Home / Lainnya / Militer Mengangkat Surgaku / 4.mengorek informasi 1

Share

4.mengorek informasi 1

Author: Cule Vie
last update Huling Na-update: 2021-08-31 11:34:31

" nah ,ini nih cewek yang kemarin saya ajak ngobrol ?" Albi berjongkok degan Ridwan.

" Kirain..." kini wajah muram Ridwan terlihat.

" Gak usah di tekuk tuh muka ! Masih sama tetep jelek ! " Ledek Albi dengan polos.

" Nah,bener gini bi,pagi- pagi biasakan datang kesini !" Albi seolah terus menagih rasa gorengan yang di buat Bi Ijah.

" Iya den..." Jawab Bi Ijah dengan senang.

Mereka pun memakan gorengan sebagai menu sarapan mereka di pagi hari..

Kini Albi sudah terbiasa dengan hidup nya sekarang dan sudah meninggalkan kebiasaan lamanya mewah tapi menipu dirinya sendiri.

Setelah menyelesaikan sarapan paginya mereka pun kembali bekerja mengambil peralatan pertukangan . 

Albi kembali lagi pada Bi Ijah dan bertanya menanyakan alamat rumah Bi Ijah .

" Bi...sekarang bibi tinggal dimana ?" Tanya Albi yang masih penasaran.

" Bibi tinggal di perkampungan belakang komplek ini den ..." Jawab Bibi ramah.

" Jangan panggil Aden...panggil nama saja ..Albi " Albi enggan memakai panggilan Aden untuk dirinya karena mengingatkan sosok Pak Kimin dan Bi Rokayah.

Sebutan Aden ia tanggalkan karena baginya sebutan itu sebuah kepalsuan.

Albi masih sibuk dengan kegiatannya sebagai kuli bangunan dan di kediaman Hari sedang sibuk menghubungi teman-teman Albi yang tertera di kontak ponselnya.

Hari sibuk menghubungi sana sini namun hasilnya nihil tak ada satu pun teman Albi yang mengetahui keberadaan anaknya itu.

" Mau jadi pembangkang dia rupanya !" Emosi Hari meledak .

" Kita lihat saja siapa yang menang !" 

_-_-_-_-

Paman Edo tak di perbolehkan menginap di hotel oleh  Rama ayah kandung Zahra.

Karena bagi mereka jika keluarga Edo menginap di hotel maka suasana akrab layaknya adik dan kakak tak akan sehangat seperti sekarang ini.

"Mas...kamu gak kerja ?" Tanya Edo.

" Sama kaya kamu ikut cuti juga !" Jawab Rama .

" Ayah udah gak ngantor lagi " tiba-tiba Zahra masuk dan ikut duduk bersama mereka.

" Ayah punya bisnis sendiri bangun usaha sendiri "tambah Zahra.

" Ayah buka bengkel  motor " tambahnya lagi.

"Bosan saya duduk di kursi terus ! Mending gini deh ! Cuti dan kerja sesuka hati saja !" Rama berbicara karena merasakan kejenuhan bekerja di perusahaan milik orang lain.

" Kamu kapan mau pensiun dini atau mau tunggu sampai dapat gelar jenderal" tanya Rama pada adiknya.

" Wah...belum mikir lepas jabatan yang yang sekarang nih " jawab Edo yang belum terlalu berpikir ke arah bisnis.

" Kalau ada duit nganggur mah do...bangun usaha kos-kosan biar kamu udah cape nanti gak pusing bikin dapur ngebul !" Saran Rama.

" Bener juga ! Duit ada sih kalau di gabung sama penghasilan isteri " jawab Edo .

" Nyari lahan di mana ? Belum kepikir tuh tempatnya di mana ?" Edo masih bingung.

" Kalau bisa sih di tanah Jawa do ...kamu kan dari tanah Jawa" saran Rama kembali.

" Iya benar sekalian nanti kalian yang urus deh semuanya !" Edo mempercayakan semuanya pada Rama kakaknya.

" Mumpung masih di sini nanti sore keliling saja siapa tahu ada lahan yang cocok !" Rama mengajak Edo untuk bisa menentukan lahannya sendiri.

" Benar jalan sore aja ! Sudah lima tahun juga gak pernah jalan keliling lagi " ucap Edo.

" Ya,sudah sekarang makan siang dulu deh !" Ajak Rama.

"Zahra  Kamu gak pergi kuliah ?" Tanya sang paman .

" Percuma pergi ke kampus juga  ! Lihat di grup WA dosennya sakit ! "Jawab Zahra.

" Kan,ada ASDOS jangan bikin alasan untuk bolos deh " jawab sang paman.

" Hehe...lebih asyik belajar sama DOSEN langsung !" Zahra sedang gak mood untuk pergi ke kampusnya.

" Ok ! Kali ini di maafin ! Lain kali ,jangan bikin alasan apapun.

" Sekali-kali nongkrong di rumah gitu " jawab Zahra dengan senyum yang di paksakan takut kalau sang paman ikut menceramahinya.

" Ingat...kalau pun harus bolos tapi tetap belajarnya harus jalan terus ! Waktu belajar yang harusnya di kampus sekarang ganti di rumah !" Sang paman menasehati keponakannya demi kebaikannya.

"Sekarang harus belajar ! Maaf gak bisa dong om ! Perut minta di isi dulu ! Mana bisa mikir kalau di serang cacing yang ada buntu semua !" Jawab Zahra.

" Terus mau kapan belajarnya !" Tanya Rama sang ayah.

" Malam aja yah ! Boleh ya ! Sore kan mau ikut nyari lahan ! Itung - itung cuci mata !" Zahra mengiba pada kedua orang dewasa di hadapannya.

" Terserahlah ! Makin di atur,makin  ngawur ! "Ayah Rama enggan berbelit lagi dengan anaknya.

" Yey ... Makasih ayah " kemudian Zahra memeluk dan menciumi pipi ayahnya.

_-_-_-

"Mau kemana bro...sore begini tumben kinclong tuh wajah !"  Ridwan merasa heran dengan tingkah Albi.

" Yey...mau ngapel dong ! Gue kan masih laku ! Gak bulukan kayak lu nyantai di kosan melulu !" Jawab Albi asal.

" Boleh ikut ?" Tanya Ridwan.

" Nggak ! No...!" Jawab Albi tegas.

" Ini acara pribadi gak ada bonus bawa satpam kaya lu ya !" Albi yang enngan di ketahui Ridwan tentang niatannya.

" Gimana gak bulukan coba ! Yang di tempelin temannya model lu ! Nyesel ya lu punya teman kaya gue !" Ridwan mulai merasa kesal.

" Ah...terserah deh mau ngomong apa ? Ini bukan soal cinta atau soal cewek seperti yang ada di dalam pikiranmu itu ! Tapi ini soal harga diri seorang "lelaki" paham !" Albi menjelaskan dengan detail takut kalau Ridwan menjadi salah paham.

" Itu bibir gak usah dimanyunin gitu! tetap aja jeleknya gak berubah !" Albi berkata tanda ia hanya sedang bergurau.

" Udah ya ! Gue pergi dulu ! Bye "Albi pun berlalu membuka pintu.

Albi berjalan seorang diri menyusuri rumah- rumah perkampungan yang berjejer.

Saat ini hanya kaki yang bisa ia langkahkan demi mengembalikan harga diri di mata hukum.

Tekadnya sudah kuat ! Walaupun ia sendiri masih bingung tentang cara yang harus di tempuh agar identitasnya kembali menjadi anak Ibu Ningsih dan Pak Wawan kedua  orang tua kandungnya.

Dalam hati Albi masing menimang dan berpikir panjang jika proses hukum harus di laluinya.

Ia pun,tak serta merta masih menggali tentang dampak dari proses hukum tersebut mengingat sosok Hari dan Tia yang sudah membesarkannya.

Albi masih bisa berpikir jernih konsekuensi nanti yang akan di dapatnya bila masih memakai identitas yang palsu.

" Data boleh palsu ! Tapi,hati gak bisa di palsukan "batin Albi bermonolog agar ia kuat menghadapinya.

"Cari siapa ? " Tanya salah satu warga yang kebetulan sedang menyapu di gang dan membuyarkan lamunan Albi.

" Maaf,boleh tanya ?'' tanya Albi pada salah satu warga dengan sopan.

"Boleh ! Tanya apa ya ?" jawab warga tersebut dengan ramah.

"Tahu rumah Bi Ijah yang suka keliling dagang gorengan ?" Tanya Albi lagi.

" Oh masih terus lurus dari sini ! Nanti, ada dua belokkan ! Belok kiri aja ! Rumahnya di ujung !

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Militer Mengangkat Surgaku   50.Rumah tangga

    Selesai melaksanakan ijab qobul dan resepsi mereka menikmati bulan madu selama satu Minggu. " Masih,sisa satu Minggu lagi nih ! Aku kan cuti dua Minggu jadi gimana kalau mulai petsiapan pindah ke rumah dinas ?" Tanya Albi pada Zahra. " Ya,sudah ayo " Zahra mengiyakan ajakan suaminya. Mereka berdua pun menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan terlebih dahulu untuk bisa memenuhi kehidupan mereka nantinya di sana. " Ayo" Albi mengajak Zahra untuk masuk. " Maaf,ya untuk sementara waktu tinggal dulu di rumah dinas dulub! Bukannya gak pengen punya rumah sendiri tapi terkadang tugas saya sebagai prajurit bisa di pindahkan sewaktu-waktu !" Albi menjelaskan agar Zahra tidak salah paham nantinya. " Iya,aku paham " Zahra memasukkan semua belanjaan ke dalam kulkas dan mulai menata barang - batang yang di belinya

  • Militer Mengangkat Surgaku   49 Dag Dig dug

    Sekarang waktunya untuk menjalani prosedur nikah kantor.semua di lalui Zahra dengan hati yang dah Dig dug der. Bertemu dengan banyak orang bukanlah hal baru tapi jika mengurus sesuatu yang menyangkut dengan masa depan inilah yang harus di hadapinya sekarang bersama Albi. "Gimana,capek ?" Tanya Albi. " Iyasih capek ! Tapi,ya mau gimana lagi !aturan nya sudah begini ! Mau gak mau ya harus di lewati !" Jawab Zahra dengan rasa lelahnya. " Nyesel gak ?" Albi bertanya takut saja kalau Zahra merasa menyesal harus melewati prosedur seperti ini. " Anggap saja saya sedang menyusun skripsi !" Zahra menjawab demikian karena teringat dengan harus mengumpulkan beberapa berkas dan masuk ruangan sana sini. " Kalau,ditanya nanti tolong jangan bilang saya punya usaha sendiri ya Bi...!" Pinta Zahra. " Tergantung ! Alasannya apa

  • Militer Mengangkat Surgaku   48.bicara terbuka 2

    " berapa nominal yang biasa kamu setor per bulannya ?" Tanya Zahra. " Biasanya sih........!" Albi membisikkan nominal jumlahnya. " Karena tadinya usaha yang saya bangun tersebut awalnya hanya buat mengusir rasa kebosanan saja selepas dinas !" Albi mengingat awal usahanya di bangun. " Kenapa merasa bosan dengan dunia militer ?" Tanya Zahra. " Ya,bosan saja ! Karena saat tinggal di dalam asrama banyak ibu - ibu untuk menjodohkan saya ! Setiap hari harus menghindari mereka semua ! Ya,menghindar terus kan percuma juga ! Dari pada melakukan hal yang gak benar mendingan bikin usaha biar fokus saja gak suntuk gitu !" Albi mulai membuka masa lalunya. " Memang,di sana kamu gak pacaran gitu ?" Tanya Zahra dengan polosnya karena penasaran Albi memiliki mantan atau tidak. " Kalau yang ngejar saya sih banyak ! Cuman masalahnya saya yang pengen ngejar kamu ! Tapi,waktu itu ka

  • Militer Mengangkat Surgaku   47.bicara terbuka

    " jadi selama ini kamu mencemburui Sari ! Tanpa tahu Sari itu siapa ?" Pertanyaan dari Albi yang mengintimidasi Zahra langsung. " Karena , kamu yang bilang sendiri ! Sari dan saya sama pentingnya dalam hidup kamu !" Zahra kembali mempertegas kalimatnya. " Kamu tahu siapa itu Sari ?" Tanya Albi untuk memastikan. " Tidak tahu " jawab Zahra . " Sekarang diam dan jangan menyela !" Albi ingin agar saat dirinya bicara tidak ada yang menyelanya. " Sari dan Zahra sama pentingnya dalam hidup saya ! Mereka berdua hadir dan memberi saya motivasi untuk bisa melanjutkan hidup kembali dan menasehati saya agar tidak menyakiti banyak orang ! Terutama menyangkut keluarga !" " Sari yang kamu maksud adalah ibu kandung dari Azizah isteri dari Ridwan" "Terus kenapa kamu waktu itu kirim pesan ! Dan dalam ketikan jelas sekali menuli

  • Militer Mengangkat Surgaku   46.dadakan

    Siang ini pesawat Albi akan berangkat pukul 02.00. Albi masih memiliki waktu di rumah keluarga kandungnya selama lima jam lagi sebelum ia benar - benar pergi ke pulau seberang lagi. " Kak,nanti di anterin siapa ?" Tanya sang adik. " Biasa...sendiri juga jadi !" Jawab Albi dengan santai. " Berarti sebelum berangkat ! Kita makan di luar dulu ya !" Pinta sang adik. " Di rumah juga bisa dek !" Albi sedang malas. " Ya,ini kan beda moment nya beda ! Kakak jarang ada di rumah juga ! Kan kakak cuti dua Minggu ! Ini baru juga tiga hari ! Kok,sudah mau balik lagi ?" Sang adik merasa heran. " Ada tugas dadakan ! " Jawab Albi dengan biasa padahal sebenarnya dia sedang berbohong . " Berarti nanti siang bisa kan ! Itung - itung makan siang juga ! Sebelum pergi lagi !" Pinta sang adik dengan manja. &nbs

  • Militer Mengangkat Surgaku   45.konfirmasi

    " jadi maksudmu ? Kamu cemburu ?" Tanya Rama sekali lagi. " Jujur iya ! Dan Albi sangat membanggakan Sari ! Terbukti saat tadi siang Albi datang ke toko Zahra dan ia masih tetap membahas Sari ! Jika Sari memang lebih penting dalam hidupnya ! Maka Zahra lebih baik mundur ! Dan Albi selalu bilang bahwa Sari dan Saya sama pentingnya !" Zahra bercerita lagi. " Mungkin Sari itu ibunya " Rama menengahi arah pembicaraan Zahra. " Sari bukan ibu nya Albi ! Zahra tahu semua keluarga Albi entah itu ibunya,ayahnya ataupun adiknya ! Zahra tahu semua ! Bahkan cerita Albi yang identitasnya di palsukan semua ! Itu ulah keluarga besarnya !" Zahra bercerita lagi. " Kamu,sudah selidiki siapa itu Sari ?" Tanya Rama. Zahra hanya menggelengkan kepalanya. " Ya,sudah tidak usah di pikirkan lagi ! Jika memang bukan jodohmu ! Ayah juga tidak akan memaksamu untuk menerima A

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status