Home / Rumah Tangga / Menjadi Wanita Terhormat Setelah Dikhianati / 2. MENGHADIRI PERNIKAHAN KEDUA SUAMIKU

Share

2. MENGHADIRI PERNIKAHAN KEDUA SUAMIKU

Author: Mona Cim
last update Last Updated: 2025-08-01 21:39:24

Vannia mengenakan gaun biru muda yang mewah dan elegan, memakai anting indah, highhell yang memukau, dan rambut tertata rapi dengan sempurna. Inilah diri Vannia yang akan hadir di pernikahan suaminya dengan sahabatnya. Hari ini ia akan menjadi wanita tersakiti sekaligus menjadi dirinya yang berbeda yang jauh lebih terhormat dari sebelumnya.

"Sesuai sumpahku, aku akan menjadi duri di perjalanan pertama kalian menempuh kehidupan setelah mengkhianatiku."

Vannia keluar dari kamarnya. Ia menuruti tangga dengan sangat anggun. Di bawah sana, Marisa dan Berlina yang hendak segera berangkat, terpukau melihat bagaimana cantik dan anggunnya penampilan Vannia. Tak seperti yang mereka pikirkan.

"Mau berangkat bersama dengan mobilku, Ibu, Berlina?" tawarnya dengan ramah.

Berlina langsung berdecih. "Kau menawari kami berangkat bersama dengan mobilmu? Kau pasti sudah sakit jiwa karena suamimu menikah dengan sahabatmu sendiri hari ini. Bukankah begitu?"

"Itu benar. Sadarlah, Vannia. Kau tak memiliki mobil mewah di rumah ini. Mobilmu hanyalah mobil rongsokan yang berada di paling dalam garasi rumah. Bahkan Renvier pun tak sudi untuk mengeluarkan mobil itu dari sana," timpal Marisa.

Vannia tertawa pelan. "Ya sudah jika tak mau. Aku berangkat dulu, ya. Sopirku sudah menjemputku. Aku pergi," kata Vannia seraya berjalan meninggalkan mereka berdua.

Marisa dan Berlina saling tatap keheranan. Selain merasa ada yang berbeda dari Vannia, mereka juga merasakan jikalau Vannia tak berbohong soal mobil itu.

Benar saja, mereka berdua terbelalak melihat sebuah mobil merek terkenal Rolls-Royce La Rose Noire Droptai terparkir di halaman rumah mereka. Seorang pria yang berpakaian sopir keluar dari mobil itu, lalu bergegas mengitari mobil untuk membukakan pintu mobil agar Vannia bisa masuk.

"Terima kasih, Bon," ucap Vannia seraya masuk ke dalam.

"Sama-sama, Nyonya."

Vannia duduk dengan anggun di kursi belakang seraya menoleh ke arah rumahnya. Ia tahu ibu mertua dan iparnya pasti tengah mengintip dan kebingungan dengan apa yang mereka lihat.

"Pak Bon, apa tanggapan ibu dan ayahku ketika kau menyuruhmu menjemputku dengan mobil ini?" tanya Vannia pada sopir pribadinya yang dulu.

"Nyonya dan Tuan terlihat merasa senang, Nona. Mereka berpikir Nona akan kembali ke rumah."

Vannia mengangguk paham. "Baiklah. Jalankan mobilnya," titahnya.

Berlina dan Marisa masih mengangga lebar melihat merek mobil itu. Mobil yang saat ini dinaiki Vannia adalah mobil termahal tahun ini. Bahkan mereka berdua tak memilikinya.

"Ini tidak benar, Berlina. Bagaimana bisa wanita rendahan itu memiliki mobil semewah itu?"

"Tidak mungkin, Bu. Aku yakin itu hanya mobil sewaan saja. Entah berapa banyak uang Renvier yang dia keluarkan untuk berlagak sombong dengan mobil mewah itu. Ayo, Bu, kita harus segera ke pernikahan Renvier. Kita harus mengabadikan banyak moment pernikahan Renvier dengan Anya," kata Berlina.

"Ya sudah. Mari kita berangkat!"

Gedung pernikahan yang saat ini digunakan untuk pernikahan kedua Renvier terlihat sangat meriah. Berbeda dengan pernikahan bersama Vannia dulu yang hanya dihadiri oleh sebagian kecil sahabat Renvier saja.

Akhirnya mobil yang Vannia tumpangi pun sampai di gedung pernikahan Renvier dan Anya. Ia mencoba menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya dengan pelan.

"Aku tak akan menjadi orang menyedihkan di acara ini. Ini pernikahan sahabatku," ucap Vannia menguatkan dirinya.

Kaki jenjang Vannia memasuki gedung pernikahan. Ia langsung disambut dengan kemewahan pernikahan tersebut. Di ujung ruangan, tampak Renvier dan Anya melakukan dansa romantis yang disaksikan oleh sebuah tamu pernikahan. Seberapa kuat dirinya membentengi diri dari rasa sakit, tetapi rasa sakit itu tetap menembus relung hatinya.

Vannia berjalan menuju tempat minuman, lalu mengambil segelas.

"Vannia, kaukah ini?"

Vannia menoleh pada seorang pria dengan setelan jas hitam dan perawakan yang tinggi berada tepat di sampingnya. Vannia ingat sekarang. Pria tampan itu adalah teman masa kecilnya ketika di Paris. Senyuman pria itulah yang mengingatkan Vannia akan pria itu.

"Zhein? Kaukah itu?"

Pria yang dipanggil Zhein oleh Vannia langsung memeluk Vannia dengan senang hati. Vannia pun membalas pelukan itu. Mereka tertawa senang sembari mengurai pelukan hangat mereka.

"Ternyata kau sungguh Vannia. Aku sudah mencarimu sejak lulus sekolah menengah atas. Tapi Ibumu mengatakan ... kau pergi dari rumah dan menikah dengan pria yang--" Ucapan Zhein terhenti begitu tak sengaja melihat Renvier di altar. Zhein terkejut melihat sosok pria itu, lalu beralih pada Vannia yang menunduk.

"Aku harap kau tidak membahasnya, Zhein. Aku tidak ingin mendengar pertanyaan apapun soal suamiku," ucap Vannia sebelum Zhein membuka suara tentang suami Vannia yang saat ini sedang melangsungkan pernikahan dengan wanita lain.

"Okei ... jadi ... mau berdansa denganku?" tawar Zhein mengulurkan tangannya di depan Vannia. "Daripada tersudut di sini, bukankah lebih baik bahagia di atas kebahagiaan mereka?"

Vannia langsung mendongkak menatap mata Zhein. Pria itu tersenyum manis yang tanpa sadar membuat Vannia juga tersenyum. Maka dengan lembut Vannia melabuhkan tangan halusnya di atas telapak tangan Zhein.

Vannia dan Zhein berdansa dengan sangat lihai. Mereka tiba-tiba teringat dengan momen mereka ketika masih kecil. Mereka pernah belajar berdansa bersama. Semua tamu undangan menatap mereka dengan decak kekaguman.

"Vannia, kau sangat cantik. Pria bodoh mana yang meninggalkan tuan putri cantik seperti dirimu?" ucap Zhein di sela kegiatan berdansa mereka. Vannia tersenyum mendengar sanjungan itu. Sejenak ia lupa dengan pemilik acara pernikahan ini.

Anya menoleh pada Renvier yang terlihat tak senang melihat pemandangan di hadapannya. Jelas sekali Renvier memperhatikan bagaimana mesranya Vannia dan Zhein berdansa. Apalagi Vannia terlihat jauh lebih cantik dari biasanya. Renvier bingung, bagaimana Vannia bisa berubah sedemikian rupa?

Usai acara pernikahan itu berakhir, Zhein mengantar Vannia ke rumahnya. Untuk pertama kalinya Zhein menginjakkan kaki di halaman rumah Vannia bersama dengan Renvier. Mereka tak langsung masuk, tetapi berdiri di depan mobil.

"Mengapa tak menyerah saja, Vannia? Kau sudah jelas tak dihargai di rumah ini. Suamimu menikah dengan sahabatmu sendiri dan kau tak pernah diperlakukan baik oleh mertua dan iparmu. Apa lagi hal menyakitkan yang kau tunggu? Tinggalkan saja mereka dan aku akan menyambutmu," kata Zhein dengan serius.

Sebuah mobil pengantin memasuki halaman luas kediaman Renvier. Vannia memperhatikan bagaimana suaminya keluar dari mobil itu bersama Anya. Anya menggandeng lengan Renvier sambil tersenyum culas pada Vannia.

"Tidak akan, Zhein. Setidaknya untuk beberapa waktu, aku tak akan menyerah. Aku tak ingin menanggung rasa sakit seorang diri. Aku akan berbagi rasa sakit ini pada mereka berdua. Tidak ada pembalasan lebih menyenangkan daripada melihat suamiku bertekuk lutut dan sahabatku bersimpuh dengan air mata," tutur Vannia dengan penuh keyakinan.

Setelah pernikahan ini, bagaimanakah kehidupan Vannia, Anya, dan Renvier yang tinggal satu atap?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Wanita Terhormat Setelah Dikhianati   6. SALING ADU KEMESRAAN

    "Apa maksudmu!" Renvier langsung mencengkram kerah kemeja Zein dan sedikit mendorongnya, menciptakan pekikan dari Vannia."Renvier, hentikan!"Renvier tak peduli dengan teriakan Vannia. Matanya berapi-api menatap Zein yang justru berekspresi kelewat santai sekali. "Kau bilang apa tadi? Selingkuhan pertama istriku? Berani kau mengatakan hal itu di depan suaminya sendiri?!" hardik Renvier.Zein tetap tenang dan tak menjauhkan tangan Renvier yang mencengkram kemejanya. "Mengapa kau begitu marah? Kau bahkan tak hanya menyelingkuhi Vannia, tapi kau menikahi sahabatnya. Apakah tak ada kesadaran dari dirimu sendiri betapa kejamnya itu?"Renvier merasa tertampar dengan kata-kata itu. Cengkramannya tak sekuat awalnya. Maka dengan mudah Zein menjauhkan dirinya dari Renvier."Vannia, jika kau sudah selesai bicara dengan pria ini, apa kau bersedia makan siang bersamak?" tanya Zein berbicara dengan nada lembut.Vannia melirik ke arah Renvier yang juga menatapnya. Senyuman miring Vannia terukir, la

  • Menjadi Wanita Terhormat Setelah Dikhianati   5. FAKTA YANG MENGEJUTKAN

    Vannia berangkat ke sebuah gedung yang akan dijadikan sebuah tempat resort yang multifungsi sebagai tempat pameran juga. Bisnis inilah yang menjadikan perusahaan yang ia kelola saat ini bekerja sama dengan perusahaan Renvier.Sesampai di gedung besar itu, Vannia melangkahkan kaki jenjangnya masuk ke dalamnya. Ia langsung diberi hormat oleh beberapa pekerja yang berpapasan dengannya."Vannia," panggil seseorang dari arah belakang.Vannia pun langsung menoleh, mendapati sosok Renvier berdiri di belakangnya. Vannia mencoba bersikap biasa-biasa saja, kendati jantungnya berdetak dengan cepat lantaran harus kembali berdekatan dengan Renvier."O-oh, Renvier. Kau sudah datang rupanya."Renvier mengangguk sambil tersenyum tipis. "Mari," ajaknya mempersilakan. Mereka pun berjalan berdampingan untuk melihat-lihat isi gedung tersebut.Suasana canggung itu sangat kentara terasa. Sesekali Vannia melirik ke arah Renvier yang juga melirik ke arahnya. Aduh, mengapa mereka seperti orang yang sedang PDK

  • Menjadi Wanita Terhormat Setelah Dikhianati   4. IDENTITAS RAHASIA VANNIA

    Deretan mobil yang tertata di dalam garasi panjang dipandangi oleh Vannia satu per satu. Ia langkahkan kakinya yang dibalut highhell hitam menuju ke sebuah mobil Lamborghini berwarna merah, lalu telunjuknya terangkat ke arah mobil tersebut."Aku ingin mobil yang ini," pintanya pada seorang sopir yang sedari tadi menemaninya memilih mobil."Baik, Nona," sahut sopir tersebut langsung bergegas untuk mengeluarkan mobil tersebut.Di sisi lain, keluarga Renvier sedang melakukan makan siang bersama di rumah. Hari pertama menjadi bagian dari keluarga Renvier, Anya berusaha sebaik mungkin. Ia menyajikan makanan yang telah ia pesan sebelumnya. Marisa sebagai mertua sangat senang sekali melihat bagaimana menantu barunya sedang berusaha melayani mereka."Kau memang menantu yang terbaik, Anya. Sudah lama aku menginginkan menantu sepertimu. Malangnya, Renvier malah memilih wanita seperti Vannia. Kau dan Vannia sangat berbeda. Vannia benar-benar tak bisa menjaga penampilan ketika di rumah. Dia hanya

  • Menjadi Wanita Terhormat Setelah Dikhianati   3. KEMBALI MENJADI WANITA TERHORMAT

    Tempat tidur yang awalnya diisi oleh suaminya, sekarang tak ada siapa-siapa di sana. Suaminya sekarang berada di kamar sebelah untuk memadu malam pertama dengan istri barunya, Anya. Ia tak pernah berpikir jikalau sahabatnya sendiri akan merebut suaminya seperti ini. Padahal Anya adalah sahabat terbaiknya."Tidak-tidak. Aku tak boleh lemah. Ya, aku tak boleh lemah. Aku harus kuat agar mereka terutama Anya tak memandangku rendah. Sudah cukup aku mengalah dan merendah selama ini menjadi istri dari Renvier. Mulai besok, aku adalah diriku yang baru," monolog Vannia menyakinkan dirinya.Malam yang gelisah itu berhasil dilalui oleh Vannia dengan baik.Pukul tujuh pagi Vannia sudah rapi dengan tampilannya. Tepat saat ia keluar kamar, suaminya keluar dari kamar pengantin. Tanda-tanda merah di tubuh Renvier yang tak mengenakan atasan langsung membuat Vannia memalingkan wajahnya."Vannia," panggil Renvier ketika Vannia hendak beranjak pergi begitu saja.Vannia menghentikan langkahnya tepat di sa

  • Menjadi Wanita Terhormat Setelah Dikhianati   2. MENGHADIRI PERNIKAHAN KEDUA SUAMIKU

    Vannia mengenakan gaun biru muda yang mewah dan elegan, memakai anting indah, highhell yang memukau, dan rambut tertata rapi dengan sempurna. Inilah diri Vannia yang akan hadir di pernikahan suaminya dengan sahabatnya. Hari ini ia akan menjadi wanita tersakiti sekaligus menjadi dirinya yang berbeda yang jauh lebih terhormat dari sebelumnya."Sesuai sumpahku, aku akan menjadi duri di perjalanan pertama kalian menempuh kehidupan setelah mengkhianatiku."Vannia keluar dari kamarnya. Ia menuruti tangga dengan sangat anggun. Di bawah sana, Marisa dan Berlina yang hendak segera berangkat, terpukau melihat bagaimana cantik dan anggunnya penampilan Vannia. Tak seperti yang mereka pikirkan."Mau berangkat bersama dengan mobilku, Ibu, Berlina?" tawarnya dengan ramah.Berlina langsung berdecih. "Kau menawari kami berangkat bersama dengan mobilmu? Kau pasti sudah sakit jiwa karena suamimu menikah dengan sahabatmu sendiri hari ini. Bukankah begitu?""Itu benar. Sadarlah, Vannia. Kau tak memiliki m

  • Menjadi Wanita Terhormat Setelah Dikhianati   1. PENGKHIANATANNYA DENGAN SAHABATKU

    "Kau memang sahabat baikku, Vannia. Tapi jika soal cinta, aku tak bisa mundur begitu saja. Lagipula, suamimu lebih memilihku, bukan?"Wanita gila! Itu umpatan yang hati Vannia keluarkan ketika mulutnya tak bisa berkata-kata karena rasa sakit yang menghujam hatinya. Bibirnya bergetar menahan tangis dan amarah. Sudah kepergok chatingan mesra dengan suaminya, Anya—sabahat terbaiknya—sama sekali tak menunjukkan raut merasa bersalah.PRANG!Anya sangat terkejut ketika Vannia mengempaskan ponsel miliknya ke lantai kafe dengan keras, membuat ponsel mahal itu terpental dan retak. Buru-buru Anya memungut ponsel itu dengan tampang kesalnya pada Vannia."Vannia!""Apa?!" tantang Vannia berani. Ia menunjuk wajah Anya dengan perasaan penuh rasa kecewa. "Jadi selama ini kau bermain di belakangku bersama suamiku? Kau bukan sahabatku, Anya. Kau iblis!""Ya. Aku memang iblis yang suamimu cintai. Haruskah aku berbangga diri menjadi seorang iblis sekarang?" Anya tertawa tanpa rasa bersalah."Sudah berap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status