Beranda / Romansa / Moonlight Kiss / BAB 3 : TAKOYAKI

Share

BAB 3 : TAKOYAKI

Penulis: Scarlette
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-29 12:56:49

Sudah hampir dua jam kami berputar-putar di sekitar Ueno Park. Taman ini terlalu luas untuk mencari keberadaan orangtuaku. Pada awalnya aku sangat yakin akan berpapasan dengan ayah dan ibu yang pasti juga mencariku. Hanya saja, mengingat kami sudah berputar-putar selama dua jam, hingga langit menjadi gelap, kami masih belum bisa menemukan ayah dan ibuku. Kenyataan ini sedikit membuat harapanku memudar.

Berputar-putar selama dua jam membuat langkahku melambat, betis dan pahaku seakan diikat oleh beban berat. Belum lagi perutku tiba-tiba mengeluarkan suara gemuruh sangat kencang. Aku sangat kelaparan. Anak SMA bernama Gerald masih berjalan di depanku dengan langkah sangat cepat. Sepanjang pencarian, kakiku yang pendek harus terseok-seok mengejar langkah kakinya yang panjang.

“Kak...Kak...Tunggu aku-“ teriakku sambil terus mengejarnya. Begitu tubuhku sejajar dengan Gerald, perutku kembali bergemuruh kencang. Gerald menghentikan langkahnya. Dari ekspresinya yang mendadak kaku, kentara sekali bahwa ia merasa sebal.

“Kak Gerald, aku lapar. Bolehkah kita beli makanan?” tanyaku sambil menundukkan kepala. Aku mungkin terlihat keterlaluan, sudah minta dibantu mencari ayah dan ibu, sekarang aku minta makan. Apa boleh buat, aku memang kelaparan.

“Apa kamu punya uang?” Gerald memicingkan matanya kepadaku. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala sebagai jawaban dari pertanyaannya.

“Tidak punya uang tapi pengen makan?” tudingnya.

“Boleh....Boleh pinjamkan aku uang? Nanti aku pasti akan meminta uang pada ayah untuk membayarnya, Kak!” perutku bergemuruh sekali lagi.

Gerald menghembuskan napas panjang dan berat. Kemudian mengeluarkan dompet hitam dengan sebuah aksen ukiran lambang batman dari saku belakang celananya. Tangannya memeriksa uang-uang di dalam dompetnya.

“Di dekat sini ada pasar, takoyaki yang dijual di salah satu kiosnya murah dan enak. Aku cuma bisa beli takoyaki, kau jangan minta yang lainnya ya-“ Aku mengangguk yakin sebagai jawaban perintah dari Gerald.

Kami berjalan menuju sebuah kios kayu kecil usang dengan lapisan-lapisan kayu pintunya hampir terlepas. Kios itu berukuran kecil, bagian depannya hanya selebar 1,5 meter. Di dalamnya dua koki harus berdempet-dempetan, sesekali bertabrakan saat memasak dan melayani pesanan secara bersamaan. Akan tetapi aroma yang keluar dari kios itu sangat harum dan lezat. Koki kios takoyaki sangat gesit, meskipun jumlah pembeli cukup banyak, tidak ada antrian panjang di hadapan kios itu. Antrian pembeli mengalir seperti air, sehingga kami tidak perlu menunggu lama untuk dilayani.

Gerald mengucapkan beberapa kalimat dalam bahasa Jepang, sepertinya arti kata-katanya adalah jumlah porsi takoyaki yang ia pesan, karena setelah Gerald mengucapkannya, koki wanita berlengan gempal langsung sibuk meletakkan bulatan-bulatan takoyaki pada piring kertas, kemudian menuangkan saus dan bonito di atas takoyaki-takoyaki kami.

Air liur mulai berkumpul di rongga mulutku. Aroma takoyaki yang gurih dan manis membuatku tidak sabar untuk segera menyantapnya. Untung saja Gerald segera mencegahku untuk langsung memakannya. Jika tidak, mulutku pasti terbakar panasnya takoyaki.

“Kita duduk di bawah pohon cherry blossom itu, baru makan takoyakinya-“ Gerald menunjuk sebuah pohon dengan bunga-bunga yang lebat di hadapan kami. Tidak ada orang yang duduk di bawah pohon itu, jadi kami akan lebih bisa menikmati takoyaki dengan leluasa.

Kami duduk bersila di atas rumput hijau terasa halus. Orang-orang tampak hilir mudik di hadapan kami, beberapa lagi terlihat ikut duduk tidak jauh dari kami dan menikmati makanan yang mereka beli.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Moonlight Kiss   PENGUMUMAN

    Haloo teman-teman pembaca, mohon maaf kalau saya sering terlambat untuk upload cerita moonlight kiss akhir-akhir ini, karena saya sedang mengikuti lomba menulis novel Mizan Writing Boothcamp, dan tantangan dari lomba lumayan banyak, sehingga banyak menyita fokus perhatian saya. Jadi mohon dukungan dan doanya ya untuk keberhasilan saya. Dan saya akan terus berusaha untuk mengupdate novel moonlight kiss meskipun selama periode lomba MWB, saya akan cukup terlambat mengupdate, Terima kasih banyak atas pengertian, perhatian, dan dukungannya. Saya akan kembali dengan chapter menarik lainnya. Mari kita nantikan bersama bagaimana kelanjutan kisah antara Sophie, Neil, dan Gerald. Kemanakah bunga-bunga cinta mereka akan berlabuh? lalu bagaimana mereka mengatasi para mafia dan senjata pemusnah massal M.K. Project alias Moonlight Kiss? Mari kita tunggu kelanjutannya... Love you all... -Scarlette-

  • Moonlight Kiss   BAB 62 : FAKTA YANG MUNGKIN TERLEWAT

    Rasanya sulit menggambarkan perasaanku saat ini. Pada satu sisi aku merasa sangat bersyukur dan gembira karena Gerald telah menyelamatkan kami. Pria bermata sayu itu rupanya memiliki keahlian bela diri. Ia dapat mengalahkan satu per satu lawan dengan menggunakan teknik mematikan. Sejenak aku bahkan merasa seperti telah diselamatkan oleh seorang pangeran berkuda putih. Baiklah, aku pun telah diselamatkan oleh Kevin sebelumnya, dengan keahlian peretas kelas wahid, tapi diselamatkan oleh pria yang kita suka terasa sangat berbeda. Jujur, tindakan Gerald membuatku merasa sangat tersanjung dan terpesona.Akan tetapi, komunikasi kami di sepanjang perjalanan membuatku sangat frustasi. Lompatan-lompatan pikiran Gerald sama sekali tidak dapat kubaca. Mata sayunya tampak tidak fokus, dipenuhi dengan kecemasan yang sangat sulit kukorek. Sepanjang jalan tidak terjadi koneksi di antara kami, baik dalam hal perbincangan maupun dari hati. Wajar saja jika saat ini perasaan kagumku kepadanya sedikit b

  • Moonlight Kiss   BAB 61 : TUJUAN PELARIAN

    Ia masih tidak bereaksi. Sama sekali.Tidak mengangguk ataupun menggeleng.Ia sama sekali tidak menanggapi perasaanku.“Gerald!” Kurenggut lengannya. Ia benar-benar tampak tenggelam dalam pikirannya sendiri.Syukurlah pada akhirnya Gerald menoleh. Sebuah gerakan sederhana yang menunjukkan bahwa ia telah kembali menjadi manusia, bukan patung tanpa nyawa.“Apa? Ada apa?” tanya Gerald dengan mata berkedip-kedip dan pupil yang terus bergerak ke sana ke mari. Ia tampak kebingungan.“Dari tadi aku hanya mau mengatakan terima kasih...,” kuhentikan sejenak perkataanku dan kembali menatap Gerald, memastikan bahwa pria di sampingku telah memulihkan konsentrasinya. Setelah memastikan bahwa Gerald benar-benar mendengarkan, lalu kulanjutkan ucapanku, “Terima kasih karena tadi, kamu sudah menyelamatkanku.”Gerald menatapku secara cepat, hanya sekilas lantas kembali memandang jalur perjalanan di balik kaca bening pelindung kendaraan kami. Gerald menarik napas sangat dalam kemudian menghembuskannya l

  • Moonlight Kiss   BAB 60 : HENING

    Berbeda dengan ketenangan maupun kesigapan yang Gerald tunjukkan saat menghajar para begundal. Laki-laki yang selalu membuat resah hati dan pikiranku, sedari tadi membungkam mulutnya. Kedua bola matanya bergerak ke sana ke mari seakan memikirkan begitu banyak hal. Keringat membasahi pelipis pria seputih pualam itu. Entah apa yang membuat Gerald resah. Namun satu hal yang kutahu pasti, bahwa pria bermata sayu di sampingku tidak akan pernah mau membicarakan isi hati dan pikirannya. Meskipun aku dapat melihat dengan jelas kecemasan dari sorot mata tidak dapat berbohongnya, karena seperti itulah sosok Gerald yang kutahu sejak dulu. Dingin dan pendiam. Seperti sebuah semesta yang tidak dapat kujelajahi. Namun hal itu juga yang menjadi daya tariknya, sebab hanya aku tahu bahwa sebenarnya Gerald memiliki hati yang hangat. Kedua mataku melirik kembali pada pria yang tampak serius mengemudi. Entah mengapa ia selalu menjadi medan magnet perhatianku. Dahi Gerald tampak berkerut hingga jarak ked

  • Moonlight Kiss   BAB 59 : LUKA

    Gerald menggenggam tanganku sangat erat dan sedikit kasar. Ia menarikku dengan cepat. Seandainya aku tidak begitu mengagumi pria di hadapanku, aku dapat mengira bahwa ia sedang menyeretku menuju mobil Mitsubishi Pajero berwarna cokelat muda. Karena posisi mobil yang cukup tinggi, tanpa aba-aba, Gerald membuka pintu, lalu mengangkat tubuhku dengan lembut seakan aku adalah kaca yang sangat rapuh, ia mendudukanku di kursi penumpang depan.Gerakan Gerald sangat taktis dan efisien. Setelah menaikkanku ke dalam mobil, ia meminta laki-laki berjas hitam untuk memanggul Doni yang rupanya tidak sanggup berjalan. Pada awalnya Doni mencoba berlari menghampiri, namun baru beberapa langkah Doni sudah menghentikan langkahnya. Ia terjatuh. Tampaknya pertempuran tadi melukai kaki dan bagian-bagian lain dari tubuhnya.Begitu kami semua telah masuk mobil, Gerald lantas menginjak gas meninggalkan lokasi. Di dalam mobil, Gerald mengemudi dengan kecepatan tinggi. Sedangkan pria

  • Moonlight Kiss   BAB 58 : SAVE THE MOONLIGHT 5

    Aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak menunjukkan ekspresi nyeri meskipun pada kenyataannya luka di leherku sangatlah pedih. Aku tidak ingin Gerald terganggu oleh lukaku. Karena hal terpenting yang harus dilakukan saat ini adalah keluar dari situasi mengerikan dengan selamat dan tanpa kehilangan Moonlight Kiss.Tatapanku kembali mencari sosok Doni, rupanya ia telah roboh di samping mobil tesla. Posisi tidak imbang karena rekan Gerald, si pria berjas hitam harus melawan dua orang. Sebelum menghampiri pria berjas hitam, Gerald dengan gagah menarikku agar berada di balik punggungnya. Kali ini bukan aku yang menjadi perisai hidup bagi seseorang, tapi Gerald menjadikan dirinya perisai hidup yang melindungiku.“Gerald, tolong berhati-hatilah!” ujarku dengan pelan, entah ia mendengarnya atau tidak. Aku bahkan dapat mendengar nada keputusasaan dari suaraku sendiri. Tanganku berusaha menggapai punggung Gerald. Namun debar di dada membuatku urung untuk menjangkaunya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status