Memang benar, Davian tidak memiliki pertahanan diri, tidak ada yang bisa menghentikannya, atau memberinya peringatan hal-hal yang tidak boleh dilakukan dan hal-hal yang perlu ditahan.
Vemilla gemetaran mendengar kata-kata Davian terhadap wanita yang pernah mengisi hatinya, dia memang setia, tetapi setelahnya kebencian bisa membunuh segala rasa yang sebelumnya pernah dia buai manja."Devianza dari dulu emang gak pernah bisa meredam emosi Pak Davian, mereka kalau berantem malah adu skill, gak ada yang bisa mengalah," desis seorang wanita yang berjaga di meja resepsionis.Disahuti anggukkan kepala rekan di sampingnya. "Mereka emang gak cocok, gaya pacaran mereka kek gak jelas.""Bener. Devianza yang anggap Pak Davian sebagai rumah keinginannya tanpa mau feedback dan Pak Davian juga cuek, hubungan gak sehat."Ah ..., Vemilla baru menyadari jika hubungan Davian dengan mantan kekasihnya memang tidak sehat sejak awal. Gadis itu perlahan melipirSang pelatih beranjak dari posisi bersila, menenteng clipboard hitam, beliau mendekati Vemilla yang berdiri malu-malu. "Melainkan seperti ombak yang meliuk, lentur dan selaras, benar-benar indah, teknik menarimu sudah lebih dari sempurna.""Benar sekali, hanya saja kamu seperti masih malu-malu, ekspresi wajahmu terkadang ditahan dengan sengaja, bisa dilepaskan lagi, ya, jangan ragu, kamu hebat dan kamu pasti bisa," sambung maha guru.Vemilla tersengih malu-malu. Dia menggendong dua tangannya sambil mengangguk lembut. "Baik, terima kasih Bu, maha guru," ucap Vemilla dengan napas yang mulai bisa dikendalikan.Namun, lelah masih bertahan dalam dada, detak jantung dan denyut nadi masih terdengar berisik, seperti tatapannya yang bertarung agak nanar. "A-apa saya bisa pake topeng selama pertunjukan?" tanya Vemilla ingin mengulang penampilan terbaiknya saat di Singapura pada usia remajanya.Semua orang terdiam, bahkan beberapa dari mereka segera berdiri,
Petra memahami setiap detail informasi yang dibagikan padanya, Ghania datang melalui rekomendasi langsung dari Davian, potensinya masih samar-samar.Meskipun Ghania telah bekerja bertahun-tahun menjadi seorang model, tapi dia berada di basis lokal, belum bisa dipastikan apakah dia pantas atau tidak menduduki salah satu tahta model di agensi Davian.Petra keluar dari lift. "Lakukan sesuai prosedur, katakan padanya, untuk bekerja cepat, tunjukkan jika perkembangannya berjalan lebih pesat dibanding yang lain," pinta Petra pada rektor yang bertanggungjawab di akademik modelling milik Davian.Petra tiba di lantai dimana ruangan kerjanya berdampingan dengan ruang utama CEO perusahaan tersebut. Cahaya matahari menyelinap dari luar jendela, pelan tapi pasti, Petra berangsur mendekati pintu otomatis ruangan Davian.Petra mengetuk dua kali pintu kantor dengan ketukan ringan namun tegas. Di tangannya, sebuah map hitam berlogo emas dari brand kosmetik terkena
Memang benar, Davian tidak memiliki pertahanan diri, tidak ada yang bisa menghentikannya, atau memberinya peringatan hal-hal yang tidak boleh dilakukan dan hal-hal yang perlu ditahan.Vemilla gemetaran mendengar kata-kata Davian terhadap wanita yang pernah mengisi hatinya, dia memang setia, tetapi setelahnya kebencian bisa membunuh segala rasa yang sebelumnya pernah dia buai manja."Devianza dari dulu emang gak pernah bisa meredam emosi Pak Davian, mereka kalau berantem malah adu skill, gak ada yang bisa mengalah," desis seorang wanita yang berjaga di meja resepsionis.Disahuti anggukkan kepala rekan di sampingnya. "Mereka emang gak cocok, gaya pacaran mereka kek gak jelas.""Bener. Devianza yang anggap Pak Davian sebagai rumah keinginannya tanpa mau feedback dan Pak Davian juga cuek, hubungan gak sehat."Ah ..., Vemilla baru menyadari jika hubungan Davian dengan mantan kekasihnya memang tidak sehat sejak awal. Gadis itu perlahan melipir
Petra mengangkat kepala, sejenak mengatur pola pernapasan dan berkata, "A-ada Devianza di bawah da-dan Nona Vem-Vemilla, me—"Sebelum penjelasan Petra berakhir, Davian telah lebih dulu paham maksud dari hal itu, matanya membelalak, dia membuang wajah ke lorong dari mana Petra berasal, seperti hal debur jantungnya, keyakinannya lebih bergemuruh dibanding itu."Teruskan meeting!" pinta Davian segera mengayuh kaki menuju lorong tersebut.Petra tergemap mendapat perintah tersebut, dengan wajah miring ke kanan beberapa sentimeter, lelaki ini membuka mulut dan menahannya sekian detik. "Teruskan meeting?" keluhnya mengernyitkan wajah."Bagaimana bisa? Ini konsep yang buat 'kan? Pak Davian sendiri, mana bisa aku handle, bisa-bisa dirujak setelahnya," embus Petra menghela napas dan menyemburkan sisanya.Langkah kaki Davian bagai pacuan kuda di arena internasional, terdengar bergemuruh penuh ambisi. Bahkan saat dia keluar dari lift, pria bertubuh k
Sh*t!Devianza malah dengan lantang menyiarkan jika dia memang benar telah berkhianat, staff perusahaan mulai memandang Devianza tak suka, ah sebenarnya, telah lama mereka tidak begitu menyukai wanita ini."Bener berarti, kalau dia selingkuh sama pimpinan agensi di luar sana.""Gak tahu diri banget, sih, datang lagi setelah nyakitin Pak Davian.""Masih untung Pak Davian diem, kalau udah ngamuk, palingan mereka juga cuman jadi abu yang beterbangan, gak guna.""Cewek ini emang dari dulu gak cinta Pak Davian, dia cuman mau numpang berkarir.""Suka ambil job orang seenak jidat, maksa Pak Davian buat orbitkan dia ke pasar internasional.""Untungnya, Pak Davian gak gampang terkecoh, Pak Davian tahu kualitas dan siapa yang pantas."Dan ..., masih banyak lagi cibiran dan kata-kata tak enak didengar oleh telinga, Devianza memanas, wanita yang paling tidak suka direndahkan dan dianggap buruk itu mulai terusik.Wa
This!Seperti adiknya sendiri! Vemilla tersenyum manis setelah mendengar hal tersebut, ini adalah hubungan sehat yang jauh lebih baik, gadis ini tak pernah berharap jika hubungannya dengan Davian lebih dari sekedar kakak-adik tak sedarah.Vemilla menoleh dengan senyuman ambigu yang jauh lebih manis dari sebelumnya. "Eum ..., Mbak, menurut Mbak Narti, kalau aku buatin sesuatu buat Kak Davian, kira-kira buatin apa, ya?" tanya Vemilla, meminta pendapat asisten rumah tangganya.Mata gadis itu berbinar samar-samar. "Maksudnya, sebagai ucapan terima kasih, karena Kak Davian sangat menjagaku, aku rasa ..., setelah Kak Davian menjagaku, mantanku itu juga mendadak gak pernah datang lagi," tambah Vemilla menjelaskan beberapa hal yang mungkin dianggap tabu oleh Mbak Narti.Mbak Narti tidak mempermasalahkan, ini adalah hak sang majikan dan dia berpikir tidak memiliki hak atas semua hal yang terjadi diingkupan Vemilla ataupun Davian."Non yang paling