/ Romansa / Milliader Itu Mencintaiku! / 13 Tidak Diterima (1)

공유

13 Tidak Diterima (1)

작가: roomiegallery
last update 최신 업데이트: 2021-03-26 15:21:55

Author’s POV

Sudah hari Jum’at dan hingga saat ini belum ada info apapun dari perusahaan Lewis Studio mengenai diterima maupun tidak diterimanya Naomi diperusahaan tersebut. Meskipun begitu, Naomi tetap melakukan aktivitasnya, yakni membantu sang ayah untuk berjualan.

Gadis itu tidak melepas senyuman hangatnya kepada para pelanggan yang membeli dagangan mereka. Meskipun gadis itu memiliki tubuh yang mungil, namun parasnya sangat elok untuk dilihat walaupun ia hanya berpakaian biasa saja. Tidak heran terkadang ia mendapat godaan dari para pelanggan-pelanggan pria yang memuja paras gadis itu,

Naomi hanya menganggap pujian dan godaan tersebut hanyalah angin lalu. Ia hanya tersenyum ramah dan mengabaikan godaan tersebut, tidak perduli seberapa tampannya pria yang memujinya tersebut.

“Ini…” ujar gadis itu sembari memberikan seplastik mie ayam dan bakso kepada seorang yang sedari tadi terus menanyakan kontak gadis itu,

“Loh, pertanyaanku belum dijawab loh tadi,”

“Hape saya lagi rusak, bang… Sorry ya…” kilahnya dengan sopan. Terlihat pria itu tampak kecewa dengan jawaban gadis itu dan dengan lesu ia mengambil plastik yang sudah sedari tadi menggantung di tangan Naomi.

Setelah pria itu sudah menjauh, sang ayah mendekatinya dan berkata,

“Pandai banget bohongnya,” goda si ayah, membuat gadis itu tertawa kecil,

“Iya, yah… Naomi malas meladeni cowok-cowok gak jelas seperti itu,” ujarnya dengan jujur,

“Ayah setuju kalau kamu terus begitu sama cowok lainnya,” ujarnya dengan jempol yang ia layangkan kepada Naomi, sebelum seorang pelanggan lainnya datang untuk memesan mie ayam.

“Sebentar ya…”

“Duduk disini saja bu,” ujar gadis itu yang mempersilahkan wanita itu untuk duduk sembari menunggu mereka menyiapkan mie ayam untuknya. Tidak membutuhkan waktu lama untuk mereka membuat mie ayam, karena gadis itu ada untuk membantu sang ayah yang sudah tidak gesit lagi dalam bekerja.

Setelah mereka selesai membuat semangkuk mie ayam, gadis itu memberikan mangkuk tersebut kepada wanita yang sedang menunggu tersebut. Naomi senang melihat dagangan mereka sudah mau habis, ia tidak bisa menahan kata-kata bahagianya terhadap Benny yang ikut senang juga.

Dan… tidak lama setelah itu, seorang pria datang kepada mereka. Sang ayah sudah menandai pria itu karena ia selepas Lina tidak muncul lagi, pria itu ada untuk memborong dagangan sang ayah.

“Mau borong lagi, mas?” tanya Benny yang diangguki oleh pria tersebut.

“Mie ayam baksonya ya pak, semuanya,” ujar pria itu yang diangguki oleh Benny. Gadis itu sempat termenung melihat pria itu sebelum pria itu mengalihkan tatapannya kepada gadis itu. Naomi memutuskan tatapannya dan membantu sang ayah untuk membungkus semua dagangan mereka untuk pria itu.

“Pria itu, mengapa ia bisa terlihat mirip dengan Alex?” batin gadis itu dengan heran.

Gadis itu berusaha untuk tidak menatap pria itu karena pria itu mengingatkannya dengan sosok Alex. Tubuhnya yang tinggi nan tegap, belum lagi wajahnya yang sekilas mirip dengan Alex.

“Hari ini sedikit ya, pak,” ujar pria itu yang diangguki oleh Benny,

“Iya, syukurlah hari ini sedang ramai. Kamu sih, telat datang… jadi sisa sedikit jadinya,” ujar Benny kepada pria itu. Pria itu tersenyum simpul sembari melekatkan sejenak pandangannya kepada gadis itu yang sedang ikut sibuk,

“Gak apa pak… yang penting masih ada mie ayam baksonya,” ujarnya sebelum ia mengembalikan tatapannya kepada Benny. Baik Benny maupun Naomi, keduanya tengah fokus untuk membungkus dagangan mereka. Dan beberapa pelanggan yang baru saja datang, mereka langsung memberitahu mereka jika dagangan mereka sudah habis,

“Oke sip,” ujar gadis itu sesudah ia memasukkan semuanya ke dalam kantong plastic terakhir. Ia memberikan pria itu plastik yang berisikan mie ayam dan bakso tersebut dan pria itu langsung membayarnya lebih. Begitu Benny membuka lacinya untuk mencari uang kembali, pria itu langsung menolak,

“Tidak usah pak, kembaliannya ambil saja,” ujarnya, membuat pria tua itu agak tergagu mendengarnya,

“A-apa tidak apa?”

Pria itu tersenyum,”Iya pak, makasih ya pak, mbak,” ujarnya sebelum ia berbalik meninggalkan mereka berdua. Gadis itu hanya diam menatap pria itu yang sudah berjalan menjauhi mereka. Tentu saja dia senang dagangan sang ayah laku, hanya saja mengapa pria tersebut terus membuatnya teringat dengan Alex?

Ia menghela nafas dan menggeleng,”Tidak, pokoknya dia bukan Alex, titik!” batinnya. Ia tidak bisa membayangkan jika pria itu benar-benar ada disini. Naomi tidak tahu harus bersikap seperti apa kepadanya jika ada Benny disampingnya.

“Naomi,”

“Naomi!” panggil sang ayah dengan nada yang sedikit ia naikkan,

“Eh iya, yah… ada apa yah?” ujar gadis itu dengan sedikit keterkejutannya terhadap panggilan tersebut.

“Kamu udah periksa email kamu?” ujar sang ayah yang digelengkan oleh gadis itu,

“Belum yah…” ujarnya sembari melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 5 sore.

“Periksa sekarang… ayah penasaran…” ujarnya yang membuat gadis itu sedikit melirik kepada beberapa pemuda yang tadinya ia tolak untuk diberikan nomor ponselnya. Mereka semua masih makan sembari bersenda gurau, membuat gadis itu mendekati sang ayah dengan berbisik,

“Nanti saja, yah… masih ada mereka. Entar ketahuan kalau Naomi bohong soal hape Naomi,” ujarnya yang diangguk mengerti oleh Benny.

Setelah sekian lama mereka berdiri, akhirnya mereka mendapat kesempatan untuk duduk dan beristirahat sejenak. Mereka menunggu pelanggan mereka untuk makan dan mengembalikan piring mereka sebelum mereka memutuskan untuk pulang,

Dan sudah jam 6 sore. Semua orang perlahan sudah pada pulang. Dan disaat itulah keduanya bersiap-siap untuk pulang. Naomi juga mencuci semua gelas dan mangkuk sebelum keduanya memutuskan untuk pulang.

Dengan segera, Naomi mendorong gerobak tersebut untuk menuju rumah mereka. Sepanjang jalan, dirinya dan sang ayah saling berbincang mengenai perandaian mereka jika gadis itu benar-benar diterima di Lewis Studio.

Tidak terasa, keduanya akhirnya sampai ke rumah mereka dan gadis itu buru-buru meletakkan semua perkakas ke dapur tanpa mencucinya terlebih dahulu. Ia buru-buru masuk ke dalam kamarnya dan membuka ponselnya setelah sekian lama ia menahan dirinya untuk tidak bermain hape.

Dengan mata yang sedikit ia tutup, ia membuka emailnya dengan perlahan. Ketika ia mulai membuka matanya dengan jelas, rasa kecewa tercetak di raut wajahnya ketika ia belum mendapatkan satu pesan apapun dari Lewis Studio. Gadis itu menunduk, sepertinya dirinya tidak diterima.

Ia meletakkan mengambil charger untuk mengisi daya baterainya yang sudah sekarat. Gadis itu menghela nafasnya dan meninggalkan ponselnya yang sedang mengisi daya.

Sepertinya harapannya untuk masuk Lewis Studio tidak terkabul.

Gadis itu pada akhirnya bertolak untuk keluar dari kamarnya dan berjalan menuju dapur untuk ia mencuci wadah dan perkakas lainnya yang digunakan untuk berjualan tadi. Gadis itu menahan kesedihannya dan air matanya yang jatuh karena harapannya yang sudah pupus. Gadis itu berkali-kali menyeka air matanya menggunakan punggung tangannya,

“Hah… hari yang kurang menyenangkan,” ujarnya,

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Milliader Itu Mencintaiku!    88 END

    Author’s POV Beberapa tahun berlalu. Kini Alex dan Naomi sudah terang-terangan menunjukkan hubungan mereka ke rekan kerja mereka. Mereka melakukannya perlahan-lahan, dimulai dari berjalan bersama dan akhirnya Naomi pun mengaku kepada rekan-rekannya mengenai hubungannya bersama dengan Alex. Ia melakukannya bukan karena ia ingin pamer, ia merasa jika hal seperti ini tidak bisa disimpan dan disembunyikan untuk selamanya. Sudah 2 tahun berlalu dan keduanya masih berpacaran dengan begitu harmonis. Tentu saja di dalam sebuah hubungan akan selalu ada cek cok dan juga pertikaian. Namun itu tidak membuat hubungan mereka putus di tengah jalan karena mereka sadar, bagaimana pun mereka menjauh, pada akhirnya kembali lagi bersama. Hubungan mereka tentu saja sudah disetujui oleh keluarga Naomi dan keluarga Alex. Salah satu plot twist yang mereka dapatkan adalah ternyata Benny adalah teman lama Charles. Mereka berteman sejak mereka masih bersama-sama mengel

  • Milliader Itu Mencintaiku!    87 Mengenai Keputusan Giselle

    Author’s POV Alex menarik napasnya dan mencoba untuk menenangkan dirinya. Ia merasa ia harus bicara tatap muka dengan kedua orang tuanya mengenai pertunangannya dengan Giselle. Kalau perlu ia akan mendatangi Kevin---ayah Giselle untuk membatalkan pertunangan mereka, Pria itu mulai keluar dari mobilnya dan mulai masuk ke dalam rumah kedua orang tuanya. Karena kedatangan pria itu mendadak, Adelia dan Charles juga terkejut dengan keberadaan anaknya yang tidak mengabari mereka jika ia datang kepada mereka. Dengan mantap, pria itu duduk di sofa bersama dengan kedua orang tuanya. Ia menatap serius kedua orang tuanya sebelum dia membuka suaranya, “Papa, mama... Alex ingin membatalkan pertunangan ini. Bisakah Alex mendapatkan kontak pak Kevin supaya Alex bisa berbicara kepadanya empat mata?” tanya Alex dengan serius. Charles beserta istrinya saling bertatap-tatapan sebelum mereka pun tersenyum, “Tidak perlu...” ujar Charles kepadanya.

  • Milliader Itu Mencintaiku!    86 Keputusan Giselle

    Author’s POVGiselle masih menatap Naomi yang terlihat canggung bersamanya. Saat ini mereka berada di sebuah café langganan Giselle yang mana mereka memesan ruang vip entah untuk apa alasannya bagi Naomi. Namun berbeda dengan Naomi, Giselle hanya ingin pembicaraannya dengan Naomi tidak bocor ke luar dan tidak mengundang banyak orang untuk mendengarkannya,Sembari menunggu makanan mereka tiba, Giselle dengan tegas duduk dengan tangan yang terlibat dan ia menyenderkan tubuhnya di kursi. Sementara Naomi, ia berusaha untuk menghindari tatap muka terhadap gadis itu,“Sejak kapan kau mengenal Alex?” tanya Giselle, membuka percakapannya bersama dengan Naomi setelah sekian lama mereka hanya diam dan tidak berkutik apapun.“Sejak kami SMA…” jawab gadis itu dengan jujur. Kali ini ia juga meluruskan pandangannya kepada Giselle. Jika Giselle sekali lagi ingin mengklaim Alex sebagai miliknya, ia juga tidak a

  • Milliader Itu Mencintaiku!    85 Shopping

    Author’s POVKali ini Naomi tidak lembur. Ia sudah siap mengerjakan pekerjaannya dan sekarang adalah saatnya untuk pulang bersama dengan Alex. Gadis itu masih berjalan dengan pria itu yang sedang menunggunya di dalam mobil. Dan ketika gadis itu sudah sampai di basement, seseorang menarik tangannya yang membawanya menjauh dari mobil Alex.Bingung dengan siapa yang menariknya, gadis itu menoleh dan mendapatkan Giselle yang sedang menarik tangannya.“M-mau kemana?” tanya gadis itu yang sama sekali menarik dirinya dari Giselle, seakan ia pasrah jika Giselle menariknya seperti itu,“Temenin aku shopping,” ujarnya dengan singkat. Gadis itu masih diam, ia tidak banyak bertanya dan hanya ikut dengan apa yang gadis itu lakukan kepadanya.Ia mendengar banyak mengenai Giselle dari Alex. Giselle adalah anak yang paling kecil diantara saudaranya yang lain. Biasanya anak yang paling terakhir akan mendapatkan kasih s

  • Milliader Itu Mencintaiku!    84 Bertemu Orang Lama

    Author’s POV Alunan musik klasik dari bar ternama ini dapat membius pelanggannya untuk merasa rileks. Bar tersebut terlihat sepi, meskipun terlihat sepi namun ada begitu banyak pria hidung belang yang lalu lalang untuk menggoda sosok cantik seperti Giselle yang sedang meminum vodka sendirian. Ia masih berpakaian kerjanya, dengan blouse peach dan rok span yang mencetak lekuk tubuhnya dengan sempurna. Ditambah lagi dengan high heels dan lipstick merah maroon yang membuatnya terlihat berkelas. Saat ini ia memikirkan perjodohannya bersama dengan Alex. Alex terlihat serius ketika ia berkata ia tidak ingin berjodoh dengan dirinya. Tidak hanya itu, ia juga tidak bisa membenci sosok Naomi yang sudah pernah menyelamatkannya dan juga gadis itu bukanlah tipikal gadis yang munafik. Awalnya ia mengira jika cinta pria itu hanyalah cinta semu seperti dia bersama dengan wanita-wanita lainnya. Ia sama sekali tidak menyangka jika pria itu memang benar-benar me

  • Milliader Itu Mencintaiku!    83 Keputusan Bersama

    Author’s POV“Sebenarnya Alex adalah calon tunanganku,” Perkataan tersebut terus terbayang-bayang dibenak Naomi. Ia mendapat pesan dari Alex yang menanyakan keadaannya tadi dan gadis itu mengabaikan pesan itu dan memilih untuk mengerjakan pekerjaannya. Ia terus bekerja hingga ia sendiri menyerah akan dirinya dan ia meletakkan kepalanya di meja. Ia menghela napas, mengapa semuanya menjadi serumit ini?Hubungannya bersama dengan Alex sudah membaik dan sekarang mereka harus berhadapan dengan perjodohan Alex. Gadis itu sedikit kecewa karena pria itu tidak berkata apapun kepadanya dan pada akhirnya berakhir pada gadis itu yang mengetahuinya dari orang lain.Tapi ia juga tidak terlalu menyalahkan Alex karena jika dirinya berada di posisi Alex, mungkin ia juga akan melakukan hal yang sama. Lagi dan lagi gadis itu menghela napasnya. Ia berusaha untuk bangkit dan juga kembali mengerjakan pekerjaannya.Tidak lama

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status