Home / Romansa / Menjadi Tawanan Mafia / Perlakuan Istimewa

Share

Perlakuan Istimewa

last update Last Updated: 2023-08-17 08:07:51

Begitu Selena menyemburkan air di mulutnya pada Damian, Selena tersenyum puas. Dia suka reaksi bagaimana Damian langsung memalingkan wajahnya yang basah kuyup. Walau senyumannya langsung menghilang begitu Damian melemparkan gelas di tangannya ke sembarang arah dan mengayunkan kakinya untuk menendang bahunya dengan kuat.

Kursi yang didudukinya tak mampu menahan Selena agar tak jatuh setelah mendapatkan tendangan di bahunya. Kursi itu jatuh bersama dengan Selena. Kepala Selena membentur lantai dengan cukup kuat, membuat pendengarannya sempat berdenging beberapa saat dan pusing.

Damian menatap Selena dengan geram, gadis itu sangat berani menyemburkan air ke wajahnya karena belum mengenal siapa yang sedang dia hadapi saat ini. Dan tindakan Damian kali ini bertujuan untuk menunjukkan kemampuannya pada Selena, menunjukkan kekuatan yang dia punya.

“Bodoh, kau bermain-main dengan orang yang salah, dan aku ingin kau tahu itu.” Damian mengeluarkan sapu tangan dari balik jasnya dan mengusap wajahnya yang basah.

Ditatapnya Selena yang tak berdaya, terikat di kursi yang sekarang terbaring bersamanya. Selena berusaha menjaga kesadarannya, terlihat dari bagaimana lemahnya mata itu yang berkali-kali ingin terpejam lebih lama.

“Kau sepertinya tak cukup mengenal lawanmu. Jangan bertindak bodoh jika kau tak tahu seberapa besar kekuatan lawanmu. Dan perlu aku ingatkan kau, jika aku sedang tidak bermain-main terhadapmu. Tindakanku barusan sebagai peringatan untukmu,” ancam Damian.

Selena tak begitu mampu mendengarkan apa yang dikatakan Damian karena suara Damian sesekali lenyap. Dan tak lama kemudian, dia tak sadarkan diri karena tak mampu bertahan lebih lama.

Damian mendecak begitu melihatmu pingsan lagi. Dia lantas menuju ke pintu dan keluar dari ruangan itu. Tampak beberapa pria dengan pakaian formal berada di sana. Mereka lantas menundukkan kepalanya dengan sopan begitu Damian keluar.

“Bawa dia ke kamar kosong yang ada di dekat kamar Merry. Suruh pelayan merawatnya!” titah Damian seraya berjalan, meninggalkan sebagian dari mereka karena sebagiannya lagi langsung mengikuti ke mana pun Damian akan pergi.

“Nona Merry tak akan suka jika ada gadis baru lagi, Tuan.” Salah satunya angkat bicara.

“Katakan dia bukan gadisku, dia tawanan kita yang berharga, untuk itulah dia di tempatkan di sana. Beritahu pelayan untuk menyampaikan pada wanita itu untuk tak menyentuhnya!” ujar Damian.

“Kenapa Anda seolah memperlakukannya dengan spesial?” Salah satunya agak memberontak.

Damian langsung melirik ke arah bawahannya, dan langkahnya berhenti. Begitu langkah Damian berhenti, semuanya berhenti dan menoleh ke arah pria yang baru saja bertanya.

“Apa aku kurang jelas? Dia tawanan kita yang berharga. Meski aku akan melukainya untuk membuat Axel datang dan melakukan pertukaran, setidaknya kita harus cukup baik untuk merawatnya juga. Kau pikir pria itu mau melakukan penukaran jika kita menyerahkan gadis itu dalam keadaan yang buruk? Ya, setidaknya jangan terlalu buruk.”

Damian terkekeh pelan dengan kalimat terakhirnya. Karena dia bersikap cukup peduli pada gadis itu, yang tujuannya jelas jika dia ingin mantan Selena setuju untuk melakukan penukaran juga.

“Baik, dimengerti.”

“Jangan bertanya seolah kalian meragukan perintahku!” Nada bicara Damian berubah menjadi lebih tegas dan lebih serius.

“Baik, Tuan!” Anjing-anjingnya yang setia itu menggonggong patuh.

***

Selena dibawa dengan digendong oleh seorang pria bawahannya Damian. Diikuti beberapa pelayan yang akan merawat Selena.

Mereka tiba di sebuah ruang tengah, di mana sekarang ada beberapa wanita dengan pakaian cantik nan mewah seolah menunggu untuk mengonfirmasi suatu rumor. Dan begitu Selena tiba di sana dalam keadaan tak sadarkan diri, para wanita itu menatap ke arah Selena dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

“Apa ini? Ternyata rumornya benar, Tuan Damian membawa pulang seorang gadis.”

“Di mana dia dari tadi, ya? Padahal aku melihat mobil Damian sudah tiba beberapa jam yang lalu, kenapa gadis ini baru datang ke sini?”

“Dia sangat muda, sepertinya akan menjadi saingannya Merry.”

“Tak kusangka, ini juga selera Tuan Damian.”

“Dia bukan 'wanitanya' Tuan Damian. Dia hanya akan tinggal sementara sebagai tawanan. Tuan Damian meminta untuk tak menyentuhnya, sama sekali.” Pria itu angkat bicara.

“Apa ini? Perlakuan istimewa?”

Pria itu tak lagi meladeni mereka dan segera membawa Selena masuk ke kamar. Para pelayan segera bekerja sesuai perintah untuk merawatnya.

Selena terbaring di sebuah tempat tidur yang cukup mewah. Dengan kepalanya yang dibaringkan di atas sebuah kantong es. Tubuhnya yang dibaringkan secara terbuka itu tengah dimandikan oleh beberapa pelayan. Dan mereka menemukan beberapa bekas luka lama di tubuh Selena.

Selena tak masih tak sadarkan diri pasti akan malu mendapati dirinya dimandikan seperti mayat.

Begitu selesai, para pelayan keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Selena yang telah dipakaikan sebuah gaun polos berwarna biru, seperti punya rumah sakit. Dan kepala pelayan yang tugasnya hanya memastikan pelayan lain mengerjakan tugasnya dengan baik sekarang melapor pada Damian.

“Kondisinya membaik. Tidak ada cedera serius. Namun kepala belakangnya sedikit bengkak. Dan di sekujur tubuhnya terdapat beberapa bekas luka lama. Ada beberapa lebam juga,” ucapnya.

Damian yang duduk di belakang mejanya menganggukkan kepalanya dan telunjuk bak sedang menyentuh layar sentuh, bergerak untuk menggeser pelayan itu dan membiarkan orang lain melapor juga. Kini seorang pria berkacamata yang menghadapnya.

“Saya sudah mengirimkan foto yang Anda minta pada Axel setelah mendapatkan alamat surel yang dia gunakan. Saya juga memastikan pengiriman gambar yang saya lakukan tidak bisa dideteksi.”

“Apa Axel membalas?” Damian menatapnya dengan tatapan tajam.

“Tidak... Belum.”

“Baik, bagus. Laporkan setiap pergerakan Axel yang kau temukan padaku,” ujar Damian.

“Baik, Tuan.”

Damian menghela nafasnya begitu laporan di hari itu selesai. Ini sudah malam dan tubuhnya terasa kaku, entah kenapa. Dia bangkit dari duduknya, ruangannya kini sudah sepi dan dia ingin beristirahat.

Damian, seorang pengelola perusahaan kasino dan bergerak di berbagai bisnis legal maupun ilegal secara terpisah. Dia bisa menjadi pebisnis legal yang meraup keuntungan besar di kasino. Tapi dia mendapatkan keuntungan lebih banyak dengan menjadi bos mafia dan melakukan beberapa tindakan kriminal

Damian berjalan keluar dari ruangannya dan menuju ke lift. Dia menekan angka tiga dan menuju ke kamar para wanitanya. Di lantai tiga, dia bisa melihat bagaimana pelayan lalu lalang kesulitan setiap malam karena setiap makan malam selalu saja ada keributan.

“Lihat saja siapa yang akan mengandung anaknya lebih dulu!”

“Jelas aku! Aku kesukaan Tuan Damian setelah Merry.”

“Dia mana mau menitipkan anaknya pada orang sepertimu!”

Pelayan yang melihat Damian keluar dari lift, seketika buru-buru memberitahu para wanita itu hingga mereka menjadi tenang dan malah suasananya jadi tegang. Damian mendekati ruang makan, dan para wanita di sana langsung menundukkan kepalanya dengan sopan.

“Tidak bisakah kalian makan malam dengan tenang?” Suara berat Damian memecah hening yang baru saja terjadi.

“Kau kemari?” Seorang wanita yang duduk di ujung meja, di antara enam wanita lainnya berani angkat suara lebih dulu.

Kita bisa menebaknya siapa. Wanita yang disebut sebagai kesukaan Damian. Wanita yang disebut-sebut oleh para pelayan lain sebelumnya. Merry. Wanita cantik berambut pirang itu tersenyum cantik ke arah Damian.

“Kau mau makan dulu atau... yang lain?” Merry bangkit dari tempat duduknya dan mendekati Damian.

“Aku ingin kau untuk malam ini,” ucap Damian, disertai dengan senyumannya yang manis.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Tawanan Mafia   Epilog

    Selena sedang menyiapkan makan malam untuk Damian malam itu. Menggunakan gaun yang menonjolkan perut hamilnya, Selena juga bertelanjang kaki di dapur. Ini sebenarnya pemandangan yang biasa. Namun, Damian merasa ngeri jika melihat Selena aktif melakukan kegiatan.“Kau tahu, bayinya seperti bisa lahir kapan saja dan sialnya itu sangat menggangguku. Bisakah kau diam dan istirahat saja?” tanyanya dengan khawatir. “Aku bosan. Aku sudah terlalu sering memanjakan diriku. Aku ingin tetap produktif. Aku merasa lebih lelah saat aku justru tidak produktif. Pikiran untuk produktif sangat menggangguku.” Damian menghela nafasnya dan mengurut pelan keningnya. Dia benar-benar tidak bisa menghentikan Selena jika memang itu yang Selena inginkan. “Kau ini...”“Mungkin karena ini anakmu, dia menginginkan aku lebih produktif seperti ayahnya. Dia membuatku resah jika diam. Makanya belakangan ini aku jadi sering memasak di dapur dan juga melakukan banyak kegiatan lainnya. Aku yakin anak ini akan jadi ana

  • Menjadi Tawanan Mafia   Laki-laki atau Perempuan?

    “Sebaiknya tidak dihisap, mengerti? Karena itu akan mengundang kontraksi dini. Kau tidak mau itu terjadi, kan?” Dokter langsung menatap Selena, yang menjelaskan tentang air yang berasal dari dadanya. Dokter memperingatkan suaminya agar tidak menghisapnya. Namun, sepertinya itu telah terjadi. Melihat Damian sama sekali tidak menyangkal dan justru hanya diam dengan ekspresi kakunya. Lain dengan Selena yang langsung menyengir mendengar apa yang dikatakan dokter.“Baik, Dokter.” “Kau boleh berbaring di brankar, kita akan memeriksa kondisi bayinya sekarang.” Selena berbaring di brankar dan menatapi layar yang berada tepat di depannya. Dia memperhatikan layar saat dokter mulai menaruh gel dan mengusapkannya di sekitar perutnya, menimbulkan sensasi geli dan dingin yang membuat Selena sempat bergidik sejenak. Terlihat bagaimana bayinya saat ini tengah meringkuk. Dengan USG 3D yang mereka lakukan, mereka sekarang bisa melihat dengan

  • Menjadi Tawanan Mafia   Gendut

    Selena menatapi perutnya yang semakin besar. Selain perutnya, dia bisa merasakan lengan dan kakinya semakin berisi. Belakangan ini dia memang lebih banyak makan. Selain berusaha memasok nutrisi terbaik untuk calon bayi, keinginan kuat untuk memakan makanan tertentu juga mendorongnya untuk banyak makan. Ditatapnya tubuhnya di cermin. Pipinya yang semakin tembam juga membuatnya semakin cemberut. Dia tidak ingin menyentuh timbangan kecuali diperlukan dan diminta dokter. “Perutku juga gatal,” keluhnya sambil mengusap perutnya dari balik gaun yang dia pakai. Selena belakangan ini juga lebih sering menggunakan gaun yang memang dikhususkan untuk wanita hamil, yang membuatnya merasa sedikit lebih bebas bergerak dan bahannya juga sangat nyaman. Damian yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja akhirnya kembali ke kamar. Dia menatapi pintu kamar yang terbuka, dan melihat Selena yang tengah bercermin di kamarnya. Damian tersenyum saat menge

  • Menjadi Tawanan Mafia   Gender Bayi

    Sesuai urutan pernikahan dan kehamilan, setelah Arsella, maka Grace yang melahirkan putri pertama mereka juga. Ini membuat Damian tengah menebak-nebak apa gender anak pertamanya bersama dengan Selena. Hingga mereka sempat membuat taruhan juga. “Jika sekarang tengah banyak anak perempuan yang lahir, maka aku yakin anak pertama kita juga perempuan. Baguslah, aku tinggal berdiskusi dengan mereka tentang bagaimana cara membesarkan anak perempuan. Aku yakin dia akan menjadi secantik dirimu,” ucap Damian. “Tapi dari bagaimana aku mengidam, aku jarang mau makanan pedas. Aku lebih tertarik dengan makanan asin, kelihatannya ini anak laki-laki. Mengingat keturunanmu juga sepertinya dominan laki-laki. Kita tidak tahu riwayat keluarga Axel, tapi Luca punya dua saudara perempuan,” jelas Selena. Damian mendesis pelan. Selena benar tentang riwayat keluarga dari pihak laki-laki juga akan mempengaruhi hasil ini.“Ingat pamanmu? Padahal Gallent mempunyai dua ana

  • Menjadi Tawanan Mafia   Sentuhan yang Dirindukan

    Selena menoleh padanya dengan keheranan melihat semangat yang tiba-tiba pada Damian. Damian menutup pintu di belakangnya dan menatap Selena sambil bersandar ke pintu dan menyilangkan tangannya di depan dadanya. Selena keheranan dengan tingkah laku Damian belakangan ini. “Oh, ya... Itu bagus. Kau bisa mengikutinya kalau itu yang kau mau.” Selena mengangguk setuju. Damian menghela nafasnya dan mendekati Selena. Entah kenapa ini malah terasa seperti dia meminta izin Selena dan Selena mengizinkannya dengan mudah. Damian mendekat dan mendekap Selena dari belakang, membuat Selena hanya memegangi lengan Damian yang ada di lehernya. “Aku penasaran ada apa denganmu sebenarnya. Kenapa kau mendadak seperti ini?” tanya Selena. “Aku hanya merasa sepertinya kau akan suka jika aku bisa melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Axel. Kau sepertinya sangat bangga dan terharu melihat bagaimana Axel mampu melakukan hal kecil seperti itu,” ucap Damian.

  • Menjadi Tawanan Mafia   Seorang Ayah

    Damian mengobrol dengan Axel serta yang lainnya di ruang tamu. Awalnya, mereka membahas tentang bisnis, namun perlahan obrolan mereka menuju ke arah yang lebih pribadi seperti rumah tangga mereka. Mereka membicarakan tentang istri dan anak-anak mereka bagi yang sudah punya anak. Ini sedikit asyik saat mendengarkan para ayah bicara tentang anak-anak. “Aku sempat berharap aku menikah di usia yang lebih muda lagi. Aku merasa sangat tua dalam pertemuan orang tua anak-anak di sekolah.” Salah satunya terkekeh. “Aku justru sempat berharap agar aku tidak menikah terlalu cepat. Anak laki-lakiku benar-benar sangat nakal. Dia benar-benar mirip aku sewaktu kecil. Dan istriku tidak bisa mengatasinya.”“Ah, ayolah. Dia itu putramu, kau yang seharusnya bisa mengatasinya.”“Aku belum selesai bicara. Aku memang sangat berusaha keras mengatasinya. Aku melakukan berbagai cara, dari yang lembut sampai yang kasar. Sampai dia pernah berteriak kalau aku ayah yang buru

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status