Menjadi Tawanan Mafia

Menjadi Tawanan Mafia

Oleh:  sherina vellyn  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
14 Peringkat
151Bab
29.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Selena diculik atas apa yang dilakukan mantan pacarnya, Axel. Axel mencuri sesuatu dari Damian. Dan Damian ingin agar Axel mau melakukan penukaran jika dia memegang Selena sebagai kelemahan Axel. Akankah Axel mau melakukan penukaran atau mengabaikan mantan pacarnya begitu saja?

Lihat lebih banyak
Menjadi Tawanan Mafia Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
sherina vellyn
Halo, author Vellyn di sini. Dengan ini, author memutuskan bahwa selama bulan ramadan, author akan hiatus yang menyebabkan novel ini tidak akan di-update. Alasan khususnya adalah author mengalami Writer's block. Terima kasih banyak saya ucapkan karena telah mendukung saya selama ini.
2024-03-11 21:01:40
2
user avatar
Fitriyah Fitriyah
cerita ya bagus,tp sayang gk bs di buka bab berikutnya
2024-02-16 23:29:39
1
user avatar
roar
ep baru stiap hari apa ya?
2024-02-16 11:17:52
1
default avatar
Nisa Maharani
Lama bgt updatenya..
2024-02-11 19:32:34
1
user avatar
sherina vellyn
Haii, ini author! Author mau menyampaikan kalau jam tayang berubah jadi jam 17.00, ya! Karena lebih cepat, readers sekalian ngga perlu nunggu lebih lama^^ Terima kasih atas dukungannya sampai sejauh ini! Semoga, para readers sehat selalu! ♡Vellyn♡
2024-01-23 11:32:27
1
user avatar
Natakavin Goodboy
bagus suka bgtt alurnya
2024-01-12 23:12:29
3
user avatar
Mundiro Wati
seru thor bikin deg degan
2024-01-05 20:23:32
2
user avatar
Yasmine Yasmine e
bagus gak bertele tele cerita nya
2024-01-01 08:41:24
3
user avatar
Delvi NoviTa
kk kok ngak up date cerita nya.
2023-12-31 08:33:37
2
default avatar
Nisa Maharani
Dibuat penasaran sm ceritanya
2023-12-24 10:07:15
2
default avatar
Nisa Maharani
Hai author, kira2 kapan update lagi author?
2023-12-23 23:19:07
2
user avatar
Fitriyah Fitriyah
bagus ceritanya jeda ya lumayan panjang
2023-12-19 20:50:27
1
user avatar
sherina vellyn
Haloo, ini author! Tiga hari terhitung kemarin, mungkin saya ngga akan dulu update bab baru, soalnya saya lagi sibuk sama tugas kuliah. Update lagi di hari Sabtu, ya. Terima kasih...
2023-10-19 11:42:14
3
user avatar
sherina vellyn
Haloo, ini author! Untuk jam tayangnya, selalu update secara konsisten di jam 19.00 ya, guyss...
2023-10-02 15:55:40
3
151 Bab
Penculikan
Cahaya remang-remang memenuhi ruangan. Seorang gadis yang tersadar dari pingsannya perlahan membuka mata. Selena, yang tengah terikat di sebuah kursi kayu mengerjapkan matanya untuk memfokuskan pandangannya yang buram. Dan wajahnya perlahan terangkat untuk mengenali tempat yang dia rasa asing. “Kau bangun, Selena?” Suara berat pria membuat Selena yang masih lemas menolehkan kepalanya perlahan ke arah pria itu. Dan menemukan wujudnya yang sedang menikmati secangkir kopi. Selena mendesis pelan, merasakan sekujur tubuhnya pegal. Dia mengedarkan pandangannya lagi ke ruangan itu. “Di mana ini?” tanyanya dengan suara yang lemah, nyaris tak terdengar sama sekali. “Di ruang interogasi yang ada di mansion milikku. Maaf cahayanya remang, karena aku menyukai cahaya yang tidak terlalu terang untuk orang-orang sepertimu.” Selena mendesis pelan dan menegakkan bahunya. Dia terlihat sangat pucat dan terlihat tak sehat saat itu. Belum lagi, tempat ini kelihatannya tak dijangkau matahari sama seka
Baca selengkapnya
Perlakuan Istimewa
Begitu Selena menyemburkan air di mulutnya pada Damian, Selena tersenyum puas. Dia suka reaksi bagaimana Damian langsung memalingkan wajahnya yang basah kuyup. Walau senyumannya langsung menghilang begitu Damian melemparkan gelas di tangannya ke sembarang arah dan mengayunkan kakinya untuk menendang bahunya dengan kuat. Kursi yang didudukinya tak mampu menahan Selena agar tak jatuh setelah mendapatkan tendangan di bahunya. Kursi itu jatuh bersama dengan Selena. Kepala Selena membentur lantai dengan cukup kuat, membuat pendengarannya sempat berdenging beberapa saat dan pusing. Damian menatap Selena dengan geram, gadis itu sangat berani menyemburkan air ke wajahnya karena belum mengenal siapa yang sedang dia hadapi saat ini. Dan tindakan Damian kali ini bertujuan untuk menunjukkan kemampuannya pada Selena, menunjukkan kekuatan yang dia punya. “Bodoh, kau bermain-main dengan orang yang salah, dan aku ingin kau tahu itu.” Damian mengeluarkan sapu tangan dari balik jasnya dan mengusap w
Baca selengkapnya
Penolakan Pertukaran
Wanita lainnya langsung mengerutkan alisnya. Mereka juga tampaknya ingin disentuh Damian. “Anda sudah sering menggunakan Merry belakangan ini dan kami jadi tak tersentuh,” protes salah satu dari enam dengan suara yang cukup stabil. “Itu hukuman kalian karena dari kalian berani melakukannya dengan bawahanku yang lain.” Dengan mata yang menggelap dan suara yang merendah, Damian mengatakan itu. Membuat kelima dari mereka ketakutan. Kecuali Merry, yang menjadi kesukaan Damian karena sikap patuh dan manisnya, tipe Damian. “Ngomong-ngomong, kau punya gadis lain di sebelah kamarku,” ucap Merry. “Dia kelihatannya akan menggantikan Merry, karena masih muda dan cantik.” “Tutup mulutmu!” sentak Merry. Merry terdengar marah begitu salah satu dari mereka berusaha mengomporinya. Pasalnya, dia sendiri memang merasa tersaingi begitu mendengar kedatangan seorang gadis di kamar sebelahnya yang kosong. Dia tak melihatnya langsung, namun ucapan dari wanita lain berhasil membuatnya kesal karena car
Baca selengkapnya
Ruang Interogasi
“Apa-apaan ini? Lepaskan!” ucap Selena seraya memberontak. Beberapa bawahan Damian sekarang menyeretnya bangkit dari kasur dan membukakan rantai yang memborgol salah satu tangan Selena. Lalu dua di antara mereka memegangi lengan Selena dan menariknya untuk keluar dari kamar itu. Jelas terlihat jika Selena memberontak dari caranya mempertahankan kakinya dan berusaha menahan tubuh saat tangannya ditarik cukup kasar. Dia diseret cukup kasar seperti itu menuju ke luar kamarnya. Di tengah pemberontakan Selena, matanya tetap mencuri pandangan pada bagian yang cukup mewah di luar kamarnya yang nyaman. Koridor itu terlihat bersih, rapi dan indah. Selena dipaksa untuk terus berjalan. Hingga dia dihadapkan dengan enam wanita Damian. Selena mengernyitkan dahinya begitu menatap enam wanita asing di kepalanya. Dan keenam wanita itu menatap Selena dengan tatapan yang tak dapat diartikan Selena. Mata Merry menatap Selena lekat. Gadis muda yang dia pikir akan menggeser dirinya. Namun kelihatannya
Baca selengkapnya
Lilin
“Cukup! Berhenti, tolong... Perih...” Selena mengerang dan mendesis pelan, menatapi kakinya yang dipegang agar tak memberontak itu mulai memerah. Kulitnya semakin rusak saat lelehan lilin menetes ke kakinya setelah lilin yang telah mengeras disingkirkan secara berkala. Damian menikmatinya, dia menunggu Selena untuk bicara sesuatu yang berhubungan dengan pacarnya secara langsung. “Aku tidak tahu apa-apa, sungguh. Aku tidak tahu jika dia mencuri sesuatu darimu. Aku juga tidak tahu apa yang dia curi.” Selena menatap Damian, memohon untuk berhenti. Untuk ke sekian kalinya, lilin yang telah mengeras di kaki Selena diambil lagi. Terlihat bagaimana kulitnya memerah dengan luka bakar di sana. Semakin lama, kulitnya semakin sensitif dan itu semakin menyiksanya. Damian lagi-lagi memiringkan lilin untuk memperoleh tetesannya lagi. “Aku tidak akan berhenti sampai kau mengatakan sesuatu yang lain selain penyangkalanmu.” Selena menatapi lilin yang mulai menetes lagi. Dan begitu cairan lilin pa
Baca selengkapnya
Berusaha Kabur
“Tapi itu tidak adil! Aku sudah memberitahumu semampuku!” gertak Selena.“Semua yang kulihat hanyalah hasilnya, bukan usahanya. Bawa dia kembali ke kamarnya!” Damian tampaknya langsung bersiap menuju lokasi yang diberitahukan Selena. Dan Selena didekati oleh seorang pria yang langsung menggendong tubuhnya, karena kondisi kaki Selena sedang tidak baik-baik saja. Selena menatap Damian dengan raut cemas, kelihatannya dia mulai gelisah dengan keberadaannya di mansion milik Damian itu. Selena dikurung di sebuah kamar yang cukup nyaman. Hanya saja, pemikiran apa yang akan dilakukan Damian selanjutnya tetap membuatnya tak nyaman. Dia memperhatikan kakinya, yang kondisinya agak sedikit buruk. Sangat perih ketika terkena air. “Aku harus pergi dari sini. Pria gila itu bisa terus menerus menyiksaku.” Selena semakin gelisah dan menatapi keluar jendela, di mana mansion yang begitu lega itu juga terlihat tak terjaga. Selena keluar dari kamarnya dengan hati-hati. Doa menyadari tempat itu cukup s
Baca selengkapnya
Hukuman
Selena menoleh pada Damian dan menunjukkan ekspresi terkejutnya. Dan di belakangnya, sekarang ada banyak pria yang terlihat terkejut juga dengan kehadiran Selena. Itu membuat mereka terlihat pucat lantaran mereka tak menyadari kehadiran Selena di sekitar pintu utama, yang akan membuat mereka dalam masalah karena lengah mengawasi bagian dalam mansion. Damian sendiri sekarang tak menunjukkan ekspresi senang atau kesal. Wajahnya datar dan menunggu Selena menjelaskan situasi saat itu. Dia melangkah mendekat dan melirik para bawahannya yang ada di belakang Selena itu. “Kenapa kau di sini? Kau tahu, ini cukup jauh dari kamarmu. Dan, bagaimana bisa kau sampai di sini tanpa disadari seorang pun?” Damian menatap Selena dari dekat. “Euh...” Selena menjadi sedikit gugup, apa lagi sebelum sampai di sini, dia mendapatkan bantuan dari salah satu bawahan Damian yang entah kenapa membantunya. “Apa saja yang kalian lakukan sampai-sampai tak menyadari dia sudah sampai di sini?” Damian menatapi para
Baca selengkapnya
Touch
“Menyentuhku? Hey, kau jangan gila!” Suara Selena terdengar tercekat. Damian terkekeh geli dengan reaksinya Selena. Di matanya yang berkelibat cahaya, reaksi Selena cukup untuk memancing dirinya, untuk melakukan sesuatu yang lebih jauh. “Kenapa? Kau takut? Kau takut untuk mengkhianati Axel? Aku sangat penasaran, seberapa marah Axel jika tahu aku menyentuhmu. Dalam rencanaku dan perkiraanku, jika aku mengirimkan sedikit saya cuplikan antara kau dan aku... bercinta, dia pasti akan memberikan reaksi yang aku inginkan. Kau itu berharga di matanya, Selena. Seperti aku menghargai apa yang dia curi.” Damian terkekeh puas sambil melepaskan jas yang dia gunakan. Dan itu membuat Selena beringsut mundur untuk menjauhi Damian. Selena tahu betul apa yang akan dilakukan Damian. Rasa takut memenuhi hatinya. Bukan tentang mengkhianati Axel seperti yang Damian pikirkan. Meski sempat terpikirkan juga, mungkin Axel menghargainya selama ini. Itulah yang membuatnya takut. Axel, sang mantan pertama dan
Baca selengkapnya
Ekstasi Baru
Darah segar mengalir bahkan menetes mengenai seprai berwarna putih gading itu. Suara isak tangis Selena terdengar nyaring, mungkin bisa terdengar sampai keluar. Kelihatannya itu sangat menyakiti Selena, karena itu yang pertama bagi Selena. Wajah Damian terkaku. Dia tak bisa memberikan ekspresi tenang untuk situasi itu. Dia baru sadar atas apa yang dia lakukan beberapa detik lalu yang mengakibatkan Selena memekik kencang dan menangis saat ini. Gadis itu berhenti meronta, kelihatannya sesakit itu sampai tak ingin bergerak. Tangan Damian yang menyilangkan tangan Selena perlahan mengendur. Damian menegakkan tubuhnya dan memastikannya sekali lagi. Setelah melihatnya untuk kedua kalinya, tangan Damian tersapu ke salah satu sisi rambutnya. Menyapu halus rambutnya dan sedikit menariknya. “Ah, apa ini...” Damian bicara dengan suara pelan. Yang Damian pikirkan sekarang adalah perasaan baru saat dia hendak bersatu dengan Selena. Selena tak pernah melakuk
Baca selengkapnya
Calon Wanita Baru
Damian keluar dari kamar Selena dan menatapi lorong yang sudah sepi. Dia kemudian menuju ke kamarnya yang terletak cukup jauh dari kamar para wanitanya. Dia meluangkan waktu untuk mandi dan membersihkan dirinya. Pikiran Damian masih berada di ranjang, bersama dengan Selena. Perasaan baru yang dia temukan dari Selena berhasil membuatnya merasa pusing selama berada di kamar mandi. Di bawah shower, dia mengguyur dirinya yang masih terasa panas dan bergairah. Hingga untuk pertama kalinya setelah sekian lama, dia harus menuntaskan hasratnya sendirian. Setelah membersihkan diri, dia hendak kembali ke kamar Selena. Entah apa yang dia pikirkan. Namun tanpa dia sadari, ada keinginan untuk tetap di sisi Selena selama sisa malam ini. Sebelum kembali, dia bertemu dengan tangan kanannya, Luca. Luca membungkuk memberi salam pada Damian. “Anda belum tidur? Di mana selama beberapa jam terakhir? Kami mencari Anda, terakhir kali seseorang mengantar Anda ke kama
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status