Share

08 Selamat Naomi!

Penulis: roomiegallery
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-26 15:14:29

Author’s POV

Benar-benar pertemuan yang tidak terduga.

Pria itu bahkan menganga karena ia terlalu kaget dengan apa yang ia lihat.

Ia tidak salah lihat kan?

Ia kembali memeriksa karya-karya yang gadis itu kirim. Ia memang tahu jika gadis itu sedari dulu senang sekali menggambar. Tapi untuk melamar di perusahaannya sebagai senior 3D artist adalah hal yang tidak terduga baginya. Bahkan Alex sempat membesarkan poster CV tersebut untuk melihat foto yang ada di poster tersebut, apakah benar jika itu adalah Naomi yang selama ini ia kenal.

Dan pria itu lagi-lagi terdiam dengan apa yang sudah ia lihat. Perasaan kaget dan senang turut bercampur dalam dirinya. Ia melihat kembali poster CV tersebut dan dia memasukkan kontak Naomi ke ponselnya. Dengan senyuman miring, ia mengklik oke untuk menyimpan nomor Naomi untuk dirinya.

Namun senyuman pria itu seketika luntur karena ia mengingat jika gadis ini hanyalah kandidat dari 10 orang yang terpilih. Jika ia melihat kembali karya-karya kesembilan orang lainnya, karya yang lain juga tidak kalah bagus dengan karya gadis itu.

Hah, ia ingin sekali ikut dalam sesi interview.

Ia juga ingin sekali melihat ekspresi gadis itu saat mengetahui dirinya adalah CEO tempat ia melamar kerja. Tentu saja gadis itu pasti akan kaget dengan hal itu, dan entah mengapa hal itu membuat pria itu ingin sekali ikut dalam sesi wawancara nanti.

Ia memeriksa jadwalnya dan berpikir kembali untuk benar-benar ikut dalam sesi wawancara nanti. Pria itu mengumpat frustasi mengetahui jika ia tidak bisa reschedule agendanya. Ia menghela nafas frustasi, ia sangat ingin ikut dengan sesi wawancara nanti, namun ia harus bepergian ke luar kota.

Pria itu menyenderkan tubuhnya melepas frustasi yang ia rasakan. Ia ingin sekali bertemu dengan Naomi. Rasa rindunya semakin meluap ketika ia mencoba untuk memejamkan matanya. Saat ini, tidak ada yang bisa ia lakukan untuk bisa bertemu dengan gadis itu selain berharap gadis itu bisa diterima oleh Adrian dan Seira.

****

Seperti biasa, Naomi membantu sang ayah untuk menyiapkan dagangannya. Kali ini, gadis itu kembali membantu sang ayah untuk berjualan. Ia sudah menyelesaikan kerjaannya dan tentu saja ia menggunakan waktu ini untuk membantu sang ayah.

Setelah berjalan lebih jauh, mereka akhirnya sampai ke tempat biasa sang ayah berjualan. Kali ini, tidak banyak pembeli yang datang untuk membeli dagangan mereka. Sebenarnya Naomi sedikit sedih melihat pembeli yang sepi ini, ia lebih memilih kelelahan untuk melayani orang yang ramai daripada hanya duduk dan bersantai-santai dengan pembeli yang sepi seperti ini,

“Kayaknya hari ini kurang rejeki deh…” pikirnya dengan sedih sembari melihat sang ayah yang tengah menyeka keringatnya dengan handuk yang ia bawa di lehernya.

 Ingin rasanya ia menangis melihat sang ayah yang harus bekerja di usianya yang tidak muda lagi. Ingin sekali dirinya berdiri di depan ayahnya sebagai tameng, namun sang ayah tidak mengizinkan itu untuk terjadi kepada dirinya,

Gadis itu menunduk, memikirkan waktu yang sudah menjelang sore tetapi hanya sedikit yang membeli dagangan mereka. Sebentar lagi mereka akan kembali ke rumah mereka dengan keadaan dagangan yang hampir utuh.

Naomi dan sang ayah masih menunggu sesiapapun yang ingin membeli dagangan sang ayah. Hingga pada akhirnya, keduanya bangkit dan hendak mempersiapkan diri untuk pulang. Namun, baru saja mereka mendorong gerobaknya, Lina berlari menghampiri mereka dengan meneriaki ‘mie ayam bakso!’ kepada mereka.

Keduanya terdiam di tempat mereka, sampai akhirnya Lina benar-benar menghampiri mereka dengan nafas yang ngos-ngosan.

“Mie ayam bakso nya pak, semuanya saya borong,” ujarnya, berusaha untuk mengatur nafasnya. dengan segera, keduanya membungkus semua dagangan mereka dan mereka sempat memberikan wanita itu minum karena tampaknya Lina sangatlah kelelahan,

“Terima kasih,” ujarnya sembari mengembalikan gelas yang sudah kosong kepada Naomi. Naomi tersenyum simpul dan dia ikut membantu sang ayah untuk membungkus semua mie ayam dan bakso mereka. Naomi tidak bisa menyembunyikan senyumannya, ia terus membantu untuk membungkus dagangannya.

Saat mereka sudah membungkus semua makanan, Naomi memberikannya kepada Lina dengan senyumannya yang paling manis. Bukan hanya Naomi, namun wanita itu juga tersenyum melihat gadis itu yang terlihat ramah dan baik kepadanya.

Naomi melirik sang ayah ketika uang tersebut diberikan kepadanya. Kini, kesedihan gadis itu sudah hilang. Ia kembali semangat membantu ayahnya untuk mendorong gerobaknya dan pulang.

Sesampainya ia di rumah, gadis itu membantu sang ayah untuk merapikan dagangan mereka. Ketika sudah selesai, gadis itu berjalan ke kamarnya yang kebetulan ponselnya sedang ia cas. Baru saja dia membuka pintu kamarnya, ia melangkah ke tempat ponselnya yang sedang di cas dan dia memainkan ponselnya, iseng untuk membuka emailnya untuk melihat apakah ada revisi dari client atau mungkin ada komplain, dan lain-lainnya.

Gadis itu baru saja mendapatkan email yang dan ia bergegas memeriksanya. Ia tidak bisa menyembunyikan kesenangannya begitu yang ia membaca apa yang menjadi isi dari email tersebut. Ia melompat kegirangan, bahkan ia memanggil sang ayah untuk bisa menunjukkan jika dirinya terpilih untuk wawancara di salah satu perusahaan raksasa yang sedari dulu ia inginkan.

Ia melompat kegirangan dan memeluk sang ayahnya dengan kesenangan yang terus menyeruak dalam dirinya. Sang ayah juga tersenyum bangga dan memegang bahu gadis itu, menatap matanya dengan lekat,

“Kamu persiapkan wawancara kamu, kalau perlu, latihan di depan ayah,” ujarnya yang diangguki gadis itu dengan senyuman yang belum luntur dari bibirnya.

“Aku harus, aku harus diterima di perusahaan itu,” ujar gadis itu dengan tekad yang kuat, dibarengi dengan tangan yang terkepal yakin.

“Dengan ini, aku bisa membayar hutang ayah,” batinnya dengan tekad yang besar.

Tidak lama setelah itu, ponsel gadis itu berdering pertanda ada panggilan masuk. Begitu ia melihat siapa yang meneleponnya, dengan cepat ia mengangkat telepon tersebut dan segera minta izin kepada sang ayah untuk menyingkirkan dirinya ke kamarnya.

“Halo kak Seira!”

“Halo… gimana? Udah dapat email dari perusahaan?” ujar wanita tersebut di sebrang sana,

Gadis itu mengangguk dengan kuat,”Sudah kak, terima kasih banget udah mau nawarin pekerjaan ini ke aku kak!”

Seira tersenyum,”Ingat, kamu masuk dan terpilih karena CV kamu, bukan karena aku, karena setiap keputusan semuanya dirundingkan dan dibahas bersama-sama. Jadinya, ini keputusan yang mutlak dari kami untuk memilihmu,”

“Iya kak, aku mengerti,” ujar Naomi yang tidak bisa membendung kesenangannya.

“Jangan senang dulu, masih ada sesi wawancara yang akan di selenggarakan Senin nanti. Persiapkan dirimu, jangan sampai gugup-gugup gak jelas, hahahaha,”

“Baik kak! Aku bahkan berniat untuk latihan barengan dengan ayah,”

“Baguslah. Persiapkan dirimu baik-baik. Penampilan sangatlah penting, apalagi bagaimana cara mu menjelaskan dan menjawab setiap pertanyaan yang akan di lontarkan,”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Milliader Itu Mencintaiku!    88 END

    Author’s POV Beberapa tahun berlalu. Kini Alex dan Naomi sudah terang-terangan menunjukkan hubungan mereka ke rekan kerja mereka. Mereka melakukannya perlahan-lahan, dimulai dari berjalan bersama dan akhirnya Naomi pun mengaku kepada rekan-rekannya mengenai hubungannya bersama dengan Alex. Ia melakukannya bukan karena ia ingin pamer, ia merasa jika hal seperti ini tidak bisa disimpan dan disembunyikan untuk selamanya. Sudah 2 tahun berlalu dan keduanya masih berpacaran dengan begitu harmonis. Tentu saja di dalam sebuah hubungan akan selalu ada cek cok dan juga pertikaian. Namun itu tidak membuat hubungan mereka putus di tengah jalan karena mereka sadar, bagaimana pun mereka menjauh, pada akhirnya kembali lagi bersama. Hubungan mereka tentu saja sudah disetujui oleh keluarga Naomi dan keluarga Alex. Salah satu plot twist yang mereka dapatkan adalah ternyata Benny adalah teman lama Charles. Mereka berteman sejak mereka masih bersama-sama mengel

  • Milliader Itu Mencintaiku!    87 Mengenai Keputusan Giselle

    Author’s POV Alex menarik napasnya dan mencoba untuk menenangkan dirinya. Ia merasa ia harus bicara tatap muka dengan kedua orang tuanya mengenai pertunangannya dengan Giselle. Kalau perlu ia akan mendatangi Kevin---ayah Giselle untuk membatalkan pertunangan mereka, Pria itu mulai keluar dari mobilnya dan mulai masuk ke dalam rumah kedua orang tuanya. Karena kedatangan pria itu mendadak, Adelia dan Charles juga terkejut dengan keberadaan anaknya yang tidak mengabari mereka jika ia datang kepada mereka. Dengan mantap, pria itu duduk di sofa bersama dengan kedua orang tuanya. Ia menatap serius kedua orang tuanya sebelum dia membuka suaranya, “Papa, mama... Alex ingin membatalkan pertunangan ini. Bisakah Alex mendapatkan kontak pak Kevin supaya Alex bisa berbicara kepadanya empat mata?” tanya Alex dengan serius. Charles beserta istrinya saling bertatap-tatapan sebelum mereka pun tersenyum, “Tidak perlu...” ujar Charles kepadanya.

  • Milliader Itu Mencintaiku!    86 Keputusan Giselle

    Author’s POVGiselle masih menatap Naomi yang terlihat canggung bersamanya. Saat ini mereka berada di sebuah café langganan Giselle yang mana mereka memesan ruang vip entah untuk apa alasannya bagi Naomi. Namun berbeda dengan Naomi, Giselle hanya ingin pembicaraannya dengan Naomi tidak bocor ke luar dan tidak mengundang banyak orang untuk mendengarkannya,Sembari menunggu makanan mereka tiba, Giselle dengan tegas duduk dengan tangan yang terlibat dan ia menyenderkan tubuhnya di kursi. Sementara Naomi, ia berusaha untuk menghindari tatap muka terhadap gadis itu,“Sejak kapan kau mengenal Alex?” tanya Giselle, membuka percakapannya bersama dengan Naomi setelah sekian lama mereka hanya diam dan tidak berkutik apapun.“Sejak kami SMA…” jawab gadis itu dengan jujur. Kali ini ia juga meluruskan pandangannya kepada Giselle. Jika Giselle sekali lagi ingin mengklaim Alex sebagai miliknya, ia juga tidak a

  • Milliader Itu Mencintaiku!    85 Shopping

    Author’s POVKali ini Naomi tidak lembur. Ia sudah siap mengerjakan pekerjaannya dan sekarang adalah saatnya untuk pulang bersama dengan Alex. Gadis itu masih berjalan dengan pria itu yang sedang menunggunya di dalam mobil. Dan ketika gadis itu sudah sampai di basement, seseorang menarik tangannya yang membawanya menjauh dari mobil Alex.Bingung dengan siapa yang menariknya, gadis itu menoleh dan mendapatkan Giselle yang sedang menarik tangannya.“M-mau kemana?” tanya gadis itu yang sama sekali menarik dirinya dari Giselle, seakan ia pasrah jika Giselle menariknya seperti itu,“Temenin aku shopping,” ujarnya dengan singkat. Gadis itu masih diam, ia tidak banyak bertanya dan hanya ikut dengan apa yang gadis itu lakukan kepadanya.Ia mendengar banyak mengenai Giselle dari Alex. Giselle adalah anak yang paling kecil diantara saudaranya yang lain. Biasanya anak yang paling terakhir akan mendapatkan kasih s

  • Milliader Itu Mencintaiku!    84 Bertemu Orang Lama

    Author’s POV Alunan musik klasik dari bar ternama ini dapat membius pelanggannya untuk merasa rileks. Bar tersebut terlihat sepi, meskipun terlihat sepi namun ada begitu banyak pria hidung belang yang lalu lalang untuk menggoda sosok cantik seperti Giselle yang sedang meminum vodka sendirian. Ia masih berpakaian kerjanya, dengan blouse peach dan rok span yang mencetak lekuk tubuhnya dengan sempurna. Ditambah lagi dengan high heels dan lipstick merah maroon yang membuatnya terlihat berkelas. Saat ini ia memikirkan perjodohannya bersama dengan Alex. Alex terlihat serius ketika ia berkata ia tidak ingin berjodoh dengan dirinya. Tidak hanya itu, ia juga tidak bisa membenci sosok Naomi yang sudah pernah menyelamatkannya dan juga gadis itu bukanlah tipikal gadis yang munafik. Awalnya ia mengira jika cinta pria itu hanyalah cinta semu seperti dia bersama dengan wanita-wanita lainnya. Ia sama sekali tidak menyangka jika pria itu memang benar-benar me

  • Milliader Itu Mencintaiku!    83 Keputusan Bersama

    Author’s POV“Sebenarnya Alex adalah calon tunanganku,” Perkataan tersebut terus terbayang-bayang dibenak Naomi. Ia mendapat pesan dari Alex yang menanyakan keadaannya tadi dan gadis itu mengabaikan pesan itu dan memilih untuk mengerjakan pekerjaannya. Ia terus bekerja hingga ia sendiri menyerah akan dirinya dan ia meletakkan kepalanya di meja. Ia menghela napas, mengapa semuanya menjadi serumit ini?Hubungannya bersama dengan Alex sudah membaik dan sekarang mereka harus berhadapan dengan perjodohan Alex. Gadis itu sedikit kecewa karena pria itu tidak berkata apapun kepadanya dan pada akhirnya berakhir pada gadis itu yang mengetahuinya dari orang lain.Tapi ia juga tidak terlalu menyalahkan Alex karena jika dirinya berada di posisi Alex, mungkin ia juga akan melakukan hal yang sama. Lagi dan lagi gadis itu menghela napasnya. Ia berusaha untuk bangkit dan juga kembali mengerjakan pekerjaannya.Tidak lama

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status