Share

Bab 20

[Assalamualaikum mas] kukirim pesan melalui aplikasi berlogo gagang telfon.

"[Walaikumsalam dek, udah dapat rukonya]

[Belum mas, masih keliling, maaf mas, aku mau kirim sesuatu, siapa tau nanti bisa menjadi bukti]

[Apa Nay?]

Kemudian kukirim foto yang barusan ku ambil, gambar seorang pria berumur dengan gadis muda yang katanya kini tengan mengandung anaknya mas Wira.

Ck, miris sekali, bisa-bisanya dia jalan dengan pak Herman, padahal sebentar lagi akan menikah dengan Mas Wira.

[Makasih banyak ya dek, ini bisa membatu dan menambah bukti]

[Sama-sama mas]

Akupun meneruskan makanku bersama mbak Gita sambil sesekali memyuapi Dimas.

"Ada apa Nay, kok ku kayak sembunyi-sembunyi gitu? Mbak Gita penasaran.

"Lihat kearah pukul sembilan mbak, coba tebak siapa mereka?"

"Astaghfirullah, itu kan."

"Ssttt... jangan keras-keras, nanti mereka lihat kita." Mbak Gita mengangguk.

"Foto Nay, kirim ke Wira!"

"Udah mbak aman."

Aku terus memperhatikan mereka, sayangnya obrolan mereka tak terdengar, kalau ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status