Share

Hamil diluar nikah

Aku pulang membawa senyum merekah sepanjang waktu, kebetulan besok adalah tujuh harian Erna. Aku menjadi sedih kembali, dalam hati berjanji padanya akan datang berziarah ke makamnya setelah urusanku selesai di sini.

"Mamaaa!" teriak Fito yang lagi bermain di taman depan bersama Mbak Ina.

"Halo, sayangnya mama." Kedua tangannya direntangkan, tanda meminta gendong.

"Ambar sudah pulang, Mbak?" tanyaku pada Mbak Ina.

"Sudah, barusan juga."

"Oke, titip Fito bentar, ya."

"Iya, Mbak."

Aku setengah berlari masuk ke dalam rumah dan segera memasuki kamar Ambar.

Tok! Tok! Tok!

"Ambar, boleh masuk gak?" ucapku.

"Masuk aja," jawabnya dari dalam.

Pintu terbuka, hawa dingin dari AC pun menguar menusuk persendian.

"Cieee, cerah amat mukanya?" goda Ambar. Aku hanya tersenyum simpul.

"Makasih banget, Mbar. Semua berkat kamu, tadi Aldo kasih aku duit. TIGA PULUH JUTA!" jeritku dengan histeris.

"Hahaha. Uang segitu gak ada arti apa-apa bagi Aldo, Naya!"

"Tapi, uang segitu amat besar untuk siapa pun, kan?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status