Share

Part 5 : Seperti Tidak ada

My Actor

“Ganteng maksimal.” Reana mengacungkan kedua jempolnya ke arah Razka. Razka membalasnya dengan senyum memukau.

“Tumben, nih, kamu nggak ditempelin mulu ma body guard,” lanjut Reana sambil merapikan rambut bagian depan Razka.

“Body guard? Siapa?” selidik Razka.

“Itu tuh, manajer galak kamu. Sebel deh aku kalau ngelihat dia. Sok banget gayanya. Kayak dia itu siapa aja,” gerutu gadis yang memakai mini dress warna navy. Dia pun memperlihatkan wajah cemberut pada Razka.

“Dia nggak bakalan datang, kok,” balas Razka.

“Kamu kok betah, sih, dimanajeri sama dia. Apa hebatnya sih dia? Jutek, nggak profesional, terus posesif lagi. Mending kamu gabung di manajemen aku aja. Pasti akan lebih enak suasana kerjanya.”

“Iya, kan aku juga pernah bilang. Nanti kalau kontrak eksklusif udah selesai aku mau ganti manajemen.”

“Benaran, ya? Nanti gabung sama aku. Biar kita lebih sering dapat job bareng,” ujar Reana semringah lalu melihat ke sekeliling. “Benaran nih, manajer kamu nggak ada di sini? Ntar tiba-tiba dia datang terus ngusir aku lagi.” Gadis itu kembali memasang wajah cemberut yang dibuat-buat.

“Udah, ya, Re. Jangan ngebahas dia lagi. Ntar mood aku keburu rusak. Kalau pun dia ada, nggak bakal aku biarin dia macam-macam sama kamu.”

Reana tersenyum lebar mendengar penuturan Razka. palaing tidak untuk malam ini dia bebas berada di samping Razka tanpa ada bayang-bayang Alana.

“O, iya, kamu mau ke depan apa nunggu di sini? Aku bentar lagi on stage.”

“Ntar aku nyusul. Aku mau say hai dulu sama teman-teman di sana.” Reana menunjuk pada beberapa orang model yang tengah merapikan penampilan.

“Ya udah kalau begitu.”

Pada jarak beberapa langkah dari posisi kedua insan itu bercengkrama, Alana hanya bisa mengurut dada. Keberadaannya sama sekali tidak disadari karena terhalang oleh beberapa gaun koleksi King Jhoni yang dipakaikan pada manekin.

Alana tidak menyangka pertemuan dengan Reana bisa merubah Razka begitu drastis. Sempat juga terbesit sesal di hati Alana karena telah menerima tawaran untuk Razka bermain di film yang akan dibintanginya dengan Reana. Alana mengambil tawaran itu atau lebih tepatnya memenuhi permintaan produser yang ingin memakai Razka untuk mendobrak popularitas film tersebut. Memanfaatkan nama Razka yang sedang naik daun agar bisa menarik banyak penonton.

Semua telah terjadi, tidak bisa untuk dibatalkan lagi. Semua persiapan telah dilakukan hanya tinggal proses syutingnya saja. Tidak ada alasan yang kuat untuk membatalkan kontrak atau pun menundanya.

Alana memutar langkah. Maksud untuk menghampiri Razka ia urungkan. Beruntung, kali ini Theo cukup cekatan sehingga Alana tidak perlu turun tangan langsung untuk menyiapkan semua yang dibutuhkan Razka. Alana merasa lebih baik dia tidak ada di tempat itu. Ingin mencari tempat untuk menyegarkan pikiran.

“Alana? Mau ke mana?”

Lelaki berpostur tinggi dengan pakai formal berpapasan dengan Alana.

“Eh, Mas Davan?

“Kebetulan ketemu di sini. Kamu ada waktu luang nggak sekarang? Aku pengen ngobrol sama kamu.”

“Sekarang? Iya, bisa,” jawab Alana sedikit kikuk.

Davan adalah sosok yang cukup disegani di dunia entertainment. Selain aktor papan atas ia juga seorang produser yang sukses memproduksi film-film box office. Alana baru sekali bertemu langsung dengan Davan. Ia tidak menyangka pemilik tubuh atletis itu masih mengingatnya.

“Kamu masih tetap ada di acara ini, kan? Setengah jam lagi aku cari kamu, ya. Aku ada perlu sama King Jhoni dulu,” ucap lelaki yang tampak terburu-buru itu.

“Iya. Baik,” jawab Alana sambil mengangguk. Pandangannya masih tertuju pada Davan yang perlahan menjauh.

“Muncul juga ternyata.”

Alana langsung menoleh. Walaupun terkejut, Alana mencoba untuk bersikap biasa. Reana yang sudah berdiri di sampingnya menatap Alana dari atas hingga bawah dengan tatapan meremehkan.

“Nggak malu masih ngekorin Razka? Apa kurang jelas penolakan Razka terhadap kamu, Mbak Manajer?

“Reana, kamu dengar, ya. Kamu itu hanya partner kerja Razka. Jadi, jangan ikut campur dalam urusan aku dan Razka,” jawab Alana dengan tegas.

“O, ya? Itukan menurut kamu. Nyatanya nggak begitu. Kamu yang bukan siapa-siapa bagi Razka. Sebentar lagi hanya akan menjadi bekas manajer dan mantan yang tidak pernah dianggap keberadaannya.” Reana tersenyum mengejek pada Alana.

“Kamu lihat sendiri, kan di media-media, Razka dan aku memenuhi headline dan dielu-elukan sebagai couple goals. Sedangkan kamu, apa pernah Razka mengakui kamu sebagai pacarnya? Jangankan di depan wartawan, sama teman-temannya aja kamu nggak diaku,” Lagi, Reana menunjukkan senyum kemengan pada Alana.

“Kamu nggak tahu apa-apa tentang aku dan Razka. Jadi, lebih baik kamu diam dan urus saja kehidupan kamu sendiri,” balas Alana yang masih berusaha bersikap biasa.

“Aku nggak mau tahu dan nggak ingin tahu. Yang aku tahu hanyalah Razka sekarang milikku. Dan kamu, jangan coba-coba menghalangi aku untuk dekat dengan Razka. Lebih baik secepatnya kamu menyingkir dari kehidupan Razka! Oh, iya, aku tahu sesuatu tentang kamu. Seorang perempuan yang sangat menyedihkan. Berharap akan menjadi ratu di hati Razka, padahal kualitasnya hanya selevel babu.  Hahaha .... ”

“Terserah kamulah. Cuma saran aku, ya, lebih baik kamu pikirkan bagaimana caranya supaya kamu bisa jadi artis yang terkenal karena prestasi. Bukan karena mendompleng popularitas dan cari sensasi.” Giliran Alana yang balas menatap sinis pada Reana. Setelah itu dia meninggalkan gadis yang tengah menahan amarah itu.

Alana semakin merasa tidak nyaman berada di tempat itu. Meskipun ia berhadapan dengan panggung yang ditata begitu mewah dengan pencahayaan yang membuat acara itu terlihat sangat berkelas tetapi tidak memberi efek apa-apa bagi suasana Alana.

Para model berlalu lalang memperagakan baju-baju mewah dengan penampilan yang memukau. Ditambah lagi dengan sambutan dari para tamu undangan yang membuat acara itu semakin semarak. Alana tetap saja merasa sunyi di tengah keramaian itu. Kalaulah dia tidak terlanjur mengiyakan ajakan Davan, tentu ia sudah tidak ada lagi di tempat itu.

Keberadaan Reana di tempat itu sudah menjadi incaran wartawan. Apalagi Reaksi Reana terlihat sangat berlebihan ketika Razka sedang berada di panggung. Begitu Razka turun dari panggung untuk mengganti baju yang akan diperagakan, Reana langsung menyongsongnya dan langsung menggamit lengan Razka menuju kamar ganti. Otomatis hal itu akan menjadi bahan pemberitaan bagi media-media gosip.

Alana yang melihat tingkah Reana itu hanya bisa mengurut dada. Tak ada yang bisa dilakukannya. Mungkin benar kata Reana bahwa ia hanya selevel babu, yang hanya dibutuhkan di belakang layar. Bukan untuk menjadi ratu di sisi dan hati Razka.

***

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Hanina Zhafira
terima kasih, kakak
goodnovel comment avatar
Meyke Sartika
Sebelum baca, ku kasih vote dulu. Karena sy percaya, luar biasa karyamu yg mampu mengubah emosi ku jadi tdk stabil, hehe... Selamat utk terus berkarya thor, sukses menyertaimu. Jujur, tiap hr sllu di tunggu update SINDIRAN PEDAS ISTRI KEDUA yg telah tamat.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status