Share

Bab 295

Penulis: Camelia
"Tapi Aura, aku benar-benar mencintaimu. Yang ada di pikiranku setiap hari cuma satu hal ... gimana caranya bisa memilikimu lagi. Mungkin setelah malam ini, kita bisa balikan."

Aura merasa jijik dengan sentuhan Daffa. Dia mencoba menepis tangan Daffa, tapi tubuhnya terasa lemas. "Kamu kasih aku obat apa, hah?" tanyanya dengan suara lemah.

"Nanti juga kamu tahu," jawab Daffa sambil menyunggingkan senyum kecil.

Jemarinya perlahan-lahan menyusuri wajah Aura dan menyentuh kulit halusnya. Dia menarik napas panjang seolah-olah merasa puas.

Aura memalingkan wajah dengan jijik. "Daffa, tolong jangan sekotor ini, bisa nggak?"

"Semua ini sudah berlalu. Kenapa kita nggak bisa hidup masing-masing dengan damai? Kamu jalani hidupmu, aku jalani hidupku, oke?"

Akan tetapi, amarah Daffa seolah-olah tersulut mendengar ucapannya. Raut wajahnya langsung berubah drastis.

"Sudah berlalu?"

"Kamu pikir cukup dengan kamu bilang selesai, semuanya langsung beres? Bukankah kamu dulu yang bilang cinta sama aku? Ke
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Zhen Zhen
suka dengan ceritanya sat set gk kbnyakan intrik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 295

    "Tapi Aura, aku benar-benar mencintaimu. Yang ada di pikiranku setiap hari cuma satu hal ... gimana caranya bisa memilikimu lagi. Mungkin setelah malam ini, kita bisa balikan."Aura merasa jijik dengan sentuhan Daffa. Dia mencoba menepis tangan Daffa, tapi tubuhnya terasa lemas. "Kamu kasih aku obat apa, hah?" tanyanya dengan suara lemah."Nanti juga kamu tahu," jawab Daffa sambil menyunggingkan senyum kecil.Jemarinya perlahan-lahan menyusuri wajah Aura dan menyentuh kulit halusnya. Dia menarik napas panjang seolah-olah merasa puas.Aura memalingkan wajah dengan jijik. "Daffa, tolong jangan sekotor ini, bisa nggak?""Semua ini sudah berlalu. Kenapa kita nggak bisa hidup masing-masing dengan damai? Kamu jalani hidupmu, aku jalani hidupku, oke?"Akan tetapi, amarah Daffa seolah-olah tersulut mendengar ucapannya. Raut wajahnya langsung berubah drastis."Sudah berlalu?""Kamu pikir cukup dengan kamu bilang selesai, semuanya langsung beres? Bukankah kamu dulu yang bilang cinta sama aku? Ke

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 294

    Philip tertegun. "Nggak usah sampai segitunya, 'kan?"Jose membalas, "Banyak sekali omonganmu. Sepertinya mulutmu itu juga nggak diperlukan lagi."Philip bergidik sejenak, dalam hatinya mengutuk Jose yang lebih mementingkan wanita. Kemudian, dia berkata sambil tersenyum tersipu, "Oke, akan kuselidiki sekarang juga."Usai berkata demikian, dia langsung berbalik masuk ke klub. Belasan menit kemudian, dia menelepon Jose, "Bos, gawat. Bu Aura benar-benar diculik orang. Aku sudah suruh orang untuk melacak nomor pelat dan arah perginya mobil itu. Mungkin sebentar lagi akan ada hasilnya."Jose yang berbaring di ranjang, memicingkan matanya sedikit. "Kalau sudah ketemu, langsung hubungi aku.""Baik," jawab Philip sebelum memutuskan panggilan. Setelah itu, dia langsung menyeka keringat dingin di dahinya. "Sial, untung tadi langsung dicek."Philip kembali menoleh ke layar monitor, melihat mobil yang membawa Aura dan menggeleng-geleng kepala. "Dari sekian banyak orang, kalian malah berani cari ma

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 293

    Setelah keluar dari tempat itu, Aura naik ke mobil tetapi tidak langsung menyalakan mesin. Dia justru menyalakan sebatang rokok di dalam mobil. Kejadian hari ini tanpa sadar membawanya kembali ke masa-masa sekolah dulu.Meskipun kini dia sudah dewasa, luka yang pernah dialaminya saat remaja masih terasa sulit untuk dilupakan setiap kali teringat. Pengkhianatan Lindsay dan Karen di masa lalu membuatnya terpuruk dalam waktu yang sangat lama.Daffa juga mulai mengisi pikirannya sejak saat itu. Jika bukan karena semua kejadian itu, Daffa juga tidak akan pernah punya kesempatan untuk muncul sebagai pahlawan.Seakan-akan, semuanya berawal sejak Ghea pertama kali masuk ke dalam hidupnya.Seandainya saja dulu ibunya tidak sebegitu baik hatinya .... Seandainya saja dia sendiri tidak sepenurut itu .... Mungkinkah sekarang semuanya akan berbeda?Aura bersandar di kursi belakang mobil, lalu mengeembuskan asap rokok perlahan. Asap itu melayang di bawah cahaya lampu neon malam, memberi kesan samar y

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 292

    Melihat Ghea tidak menunjukkan ekspresi senang sedikit pun, Aura menghela napas dengan kecewa. "Kenapa? Kamu nggak suka? Padahal ini hadiah yang kupilih dengan sangat hati-hati untukmu. Masa kamu nggak suka?"Ghea memaksakan senyum. "Nggak, aku suka kok."Akan tetapi, apa maksud sebenarnya dari Aura? Apakah ini sindiran untuk Serra yang pernah berselingkuh, atau justru sindiran langsung untuk dirinya?Di dalam hati, Ghea sudah menggertakkan gigi karena kesal. Namun di hadapan orang-orang yang hadir, dia harus tetap menjaga citra diri sebagai gadis lembut dan penuh kebaikan. Jadi, walaupun hatinya terasa perih, dia hanya bisa menelan semuanya mentah-mentah tanpa ekspresi.Namun saat dia diam, seseorang malah buka suara membelanya. "Aura, kalau mau kasih hadiah ya kasih saja. Tapi apa maksudmu ngasih beginian?" Lindsay menatap Aura dengan dahi berkerut, suaranya lantang membela Ghea.Aura menoleh sekilas padanya. "Kamu tuli ya? Nggak dengar Ghea bilang dia suka?""Dia itu cuma nggak enak

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 291

    Lindsay terdiam sejenak. Kemudian, dia menegakkan lehernya dan berkata, "Siapa takut?"Ghea tampaknya tidak menyangka situasinya akan berkembang sejauh ini. Dia hendak menghentikan Lindsay, tetapi tidak jadi berbicara.Ketika Lindsay menenggak gelas kelima, Ghea baru mengangkat tangan menghentikannya. "Lindsay, cukup." Ghea tersenyum pahit. "Ini urusanku dengan Kak Aura, nggak ada hubungannya dengan kalian.""Selama ini, akulah yang merebut kasih sayang Ayah yang seharusnya milik Kakak. Semua ini memang pantas kuterima."Setelah menenggak beberapa gelas, wajah Lindsay sudah merah padam. Dia bersendawa karena alkohol dan menepuk bahu Ghea. "Ghea, kamu nggak perlu merasa bersalah sama Aura. Ibumu menikah dengan ayahnya, itu urusan orang dewasa.""Kalau Aura menyiksamu, itu kesalahan Aura. Jangan dicampur aduk." Lindsay berbicara dengan semangat tinggi, lalu menoleh dan melirik Aura. "Nanti kalau kamu diganggu lagi, cari aku saja."Aura hanya merasa geli melihat betapa mudahnya orang sebo

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 290

    Aura mencibir, sudut bibirnya terangkat membentuk senyum sinis saat menatap sekilas ke arah Lindsay. Lalu, dia menoleh pada Ghea. "Jadi, kamu undang aku ke sini cuma supaya dua orang ini buat aku muak? Rendahan sekali caramu."Seperti biasa saat masih di sekolah, Ghea berdiri dengan sikap penurut dan wajah penuh senyum mencari perhatian. "Kak, bukan begitu .... Hari ini pas ulang tahunk, dan Lindsay baru pulang dari luar negeri, jadi aku pikir untuk ngajak kamu kumpul sekalian.""Lagian, waktu itu hubungan kita semua juga cukup baik." Dia tersenyum pada Karen dan Lindsay, lalu kembali menatap Aura. "Orang-orang bilang, persahabatan saat sekolah itu yang paling murni, 'kan? Menurutku, mungkin dulu ada kesalahpahaman. Kalau dibicarakan baik-baik, pasti bisa selesai."Aura mendengus pelan dan tertawa dingin. "Aku nggak pernah merasa persahabatan saat itu murni."Sepasang matanya yang tajam menyapu Lindsay dan Karen, lalu dia menyeringai penuh sindiran. "Yang aku rasakan cuma rasa muak.""

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status