Share

#6 Suasana Baru

"Kubur dimana neng,di rumah?, Kalo ibumu tau gimana? Sudah pasti nanti bapak babak belur kena murka ibumu". Bapak berpeci hitam masih ketakutan .

"Tenang pak, kita bisa susun rencana agar ibu ga sampe tau". Sang anak berusaha menenangkan ayahnya.

Ketika percakapan antar anak dan bapak itu selesai, mereka langsung membawa Malik ke kediaman mereka yang letaknya tak jauh dari pasar.

"Terus pak dagangan kita gimana". Tanya anaknya.

"Gapapa neng kita tutup dulu sebentar, setelah semua selesai baru kita bisa tenang berdagang". Sahut bapak yang tengah menutupi tubuh Malik dengan koran.

Mereka pun segera meluncur.

Di tengah jalan mereka diam seribu bahasa. Bapak dan anak yang dikenal sebagai orang yang baik dan suka menolong orang, kini harus menyembunyikan sesuatu yang berbau kriminalitas. 

"Pak apa kita lapor polisi aja yah". Ungkap anak mengejutkan sang ayah.

"Jangan neng, kalo cuma bapak yang dipenjara gapapa, tapi kalo kamu juga ikut dipenjara kan bapak ga mau, sekolahmu gimana, masa depanmu pasti suram, na'udzubillah neng, udah ga usah ngomong apa-apa lagi kita harus cepat mengubur mayat ini, biar semua beres". Sahut bapak meyakinkan anaknya.

"Tapi pak kalo ketahuan gimana?". Anaknya masih khawatir.

"Kita pasti bisa nak, harus yakin". Bapaknya meyakinkan anak gadisnya dengan tegas sembari terus fokus menyetir.

Selang beberapa menit mobil yang mereka tumpangi menepi di sebuah pedesaan, terlihat rumah sederhana bergaya klasik dengan halaman hijau nan luas menghiasi halaman depan rumah itu. 

"Kok bapak sama neng masih pagi gini udah pulang". Tanya ibu-ibu berdaster hitam yang tengah menyapu halaman kepada bapak berpeci hitam dengan heran.

"Iya tadi bapak lupa bawa uang buat beli baju sekolah teteh makanya pulang dulu". Jawab bapak berpeci hitam dengan meyakinkan kepada istrinya.

"Terus kenapa neng juga ikut, siapa yang jaga dagangan bapak?". Tanya ibu terus mengintrogasi suaminya.

"Neng juga lupa bawa buku pelajaran bu, sekalian di pasar sambil ngisi PR kan lumayan sambilan dagang tugas tetap jalan". Anak gadisnya tak mau kalah meyakinkan ibunya.

"Oh ya wis sana ambil bukunya neng". Sahut ibunya sambil terus menyapu halaman.

"Bapak juga uangnya di taruh dimana biar ibu ambilkan". Tambah ibu kepada suaminya.

"Ga usah bu, biar bapak ambil sendiri ibu kan lagi nyapu nanti ga selesai, hehehe". Jawab suaminya dengan santai.

Melihat gelagat yang tidak wajar dari anak dan suaminya itu, sang ibu pun terus menyelidiki hal ihwal yang menyebabkan keanehan dalam keluarganya itu. 

Selepas beberapa menit menyapusang ibu masih melihat anak dan suaminya masih di rumah dan semakin terlihat keanehan itu.

"Kenapa bapak sama neng masih di rumah, apalagi yang ketinggalan, hayo cepat ke pasar nanti dagangan di ambil orang lagi". Sang istri menyuruh suami dan anak gadisnya sembari mengiris bahan makanan di dapur.

"Iya Bu nanti bapak mau ngopi dulu". Bapak masih mencari alasan agar anaknya berhasil memindahkan Malik ke belakang rumah.

Di depan rumah, sang gadis kesulitan menyeret tubuh Malik karena ukuran Malik cukup tinggi besar, alhasil gadis itu menyeret Malik menggunakan tali yang diikatkan ke kaki Malik.

Hingga sampai ke belakang rumah semua berjalan lancar, tiba-tiba.....

"Saya dimana ini". Malik siuman.

"Bapak, mayatnya hidup lagi". Teriak gadis itu dengan keras hingga seluruh penghuni rumah termasuk ibunya mendengar suara itu. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status