Share

Bab 310

Penulis: Camelia
Ghea terkejut, buru-buru membantah, "Omong kosong!"

"Aku nggak bohong! Aku masih punya bukti transfer dan pesan darimu!" Pria itu tetap bersikeras.

Ghea langsung panik, menoleh ke arah Jose. "Pak Jose, itu nggak benar. Aku serius."

Philip sudah lebih dulu mengambil ponsel dari dalam tas Ghea dan mulai memeriksanya. Tak lama kemudian, dia menyerahkan ponsel itu ke Jose dengan senyuman puas di wajahnya.

"Bos, lihat ini. Ini pesan yang dikirim Bu Ghea ke mereka."

Ghea langsung kebingungan. Pesan yang hendak dia hapus itu belum sempat dihapus dan sekarang sudah ditemukan oleh Philip.

Tubuhnya gemetar hebat. Kepalanya berpikir dengan cepat. Apa yang harus dilakukan sekarang?

Tiba-tiba, dia mendapat ide, lalu melompat dan memeluk kaki Jose.

"Pak Jose, gimana kalau begini, asalkan kamu membiarkanku pergi, aku bersedia melakukan apa saja ...."

"Oh? Begitu?" Jose menunduk menatap Ghea. Melihat Ghea menangis tersedu-sedu, sebenarnya Jose merasa jijik. Sama-sama bermarga Tanjung, tetapi wajah Ghe
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 343

    Aura langsung menyelam ke dalam air karena malu. Tatapan pria itu tampak menyiratkan ejekan dan tiba-tiba saja tangannya terlepas. Aura kehilangan sandaran dan tidak bisa menahan tubuhnya yang meluncur ke dalam air. Seluruh tubuhnya hampir tenggelam sepenuhnya.Dengan refleks, dia merangkul pinggang Jose. Tangan dan kakinya, semuanya mencengkeram tubuh Jose seolah bergelayut. Posisi mereka terlihat agak memalukan.Bahkan sebelum detak jantungnya sempat kembali normal, dia sudah mendengar tawa menggoda dari atas kepalanya. "Ck, kamu yang mulai, bukan aku," ucap Jose sambil terkekeh."Hah?" Aura menunduk. Barulah dia sadar betapa canggung posisinya sekarang. Tubuhnya yang putih mulus menempel erat pada tubuh Jose dan tanpa celah sedikit pun di antara mereka. Bahkan, dia bisa merasakan dengan jelas perut bagian bawahnya bersentuhan dengan bagian pria itu yang mulai berubah.Rasa malu dan geram langsung memenuhi wajahnya. Dia buru-buru melepaskan tangan. "Itu ... aku nggak sengaja."Namun,

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 342

    Padahal gadis ini jelas-jelas sangat takut padanya, tapi setiap kali tetap saja nekat mencoba menantang batas kesabarannya. Jose terkekeh pelan, lalu mengangkat dagu Aura dengan ujung jarinya. "Oh, ya? Tapi dari yang kulihat, kamu tampak cukup berani."Aura langsung paham bahwa Jose sedang menyindir soal kebohongannya di telepon tadi. Setelah berpikir sejenak, dia mengangkat tangan meraih leher Jose, lalu berkata dengan manja, "Aku cuma takut Pak Jose marah makanya begitu ....""Kalau begitu, harusnya aku kasih kamu hadiah?" Suara Jose terdengar malas dan santai. Di balik uap yang hangat itu, suaranya menyusup ke telinga Aura sehingga membuat hatinya bergetar.Aura semakin menjadi-jadi. Dia menggelengkan kepala sambil berkata, "Nggak perlu hadiah, cukup Pak Jose tahu perasaanku saja."Ucapannya ini malah membuat Jose tertawa. Dia terkekeh pelan, lalu memicingkan matanya. Gerakan tangannya tiba-tiba menjadi kuat.Pinggang Aura sangat ramping. Di bawah cengkeraman Jose, tubuhnya terkesan

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 341

    Jose tersenyum tipis, sorot matanya menyiratkan kelicikan yang tidak bisa disembunyikan. Aura duduk dengan gelisah.Efendi pun menoleh dan menarik lengan Jose sambil berkata pelan, "Pak Jose, kita ke sana dulu yuk. Wanita pasti merasa malu." Aura langsung menatap Efendi dengan penuh syukur.Sejak bertemu lagi dengannya hari ini, baru kali ini Aura merasa Efendi bicara seperti manusia normal.Jose akhirnya berdiri dan melangkah pergi. Aura menghela napas lega dalam diam. Baru saja dia bersiap pergi sambil membawa tas, ponselnya bergetar menerima sebuah pesan.[ Sponsor: Coba saja kalau berani pergi. ]Aura terdiam. Dia menekan pelipisnya, berpikir sejenak, lalu memutuskan mengirim balasan.[ Aura: Pak Jose, ini nggak seperti yang kamu pikirkan. ]Di saat seperti ini, Aura justru semakin merendah. Sebab dia sangat sadar, semua tipu muslihatnya tak akan pernah bisa menandingi kelicikan Jose.[ Hari ini aku memang janjian sama Efendi untuk bahas pekerjaan dan aku ngomong seperti itu supaya

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 340

    Aura sebenarnya sangat ingin menolak, tetapi Efendi sama sekali tidak memberinya kesempatan, langsung menarik tangannya dan membawanya ke depan Jose sambil tersenyum. "Kebetulan sekali, 'kan? Ayo!"Tatapan Jose langsung tertuju pada tangan Aura yang ditarik oleh Efendi. Matanya agak meredup. Namun, saat mendongak kembali, ekspresinya sudah kembali normal."Oke." Jose tersenyum, lalu berbalik dan berjalan di depan.Aura yang mengikuti di belakang jelas tak bisa ke mana-mana. Efendi seperti takut dirinya akan kabur.Aura menoleh dan melemparkan tatapan jengkel ke Efendi, "Kenapa kamu nggak bilang lagi sama Jose?"Efendi menjawab dengan polos, "Kamu juga nggak tanya, 'kan? Grup Wibowo memang sudah janjian sama Alatas Heir mau bahas proyek. Tempatnya di sini."Aura hanya bisa mengatupkan bibir. Dia pun dituntun oleh Efendi dan Jose melewati jalan-jalan kecil sampai tiba di sebuah bangunan yang cukup privat.Efendi berbisik, "Hari ini orangnya nggak banyak, jadi kamu harus tampil baik di de

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 339

    "Hah?"Aura refleks tertegun ketika mendengar pertanyaan itu. Dalam kepalanya langsung terlintas kejadian saat dia pernah kepergok oleh Jose.Walaupun Jose memiliki banyak kekurangan, satu hal yang paling mencolok adalah rasa memilikinya yang sangat berlebihan.Aura teringat saat dia makan bersama Fendro, juga saat pergi ke acara bersama Fendro dan akhirnya tertangkap basah. Akibatnya sangat fatal.Jadi, setelah berpikir sejenak, Aura berdeham dan menjawab, "Jam segini tentu saja masih di kantor.""Oh ya?" Tawa pelan terdengar dari seberang, rendah dan serak. Suara Jose itu seolah-olah langsung menyentuh telinga Aura lewat ponsel.Aura merasa daun telinganya menjadi geli dan hangat sampai dia menjauhkan ponselnya sedikit. Dia pun tersenyum dan menjawab, "Ya."Sebelum Aura sempat berbicara lebih jauh, dari sana terdengar suara "klik". Telepon ditutup sepihak.Wajah Aura penuh tanda tanya. Dia menatap layar ponsel, menggigit bibir bawah, semakin merasa gelisah saat dipikirkan. Akhirnya,

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 338

    Aura berpikir sejenak, lalu berdiri dan menutup laptopnya. Dia langsung membawa laptop itu keluar dari kantor.Sekretaris di sampingnya hanya bisa diam. 'Bukankah katanya Bu Aura adalah putri kandung Pak Anrez? Kok hubungan mereka terlihat nggak akur ya?'Saat si sekretaris masih bingung, Aura sudah keluar dari perusahaan dengan tas di tangan.Juwita melihat Aura keluar dari balik kaca ruangannya. Jarinya mengepal erat karena gugup, sorot matanya pun tampak diliputi kegelisahan.Setelah keluar dari kantor, Aura tidak tahu harus pergi ke mana. Dia berpikir sebentar, lalu menelepon Efendi. Dia mengira Efendi sedang di kelab seperti biasa, tetapi ternyata tidak.Efendi sedang berada di sebuah hotel spa dengan pemandian air panas. Dia bertanya, "Mau ke sini sekarang?"Aura menjawab, "Ya, aku ke sana.""Kirim alamatnya, aku mungkin butuh bantuanmu."Tak sampai semenit setelah telepon ditutup, Efendi langsung mengirimkan alamatnya.Aura menyetir sendiri menuju tempat itu. Saat dia tiba, wakt

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status