Chapter 17“Kau sudah menulis suratnya?” tanya Wendy“Sudah, Vali juga sudah membaca surat itu” jawab KayneMereka kembali menghadap taman dan melihat cucunya yang sedang asik bermain dengan salah satu singa.“Belakangan ini kenapa dia suka sekali bermain dengan hewan buas” gerutu Wendy“Mana aku tahu. Dia hanya mengatakan jika hewan-hewan itu lucu”“Dia sama anehnya dengan Flori” Wendy menggeleng tidak percaya lalu berlalu pergi***Waktu bergulir dengan cepat. Kini kandungan Rea sudah memasuki usia 5 bulan. Perutnya membesar dengan cepat hingga sang kakek selalu berteriak panik saat melihat cucunya yang tidak pernah bisa diam.Kini Rea sudah bisa menguasai mananya dengan baik. Meskipun dia hanya mengeluarkan sihir dengan mana rendah. Kata neneknya, Rea baru akan mempelajari ilmu sihir tingkat tinggi saat bayinya lahir. Keadaan Rea yang hamil membuat wanita itu lemah sekarang.Rea hanya bisa mengiyakan semua ucapan sang nenek karena dirinya tidak boleh ceroboh akan kesehatannya.Wani
“Buang saja matemu dan nikahi putriku”Vali mengetatkan rahangnya dan Pierce melotot terkejut mendengar ucapan Cabot.Betanya sudah sangat kurang ajar mengatakan hal seperti itu pada Werewolf yang sudah memiliki mate, apalagi dengan posisi Alpha.Seketika Pierce memundurkan langkahnya seolah membiarkan Vali melakukan apapun pada Betanya.Bisa di bilang Madfur pack adalah pack yang hancur. Pemimpinnya adalah Alpha yang tidak begitu peduli. Maka dari itu banyak hal buruk yang terjadi disana.Bagi Pierce kejahatan apapun selama itu tidak berhubungan dengannya, dia tidak peduli. Dia datang ke pack Vali saja karena desakkan dari Betanya dan Pierce ingin pack Vali berada di bawahnya. Saat dia mendengar cerita dari Cabot, dia mulai berpikir jika hal itu benar terjadi dirinya bisa mendaptkan pack yang sangat besar di kendalinya.Namun setelah mendengar ucapan Vali dirinya jadi meragukan ucapan Beta dan putrinya. Vali adalah Alpha yang sangat menjunjung tinggi harga dirinya.Pierce pergi dari
Hari-hari Rea berubah sejak kelahiran sang anak. Rea yang biasa di sibukkan oleh hal lain kini disibukkan dengan mengurus kedua anak kembarnya. Putra putrinya tidak mau di pegang oleh orang lain selain Rea. Jadi mau tidak mau wanita yang baru saja menjadi ibu itu harus turun tangan sendiri. “Kenapa sayang-sayangnya mama?” tanya Rea saat melihat keduanya mengerutkan dahi Gumaman kecil keluar dari mulut mereka yang kemudian di susul bau semerbak di ruangan. Rea terkekeh saat tahu kenapa anak-anaknya mengerutkan dahi. “Ya ampun, dalam hal ini pun kalian melakukannya bersamaan” kedua bayi itu tersenyum saat sakit di perut mereka menghilang “Masih ingin keluar?” tanya Rea sambil mengusap perut keduanya Rea melahirkan sepasang anak kembar sekitar 4 hari yang lalu. Mereka diberi nama Rain Hazel Crawford untuk sang kakak dan River Lucian Crawford untuk sang adik. Rain dan River sangat mirip dengan Vali, hanya yang membedakan mata dan bibir Rain mirip seperti Rea. Sedangkan River benar-b
Kepala Rea mulai pening. Kedua anaknya mulai tidak bisa di ajak kerjasama. Jika biasanya Rain rewel maka dengan pengertian River tidak akan rewel. Tapi sudah 2 hari mereka selalu rewel bersamaan. “Mama mohon berhentilah menangis, hm?” pinta Rea. Wajahnya sudah mau ikut menangis. Sedangkan keduanya masih berlomba menangis. Wajah mereka pun mulai memerah karena terlalu lama menangis. Rea rasanya ingin menangis juga sekarang. Ingin meminta bantuan pada sang nenek, tapi anaknya tidak mau di pegang selain dirinya. “Mama mohon berhenti menangis dan tidur ya?” air mata Rea ikut berlomba keluar sama seperti si kembar. Rea memberi mereka susu dan untung saja mereka mau meminumnya dan mulai tertidur. Mungkin mereka sudah lelah menangis berjam-jam. “Apa kalian rindu pada papa kalian, hm?” Rea mengusap kepala si kembar pelan Tidak bisa Rea pungkiri, sejak hamil si kembar tiada hari tanpa merindukan pria itu. Mungkin bayinya ingin bersama sang ayah. *** “Ada apa denganmu belakang ini?” ta
Rea sudah memantapkan pilihannya untuk pulang kembali ke pack suaminya. Setelah dia pikir-pikir, sepertinya dirinya sudah sangat keterlaluan pada Vali. Padahal pria itu mencoba berubah untuknya. “Panggilkan Rei kemari” maid itu segera pergi memanggil Reiki Rea menunggu sambil bermain bersama kedua bayinya. Hari ini mereka terlihat seperti malaikat karena tidak rewel sama sekali. Betapa manisnya mereka saat tenang seperti ini. Tidak seperti kemarin yang membuat kepala Rea pusing. “Ada apa?” tanya Reiki saat sampai “Kita akan kembali ke Black Diamond” Reiki melotot terkejut. Tidak ada angin tidak ada hujan ada apa dengan tuannya ini. Setelah pergi seenaknya tanpa pamit, kini mereka akan kembali lagi kesana. Bahkan Reiki sudah tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Vali saat mereka datang. Reiki harap dirinya selamat tanpa luka nanti. “Kau yakin?” tanya Reiki “Ya. Aku pikir, aku memang harus kembali. Lagipula mereka juga membutuhkan papanya bukan?” Reiki menoleh ke arah kedua bay
Vali berjalan dengan tampang dingin dan penuh amarah. Dia tidak menjawab semua sapaan dan terus berjalan. Lyan yang berada di belakang Vali pun sama.“Kemana wanita gila itu?” tanya Vali langsungMereka yang tahu siapa yang di maksud Vali langsung menunjukkan jalannya.Shulla sedang berada di taman milik Rea. Melihat yang di lakukan Shulla sekarang semakin membuat Vali marah. Dengan tidak tahu dirinya, wanita itu memetik semua bunga yang mekar dengan indah setelah itu menginjaknya. Semua yang melihat hal itu melotot terkejut.Meskipun terlihat seeprti itu Rea begitu menyayangi taman bunga ini. Mereka tidak bisa membayangkan semurka apa Rea nanti saat pulang.Dengan gerakan tegas Vali berjalan menghampiri Shulla dan menarik rambut itu. Shulla yang terkejut hanya bisa berteriak.“Sakit! Lepaskan aku” Vali menulikan pendengarannyaSetelah itu Vali mendorong Shulla kehadapan Lyan, “bawa dia” ucap ValiLyan mengide dua warrior di belakangnya dan menyeret Shulla.“Siksa dia. Tapi jangan bia
Brak Tubuh Shulla di lempar begitu saja tepat di depan orang tuanya. Cabot Moore selaku ayah tidak terima putrinya di perlakukan seperti itu. Apalagi dengan baju compang-camping dan tubuh yang penuh luka. Istri Cabot hanya bisa menangis melihat keadaan anaknya yang jauh dari kata baik-baik saja. “Apa yang sudah kau lakukan Alpha?” gigi Cabot bergemelatuk “Menunjukkan pada semua orang apa yang akan terjadi jika bermain-main denganku” Cabot semakin geram saat melihat wajah merendahkan yang di perlihatkan oleh Vali “Memang apa yang sudah di lakukan putriku hingga kau memperlakukannya lebih rendah dari binatang seperti ini?” ucap istri Cabot “Dia datang ke pack milikku tanpa kepentingan dan mengatakan akan menjadi pendamping ku pada semua warga pack. Jika anda tidak tahu nyonya, saya sudah memiliki mate saya sendiri dan tidak berniat mencari wanita yang bukan di takdirkan dengan saya” jelas Vali dingin “Tapi yang aku dengar, Alpha sudah melakukan hal yang buruk pada putriku” “Itu
Vali segera pulang setelah mengeksekusi Shulla. Perjalanan pulang mereka membutuhkan waktu 2 hari. Karena mereka sering berhenti untuk mencari mangsa. Karena saat berangkat, mereka hampir tidak berhenti untuk istirahat dan mengisi perut mereka. “Perjalanan yang panjang Alpha” ucap Lyan “Kau benar” Vali melihat orang-orangnya di belakang. Mereka terlihat lelah. Saat kakinya semakin mendekat pada gerbang pack. Entah mengapa jantungnya semakin berdetak cepat. Vali mencoba menetralkan detak jantungnya, namun tidak berhasil. Malah yang ada semakin cepat. ‘Kenapa aku merasa gugup?’ batin Vali . ‘Kau merasakan sesuatu Vali?’ tanya Reiden lewat batin ‘Kau merasakannya juga?’ tanya Vali balik ‘Ehm. Aku merasakan sesuatu yang lain. Aku tidak bisa menebak apa itu’ ‘Kita akan segera tahu’ ucap Vali . Begitu memasuki gerbang, Vali mencium bau Rea tapi bercampur dengan bau yang lain. ‘Apa ini’ Vali dengan segera melesat pergi. Lyan yang akan mengatakan sesuatu seketika terdiam dengan m