Share

Tak Peduli

Bab 4

(PoV Serena)

Tania mengulas senyum, begitu juga dengan keluarga Mas Irwan yang menyambut dia dengan hangat. Seperti bagian anggota keluarga di sini.

Kebaya milik Tania bagus tidak seperti punyaku yang koyak sendiri.

"Bagus kebayamu ya?" ujarku dan mendekati Tania. Dan sekilas melirik Mas Irwan yang masih memperhatikan dia.

Tania menatapku seperti keheranan, karena aku menghampiri dan melihat kebaya yang ia pegang.

Aku menyambar kebaya itu dari tangannya, secara spontan. Hingga ia tak bisa mencegah.

"Kenapa kebaya dia sama dengan kalian, bahannya bagus. Gak koyak, sedangkan punyaku kenapa koyak?" aku menoleh dan menatap Amira yang berdiri di sebelah Ibunya.

"Punyaku, bahannya juga murahan. Katamu kehabisan bahan, kenapa untuk dia ada? Gak habis bahannya!" aku mencerca Amira hingga dia tampak kesulitan akan menjawab.

Aku mengembalikan lagi kebaya itu pada Tania. Dan meraih tas yang tadi aku taruh di atas meja. Setelah drama uang ketinggalan, padahal aku berbohong agar mereka tak bisa mendapatkan uang itu.

Karena uangnya sudah aku titipkan di rumah Ibu. Dan menaruhnya di kamarku.

"Ngambek nih, ceritanya!" celetuk Mbak Iza dan mencebik.

Salah satu dari mereka mulai menunjukkan aslinya. Aku ingin lihat, bagaimana satu persatu sikap asli mereka keluar.

"Aku gak tau Mbak, karena penjahitnya ngabarin dadakan. Dan kebaya itu sudah di kasih nama sesuai ukuran, kan kemarin sudah di ukur!" ujar Amira.

"Tapi kamu gak pernah minta ukuran, Mbak!" ternyata memang aku kan yang di sisihkan.

"A-Aku..," Amira tergagap dan mungkin sedang mencari jawaban yang tepat.

"Sudahlah jangan di perbesar, nanti kamu bisa kan beli kebaya sendiri Serena. Berapa sih harganya, paling gak nyampe lima ratus ribu!" ucap Ibu menengahi.

Mungkin mereka akan anggap aku berlebihan, karena merasa di sisihkan. Toh memang kenyataannya, bahkan aku dilarang hadir pada acara lamaran nanti.

Mereka tidak tahu perasaan sakitnya bagaimana.

"Benar, jangan terlalu lebay sih Ser, kamu bisa beli nanti di online shop juga banyak kebaya yang warnanya sama, kamu beli aja di sana. Kan masih dua hari lagi acaranya," ujar Mbak Iza menimpali.

"Jangan apa-apa di bikin drama, kita di sini keluarga. Gak enak kan kalau ribut, cuma karena kebaya seragam lamaran. Legowo aja," ucap Reva Kakak iparku anak kedua Ibu mertua.

Bijak sekali dia bicara, padahal di grup WA dia ikut mem-bully. Dasar muka dua semuanya.

"Kamu belum kenal Tania, ya Ser? Dia ini anak Pak Lurah di sini. Amira kan teman dekatnya, jadi wajar kalau dia ikut di beri juga," tukas Mbak Iza memperkenalkan perempuan itu padaku.

"Udah ah, kenapa jadi salah paham begini. Ini acaraku, jangan sampai karena mood satu orang yang merasa di bedakan, rencana acaraku jadi berantakan! Mending Mbak gak usah hadir deh, kalau Baper!" ucap Amira menyorotku dengan kesal.

Akhirnya keluar juga aslimu.

"Iya, aku gak akan hadir. Maaf jika kamu merasa terganggu dengan sikapku barusan, aku tidak mau ribut, hanya bertanya," ucapku.

Ibu menyikut lengan Amira.

"Serena, kamu mau kemana?" tanya Ibu ketika aku melangkahkan kaki mau keluar dari rumah ini.

"Sayang!" Mas Irwan ikut memanggilku.

"Mau pulang, Bu!" jawabku.

"Kamu mau ambil uang yang ketinggalan ya?" Ibu bertanya.

Masih mengharapkan uangku, bukannya dia meluruskan keadaan. Tentang aku yang dilarang datang. Tampaknya ibu tak peduli dengan hal itu.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Siti Aminah
ga usah hadir aj serena dan jangan diksi perhiasannya jga kyanya irwan mau ngelamar tania tuh serena mesti dtang diam2 pas lamaran si amira nyamar aj penampilannya serena agar ga ketauan sm kkuarganya si irwan yg benalu dan suami pecundang
goodnovel comment avatar
Isabella
jangan kasih Serena keluarga gila mau uang tapi yg punya uang di tipu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status