Share

09 Wawancara (1)

Auteur: roomiegallery
last update Dernière mise à jour: 2021-03-26 15:15:26

Author’s POV

Gadis itu tersenyum, ia beruntung memiliki saudara seperti Seira yang banyak sekali membantunya dan keluarganya. Dengan ini, ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatannya untuk masuk ke perusahaan raksasa tersebut. Sebuah pemikiran yang membuatnya sedikit penasaran. Ia ingin menanyakan hal ini kepada sang kakak hanya saja ia sedikit bingung bagaimana untuk memulainya,

“Anu kak…”

“Ya?”

“Kira-kira gaji di Lewis Studios itu gede gak kak?” tanya gadis itu dengan hati-hati, berharap sang kakak tidak tersinggung

“Gede kok, apalagi kalau kamu udah senior. Kalau mau beneran terpilih, aku akan menjadi managernya. Dan perusahaan ini friendly lingkungannya,”

“Wah kakak seorang manager kah?!” ungkap Naomi dengan kaget,

“Iya benar, kebetulan senior 3D artist kami hendak berhenti. Jadi sebelum kursinya benar-benar kosong, kami ingin mengisinya supaya diharapkan calon pengganti Adrian bisa beradaptasi dengan pekerjaan dan proyek yang biasa kami lakukan,” ujar Naomi dengan panjang lebar.

“Baik kak, terimakasih sudah menerimaku kak!”

Seira menggeleng,”Ingat ya, kamu terpilih karena produkmu sendiri, bukan karena aku…” ujarnya dengan penekanan yang dalam.

Gadis itu mengangguk mengerti, namun seketika, ia mulai terdiam ketika ia teringat akan sesuatu,

“Nanti… jika aku benar-benar terpilih, apa kata orang ya kak jika mereka tahu aku adalah sepupu kakak… pasti nanti-“

“Bodo amat sama apa yang dikatakan orang. Yang penting kamu masuk aja itu sudah syukur banget. Aku tidak perduli apa kata orang, kamu juga… kurang-kurangin berpikir yang aneh-aneh. Intinya, kamu diterima karena upaya kerasmu, camkan itu,”

Gadis itu mengangguk,”Baik kak… terima kasih lagi ya kak,”

“Iya. Yasudah... Siapkan diri untuk wawancara ya… jangan aneh-aneh apalagi kalau terlambat,” ujar Seira yang diangguki oleh Naomi,

“Baik kak,”

“Oke… aku mau pergi dulu. Bye,”

“Bye,” ujar gadis itu, memutuskan percakapan mereka hari ini.

Naomi melepaskan ponselnya dari telinga, ia menghela nafas sembari menaikkan kepalanya, menatap langit-langit kamarnya. Ia tidak bisa membendung kesenangannya, hanya saja pemikirannya yang tidak yakin akan dirinya juga ikut bergumam dalam kepalanya.

Bagaimana jika ia tidak lolos?

Apakah ia akan terus mengandalkan freelancer yang pendapatannya tidak stabil?

Hah… baru saja dirinya senang karena peluang yang ia dapatkan. Tapi memikirkan dirinya hanyalah seorang yang sangat biasa saja, membuatnya tidak yakin akan dirinya sendiri. Naomi merebahkan tubuhnya dan matanya sepenuhnya menatap langit-langit kamarnya.

Ia menghela nafas, apa benar jika ia berpikiran seperti ini sepanjang hari?

Gadis itu memejamkan matanya, merileksasikan tubuhnya sejenak sebelum dia kembali membuka matanya.

Tidak ada waktu untuk menegatifkan diri. Ia harus berlatih untuk tetap terlihat menarik.

“Aku harus bisa masuk Lewis Studio!” ujarnya dengan kepalan tangannya yang ia layangkan di udara.

***

Naomi duduk, menunggu gilirannya untuk masuk ke dalam ruangan yang nantinya akan menjadi tempatnya diwawancara. Dengan duduk bersilangkan sebelah kiri, kaki kanannya berada di atas kaki kirinya yang tidak bisa berhenti bergoyang. Suasana disekitarnya benar-benar hening dan senyap, seakan-akan orang yang lainnya terlihat biasa saja di suasana yang mencekam bagi gadis itu.

Ia benar-benar tidak menyangka, orang sekitarnya sama sekali tidak menunjukkan kegugupan mereka. Berbeda dengan dirinya yang secara terang-terangan sangat gugup dengan situasi yang ada. Tidak terhitung berapa kali ia menghela nafas, namun yang pasti, ia yakin dengan penampilan hitam putihnya.

Satu persatu orang di panggil dan kali ini sudah sisa 5 orang dari 10 orang yang sebelumnya sudah berkumpul disini. Melihat satu persatu orang yang mulai dipanggil dan pergi, membuat Naomi semakin gugup. Ia bahkan berkeringat padahal di ruangan ini sangat sejuk. Ia menyeka keringat di keningnya beberapa kali dan juga ia menghela nafas untuk meyakinkan dirinya.

Disela-sela dirinya yang tengah menenangkan dirinya sendiri, seorang gadis yang tengah duduk di sampingnya menyapanya, membuatnya menolehkan pandangannya kepada gadis itu,

“Hai…” ujar gadis itu dengan ramah,

Naomi mengangguk sembari menyapa gadis itu dengan sopan,

“Hai…”

Gadis itu mendekati Naomi, seakan ia ingin membisikkan sesuatu kepadanya,

“Kamu gugup gak?” ujar gadis itu dengan pelan. Naomi menatap gadis itu dan mengangguk kecil. Gadis yang bernama Ranti itu tersenyum manis karena sebenarnya ia juga merasakan hal yang sama dengan dirinya. Ranti benar-benar gugup, hanya saja ia berusaha untuk menyembunyikan di wajah dinginnya.

“Salam kenal kak, aku Ranti,” ujarnya dengan senyuman ramahnya,

“Kakak? Memangnya usia Ranti berapa?” ujar gadis itu dengan penasaran.

“Hmm aku masih 22 tahun, masih fresh graduate kak…”

Naomi mengangguk mengerti, tidak heran jika ia dipanggil kakak jika gadis itu adalah seorang fresh graduate,”Aku Naomi, salam kenal juga,”

“Kan, sudah kuduga… kakak pasti lebih tua daripadaku,” ujarnya yang menuai senyuman ramah gadis itu. Naomi memikirkan dirinya sedikit iri dengan gadis yang bernama Ranti tersebut. Untuk meniti karir di usia yang 28 tahun seperti dirinya, menurutnya udah cukup terlambat. Masa-masa fresh graduate adalah masa yang bagus untuk meniti karir.

“Aku sangat khawatir kak… sebenarnya aku tidak banyak pengalaman untuk bekerja di perusahaan. Aku hanya bermodalkan nekat saja untuk mengirim CV ku tersebut dan boom! Aku tidak menyangka jika aku dipanggil untuk wawancara,” ujar Ranti dengan panjang lebar,

“Hmm… sebenarnya aku juga tidak terlalu berpengalaman untuk menjadi seorang senior 3D artist. Selama ini aku freelance sebagai 3D modeler dan animator. Terkadang juga aku mengerjakan desain karakter 2D dan 3D sih,” ujar Naomi terang-terangan.

“Begitu kah…” ujarnya yang diangguki Naomi.

Baru saja Ranti hendak membuka mulutnya, seorang wanita muncul dan memanggil Naomi untuk segera masuk ke ruangan yang akan ia tunjukkan. Naomi melirik kepada Ranti yang memberikannya semangat melalui bahasa tubuhnya. Ia mengangguk dan mengambil nafasnya sejenak sebelum dia melangkah kepada wanita tersebut.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Milliader Itu Mencintaiku!    88 END

    Author’s POV Beberapa tahun berlalu. Kini Alex dan Naomi sudah terang-terangan menunjukkan hubungan mereka ke rekan kerja mereka. Mereka melakukannya perlahan-lahan, dimulai dari berjalan bersama dan akhirnya Naomi pun mengaku kepada rekan-rekannya mengenai hubungannya bersama dengan Alex. Ia melakukannya bukan karena ia ingin pamer, ia merasa jika hal seperti ini tidak bisa disimpan dan disembunyikan untuk selamanya. Sudah 2 tahun berlalu dan keduanya masih berpacaran dengan begitu harmonis. Tentu saja di dalam sebuah hubungan akan selalu ada cek cok dan juga pertikaian. Namun itu tidak membuat hubungan mereka putus di tengah jalan karena mereka sadar, bagaimana pun mereka menjauh, pada akhirnya kembali lagi bersama. Hubungan mereka tentu saja sudah disetujui oleh keluarga Naomi dan keluarga Alex. Salah satu plot twist yang mereka dapatkan adalah ternyata Benny adalah teman lama Charles. Mereka berteman sejak mereka masih bersama-sama mengel

  • Milliader Itu Mencintaiku!    87 Mengenai Keputusan Giselle

    Author’s POV Alex menarik napasnya dan mencoba untuk menenangkan dirinya. Ia merasa ia harus bicara tatap muka dengan kedua orang tuanya mengenai pertunangannya dengan Giselle. Kalau perlu ia akan mendatangi Kevin---ayah Giselle untuk membatalkan pertunangan mereka, Pria itu mulai keluar dari mobilnya dan mulai masuk ke dalam rumah kedua orang tuanya. Karena kedatangan pria itu mendadak, Adelia dan Charles juga terkejut dengan keberadaan anaknya yang tidak mengabari mereka jika ia datang kepada mereka. Dengan mantap, pria itu duduk di sofa bersama dengan kedua orang tuanya. Ia menatap serius kedua orang tuanya sebelum dia membuka suaranya, “Papa, mama... Alex ingin membatalkan pertunangan ini. Bisakah Alex mendapatkan kontak pak Kevin supaya Alex bisa berbicara kepadanya empat mata?” tanya Alex dengan serius. Charles beserta istrinya saling bertatap-tatapan sebelum mereka pun tersenyum, “Tidak perlu...” ujar Charles kepadanya.

  • Milliader Itu Mencintaiku!    86 Keputusan Giselle

    Author’s POVGiselle masih menatap Naomi yang terlihat canggung bersamanya. Saat ini mereka berada di sebuah café langganan Giselle yang mana mereka memesan ruang vip entah untuk apa alasannya bagi Naomi. Namun berbeda dengan Naomi, Giselle hanya ingin pembicaraannya dengan Naomi tidak bocor ke luar dan tidak mengundang banyak orang untuk mendengarkannya,Sembari menunggu makanan mereka tiba, Giselle dengan tegas duduk dengan tangan yang terlibat dan ia menyenderkan tubuhnya di kursi. Sementara Naomi, ia berusaha untuk menghindari tatap muka terhadap gadis itu,“Sejak kapan kau mengenal Alex?” tanya Giselle, membuka percakapannya bersama dengan Naomi setelah sekian lama mereka hanya diam dan tidak berkutik apapun.“Sejak kami SMA…” jawab gadis itu dengan jujur. Kali ini ia juga meluruskan pandangannya kepada Giselle. Jika Giselle sekali lagi ingin mengklaim Alex sebagai miliknya, ia juga tidak a

  • Milliader Itu Mencintaiku!    85 Shopping

    Author’s POVKali ini Naomi tidak lembur. Ia sudah siap mengerjakan pekerjaannya dan sekarang adalah saatnya untuk pulang bersama dengan Alex. Gadis itu masih berjalan dengan pria itu yang sedang menunggunya di dalam mobil. Dan ketika gadis itu sudah sampai di basement, seseorang menarik tangannya yang membawanya menjauh dari mobil Alex.Bingung dengan siapa yang menariknya, gadis itu menoleh dan mendapatkan Giselle yang sedang menarik tangannya.“M-mau kemana?” tanya gadis itu yang sama sekali menarik dirinya dari Giselle, seakan ia pasrah jika Giselle menariknya seperti itu,“Temenin aku shopping,” ujarnya dengan singkat. Gadis itu masih diam, ia tidak banyak bertanya dan hanya ikut dengan apa yang gadis itu lakukan kepadanya.Ia mendengar banyak mengenai Giselle dari Alex. Giselle adalah anak yang paling kecil diantara saudaranya yang lain. Biasanya anak yang paling terakhir akan mendapatkan kasih s

  • Milliader Itu Mencintaiku!    84 Bertemu Orang Lama

    Author’s POV Alunan musik klasik dari bar ternama ini dapat membius pelanggannya untuk merasa rileks. Bar tersebut terlihat sepi, meskipun terlihat sepi namun ada begitu banyak pria hidung belang yang lalu lalang untuk menggoda sosok cantik seperti Giselle yang sedang meminum vodka sendirian. Ia masih berpakaian kerjanya, dengan blouse peach dan rok span yang mencetak lekuk tubuhnya dengan sempurna. Ditambah lagi dengan high heels dan lipstick merah maroon yang membuatnya terlihat berkelas. Saat ini ia memikirkan perjodohannya bersama dengan Alex. Alex terlihat serius ketika ia berkata ia tidak ingin berjodoh dengan dirinya. Tidak hanya itu, ia juga tidak bisa membenci sosok Naomi yang sudah pernah menyelamatkannya dan juga gadis itu bukanlah tipikal gadis yang munafik. Awalnya ia mengira jika cinta pria itu hanyalah cinta semu seperti dia bersama dengan wanita-wanita lainnya. Ia sama sekali tidak menyangka jika pria itu memang benar-benar me

  • Milliader Itu Mencintaiku!    83 Keputusan Bersama

    Author’s POV“Sebenarnya Alex adalah calon tunanganku,” Perkataan tersebut terus terbayang-bayang dibenak Naomi. Ia mendapat pesan dari Alex yang menanyakan keadaannya tadi dan gadis itu mengabaikan pesan itu dan memilih untuk mengerjakan pekerjaannya. Ia terus bekerja hingga ia sendiri menyerah akan dirinya dan ia meletakkan kepalanya di meja. Ia menghela napas, mengapa semuanya menjadi serumit ini?Hubungannya bersama dengan Alex sudah membaik dan sekarang mereka harus berhadapan dengan perjodohan Alex. Gadis itu sedikit kecewa karena pria itu tidak berkata apapun kepadanya dan pada akhirnya berakhir pada gadis itu yang mengetahuinya dari orang lain.Tapi ia juga tidak terlalu menyalahkan Alex karena jika dirinya berada di posisi Alex, mungkin ia juga akan melakukan hal yang sama. Lagi dan lagi gadis itu menghela napasnya. Ia berusaha untuk bangkit dan juga kembali mengerjakan pekerjaannya.Tidak lama

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status