LOGINMelihat Aura dengan ekspresi seperti itu, ekspresi Jose tampak sedikit melunak. "Tanganmu sudah nggak sakit?"Aura mengangguk. "Sakit.""Tapi aku bisa makan pakai tangan kiri." Tangannya yang terluka adalah tangan kanan, jadi memang agak repot untuk makan. Karena itu, tadi dia memakai tangan kiri.Jose meliriknya sekilas, tidak berbicara. Dia mengambil sendok, menyendokkan bubur, lalu menyodorkannya ke bibir Aura.Aura tertegun. Jadi Jose mau menyuapinya. Dia terdiam sejenak, tetapi akhirnya membuka mulut dan memakan bubur itu.Sebenarnya Aura merasa agak canggung disuapi Jose seperti ini. Namun, Jose justru tampak sangat tenang.Gerakannya elegan saat menyuapi Aura. Dari awal sampai akhir, ekspresinya tidak berubah. Aura tidak menyangka Jose ternyata cukup teliti dan perhatian.Setelah makan sampai kenyang, dia sedikit menyandarkan tubuh ke belakang dan menatap Jose. Tatapannya seperti sedang melihat makhluk aneh.Jose meletakkan mangkuk dan sendok dengan gerakan teratur, membiarkan M
"Aku tahu. Oh ya, soal pesan hari itu ...."Aura tahu yang dimaksud Kaley adalah kejadian tentang Angel."Terima kasih sudah memberitahuku." Aura mengingat kejadian malam itu. Dia berdeham pelan. Wajahnya sedikit memerah. "Hari itu cuma salah paham, gadis itu sebenarnya ...."Kalimat sudah sampai di bibir, tetapi Aura tetap tidak memberi tahu Kaley tentang akhir dari Angel. Kaley sedang hamil, seharusnya lebih menjaga emosi."Dia cuma datang untuk ketemu Jose sebentar, nggak ada yang lain."Kaley mengangguk. "Baguslah kalau begitu.""Benar juga. Jose begitu perhatian sama kamu, mana mungkin dia lakuin hal yang menyakitimu." Kaley menatap Aura dan meneruskan, "Kamu nggak tahu, waktu kamu hilang kemarin itu, Jose sampai kayak orang gila ...."Aura hanya tahu bahwa waktu itu Jose berusaha keras mencarinya. Namun, baru sekarang Kaley memberitahunya beberapa detail.Misalnya, Jose membalas Devin habis-habisan, meskipun Kaley juga hanya mendengar dari Ferdy. Dia sendiri tidak tahu semuanya,
Begitu Aura menoleh, dia melihat Kaley berjalan masuk. Di belakangnya ada seorang pengawal yang membawa keranjang buah.Dia mengangkat alis. "Kok kamu datang?"Kaley dan Aura sekarang sudah cukup akrab. Tanpa sungkan, dia langsung duduk di kursi depan ranjang rumah sakit Aura.Kemudian, dia mengangkat tangan, memberi isyarat agar pengawal meletakkan keranjang buah dan pergi.Baru setelah itu, Kaley menatap Aura dengan ekspresi tak berdaya. "Aku dengar kamu diculik dan terluka, jadi aku ke sini buat sembunyi.""Sembunyi?" Aura agak bingung. Dia berbaring dan melihat ke arah Kaley. "Kamu sembunyi dari siapa?"Kaley menatap Aura sekilas, lalu menghela napas. "Siapa lagi kalau bukan ....""Sayang."Kaley langsung terdiam.Aura menoleh dengan bingung ke arah pintu, lalu melihat Ferdy masuk dari luar dengan ekspresi seperti suami yang tersakiti.Aura menoleh ke Kaley dengan tatapan bertanya. Ada apa ini?Kaley tidak paham, malah menatap Ferdy dengan jengkel. "Ngapain kamu datang lagi?"Melih
Setelah pemakaman Tigor selesai, semua anggota Keluarga Alatas dikirimkan sebuah kontrak pengalihan saham yang berdasarkan perintah Jose. Di dalamnya tercantum, dia mengeluarkan sebagian harta yang ditinggalkan Tigor padanya sebelum meninggal untuk dibagikan pada mereka. Semua itu sebagai permintaan maaf karena telah mengganggu mereka semalam.Memberikan hadiah setelah memberikan tamparan ini memang kebiasaan Jose. Lagi pula, itu juga bukan miliknya, tetapi milik Tigor. Jika dia mengambil semuanya, hal itu justru akan membuat semua orang makin dendam padanya. Bagiannya, memberikan sebagian bagiannya hanya hal kecil yang tidak berarti.Namun, langkah ini memang membuat anggota Keluarga Alatas yang tadinya penuh dendam pada Jose pun akhirnya terdiam.Saat mendengar kabar ini, Riana mengernyitkan alisnya. "Jose terlalu murah hati. Membagikan begitu banyak saham, bukankah berarti dia melemahkan kekuatannya sendiri?"Tatapan Esti yang berdiri di belakang Riana menjadi muram, lalu berkata pa
"Nyonya Aura, aku datang terlambat," kata Rohan yang menembak dengan akurat. Tembakan pertama mengenai pisau penculik, sedangkan tembakan keduanya langsung melumpuhkan satu lengan penculik itu. Penculik itu tidak boleh mati, masih ada gunanya.Rohan maju dan menendang penculik yang tergeletak sambil merintih, lalu berjongkok dan melepaskan ikatan di tubuh Aura."Sstt ...."Begitu Rohan menyentuh lengannya, Aura langsung menarik napas. Karena dia mengenakan pakaian hitam, lukanya tidak terlihat jelas.Saat Aura merintih kesakitan, Rohan baru menyadari Aura sudah terluka. "Aku akan mengabari Pak Jose dulu, lalu membawamu ke rumah sakit."Aura menganggukkan kepalanya, lalu menggerakkan lengannya yang sakit dan merasakan nyeri yang menusuk hati. Namun, tatapannya tetap tenang.Saat Aura berdiri, Rohan sudah selesai melapor pada Jose. "Pak Jose suruh aku membawamu ke rumah sakit dulu. Setelah urusannya di sana selesai, dia akan segera datang."Aura tidak menanggapi, hanya melangkah mengikut
Para penculik itu saling menatap, lalu salah satu dari mereka menjilat bibir dan berkata, "Bos, menurutku boleh. Aku tahu Jose, uangnya pasti lebih banyak daripada penyewa kita kali ini, 'kan? Kita ...."Begitu melihat ada peluang, Aura langsung berkata, "Bagaimana kalau 40 miliar?"Kedua penculik itu kembali saling menatap, lalu bos penculik menoleh ke arah Aura. "60 miliar. Begitu uang masuk, aku langsung pergi."Aura menganggukkan kepala. "Baik."Menurut Aura, enam puluh miliar untuk membeli nyawanya itu memang pantas. Selain itu, mengenai apakah orang-orang ini bisa benar-benar pergi setelah menerima uang, itu lain cerita. Setelah kembali nanti, dia merasa Jose pasti bisa menemukan siapa dalang di belakang semua ini.Aura menoleh dan menatap ke arah langit luar yang mulai terang. Jika dihitung-hitung, dia sudah diculik begitu lama. Tidak tahu apakah sekarang Jose sudah tahu dia diculik.Setelah mengalihkan kembali pikirannya, Aura berkata pada para penculik itu, "Kamu berikan aku n







