My Arrogant Husband

My Arrogant Husband

last updateLast Updated : 2022-04-09
By:  KreasikukatanyaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 ratings. 3 reviews
29Chapters
4.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

"Mulai hari ini kamu adalah istriku tapi jangan harap bisa mendapatkan cintaku!" Alex menatap tajam pada istrinya "Baik, Suami." Ipeh mengangguk. 'Kakek, cucumu ini menahan diri demimu,' gumam Ipeh dalam hatinya "Panggil Tuan Muda!" "Ay ... ay, Kapten!" "Tuan Muda!" "Eh, iya ...."

View More

Chapter 1

1. Flash Marriage

"Menikah denganku, atau masuk penjara!"

Alex menatap tajam gadis yang sedang duduk di hadapannya. Ruang kerja yang didominasi warna hitam dan putih itu semakin terasa pengap bagi sang gadis, refleksi dari tatapan mata Alex yang keras.

Ipeh menggigit bibirnya, cemas. 

"Tapi, Om, aku masih semester empat, masa harus menikah!" serunya dengan nada memohon, berharap Alex akan berubah pikiran. Bibirnya mengerucut, ekspresi wajahnya menggambarkan perasaan tidak rela dan bimbang. 

"Kuulangi sekali lagi, pilihanmu hanya ada dua, menikah denganku atau masuk penjara. Waktumu hanya sepulah detik," ucap Alex sambil menatap jam di tangannya, mulai menghitung, 

"Sepuluh!" 

"Eh, tunggu, Om, jangan dihitung dulu!" Ipeh terpekik, panik. 

"Sembilan!" terus Alex tanpa menghiraukan protes Ipeh. 

"Aku harus bilang apa pada pamanku jika tiba-tiba menikah?" desak Ipeh, mencari alasan untuk mengelak. 

"Terserah! Delapan!" balas Alex, tidak memberikan celah sama sekali.

"Ah, memang benar kata orang, Leon Alex Parker itu Gila!" Ipeh melontarkan kata-kata itu dengan rasa frustasi yang mendalam. 

"Watch your mouth!" Alex dengan cepat menyentil bibir Ipeh. 

"Aw, sakit!" Rasa tidak nyaman tergambar jelas di wajah dengan bibir mengerucut itu.

"Dasar bujang lapuk!" rajuknya dengan nada kesal dan lirih.

"Hiss, dasar Gadis Setan! Apa orang tuamu tidak mengajarkan sopan santun hah! Aku juga tidak sudi menikah dengan gadis tengil sepertimu kalau tidak terpaksa! Empat!"

Alex merasa sangat kesal lalu menjewer telinga kanan gadis berusia sembilan belas tahun itu dengan kencang.

"Aw, aw ... sakit, Om! Masa dari tujuh langsung empat! Matematikanya lulus tidak, sih!" ketus Gadis itu yang masih mencoba mengulur waktu.

"Terserah and I'm not your uncle! Jaga mulutmu atau aku hukum lebih berat lagi! Tiga!" Alex menatap tajam pada mahasiswi manajemen bisnis itu, tetapi yang ditatap terlihat santai dan sibuk menggerakkan bibirnya yang mengerucut ke kanan dan kiri.

'Bagaimana kakek bisa menjodohkanku dengan gadis menjijikkan dan tidak punya sopan santun seperti ini!' Alex menggerutu di dalam hatinya.

Berhadapan dengan orang dengan tatapan penuh kebencian sudah menjadi santapan Ipeh sehari-hari jadi dia tidak gentar melihat tatapan pria tampan di hadapannya. Hanya saja saat ini dia sedang terjepit karena sesuatu hal.

"Lepaskan dulu tangannya, sakit! Kita bicarakan lagi, ya?" Ipeh mencoba membujuk Alex untuk mengulur waktu.

"Dua!" suara Alex memecah keheningan ruangan, tetapi Ipeh yang duduk di sampingnya tidak bergerak. Tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Di sisi lain, Alex terpaksa harus mengubah status singlenya malam ini atau dia akan kehilangan warisan Parker Corp dari kakeknya. Jadi kendati dia harus melukai harga dirinya dengan mengaitkan diri pada gadis urakan seperti Ipeh, dia akan melakukannya.

"Tunggu sebentar, aku sama sekali belum berpikir! Tenang... tenang, tarik napas dulu!" Ipeh berusaha meredakan detak jantungnya yang semakin kencang dan juga mencoba menenangkan Alex yang semakin gelisah. Taruhannya adalah masa depannya, keputusan gegabah adalah hal yang harus dia dihindari.

"Satu! Marco, cari aku gadis lain dan bawa gadis ini ke kantor polisi." Alex menatap Marco dengan pandangan yang tajam dan penuh perintah.

"Terapkan aturan nomor dua dan pastikan dia mendekam di penjara minimal tiga bulan, SEKARANG!" Suara Alex meninggi, nada kemarahannya tidak bisa ditahan lagi, intoleransinya terhadap ketidakpatuhan membara dalam dirinya.

"Siap, Tuan Muda!" Marco menjawab cepat sambil mendekati Ipeh.

"Ayo, Nona Ipeh waktumu sudah habis!" Dengan cepat sang sekretaris memanggul Ipeh yang berusaha melepaskan diri dengan sekuat tenaga.

"Aaarrgh, lepaskan! Dasar orang kaya gila! Aku bukan karung beras! Kenapa kalian jahat sekali! Aaargh tolong!" Teriakan Ipeh memenuhi ruangan, mencari simpati dan pertolongan, namun Alex hanya menatap dingin, mantap dengan keputusannya.

Ipeh terus berteriak dan meronta-ronta agar bisa lolos dari Marco serta jerat hukum, tetapi usahanya sia-sia, tenaga sekertaris Alex itu terlalu besar untuknya.

Brug!

Marco melemparkan gadis dengan tinggi 158 cm itu ke dalam mobil. Dia merasa tidak tega tetapi bosnya menyuruhnya melakukan aturan nomor dua yang berarti gunakan ancaman dan sedikit kekerasan.

"Aw, punggungku!" Ipeh meringis saat punggungnya menimpa jok kulit mobil Marco dengan kencang.

Duk!

"Aw kepalaku!" Karena berusaha mengurangi rasa sakit di punggungnya, Ipeh meluruskan tubuhnya tetapi kepalanya malah terantuk pintu mobil. Dia merasa pusing untuk sesaat dan spontan mengusap kepalanya serta punggungnya bergantian.

"Hey, aku ini manusia bukan benda mati! Apa kamu tidak pernah diajarkan sopan-santun oleh ibumu!" Ipeh mengomeli Marco.

Cklek!

"Berhentilah bicara atau aku ledakkan kepalamu sekarang juga!" Marco menempelkan ujung pistolnya ke pelipis gadis berparas cantik itu berusaha tampil segarang mungkin.

Ipeh langsung terkesiap dan otomatis membungkam mulutnya. Tiba-tiba air mata mengalir deras dari mata indahnya dan tubuh gadis itu bergetar hebat. Tidak berapa lama pupil matanya memutih dan mahasiswi itu kejang-kejang.

"Ya ampun kenapa gadis ini tiba-tiba jadi kejang-kejang begini ... TUAN MUDA!" Marco langsung panik dan berteriak memanggil Boss-nya sambil berlari menghampiri Alex.

"Hiss! Mana manner-mu, aku ini majikanmu, sopanlah sedikit!" Alex mendelik dan merasa risih melihat tingkah laku sekretarisnya.

"Maaf, Tuan Muda tapi ini darurat. Ada setan kejang di mobilku, eh, gadis itu jadi setan kejang! Aaarrgh ... gadis setan itu ... Ish ... Nona Ipeh kejang-kejang!" Marco sangat panik sehingga berbicara gagap dan melantur. Dia shock karena ini pertama kalinya dia melihat orang dewasa kejang.

Gadis setan atau Miss devil adalah sebutan yang disematkan oleh Alex dan Marco pada Ipeh. Panggilan ledekan dari nama lengkap gadis itu yaitu Devi Ria Cahyani

"Apa! Bawakan tasku, sekalian tabung oksigen dan maskernya!" Alex langsung berlari ke arah mobil sekretarisnya.

Dari kejauhan dia melihat Ipeh sudah terjatuh di bawah jok dan masih kejang-kejang.

"Ya ampun, kenapa kamu selalu menyusahkan aku sih, gadis setan!" Alex merasa jengkel tetapi tetap melaksanakan tugas kemanusiaannya sebagai seorang dokter.

Kondisi Ipeh sangat berantakan, selain masih kejang, darah pun mengalir di kening gadis bermanik hitam itu.

"God! Sepertinya kepala gadis itu terbentur sesuatu!" Alex berusaha mengangkat Ipeh ke atas jok mobil. Membaringkannya dengan posisi menyamping dan menahannya agar tidak terjatuh.

"Syukurlah lidahnya tidak tergigit!" Alex mengambil beberapa buah tisu di dashboard mobilnya dan memasukkan ke dalam mulut gadis itu.

"Diamlah, aku akan menyelamatkanmu!" omel Alex pada gadis yang masih kejang-kejang itu.

Terdengar derap langkah kaki mendekati mobil itu.

"Ini tasnya, Tuan Muda!" Marco merasa ngilu melihat pemandangan di depannya.

"Ambilkan tisu basah, stesolid 10 mg dan minyak zaitun lalu buka segelnya!" seru Alex yang masih berusaha menahan gadis yang masih kejang itu.

"Ini Tuan Muda!"

"Berbaliklah, dan pastikan tidak ada orang yang berada di sekitar sini. Aku tidak mau kamu melihat calon istriku!"

"Baik Tuan Muda!" Marco membelakangi mereka.

'Katanya tadi suruh membawa Nona Ipeh ke penjara dengan aturan nomor dua, eh, tiba-tiba jadi calon istrinya lagi? Dasar plin-plan!' Marco menggerutu di dalam hatinya.

"Hei, Miss Devil, ingat ini kondisi darurat!" Alex memasangkan oksigen lalu membuka rok Ipeh, mengoleskan minyak zaitun dan memasukkan obat penenang melalui bagian belakang tubuh mahasiswi itu.

Setelah selesai, dia merapikan pakaian calon istrinya itu lalu mengambil tisu basah untuk membersihkan tangannya.

"Done!" Alex memasang wajah datar saat melihat gadis di hadapannya berangsur-angsur tenang kembali dan tertidur dengan pulas.

"Siapkan dokumen pernikahanku dan datangkan keluarganya dalam dua jam!" seru Alex sambil menggendong Ipeh menuju ke dalam vilanya.

"Tapi kantor polisi dan penjaranya?" tanya Marco hanya ingin memastikan.

"Lupakan! Waktu kita tidak banyak, aku harus menikah dengannya malam ini juga!"

"Baik, Tuan Muda!" Marco tidak membantah lagi, dia langsung menelepon bawahannya dan pergi mempersiapkan semuanya.

Malam itu juga diadakan prosesi pernikahan antara Alex dan Ipeh dengan Pak Toni, pamannya Ipeh dari pihak ibu, sebagai walinya yang ada di Indonesia.

Satu jam sebelumnya Pak Toni sangat terkejut ketika tiba-tiba ada beberapa pria bersetelan jas rapi yang datang ke rumahnya dan mengatakan keponakannya akan menikah malam itu juga, tetapi melihat penampilan mewah para penjemputnya dia tidak menolak saat diajak untuk menemui keponakan dan calon menantunya.

Saat datang ke kediaman Alex, pria paruh baya itu terpana melihat betapa besarnya vila calon menantunya itu dan semakin terkejut saat mengetahui identitas calon menantunya itu.

'Leon Alex Parker! Aku benar-benar mendapatkan durian runtuh!' pekik Pria Paruh baya itu di dalam hatinya. Senyum licik tidak bisa disembunyikannya.

Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dan meminta sejumlah uang sebagai pengganti biaya membesarkan keponakannya.

"Ok aku memberikannya tapi dengan syarat kamu harus menandatangani perjanjian dan tidak akan muncul lagi di hadapan kami selamanya!"

"Tapi itu ...."

"Kalau kamu tidak menyetujuinya, aku bisa membawamu ke kantor polisi saat ini juga dan membiarkanmu membusuk di penjara! Kamu pikir aku tidak tahu track record kejahatanmu itu, hah!" Tatapan bengis Alex meluluhlantahkan kesombongan Toni, dia langsung berlutut di depannya.

"Jangan Tuan, maafkan dan ampuni saya. Saya berjanji akan menghilang dari kehidupan keponakanku!" Toni merasa ketakutan. Dia tahu ucapan Alex bukan hanya isapan jempol belaka dan dia tidak berencana menghabiskan sisa hidupnya di penjara.

"Enyahlah dari hadapanku!" seru Alex, menatap jijik pada paman dari istrinya itu.

'Paman dan keponakan sama saja!' Alex kembali menggerutu di dalam hatinya.

Bersambung✍️

 

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
pecinta novel
lanjutannya mana thor?
2021-07-28 19:37:06
0
user avatar
pecinta novel
alur ceritanya keren.... lanjutkan
2021-05-30 23:33:03
0
user avatar
Kreasikukatanya
Hallo salam kenal ... semoga cerita baruku ini bisa mengisi hari-hari kalian ya, terima kasih
2021-05-30 14:50:15
0
29 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status