Share

Bab 2

Author: Umio
Lidya menemuiku secara pribadi dan bertanya kenapa aku kembali ke tanah air.

Aku tersenyum tidak berdaya dan berkata “Aku nggak mungkin tinggal di luar negeri selamanya.”

Lalu aku meyakinkannya, “Jangan khawatir, Jimmy pernah bilang kalau dia akan memberimu pernikahan termegah di dunia.”

Saat itu, aku masih berada di sisi Jimmy.

Jimmy Sutejo, pemuda kaya yang diusir dari rumahnya dan hidup melarat. Dia juga sering diusik orang.

Pernah ada kejadian paling parah, waktu itu seperti biasa, aku mengadang dan berdiri di depan Jimmy, lalu menelepon polisi.

Saat itu juga, aku dipukul sampai ada darah yang mengalir keluar dari sudut bibirku tepat sebelum polisi tiba.

Setelah mereka pergi, Jimmy mencium bau darah di wajahku. Matanya yang tidak dapat melihat itu terlihat memerah. Air mata pun terlihat mengenang di pelupuk matanya.

“Maaf, aku telah membebanimu.”

“Lidya, percayalah, aku pasti akan memberimu pernikahan termegah di dunia.”

Aku ingat, saat menceritakan hal ini pada Lidya.

Lidya yang berada di London, butuh waktu 48 jam untuk membalas pesanku. Dia hanya menanggapinya dengan sebuah ekspresi meremehkan.

Kini, setelah aku mengingatkan Lidya lagi, raut wajahnya baru melunak. “Baguslah kalau kamu masih ingat. Jangan lupa, waktu itu aku membayarmu untuk menjaganya. Jimmy tidak akan tertarik pada wanita membosankan sepertimu. Jangan berangan-angan terlalu berlebihan.”

“Lebih baik kamu berinisiatif menjauhkan diri dari Jimmy. Kalau tidak, jangan salahkan kalau aku mengingkari ikatan keluarga kita!”

Dengan kata-kata kasar ini, Lidya pergi begitu saja.

Ikatan keluarga

Ikatan keluarga antara aku dan Lidya sudah lenyap, saat dia mengikuti ayah yang menikahi wanita bermarga Kumala dan masuk ke keluarga Kumala. Mereka bahkan tega menyakiti ibu.

Lagi pula, aku juga tidak mungkin bisa pergi terlalu jauh dari Jimmy.

Sebagai mitra kerja yang berkualitas tinggi, perusahaan kami telah diundang Sutojo Grup untuk menghadiri rapat tahunan.

Aku sebagai kepala departemen perencanaan yang baru menjabat, direktur membawaku berkeliling untuk menyapa para tamu yang hadir, jadi mau tak mau aku harus minum juga.

Setengah jam kemudian, aku pun muntah-muntah sendirian di kamar mandi, hingga mataku terasa berkunang-kunang.

Tiba-tiba aku mendapati sosok yang familiar berdiri tidak jauh dariku, membuat jantungku berdebar kencang.

“Julia Rustadi.”

Tenggorokanku tercekat, aku menoleh dan bertanya, “Tuan Jimmy, bagaimana kamu bisa tahu namaku?”

Jimmy tetap diam, dia hanya menatapku dengan tatapan tajam, seolah-olah dia bisa melihat tembus. “Ingatanku bagus. Tadi bosmu memperkenalkanmu, aku pun mengingatnya.”

Dia seperti sedang menikmati kecanggunganku dengan penuh minat. Setelah dua detik, dia berbicara dengan tenang.

“Sutojo Grup akan mengadakan pameran seni, aku ingin kamu menjadi panitia perencananya.”

“Acara peluncuran proyek baru waktu itu sangat sukses.”

Setelah atasanku mengetahui hal ini, dia senang sekaligus terharu.

Namun seingatku, dia adalah pemuda yang agresif.

Saat kami berhubungan fisik sekalipun, dia berinisiatif untuk menguasai keadaan.

“Walau aku nggak bisa melihat sekalipun, tidak akan mempengaruhiku untuk menyenangkanmu. Jangan bergerak, biarkan aku yang melakukannya.”

Suaranya yang dalam dan serak, seakan masih terngiang di telingaku.

Begitu aku tersadar dari lamunanku, aku tidak kuasa menahan diri untuk mencubit diriku sendiri.

Kenapa aku masih tidak bisa melupakan semuanya?

Seminggu kemudian, atasanku memanggilku.

Katanya, Jimmy selaku Presiden Direktur Sutojo Grup akan bertunangan dengan seorang aktris papan atas. Mereka akan mengadakan konferensi pers dan pesta pertunangan.

“Tuan Jimmy secara khusus meminta kamu menjadi panitia perencanaan dan pelaksanaannya.”

Setelah acara peluncuran proyek baru terakhir itu, mereka menjadi topik viral di internet selama sebulan.

Seorang pria berbakat dan wanita cantik, CEO keren dengan seorang aktris cantik, sama-sama memukau, pasangan ideal yang sempurna.

Netizen pun tercengang.

Asisten Lidya datang mencariku, memesanku untuk berusaha membuat mereka mengatakan hal-hal yang manis soal kebersamaan mereka, agar dia bisa menjadi tenar.

“Oke.”

Acaranya akan disiarkan secara langsung.

Saat penonton mulai berdatangan, seorang netizen bertanya pada Jimmy apakah dia bisa menggambarkan perasaannya saat itu.

Lidya menatap Jimmy dengan senyum menawan, berharap dia akan mengatakan sesuatu yang membuat semua orang semakin iri.

“Sebenarnya, awalnya Lidya tidak menyukaiku.”

Para penonton tertawa terbahak-bahak.

Senyum Lidya langsung membeku.

Matanya berkedip, dia langsung mengambil alih mikrofon dan menjelaskan, “Kurasa mungkin karena aku sedang sibuk bekerja saat itu...”

“Tidak apa-apa, itulah sifat manusia.”

Jimmy dengan santai mengganti topik pembicaraan. “Setelah itu, dia selalu bersikap baik.”

Seulas senyum tersungging di bibirnya, ekspresi khas Jimmy yang unik.

Senyuman seorang penguasa yang memegang kendali atas segalanya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mirip Tapi Bukan Orang yang Sama   Bab 9

    Cerita TambahanPOV JimmySetelah tidak bisa melihat, hidupku bagai sudah kehilangan tujuan.Lidya membawaku ke sebuah rumah dan berjanji akan selalu merawatku.Aroma parfum yang dia pakai begitu kuat hingga terasa begitu menusuk hidung. Setelah itu, dia pun memelukku dengan seadanya dan agak acuh tak acuh.Kemudian dia berkata kalau dia harus pergi syuting.Aku duduk sendirian di ruangan yang kosong itu cukup lama. Sampai menjelang senja, anak-anak yang ada di lantai bawah mulai bermain.Aku merasa lapar dan mulai meraba-raba dan mencari air minum.Pintu tiba-tiba terbuka.Saat wanita itu berjalan menghampiriku, rasanya aku ingin tertawa.Janji setia yang Lidya bilang, ternyata hanyalah sebuah kebohongan.Aroma yang tercium dari wanita ini sangat berbeda dengan Lidya.Hampir tidak berbau.Temperamen dan kepribadiannya juga sangat berbeda.Wanita ini agak pendiam, tetapi dia cukup teliti dan penuh perhatian saat menjagaku.Namun saat itu, aku tidak memiliki kesabaran untuk merasakan ke

  • Mirip Tapi Bukan Orang yang Sama   Bab 8

    Kemudian, dari ucapan ibuku, Jimmy tahu kalau aku akan ke luar negeri.“Tidak boleh pergi.”Dia menyerahkan semua pekerjaannya waktu dekat pada wakilnya, lalu mengikutiku pergi ke mana pun.Saat aku membeli secangkir kopi saja, dia juga menunggu di sampingku dan membantuku membayar uang kopi.“Tuan Jimmy, bukankah kamu sudah terlalu mengurusiku?”“Nona Julia, tidak perlu sungkan. Ini memang kewajibanku.”Bahkan pembeli lain yang berdiri di samping kami pun ikut tertawa. Aku buru-buru menariknya kembali ke tempat duduk.“Lidya tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja.”Aku menatap Jimmy dengan nada mengingatkannya.Dia mencibir.Sebenarnya, aku juga tidak akan memaafkan Lidya begitu saja.Ibuku juga merupakan ibu kandung Lidya juga. Kok dia bisa begitu tega menindas ibu?Setelah aku pulang, aku pun begadang semalaman dan menulis artikel panjang lebar, lalu aku membeli ratusan juta kuota pemaparan berita.Keesokan harinya, semua perbuatan Lidya di masa lampau pun terungkap di semua plat

  • Mirip Tapi Bukan Orang yang Sama   Bab 7

    Sampai sekarang, aku masih kesal.Walau aku tidak seharusnya marah.Jimmy memelukku erat-erat. “Anak bodoh, dulu kukira kamu pintar sekali, tapi aku tidak menyangka kamu bisa sebodoh itu.”Aku berusaha melepaskan diri dengan menumbuk punggungnya. “Lepaskan! Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan.”Jimmy memegang erat pergelangan tanganku dengan satu tangan dan mengeluarkan ponselnya dengan tangan lainnya.“Lihatlah.”Itu adalah tangkapan layar berita tentang cedera Lidya dua tahun lalu. “Aku tahu semua yang Lidya lakukan, bahkan sebelum aku bisa melihat.”“Selain itu, anak haram ayahku juga selalu ingin mencelakaiku. Waktu itu kamu dipukul, sebenarnya itu juga perbuatan mereka.”Aku mendongak dengan wajah tidak percaya. “Jadi matamu, juga ...?”Jimmy mengangguk. “Bahkan sebelum aku bisa melihat, kudengar mereka sudah merencanakan untuk mencelakaimu. Mereka ingin melenyapkan wanita yang selalu merawatku.”Itulah sebabnya, selama beberapa tahun ini, sering ada berita tentang Lidya terl

  • Mirip Tapi Bukan Orang yang Sama   Bab 6

    Dia memanggil namaku dengan lembut.“Julia Rustadi.”Dia berdiri sangat dekat denganku, begitu dekat hingga kami bisa merasakan napas masing-masing.Dalam suasana seperti ini, aku tidak bisa berkata apa-apa lagi.Penonton mulai berceloteh.“Kebalikan yang mengejutkan? Jadi, dialah yang selama ini bersama Jimmy?!”“Omong-omong, wanita ini berwajah persis seperti Lidya.”“Memang sih, sepertinya satu-satunya perbedaan mereka hanyalah memakai riasan dan tanpa riasan.”Lidya melihat gelagat tidak baik ini, dia melangkah maju dan meraih lengan baju Jimmy.“Jimmy, jangan percaya padanya. Akulah orang yang selalu berada di sisimu...”Jimmy mengabaikan ucapan Lidya, hanya menatapku saja.Aku merasa kalah.Emosi meluap di hatiku, “Ya, memang aku yang memberikannya padamu.”Dia tersenyum. “Tapi aku hanya meniru Lidya dan merawatmu selama dua tahun demi uang.”“Ini hanya sebuah transaksi antara aku dan Lidya.”“Harap Tuan Jimmy maklum. Jangan terjerat dengan masa lalu lagi.”Setelah mengatakan it

  • Mirip Tapi Bukan Orang yang Sama   Bab 5

    “Beginilah imbasnya kalau kamu merayu tunangan orang lain!”Di tempat itu, tidak seorang pun yang berani menarik Lidya turun dari panggung, karena dia adalah tunangannya Jimmy.Dia memberi isyarat agar para hadirin tenang, lalu dia melanjutkan tuduhannya lagi.“Coba pikirkan, seorang perencana acara yang masih muda dan baru saja kembali ke tanah air mampu mengambil alih hampir seluruh kegiatan promosi dan iklan milik Sutojo Grup, dengan nilai proyek kumulatif melebihi puluhan miliar, dari komisi serta keuntungan lainnya bernilai setidaknya ratusan juta...”“Dia membangun reputasi atas kerja keras dan ketekunannya di industri ini, menjadi panutan bagi banyak orang untuk ditiru dan dikagumi.”“Semua orang mengira dia jenius, tetapi ternyata dia hanya mengandalkan transaksi tubuhnya... Tapi Julia, kenapa kamu tidak berpikir, Jimmy begitu mencintaiku, bagaimana mungkin dia bisa jatuh hati pada wanita liar sepertimu?”“Kamu mengorbankan tubuh dan reputasimu demi ratusan juta, dan sekarang k

  • Mirip Tapi Bukan Orang yang Sama   Bab 4

    Aku menghentikannya tepat waktu dan berkata dengan dingin, “Aku hanya bekerja. Aku perlu menghasilkan uang.”Lalu aku menghempaskan Lidya ke lantai.Tenagaku lebih kuat karena aku tidak perlu diet untuk mempertahankan penampilanku.Lidya tercengang. Dia tidak menyangka ternyata aku bisa begitu dingin dan tidak berperasaan.Sejak kecil, aku selalu mengalah padanya, karena keluarga kami saat itu masih relatif bahagia.Setelah kedua orang tuaku bercerai, aku menjadi lebih dingin.Setelah masalah Jimmy berlalu, aku pun menjadi semakin cuek.Melihat aku berdiri tak bergeming, mau tak mau Lidya pun pergi.Tak lama kemudian, aku mulai merasakan rintangan dalam segala hal.Lidya melakukan segala upaya yang bisa dia lakukan untuk membuatku merasakan konsekuensi dari apa yang disebutnya “serakah.”Ban mobilku dilepas. Aku tersandung saat sedang mendiskusikan masalah proyek. Aku turun ke bawah untuk makan siang, ketika aku kembali, seseorang menaruh sekumpulan ular di meja kerjaku.Dikemas dalam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status