Share

Bab 9

Author: Bella Grace
Terry terpaku. "Kamu bilang apa? Dia memposting di media sosial, bilang hari ini dia akan menikah?" Dia langsung merampas ponsel temannya. Begitu melihat postingan Candice, pikirannya langsung kosong.

Tidak mungkin! Dia akan menikah? Sama siapa?

Saat itu juga, sebuah mobil berhenti di pinggir jalan. Dari dalam mobil, keluar seorang wanita dengan gaun pengantin. Orang itu tak lain adalah Candice.

Melihat Candice, ekspresi Terry seketika berubah. Dia berdiri di tempat dengan gugup dan bertanya, "Candice, kenapa kamu di sini?"

Candice turun dari mobil, menatap pria di depannya dengan senyum sinis di bibirnya. "Aku juga mau tanya, kenapa kamu ada di sini?"

Tatapannya menyapu Vivian yang berdiri di samping Terry. Vivian mengenakan gaun pengantin milik Candice, membawa buket bunga yang seharusnya miliknya, dan berdiri di tempat yang seharusnya menjadi milik Candice.

Melihat Candice, wajah Vivian langsung berubah. Dia sama sekali tidak menyangka Candice akan datang dengan mengenakan gaun pengantin untuk "mengacaukan" pernikahannya.

"Aku ...."

Terry tidak tahu harus berkata apa.

"Candice! Kamu pasti sudah tahu hari ini aku akan menikah sama Terry, jadi kamu mengenakan gaun pengantin untuk datang ke sini. Apa kamu ingin merebut Terry dariku?"

Air mata Vivian langsung mengalir. "Aku mohon, jangan hancurkan pernikahanku, ya? Aku nggak akan hidup lama. Aku akan segera mati. Setelah aku mati, Terry akan sepenuhnya jadi milikmu. Tapi sekarang, tolong, jangan rebut dia dariku!"

Vivian menangis tersedu-sedu. Namun, melihat Candice yang tetap tenang dan tidak terpengaruh, Vivian langsung berlutut di tanah.

Kerumunan yang berkumpul di sekitar mereka mulai berkomentar. Melihat adegan ini, banyak yang mengira Candice adalah orang ketiga. Namun, Candice hanya merasa adegan ini sangat lucu.

"Candice, aku benar-benar mencintai Terry, tapi aku mengidap kanker. Keinginanku yang terakhir adalah menikah sama Terry sebelum aku meninggal. Aku mohon, tolong biarkan aku menikah dengannya."

Terry akhirnya tidak tahan lagi dan membantu Vivian berdiri. "Vivian, jangan begini. Candice itu wanita yang baik hati, dia pasti akan merelakan ini untukmu."

Terry menatap Candice, lalu berjalan mendekatinya dan meraih tangannya.

"Maafkan aku, Candice. Aku nggak bermaksud menyembunyikan ini darimu. Kondisi Vivian semakin parah dan aku nggak bisa mengabaikan keinginannya yang terakhir. Kamu tenang saja, pulang dulu. Setelah aku menyelesaikan pernikahan ini dengannya, aku akan kembali padamu."

Candice melepaskan tangannya dengan dingin. Ekspresinya tetap datar saat berkata, "Terry, apa yang membuatmu berpikir bahwa aku di sini hari ini untukmu?"

"Candice, jangan bertingkah seperti ini. Aku tahu hari ini adalah salahku. Setelah aku pulang, kamu bebas melakukan apa pun yang kamu mau!"

"Benar, Candice." Salah satu teman Terry muncul entah dari mana dan ikut berbicara, "Situasinya sudah seperti ini. Kamu relakan saja Terry untuk menikah sama Vivian."

Semua teman Terry mulai bergantian bicara, mencoba menenangkan Candice.

"Terry tetap mencintaimu. Dia melakukan ini hanya karena rasa tanggung jawab. Candice, kamu orang yang baik hati. Pulanglah, ya."

Candice memandang sekumpulan pria di depannya, lalu tertawa dingin. Mereka sungguh luar biasa murah hati. Begitu murah hati hingga meminta dia menerima bahwa pacarnya menikah dengan wanita lain dan memintanya untuk tersenyum sambil mundur.

Sayangnya, Candice tidak akan melakukan itu.

"Aku ulangi lagi, aku datang ke sini hari ini bukan untukmu."

Setelah berkata demikian, Candice mengangkat kakinya dan berjalan menuju aula pernikahan. Namun, Vivian langsung menghalangi jalannya dan mulai menangis histeris.

"Candice, kamu benar-benar nggak mau membiarkanku menikah, ya? Kamu ingin melihatku mati, 'kan?"

Usai bicara, Vivian memegang gaun pengantinnya dan berlari ke arah tiang di sisi aula dengan nekat.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjaga Jodoh Orang   Bab 27

    Setelah Candice pergi, pria itu perlahan-lahan keluar dari balik tiang. Hati Terry terasa hancur saat melihatnya pergi.Dia benar-benar mencintainya, benar-benar tidak bisa melupakan Candice. Namun, sekarang Candice membencinya dan tidak ingin bertemu dengannya lagi.Terry tidak ingin menyerah dan memutuskan untuk menunggunya kembali. Selama lebih dari sebulan ini, Terry banyak berubah.Pada akhirnya, Candice pulang. Terry segera pergi ke bandara, tetapi tidak menemukan dirinya. Sudah lebih dari sebulan mereka tidak bertemu, dia sangat merindukan Candice.Hal pertama yang dilakukan Candice setelah turun dari pesawat adalah pergi ke rumah sakit. Terry mendapat kabar dan langsung mengemudi ke rumah sakit. Ketika dia sampai, dia melihat Candice dan Gian baru saja keluar dari ruang dokter.Gian menggandeng tangan Candice dengan penuh kasih sayang. Kemudian, dia mengingatkan, "Dokter bilang kamu jangan makan es krim terlalu banyak lagi. Dengar, 'kan?""Sudah tahu! Cuma makan sedikit lebih b

  • Menjaga Jodoh Orang   Bab 26

    "Aku mau dia keluar dan ketemu aku! Aku mau dia pulang bersamaku!""Nggak mungkin." Gian mengeluarkan ponselnya. "Kalau kamu nggak pergi, aku lapor polisi.""Lapor saja! Lapor! Candice nggak akan biarkan aku masuk kantor polisi! Dia nggak akan tega!""Ya sudah, kita lihat saja."Gian langsung menelepon. Polisi pun menyeret Terry pergi. Terry masih berteriak memanggil nama Candice.Namun, Candice sama sekali tidak mendengarnya. Dia duduk di sofa bersama ibu Gian, menonton televisi. Mereka sedang asyik membahas drama cinta yang penuh konflik.Tiba-tiba, ponselnya berbunyi. Itu panggilan dari kantor polisi. "Bu Candice, apa kamu mengenal Tuan Terry? Dia sedang mabuk dan terus membuat keributan, tolong datang ke sini."Candice menatap Gian. Dia tahu Gian yang menelepon polisi. "Maaf, Pak, aku nggak kenal dia." Dengan ekspresi datar, dia menutup telepon dan melanjutkan obrolannya dengan ibu Gian.Di kantor polisi, Terry tidak percaya Candice bisa mengabaikannya. "Nggak mungkin, dia nggak mu

  • Menjaga Jodoh Orang   Bab 25

    Namun, Gian menahan dirinya dan berkemudi ke depan apotek. Tidak lama kemudian, dia keluar dari apotek dan kembali ke mobil. Setelah itu, dia melepaskan kaus kaki Candice.Candice menatapnya bingung. "Kamu ngapain?""Aku mau periksa kakimu. Kamu keseleo, 'kan? Kalau sampai bengkak, bisa jadi masalah.""Terima kasih."Melihat sikap lembut Gian, Candice merasa tersentuh. Tanpa pikir panjang, dia menunduk untuk mencium pipi Gian.Ciuman ringan seperti itu membuat wajah dan telinga Gian sontak merah. Dia selalu menggoda Candice, tetapi ketika dia yang dicium, dia malah merasa panik dan bingung.Melihatnya yang lucu seperti itu, Candice tertawa pelan. "Ternyata kamu bisa malu juga?""Siapa yang malu?" Gian mengurut pergelangan kaki Candice.Seketika, Candice merintih pelan. "Ah!"Gian langsung melepaskan tangannya dengan cepat. "Sakit?""Nggak."Candice menggeleng. Tiba-tiba, bayangan Terry muncul di benaknya. Dulu saat dia keseleo, Terry juga akan membeli minyak untuknya dan memijatnya.Sa

  • Menjaga Jodoh Orang   Bab 24

    Melihat pemandangan ini, Terry hampir meledak karena amarahnya. "Gian, lepaskan dia! Aku nggak akan izinin kamu menyentuhnya!"Terry menyerbu ke depan, berusaha memisahkan keduanya. Gian hanya menghindar sedikit. Terry kehilangan keseimbangan dan langsung terjatuh ke tanah. Dia berguling-guling sebelum akhirnya berhenti, penampilannya sangat memalukan.Orang-orang di sekitar menonton dan menghujat Terry."Mampus, dia sendiri yang melakukan kesalahan. Sekarang menyesal, tapi sudah terlambat.""Cinta yang datang terlambat itu nggak ada artinya! Waktu nggak bisa diputar kembali!"Gian menatapnya sambil tersenyum dingin. "Terry, aku peringatkan sekali lagi, jangan ganggu kami. Sekarang Candice istriku dan akan selalu menjadi istriku! Kamu nggak bisa merebutnya!"Terry berdiri dari tanah dengan susah payah. "Orang yang sudah nikah masih bisa cerai! Gian, jangan puas terlalu cepat! Candice mencintaiku!""Kamu nggak tahu, pernikahan militer itu dilindungi oleh hukum?" Gian berpikir sejenak. "

  • Menjaga Jodoh Orang   Bab 23

    Udara di arena pacuan kuda sangat segar, pemandangannya indah. Suasana hati Candice menjadi lebih baik."Kemari." Pria di kejauhan melambaikan tangan kepadanya, Candice merasa agak bingung. Setiap gerak-gerik pria tampan itu tampak sangat elegan.Gian mengenakan pakaian berkuda, menarik seekor kuda kecil. Senyuman di bibir membuat para gadis di sekitarnya tergila-gila. Mereka mengeluarkan ponsel dan mulai memotret Gian tanpa henti. Bahkan, ada yang mendekat untuk meminta nomor telepon.Candice mengernyit, ekspresinya langsung berubah menjadi kesal. Dia bergegas menghampiri, lalu mengambil ponsel orang itu dan memasukkan serangkaian angka."Nomornya.""Terima kasih!"Gadis itu senang sekali, seperti mendapat harta karun. Kemudian, dia pergi.Gian bertanya dengan penasaran, "Kamu benaran kasih dia?""Ya, aku kasih nomorku." Candice mengangkat alis. "Kenapa? Kamu mau kasih nomormu?""Hehe, kamu cemburu ya?"Gian tampak puas dengan reaksi Candice. Dia tersenyum penuh kasih sayang padanya,

  • Menjaga Jodoh Orang   Bab 22

    Saat terbangun, Vivian sudah dibawa ke bangsal biasa. Perutnya terasa kosong, anaknya sudah meninggalkannya. Terry mengutus seseorang untuk memberinya sebuah kartu bank."Di dalam kartu ini ada 10 miliar, Pak Terry yang meminta kami memberikannya kepadamu." Saat melihat kartu itu, hati Vivian terasa sangat dingin.Sepuluh miliar? Sebelumnya hanya 2 miliar. Setelah menggugurkan anak, nilai dirinya langsung melonjak."Pak Terry juga membelikan tiket pesawat, pesawatnya siang ini.""Siang ini?"Vivian tersenyum dingin, tidak menyangka Terry akan begitu membencinya. Dia baru selesai menjalani operasi, sementara Terry sudah ingin dia benar-benar menghilang dari hidupnya."Aku ingin bertemu dengannya.""Maaf, Pak Terry bilang nggak ingin bertemu denganmu." Usai berbicara, pria itu mengunci pintu bangsal. "Kami akan mengantarmu ke bandara nanti."Vivian hanya bisa memegang kartu itu, lalu tiba-tiba tergelak. Pada saat yang sama, air mata juga berlinang di wajahnya. "Aku nggak seharusnya kemba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status