Share

My Arrogant Husband
My Arrogant Husband
Author: Kreasikukatanya

1. Flash Marriage

“Menikah denganku atau masuk penjara!"

Alex menatap tajam pada gadis di hadapannya.

"Tapi, Om, aku baru semester empat, masa menikah!" protes Ipeh sambil mengerucutkan bibirnya semanyun-manyunnya agar Alex semakin jijik padanya dan membatalkan lamaran tidak masuk akalnya itu.

"Aku ulangi sekali lagi, menikah denganku atau masuk penjara? Waktumu hanya sepuluh detik dimulai dari sekarang!"

"Sepuluh!"

"Eh, tunggu, Om, jangan dihitung dulu!"

"Sembilan!"

"Aku bilang apa pada pamanku kalau tiba-tiba menikah?"

"Terserah! Delapan!"

"Ah, benar kata orang Leon Alex Parker itu, GILA!"

"Watch your mouth! Tujuh!" Alex menyentil bibir gadis di depannya.

"Aw, Sakit! Dasar Bujang lapuk!"

"Hiss, dasar Gadis Setan! Apa orang tuamu tidak mengajarkan sopan santun! Aku juga tidak sudi menikah dengan gadis tengil sepertimu kalau tidak terpaksa! Empat!"

Alex merasa sangat kesal lalu menjewer telinga kanan gadis berusia sembilan belas tahun itu dengan kencang.

"Sakit, Om! Masa dari tujuh langsung empat! Matematikanya lulus tidak, sih!"

"Terserah and I'm not your uncle! Jaga mulutmu atau aku hukum lebih berat lagi! Tiga!" Alex menatap tajam pada mahasiswi manajemen bisnis itu tetapi yang ditatap terlihat santai dan sibuk menggerakkan bibirnya yang mengerucut ke kanan dan kiri.

'Bagaimana kakek bisa menjodohkanku dengan gadis menjijikkan dan tidak punya sopan santun seperti ini!' Alex menggerutu di dalam hatinya.

Berhadapan dengan orang dengan tatapan penuh kebencian sudah menjadi santapan Ipeh sehari-hari jadi dia tidak gentar melihat tatapan pria tampan di hadapannya.

"Lepaskan dulu tangannya, sakit! Kita bicarakan lagi, ya?" Ipeh mencoba membujuk Alex untuk mengulur waktu.

"Dua!" Alex tidak menggubrisnya dan terus menghitung. Dia harus mengubah status singlenya malam ini demi mempertahankan status sebagai ahli waris Parker Corp. walaupun harus menurunkan harga dirinya karena berurusan dengan gadis urakan seperti Ipeh.

"Tunggu sebentar, aku sama sekali belum berpikir! Tenang ... tenang, napas dulu!" Ipeh berusaha menenangkan Alex dan dirinya yang semakin panik. Masa depannya sedang dipertaruhkan, dia tidak ingin gegabah mengambil keputusan.

"Satu! Marco carikan aku gadis lain dan bawa gadis ini ke kantor polisi. Lakukan aturan nomor dua dan pastikan dia mendekam di dalam penjara minimal satu bulan, SEKARANG!" Amarah Alex sudah mencapai ubun-ubun, dia tidak bisa mentolerir siapapun yang tidak patuh padanya.

"Siap, Tuan Muda! Ayo, Nona Ipeh waktumu sudah habis!" Marco langsung memanggul gadis bermanik hitam itu.

"Aaarrgh, lepaskan! Dasar orang kaya gila! Aku bukan karung beras! Kenapa kalian jahat sekali! Aaargh tolong!"

Ipeh terus berteriak dan meronta-ronta agar bisa lolos dari Marco serta jerat hukum, tetapi usahanya sia-sia, tenaga sekertaris Alex itu terlalu besar untuknya.

Brug!

Marco melemparkan gadis dengan tinggi 158 cm itu ke dalam mobil. Dia merasa tidak tega tetapi bosnya menyuruhnya melakukan aturan nomor dua yang berarti gunakan ancaman dan sedikit kekerasan.

"Aw, punggungku!" Ipeh meringis saat punggungnya menimpa jok kulit mobil Marco dengan kencang.

Duk!

"Aw kepalaku!" Karena berusaha mengurangi rasa sakit di punggungnya, Ipeh meluruskan tubuhnya tetapi kepalanya malah terantuk pintu mobil. Dia merasa pusing untuk sesaat dan spontan mengusap kepalanya serta punggungnya bergantian.

"Hey, aku ini manusia bukan benda mati! Apa kamu tidak pernah diajarkan sopan-santun oleh ibumu!" Ipeh mengomeli Marco.

Cklek!

"Berhentilah bicara atau aku ledakkan kepalamu sekarang juga!" Marco menempelkan ujung pistolnya ke pelipis gadis berparas cantik itu berusaha tampil segarang mungkin.

Ipeh langsung terkesiap dan otomatis membungkam mulutnya. Tiba-tiba air mata mengalir deras dari mata indahnya dan tubuh gadis itu bergetar hebat. Tidak berapa lama pupil matanya memutih dan mahasiswi itu kejang-kejang.

"Ya ampun kenapa gadis ini tiba-tiba jadi kejang-kejang begini ... TUAN MUDA!" Marco langsung panik dan berteriak memanggil Boss-nya sambil berlari menghampiri Alex.

"Hiss! Mana manner-mu, aku ini majikanmu, sopanlah sedikit!" Alex mendelik dan merasa risih melihat tingkah laku sekretarisnya.

"Maaf, Tuan Muda tapi ini darurat. Ada setan kejang di mobilku, eh, gadis itu jadi setan kejang! Aaarrgh ... gadis setan itu ... Ish ... Nona Ipeh kejang-kejang!" Marco sangat panik sehingga berbicara gagap dan melantur. Dia shock karena ini pertama kalinya dia melihat orang dewasa kejang.

Gadis setan atau Miss devil adalah sebutan yang disematkan oleh Alex dan Marco pada Ipeh. Panggilan ledekan dari nama lengkap gadis itu yaitu Devi Ria Cahyani

"Apa! Bawakan tasku, sekalian tabung oksigen dan maskernya!" Alex langsung berlari ke arah mobil sekretarisnya.

Dari kejauhan dia melihat Ipeh sudah terjatuh di bawah jok dan masih kejang-kejang.

"Ya ampun, kenapa kamu selalu menyusahkan aku sih, gadis setan!" Alex merasa jengkel tetapi tetap melaksanakan tugas kemanusiaannya sebagai seorang dokter.

Kondisi Ipeh sangat berantakan, selain masih kejang, darah pun mengalir di kening gadis bermanik hitam itu.

"God! Sepertinya kepala gadis itu terbentur sesuatu!" Alex berusaha mengangkat Ipeh ke atas jok mobil. Membaringkannya dengan posisi menyamping dan menahannya agar tidak terjatuh.

"Syukurlah lidahnya tidak tergigit!" Alex mengambil beberapa buah tisu di dashboard mobilnya dan memasukkan ke dalam mulut gadis itu.

"Diamlah, aku akan menyelamatkanmu!" omel Alex pada gadis yang masih kejang-kejang itu.

Terdengar derap langkah kaki mendekati mobil itu.

"Ini tasnya, Tuan Muda!" Marco merasa ngilu melihat pemandangan di depannya.

"Ambilkan tisu basah, stesolid 10 mg dan minyak zaitun lalu buka segelnya!" seru Alex yang masih berusaha menahan gadis yang masih kejang itu.

"Ini Tuan Muda!"

"Berbaliklah, dan pastikan tidak ada orang yang berada di sekitar sini. Aku tidak mau kamu melihat calon istriku!"

"Baik Tuan Muda!" Marco membelakangi mereka.

'Katanya tadi suruh membawa Nona Ipeh ke penjara dengan aturan nomor dua, eh, tiba-tiba jadi calon istrinya lagi? Dasar plin-plan!' Marco menggerutu di dalam hatinya.

"Hei, Miss Devil, ingat ini kondisi darurat!" Alex memasangkan oksigen lalu membuka rok Ipeh, mengoleskan minyak zaitun dan memasukkan obat penenang melalui bagian belakang tubuh mahasiswi itu.

Setelah selesai, dia merapikan pakaian calon istrinya itu lalu mengambil tisu basah untuk membersihkan tangannya.

"Done!" Alex memasang wajah datar saat melihat gadis di hadapannya berangsur-angsur tenang kembali dan tertidur dengan pulas.

"Siapkan dokumen pernikahanku dan datangkan keluarganya dalam dua jam!" seru Alex sambil menggendong Ipeh menuju ke dalam vilanya.

"Tapi kantor polisi dan penjaranya?" tanya Marco hanya ingin memastikan.

"Lupakan! Waktu kita tidak banyak, aku harus menikah dengannya malam ini juga!"

"Baik, Tuan Muda!" Marco tidak membantah lagi, dia langsung menelepon bawahannya dan pergi mempersiapkan semuanya.

Malam itu juga diadakan prosesi pernikahan antara Alex dan Ipeh dengan Pak Toni, pamannya Ipeh dari pihak ibu, sebagai walinya yang ada di Indonesia.

Satu jam sebelumnya Pak Toni sangat terkejut ketika tiba-tiba ada beberapa pria bersetelan jas rapi yang datang ke rumahnya dan mengatakan keponakannya akan menikah malam itu juga, tetapi melihat penampilan mewah para penjemputnya dia tidak menolak saat diajak untuk menemui keponakan dan calon menantunya.

Saat datang ke kediaman Alex, pria paruh baya itu terpana melihat betapa besarnya vila calon menantunya itu dan semakin terkejut saat mengetahui identitas calon menantunya itu.

'Leon Alex Parker! Aku benar-benar mendapatkan durian runtuh!' pekik Pria Paruh baya itu di dalam hatinya. Senyum licik tidak bisa disembunyikannya.

Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dan meminta sejumlah uang sebagai pengganti biaya membesarkan keponakannya.

"Ok aku memberikannya tapi dengan syarat kamu harus menandatangani perjanjian dan tidak akan muncul lagi di hadapan kami selamanya!"

"Tapi itu ...."

"Kalau kamu tidak menyetujuinya, aku bisa membawamu ke kantor polisi saat ini juga dan membiarkanmu membusuk di penjara! Kamu pikir aku tidak tahu track record kejahatanmu itu, hah!" Tatapan bengis Alex meluluhlantahkan kesombongan Toni, dia langsung berlutut di depannya.

"Jangan Tuan, maafkan dan ampuni saya. Saya berjanji akan menghilang dari kehidupan keponakanku!" Toni merasa ketakutan. Dia tahu ucapan Alex bukan hanya isapan jempol belaka dan dia tidak berencana menghabiskan sisa hidupnya di penjara.

"Enyahlah dari hadapanku!" seru Alex, menatap jijik pada paman dari istrinya itu.

'Paman dan keponakan sama saja!' Alex kembali menggerutu di dalam hatinya.

Bersambung✍️

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
menarik nih ceritanya.. pengen follow akun sosmed nya tp ga ketemu :( boleh kasih tau gaa?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status