Share

Restart

Arsyila berendam di bathtub dengan busa beraroma musk untuk menenangkan pikirannya dari kejadian di kolam tadi.

Romanya kembali meremang saat ingat rasanya Mr. P milik Moreno menekan perutnya. Arsyila gelisah... Putingnya mengeras dan bagian bawahnya berkedut.

"Sial..." Rutuk Arsyila frustasi. 

Dia menyentuh dadanya dengan tangan kanan dan menyentuh bagian bawahnya dengan tangan kiri. Seketika Arsyila merasa terbang. Dia terus menggesekkan jarinya untuk mencapai klimaksnya. Disela desahannya, dia teringat malam dimana dia kehilangan keperawanannya. Bagaimana Moreno memberinya kenikmatan yang belum pernah dia rasakan.

Moreno memang berpengalaman dan Arsyila membenci itu.

Arsyila menghentikan kegiatan masturbasinya dan memikirkan Moreno membuatnya hilang nafsu. Arsyila akui Morena memang cukup hot, namun fakta itu membuatnya semakin nelangsa.

Seharusnya dia melakukan itu dengan pria yang juga baru pertama kali melakukannya. Bukan dengan pria yang sudah berpengalaman seperti Moreno!

Arsyila bangkit dari bathtub dan mengguyur badannya di shower untuk menghilangkan busa-busa dari tubuhnya. 

Sekarang dia merasa lapar dan memutuskan untuk pergi ke restoran.

Arsyila mengenakan sun dress berwarna kuning muda berbahan tipis yang memperlihatkan pakaian dalamnya yang berwarna biru tua. Tapi Arsyila tidak peduli karena saat ini dia ada di Pulau~

Arsyila memesan menu lobster dan jus semangka yang dicampur dengan buah nanas. Sembari menunggu makanannya, Arsyila mengambil beberapa swa foto dirinya. 

"Mau difotoin?"

Arsyila melenguh malas. "Lo lagi, lo lagi. Tahu sih resort ini punya lo. Tapi bisa nggak sih, pura-pura nggak kenal aja sama gue?"

"Nggak," jawab Moreno singkat.

"Pak Reno, mau makan siang apa?" Waiter yang tadi menanyakan pesanan Arsyila kembali.

"Bikinin saya apa yang Nona ini pesan," kara Moreno. "Dia tamu saya. Keluarin menu lainnya juga."

"Baik, Pak." Waiter itu tersenyum lalu mundur perlahan dan beranjak untuk mengambilkan pesanan bosnya.

"Nggak usah pamer sama gue... Gue nggak akan luluh," ucap Arsyila ketus.

Moreno hanya mengendikkan bahu.

Arsyila berusaha mengabaikan Moreno dengan asik scrolling sosial medianya. Namun tatapan Moreno yang tajam dan menusuk ke arahnya membuatnya seperti ditelanjangi. Lagi.

Arsyila berusaha tidak bertatapan dengan mata Moreno. Dia mengubah duduknya menjadi miring.

"Dilihat-lihat lo cantik juga..." Gumam Moreno. "Lo juga punya badan yang oke. Hebat Darius bisa tahan deket-deket lo."

Arsyila menoleh menatap Moreno. "Lo kenapa, sih? Mohon maaf ya, Bos saya itu berpendidikan dan attitude-nya bagus. Nggak kayak lo yang otaknya mesum!"

Moreno terkekeh geli. "Harus banget dipancing begitu baru mau ngelihat gue?"

Arsyila mendengus kesal.

"Gini deh... Kita lupakan apa yang terjadi malam itu. Walaupun jujur susah banget gue lupain, nggak tahu kenapa." Moreno menikmati perubahan rona wajah Arsyila yang kini semerah udang rebus. "Gimana kalo sekarang kita berteman? Nggak usah ketus-ketusan, marah-marahan. Kita mulai lagi dari awal dengan hubungan profesional. Hm?"

Arsyila menghela napas. Dia menimang penawaran Moreno meskipun dia tidah tahu apa bisa berteman dengan seseorang yang sudah menjelajahi tubuhnya.

"Oke," kata Arsyila akhirnya.

Moreno tersenyum lebat. Senyum yang bisa membuat perempuan pasti terpesona. Seperti Arsyila sedetik yang lalu.

Udah gila gue kalo terpesona sama dia, rutuk Arsyila dalam hati.

"Habis lunch ada rencana apa?" Tanya Moreno kerika makanan mereka telah terhidang.

"Tidur."

Moreno seketika menatap Arsyila.

"A real sleep. Okay? Bukan tidur yang ada di otak lo!" Tegas Arsyila.

"Memangnya tidur yang ada di otak gue kayak gimana, Syila?" Goda Moreno.

Wajah Arsyila seketika memerah.

"Tau ah! Ngomong sama lo melelahkan!"

Moreno tertawa. 

"Yaudah tidur. Nanti malam bakal begadang soalnya," kata Moreno.

"Hah???" 

Moreno menunjuk poster yang ada di dimding restoran dengan dagunya. Arsyila mengikuti arah yang ditunjukkan Moreno dan membaca poster selebrasi dua tahun resort tersebut. Free all you can eat BBQ + Free Flow drink all night long.

"Hadeuh... Gue trauma sama party," gerutu Arsyila.

"Tenang... Gue bakal jagain lo, kok," ujar Moreno sambil tersenyum manis.

"Ha! Nggak yakin gue..." Arsyila menggeleng.

Moreno terkekeh. Dia tiba-tiba merasa bersemangat dan tidak sabar menunggu datangnya malam.

❤️

Arsyila cukup kaget ketika Moreno muncul di depan kamar untuk menjemputnya. Lelaki itu terlihat tampan bahkan hanya dengan kaos polo dan celana pendek selutut. 

Arsyila mencubit lengannya sendiri agar tetap sadar dan tidak terpesona pada Moreno.

Moreno memerhatikan Arsyila dari ujung kepala sampai ujung kaki. Rambut dikucir kuda dengan poni samping, mini dress model kemben berwarna putih see through bikini di dalamnya yang berwarna senada, dan sandal jepit havaianas warna pink putih. Moreno menelan salivanya. Jantungnya berdegup dan bagian bawahnya mengeras perlahan.

Anjrit kenapa gue jadi hornian gini, sih??? Kek abg baru ngerasain bercinta aja!!!, Moreno memarahi dirinya sendiri.

"Heh! Bengong!" Suara Arsyila mrnyadarkannta. "Yuk!"

"Hah? Yuk!" Sahut Moreno sembari melangkah masuk ke kamar.

Arsyila spontan mundur dan panik saat Moreno menutup pintu kamar.

"Ren...?" 

"Syila... Gue minta maaf." Moreno maju menghampiri Arsyila dan dengan hati-hati menyentuh pipi Arsyila. "Tapi gue nggak tahan lagi..." Moreno mendekatkan wajahnya ke wajah Arsyila.

Perempuan itu hanya mematung dengan tubuh menegang. Batin dan otak Arsyila sudah berteriak panik menyuruhnya menendang penis Moreno dan kabur. Namun tubuhnya mengkhianati. 

Moreno mendekatkan bibirnya ke bibir Arsyila. "Shall we?" Tanpa menunggu Arsyila menjawab, Moreno mengecup lembut bibir Arsyila. Moreno mengecup bibir Arsyila lebih dalam lagi karena tidak ada penolakan dari perempuan itu.

Napas Arsyila memburu. Tangan Moreno berada di tengkuknya lalu perlahan turun ke punggungnya dan menarik Arsyila menyatu dengan tubuhnya. 

Moreno mencium Arsyila dengan ritme lebih cepat dan memasukkan lidahnya ke dalam bibir Arsyila. 

Bibir Arsyila bergerak membalas ciuman itu dan sebuah desahan lolos dari bibirnya. 

Moreno tersenyum. Dia melepaskan ciuman basah itu. "Can we restart that night? Gue janji bakalan lebih lembut. Hm?"

Arsyila sudah lelah berdebat dengan otaknya. Dia akhirnya pasrah dan mengangguk. Toh dia melakukannya dengan lelaki yang juga mengambil keperawanannya. 

Terserahlah! Terserah!!! Gue udah nggak mau mikir!!!, jerit Arsyila dalam hati. 

❤️❤️❤️

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status