Share

Mertua Melarangku Datang Di Acara Lamaran
Mertua Melarangku Datang Di Acara Lamaran
Penulis: Devidee17

Melarang

MERTUA MELARANGKU DATANG DI ACARA LAMARAN

"Kamu sudah siapkan uangnya kan, Dek?" tanya Mas Irwan dan masuk ke dalam kamar.

Aku sedang memasukkan uang cash ke dalam tas, sebanyak 50 juta untuk Ibu mertua. Uang ini akan di pinjam ibu mertua untuk biaya pernikahan Rasti adik iparku.

"Sudah Mas," jawabku dan tersenyum simpul. Ibu baik padaku, dari awal menikah keluarga Mas Irwan sangat menerimaku dengan baik.

Ibu mertua sengaja meminta uang cash karena ribet jika harus, menarik dari Bank. Jadi kami akan mengantarkan ke sana. Sebenarnya aku sudah ingin transfer saja, karena uangku masih di dalam rekening.

Apalagi sekarang Mas Irwan hanya karyawan biasa di kantornya. Dengan gaji 4 juta sebulan. Dari pada meminjam Bank lebih baik aku yang meminjamkannya.

Aku baru saja mendapat bagian warisan dari Almarhum Ayah. 5 bulan yang lalu Ayah meninggal, dan Ibu membagi harta padaku dan Kak Elena. Ibu sengaja memberikan sekarang agar kami bisa membuka usaha.

"Dek, kamu kenapa gak pindahin saldomu ke rekening Mas aja,"

Aku menatap Mas Irwan.

"Maksudmu, Mas?"

"Saldomu yang banyak itu sebagian pindah ke rekening Mas. Biar Mas gunakan untuk investasi, kamu mau gak uangmu jadi banyak, hanya dengan investasi?" jawabnya menjelaskan.

"Aku pikir dulu ya, Mas,"

"Oke dek, Mas cuma saranin aja. Kita ke rumah Ibu sekarang!" Mas Irwan bangkit dari duduk. Dan meraih tas menuju luar rumah.

**

Ketika Mas Irwan sedang menyetir mobil, ponselnya berdering.

Dia mengabaikan tak mengangkat panggilan.

Dan kembali berdering, apakah penting ya.

"Aku aja Mas yang angkat!" ujarku ketika melihat, tertera nama kontrak Ibu yang menelpon.

"Gak usah, dek!" cegah Mas Irwan tapi ponsel sudah di tanganku. Ia seperti pasrah.

"Halo, Ir! Kamu di mana? Udah di tungguin nih," ujar Ibu dari sambungan telepon.

"Kita lagi di jalan Bu, menuju sana," jawabku.

"Serena, ternyata kamu yang menjawab. Baik sayang Ibu menunggu kalian, Nak," jawab Ibu dengan suara yang ramah.

"Hati-hati ya," ucapnya kembali.

"Iya, Bu," jawabku dan panggilan berkahir.

Aku mengernyitkan dahi ketika ada pesan masuk pada aplikasi hijau Mas Irwan.

[Mas, istrimu besok saat lamaran gak usah di ajak ya.] pesan dari Amira adik iparku yang akan menikah.

Kenapa Amira mengirimkan pesan seperti ini. Aku melirik Mas Irwan yang masih menyetir.

Aku membuka grup WA Keluarganya. Ternyata mereka ada grup, kok aku tidak di masukkan ya.

Hatiku berdenyut nyeri membaca pesan ini.

Aku menggulir layar dan membaca pesan sebelumnya.

[Kita kan cuma mau uangnya bukan orangnya!] pesan dari Mbak Iza Kakak sulung Mas Irwan.

[Nanti kita pinjam perhiasannya Serena untuk acara lamaran.]

Semakin aku gulir dan membaca pesan Ibu sebelumnya.

[Siapa juga yang mau ganti uangnya, kalau bisa semua uang warisan Serena kamu pindahkan ke rekeningmu.]

Tanpa sadar sudut mataku sudah mengembun.

"Dek, hapeku!" Mas Irwan seperti nya baru menyadari jika aku masih memegang ponselnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status