya padamu juga bukan foto kami berdua saja.”“Perjalanan dinas kali ini aku juga ajak rekan lainnya untuk menemaninya, biar kau nggak berpikir sembarangan.”“Tapi aku nggak kira kau sebodoh ini! Emang kau nggak lihat dia selalu berdiri paling ujung? Biar dia bisa meng-edit orang lainnya."“Jenny, kita tinggal bersama selama 10 tahun, kau sama sekali nggak percaya padaku? Haruskah aku teriak aku mencintaimu?”Aku langsung berhenti menggeleng.Dengan air mata mengalir di wajahku, aku tertawa, “Jack, apa katamu? Bisa ulangi lagi?”“Kubilang aku mencintaimu, aku mencintaimu! Kau yang memberiku kehidupan kedua, kau juga adalah nyawaku, ngerti?”Aku mengangguk berulang kali. “Ngerti, Jack. Pantesan kau nggak pernah panggil aku kakak. Kau menyukaiku sejak awal ya?” Aku memeluknya. Saat air mata kebahagiaan mengali

  • Menjadi Kupu-Kupu Menyertaimu   Bab 7

    “Jadi Jack, di akhir hayatku ini, aku harap kau menjauh dariku, ngerti? Aku membencimu lebih dari siapa pun! Pergilah! Lindy adalah gadis baik yang memilih untuk bersamamu, kalian berdua lanjutkan saja hubungan kalian, mau nikah atau gimana terserah, jangan ganggu aku lagi, oke? Terima kasih!" Pandanganku menjadi tajam lalu tiba-tiba aku mencengkeram tangannya dan menuliskan [lari] di telapak tangannya dengan cepat. Meskipun Lindy mengancamku, aku tetap tidak tega melihat Jack dalam bahaya. Jika bisa terselamatkan satu, syukurlah. Lindy bukanlah orang yang bisa diajak hidup bersama. Jack harus melarikan diri! Tapi yang tidak kuduga, dia malah balik mencengkeram tanganku. “Oke, Jenny, kau sudah siap bicara. Sekarang giliranku.”Aku terbelalak, dengan cemas mengisyaratkannya untuk lari.Tapi dia tidak bergeming sama sekali.“Aku pernah menanyaimu, dua orang yang seperti apa yang dianggap cocok, kau bilang jika semuanya merasa cocok, berarti mereka cocok.”“Tapi aku nggak setuju denga

  • Menjadi Kupu-Kupu Menyertaimu   Bab 6

    Berbaring lemah di tempat tidur rumah sakit, aku menatap Howard yang telah lama diam dan memaksakan sebuah senyuman.“Kau yang ganti obat kanker di rumahku?”Dia mendongak menatapku. “Kau... sudah tahu?”“Iya, aku tahu kondisi tubuhku. Dokter bilang aku masih bisa bertahan hidup selama 3 bulan, tapi beberapa hari ini kondisiku turun drastis.”“Kau ... benci aku kah?”Aku menggeleng. “Nggak ada artinya membenci. Terima kasih sudah menemaniku beberapa hari ini. Aku cukup senang, bahkan tangisanku pun sudah berkurang.”Tiba-tiba, matanya memerah dan dia mulai menceritakan kisahnya.Ceritanya tidak ada yang mengejutkan, alurnya seperti yang kuduga. Dia berasal dari keluarga miskin. Ayahnya meninggal muda, meninggalkan ibunya yang sakit kronis yang berjuang keras untuk menyekolahkannya ke universitas sebelum akhirnya kolaps. Dia harus membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan paruh waktu untuk membiayai pengobatan ibunya.Setelah lulus, dia membawa ibunya ke kampungku di mana biaya hidup

  • Menjadi Kupu-Kupu Menyertaimu   Bab 5

    Mengabaikan rasa sakit di tubuhku, aku mengusap darah dari bibirku dan berlari ke luar. Aku bertabrakan dengan Howard yang tiba-tiba muncul.“Jenny, kau baik-baik saja kah? Kuantar ke rumah sakit ya?”Aku menariknya dengan panik. “Antar aku ke stasiun!”“Tapi keadaanmu sekarang ...”Air mataku langsung mengalir. “Kumohon.”Dia mempererat cengkeramannya pada lenganku, kilatan emosi yang rumit melintas di matanya. Akhirnya, dia memanggil taksi dan menemaniku ke stasiun, bahkan naik kereta bersamaku. Begitu aku turun dari kereta, Lindy langsung menjemputku dengan mobilnya.Aku bertanya dengan cemas, “Apa yang terjadi? Gimana keadaannya?”Tapi Lindy tidak terlihat setegang saat di telepon. Sebaliknya, dia bersandar di kursinya, terlihat sangat rileks. “Untuk apa banyak tanya? Kau akan tahu sebentar lagi.” Rasa cemas mulai muncul dalam diriku. Tak lama kemudian, mobilnya berhenti di depan rumah sakit swasta. Dia membawaku masuk ke ruang rawat yang tertutup rapat. Yang bisa kulakukan hany

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status