Share

Kebaikan Hati Diana

Arvan masih tertidur lelap di kamarnya. Padahal, cahaya matahari sudah menerobos masuk melalui celah-celah jendela kaca. 

"Arvan," panggil seorang perempuan dari belakang.

Arvan menoleh dan melihat Diana si OB ceroboh membawa boneka kelinci besar.

"Kenapa kamu bisa pegang boneka itu?" tanya Arvan.

"Apa kau lupa? Ini pemberian dari kamu dulu."

"Gak ... gak mungkin."

"Arvan, aku kangen kamu," Diana berlari hendak memeluk CEO dingin itu.

"Pergi! Jangan mendekat, jangan!" teriak Arvan bersamaan dengan kedua netranya yang terbuka lebar. Napasnya begitu sesak. Keringat dingin bercucuran. Arvan terbangun dan mengelap peluh di dahinya dengan telapak tangannya.

"Untung cuma mimpi," kata Arvan sambil menghela napas panjang.

"Kenapa aku mimpiin OB itu? Gak mungkin kalo Diana kecil itu dia!" gumamnya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status