Share

Bab 5

Author: Umio
“Beginilah imbasnya kalau kamu merayu tunangan orang lain!”

Di tempat itu, tidak seorang pun yang berani menarik Lidya turun dari panggung, karena dia adalah tunangannya Jimmy.

Dia memberi isyarat agar para hadirin tenang, lalu dia melanjutkan tuduhannya lagi.

“Coba pikirkan, seorang perencana acara yang masih muda dan baru saja kembali ke tanah air mampu mengambil alih hampir seluruh kegiatan promosi dan iklan milik Sutojo Grup, dengan nilai proyek kumulatif melebihi puluhan miliar, dari komisi serta keuntungan lainnya bernilai setidaknya ratusan juta...”

“Dia membangun reputasi atas kerja keras dan ketekunannya di industri ini, menjadi panutan bagi banyak orang untuk ditiru dan dikagumi.”

“Semua orang mengira dia jenius, tetapi ternyata dia hanya mengandalkan transaksi tubuhnya... Tapi Julia, kenapa kamu tidak berpikir, Jimmy begitu mencintaiku, bagaimana mungkin dia bisa jatuh hati pada wanita liar sepertimu?”

“Kamu mengorbankan tubuh dan reputasimu demi ratusan juta, dan sekarang kamu terkenal dengan nama baik tercoreng. Apa kamu tidak merasa dirimu sangat bodoh?”

Lidya berdiri di atas panggung, bak seorang ratu yang sedang menginjak harga diriku di bawah kakinya.

Penonton memperhatikan aku melangkah selangkah demi selangkah menapak di atas panggung.

Pada saat seperti ini, aku merasa tidak ada gunanya kalau aku melarikan diri. Sebelum Lidya sempat tersadar, aku pun merebut mikrofon dari tangannya.

“Nona Kumala, kurasa kamu ini kurang kerjaan.”

“Karena itulah kamu berpikir orang lain sama sepertimu, tidak ada kegiatan lain.”

Para penonton memang sedang menonton, melihat bagaimana aku membantah Lidya dengan tenang, mereka bahkan merasa penasaran.

“Benar. Dengan gaji ratusan juta untuk imbalan sebuah film, secara naluriah memang tidak terpikirkan. Merencanakan dan mengembangkan rencana butuh begadang seminggu, berkoordinasi dengan pihak terkait, dan didenda atas kesalahan eksekusi di lokasi. Jika ini transaksi uang dan seks, bukankah lebih gampang kalau aku ambil uangnya saja?”

“Lagipula, kurasa kamu mungkin tidak terlalu mengenal Tuan Jimmy. Setiap keputusan yang dia buat di pucuk kepemimpinannya di Sutejo Grup membutuhkan banyak pertimbangan matang. Apakah dia sebodoh itu mau menukar bisnisnya dengan pelayananku?”

Penonton terdiam sejenak, lalu seperti kuali yang meledak.

Mereka pun mulai membahasnya, ada yang tertawa geli.

Lidya tidak menyangka situasinya akan berbalik seperti ini, dia langsung mengamuk.

“Tapi bagaimana kamu menjelaskan ini?”

Beberapa foto pribadiku pun muncul di layar LED.

Itu foto-fotoku.

“Kamu mengirim semua foto ini ke ponsel Jimmy.”

“Jangan-jangan tujuanmu bukan transaksi seks demi uang, melainkan untuk menjadi istrinya Jimmy Sutejo?”

Lidya mendesak terus.

Penonton kembali riuh.

Saat itu, perhatian semua orang tertuju pada pintu, tempat sesosok pria berpostur tinggi yang berjalan mendekati panggung.

Jimmy tidak menatap Lidya, melainkan menatapku selama beberapa detik.

Penonton menonton sambil bersorak kegirangan. Aku benar-benar tidak bisa menunjukkan bukti apa pun untuk foto-foto ini.

Suara diskusi di antara penonton semakin keras.

“Ck ck, dengan sosok itu, masih berani mengirim foto pribadi ke Jimmy?”

“Baru saja aku berpikir dia dituduh yang bukan-bukan dan diperlakukan tidak adil, tapi sekarang sepertinya aktingnya sama bagusnya dengan artis wanita itu.

“Sungguh tercela! Bukankah sebaiknya dijual!”

Aku menatap Jimmy, satu-satunya orang yang kukenal di tempat kejadian ini. Dia seperti telah menjadi sandaran jiwaku saat ini.

Dia tidak menatapku lagi, malah memelototi Lidya yang tampak tertindak. “Apa yang kamu lakukan?”

Mata Lidya memerah, dia berkata dengan kesal, “Jimmy, dia merayumu.”

“Untuk bisa bersamamu jangka panjang, dia mengadu domba hubungan kita...”

Jimmy menoleh ke arahku, “Benarkah?”

Jimmy, padahal kamu yang memintaku mengerjakan proyek ini.

Sekarang kamu malah balik bertanya padaku?

Saat itu, Lidya menatapku lagi. Matanya dipenuhi dengan kepuasan.

Seharusnya kami berdua adalah kakak beradik yang paling dekat.

Namun berulang kali, dia memilih mementingkan kepentingan pribadinya.

Ketika aku tidak benar-benar mengancamnya, dia mengambil inisiatif untuk menghancurkan masa depanku.

Memikirkan sampai di sini, aku pun terkekeh mengejek, mencengkeram mikrofon erat-erat.

Aku berkata, “Tuan Jimmy, aku tidak ingin berdebat denganmu tentang siapa yang menawarkan proyek itu. Dan tanpa bukti yang kuat, tunanganmu mempermalukan seorang tenaga kerja dengan sumber foto-foto yang tidak jelas asal usulnya.”

“Jika Tuan Jimmy memilih untuk melindunginya dan menutup mata terhadap kebenaran dan melemparkan kesalahan ini padaku, maka aku tidak punya apa-apa untuk kuucapkan lagi.”

“Kalau apa yang terjadi hari ini disebarkan luaskan sebagai rumor, itu sudah cukup untuk menghancurkan masa depan orang awam. Tapi bahkan harus berhadapan dengan Sutejo Grup sekalipun, aku pasti akan mengungkapkan kebenaran dan membersihkan nama baikku.”

Jimmy, yang terlahir dengan sifat pemberontak, mungkin belum pernah mengalami konfrontasi sefrontal ini.

Bahkan ini terdengar seperti mengancam.

Kami saling bertukar pandang.

Senyum tipis tersungging di bibirnya.

“Ucapanmu masuk akal.”

“Tapi...”

“Kenapa aku merasa Nona Julia memang benar-benar menyukaiku, sih?”

Seperti yang kuduga.

Pemuda yang waktu itu sudah mati.

Demi tunangannya, Jimmy tidak segan-segan memfitnahku.

Di bawah tatapan seluruh hadirin, Jimmy dengan lembut menarik liontin giok berukiran dewi dari kemeja hitamnya.

“Kalau kamu tidak menyukaiku, kenapa kamu memberikan aku liontin ini?”

Giok itu tampak tembus cahaya, memancarkan cahaya lembut dan nyaman.

Liontin itu sepertinya sudah lama dipakai dan masih terawat dengan baik.

Aku memberikan liontin ini sebagai hadiah ulang tahun Jimmy yang ke-20.

Selama puluhan tahun, ulang tahun Jimmy selalu dirayakan dengan pesta yang meriah, tetapi hanya pada saat itu saja, aku satu-satunya orang yang menemaninya merayakan ulang tahunnya.

Aku menyuruh Jimmy untuk tidak bergerak dan aku memakaikan liontin itu di lehernya.

“Pria memakai liontin dewi, sedangkan wanita memakai liontin buddha, demi keselamatan.”

Dia memeluk pinggangku dan mengecupku lembut. “Kalau begitu aku tidak mau keselamatan, aku mau yang lain.”

Aku mencondongkan tubuh untuk menangkup wajahnya dan mengecupnya dengan lembut. “Apa yang kamu inginkan?”

“Aku ingin kamu selalu berada di sisiku.”

Kenangan masa lalu itu seakan diputar kembali di depan mataku.

Aku tertegun sejenak, lalu berkata, “Tuan Jimmy, ini bukan hadiah dariku.”

Jimmy tersenyum dan berjalan menghampiriku. “Sampai kapan kamu mau terus berbohong padaku?”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mirip Tapi Bukan Orang yang Sama   Bab 9

    Cerita TambahanPOV JimmySetelah tidak bisa melihat, hidupku bagai sudah kehilangan tujuan.Lidya membawaku ke sebuah rumah dan berjanji akan selalu merawatku.Aroma parfum yang dia pakai begitu kuat hingga terasa begitu menusuk hidung. Setelah itu, dia pun memelukku dengan seadanya dan agak acuh tak acuh.Kemudian dia berkata kalau dia harus pergi syuting.Aku duduk sendirian di ruangan yang kosong itu cukup lama. Sampai menjelang senja, anak-anak yang ada di lantai bawah mulai bermain.Aku merasa lapar dan mulai meraba-raba dan mencari air minum.Pintu tiba-tiba terbuka.Saat wanita itu berjalan menghampiriku, rasanya aku ingin tertawa.Janji setia yang Lidya bilang, ternyata hanyalah sebuah kebohongan.Aroma yang tercium dari wanita ini sangat berbeda dengan Lidya.Hampir tidak berbau.Temperamen dan kepribadiannya juga sangat berbeda.Wanita ini agak pendiam, tetapi dia cukup teliti dan penuh perhatian saat menjagaku.Namun saat itu, aku tidak memiliki kesabaran untuk merasakan ke

  • Mirip Tapi Bukan Orang yang Sama   Bab 8

    Kemudian, dari ucapan ibuku, Jimmy tahu kalau aku akan ke luar negeri.“Tidak boleh pergi.”Dia menyerahkan semua pekerjaannya waktu dekat pada wakilnya, lalu mengikutiku pergi ke mana pun.Saat aku membeli secangkir kopi saja, dia juga menunggu di sampingku dan membantuku membayar uang kopi.“Tuan Jimmy, bukankah kamu sudah terlalu mengurusiku?”“Nona Julia, tidak perlu sungkan. Ini memang kewajibanku.”Bahkan pembeli lain yang berdiri di samping kami pun ikut tertawa. Aku buru-buru menariknya kembali ke tempat duduk.“Lidya tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja.”Aku menatap Jimmy dengan nada mengingatkannya.Dia mencibir.Sebenarnya, aku juga tidak akan memaafkan Lidya begitu saja.Ibuku juga merupakan ibu kandung Lidya juga. Kok dia bisa begitu tega menindas ibu?Setelah aku pulang, aku pun begadang semalaman dan menulis artikel panjang lebar, lalu aku membeli ratusan juta kuota pemaparan berita.Keesokan harinya, semua perbuatan Lidya di masa lampau pun terungkap di semua plat

  • Mirip Tapi Bukan Orang yang Sama   Bab 7

    Sampai sekarang, aku masih kesal.Walau aku tidak seharusnya marah.Jimmy memelukku erat-erat. “Anak bodoh, dulu kukira kamu pintar sekali, tapi aku tidak menyangka kamu bisa sebodoh itu.”Aku berusaha melepaskan diri dengan menumbuk punggungnya. “Lepaskan! Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan.”Jimmy memegang erat pergelangan tanganku dengan satu tangan dan mengeluarkan ponselnya dengan tangan lainnya.“Lihatlah.”Itu adalah tangkapan layar berita tentang cedera Lidya dua tahun lalu. “Aku tahu semua yang Lidya lakukan, bahkan sebelum aku bisa melihat.”“Selain itu, anak haram ayahku juga selalu ingin mencelakaiku. Waktu itu kamu dipukul, sebenarnya itu juga perbuatan mereka.”Aku mendongak dengan wajah tidak percaya. “Jadi matamu, juga ...?”Jimmy mengangguk. “Bahkan sebelum aku bisa melihat, kudengar mereka sudah merencanakan untuk mencelakaimu. Mereka ingin melenyapkan wanita yang selalu merawatku.”Itulah sebabnya, selama beberapa tahun ini, sering ada berita tentang Lidya terl

  • Mirip Tapi Bukan Orang yang Sama   Bab 6

    Dia memanggil namaku dengan lembut.“Julia Rustadi.”Dia berdiri sangat dekat denganku, begitu dekat hingga kami bisa merasakan napas masing-masing.Dalam suasana seperti ini, aku tidak bisa berkata apa-apa lagi.Penonton mulai berceloteh.“Kebalikan yang mengejutkan? Jadi, dialah yang selama ini bersama Jimmy?!”“Omong-omong, wanita ini berwajah persis seperti Lidya.”“Memang sih, sepertinya satu-satunya perbedaan mereka hanyalah memakai riasan dan tanpa riasan.”Lidya melihat gelagat tidak baik ini, dia melangkah maju dan meraih lengan baju Jimmy.“Jimmy, jangan percaya padanya. Akulah orang yang selalu berada di sisimu...”Jimmy mengabaikan ucapan Lidya, hanya menatapku saja.Aku merasa kalah.Emosi meluap di hatiku, “Ya, memang aku yang memberikannya padamu.”Dia tersenyum. “Tapi aku hanya meniru Lidya dan merawatmu selama dua tahun demi uang.”“Ini hanya sebuah transaksi antara aku dan Lidya.”“Harap Tuan Jimmy maklum. Jangan terjerat dengan masa lalu lagi.”Setelah mengatakan it

  • Mirip Tapi Bukan Orang yang Sama   Bab 5

    “Beginilah imbasnya kalau kamu merayu tunangan orang lain!”Di tempat itu, tidak seorang pun yang berani menarik Lidya turun dari panggung, karena dia adalah tunangannya Jimmy.Dia memberi isyarat agar para hadirin tenang, lalu dia melanjutkan tuduhannya lagi.“Coba pikirkan, seorang perencana acara yang masih muda dan baru saja kembali ke tanah air mampu mengambil alih hampir seluruh kegiatan promosi dan iklan milik Sutojo Grup, dengan nilai proyek kumulatif melebihi puluhan miliar, dari komisi serta keuntungan lainnya bernilai setidaknya ratusan juta...”“Dia membangun reputasi atas kerja keras dan ketekunannya di industri ini, menjadi panutan bagi banyak orang untuk ditiru dan dikagumi.”“Semua orang mengira dia jenius, tetapi ternyata dia hanya mengandalkan transaksi tubuhnya... Tapi Julia, kenapa kamu tidak berpikir, Jimmy begitu mencintaiku, bagaimana mungkin dia bisa jatuh hati pada wanita liar sepertimu?”“Kamu mengorbankan tubuh dan reputasimu demi ratusan juta, dan sekarang k

  • Mirip Tapi Bukan Orang yang Sama   Bab 4

    Aku menghentikannya tepat waktu dan berkata dengan dingin, “Aku hanya bekerja. Aku perlu menghasilkan uang.”Lalu aku menghempaskan Lidya ke lantai.Tenagaku lebih kuat karena aku tidak perlu diet untuk mempertahankan penampilanku.Lidya tercengang. Dia tidak menyangka ternyata aku bisa begitu dingin dan tidak berperasaan.Sejak kecil, aku selalu mengalah padanya, karena keluarga kami saat itu masih relatif bahagia.Setelah kedua orang tuaku bercerai, aku menjadi lebih dingin.Setelah masalah Jimmy berlalu, aku pun menjadi semakin cuek.Melihat aku berdiri tak bergeming, mau tak mau Lidya pun pergi.Tak lama kemudian, aku mulai merasakan rintangan dalam segala hal.Lidya melakukan segala upaya yang bisa dia lakukan untuk membuatku merasakan konsekuensi dari apa yang disebutnya “serakah.”Ban mobilku dilepas. Aku tersandung saat sedang mendiskusikan masalah proyek. Aku turun ke bawah untuk makan siang, ketika aku kembali, seseorang menaruh sekumpulan ular di meja kerjaku.Dikemas dalam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status