Share

Bab 07 - Fits Perfetly

Aelyn meletakan barangnya di bawah mejanya, dia mengeluarkan ponselnya untuk melihat penampilan make-up walau tidak begitu tebal, setidaknya wajahnya tidak terlihat seperti bangun tidur, dia memoleskan sedikit lipcream pada bibirnya dan memutuskan untuk menguncir rambutnya.

“Kopi untukmu,” ucap Revan, meletakan secangkir kopi panas, mengabaikan beberapa orang menatap ke arahnya. “Dan aku sudah menyelesaikannya, kita hanya perlu memberikan pada Nona Ellena.”

Aelyn menoleh ke arah Revan, pria itu memang sangat bisa diandalkan, alasan kenapa Aelyn begitu senang bertemu dengannya karena bukan seperti karyawan lain yang hanya ingin tahu tanpa ingin membantu, pada seperti Aelyn yang terlalu banyak merepotkan pria itu.

“Terimakasih Van, kamu memang yang terbaik, tak terhitung aku akan terus mengucapkan terimakasih pada kamu hari ini,” Aelyn menyesap kopi, tersenyum karena rasanya begitu sesuai seleranya yang tidak terlalu suka manis.

“Selagi aku bisa membantu, aku akan mencoba menyelesaikannya, anggap saja ini imbalan karena ide berlian itu datang tepat waktu.”

Aelyn mengangguk, dia baru menyadari beberapa orang menatap ke arahnya, apakah ada yang salah dalam dirinya? 

“Kamu terlihat cocok dengan pakaian itu,” ucap Revan saat akan kembali meja kantornya, karena sudah waktu untuk bekerja dan sebentar lagi atasan mereka akan melewati ruangan divisi Advertising.

Aelyn terdiam, alisnya terangkat, kenapa dia harus menyadari, alasan kenapa karyawan menatapnya itu karena pakaiannya, hal yang jarang sekali dirinya kenakan, apalagi Aelyn sangat jarang memakai rok selutut dan kemeja berwarna peach, biasanya dia berpakaian serba hitam dan hanya kemeja putih. 

Apalagi heels merah, sungguh saat pertama kali Aelyn bercermin juga dirinya terkejut, hidupnya terlalu datar dan hingga dia melupakan jika ada banyak warna untuk menghiasi hidupnya. 

“Wow, lihatlah temanku terlihat berbeda dari ini!” ucap Kiera, menatap heran pada temannya, dia bahkan berhasil membuat satu ruangan menoleh ke arah Aelyn lagi.

Aelyn menghela nafas, dia menyesal berteman Keira, entah sihir apa yang bisa membuatnya begitu kuat tahan dengan sikapnya, “Keira, ini masih pagi, kesibukan apa yang ingin kamu buat?”

“Kapan kamu berhenti berbicara seperti itu? Aku temanmu Aelyn, bukan orang asing!” ucap Keira, dia melipat kedua tangannya di depan dadanya dan menatap kesal pada Aelyn, dia datang karena ingin tahu tentang kehebohan yang ada di kantor ini.

Aelyn tersenyum paksa, dia menarik Keira untuk duduk disampingnya yang kebetulan kursinya kosong, “Gosip apa yang ingin kamu sampaikan? Aku tidak banyak.”

“Ini tentang kau, Aelyn.”

“Aku? Why?” Aelyn menunjukan wajah serius, apakah karena pakaian yang berbeda jadi topik hangat di perusahaan ini? Wow sungguh mengerikan mulut disini, Aelyn bahkan merinding hanya dengan membayangkan dirinya menjadi buah bibir mereka.

“Kau ini bodoh atau pura-pura tahu? Kau membuat wanita diperusahaan ini iri padamu.” ucapnya, Kiera begitu semangat menyampaikan gosip terpanas.

“Apa yang mereka irikan dariku?” 

Kiera menghela nafas, Aelyn memang pintar tapi dia begitu lambat dalam menanggapi sesuatu hal. 

“Mereka iri karena kau bisa sedekat itu dengan Tuan Stevano! Dan bahkan dia membantumu, padahal kamu yang salah karena tidak memperhatikan jalan,” ucap Keira, suara penuh semangat seakan yang diucapkan adalah dirinya.

Respon apa.yang harus Aelyn tunjukan, karena yang mereka lihat adalah hal yang begitu romantis, sebaliknya jika mereka tahu Aelyn yakin mereka akan berhenti menceritakan pria itu, tapi rasanya jika Aelyn menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, dia yakin tidak ada yang percaya.

“hanya itu? Hanya itu aku jadi perbicaraan karyawan disini, Ayolah Kiera, kita bekerja untuk kemajuan perusahaan ini bukan berlomba-lomba mendekati pria itu Dan yang kamu lihat itu bisa memiliki arti yang berbeda.” 

“Ta—tapi—Aelyn, itu hal yang mustahil terjadi padaku atau wanita lain disini.” ucap Kiera, dia menahan saat Aelyn menarik untuk segera meninggalkan ruangan ini.

“Jika kau ingin hal itu terjadi, tabrak saja dia saat kalian kebetulan melintas!” ucap Aelyn, dia menutup pintu sebelum Kiera masuk kedalam lagi.

“kau menyebalkan!” dengan kesal Kiera meninggalkan ruangan divisi Advertising.

“Van, sekarang kita keruangan Nona Ellena.” ucap Aelyn, dia mengambil dokumen yang tadi malam dia sudah siapkan.

Revan hanya mengangguk, di memakai jasnya dan mengambil dokumen miliknya juga, mengikuti langkah Aelyn yang berada di depannya, dia bahkan cantik tanpa harus menjadi wanita lain, tanpa sadar Revan tersenyum dan merasa senang karena Aelyn tidak marah dengan pakaian yang dia berikan.

Ruangan Nona Ellena begitu dekat dengan ruangan Ceo baru mereka yang berada lantai 15. 

Revan membuka pintu agar Aelyn bisa masuk duluan ke dalam ruangan Nona Ellena.

“Kamu tidak perlu melakukan hal itu Van, tanganku masih berfungsi.” ucap Aelyn, karena sudah dibukakan pintunya, jadi Aelyn langsung melangkah ke dalam.

“Morning, Nona Ellena.” sapa Aelyn dengan sopan, gadis itu menunjukan senyuman pada atasannya, saat ini karena Tuan Kevano sedang dinas keluar, Nona Ellena juga pemimpin project ini. 

Wanita cantik yang sudah beranjak diusia 35 tahun, memiliki dua anak dan sangat menyayangi siapapun, dia tepi wanita yang tenang walau terkadang juga dia memiliki standar tinggi dalam penilaian.

“Hai, Aelyn.” ucapnya, Ellena sibuk dengan dokumen yang mulai menumpuk di meja kerjanya, sangat sulit karena harus tetap berada di posisi dimana menjadi sekretaris Tuan Stevano, padahal usianya harus disibukkan dengan mengurus anak-anaknya.

“Nona Ellena, kali ini aku yakin kamu akan menyukai ide yang aku berikan, ” ucap Aelyn, menarik kursi yang ada di depannya, dengan cepat menyerahkan dokumen miliknya dan Revan.

halaman demi halaman dengan penuh penasaran Ellena baca, dia tersenyum senang karena semua proposal itu begitu sesuai dengan yang diminta Ethan sebelumnya.

“I Like It! Aku berikan apresiasi tinggi untukmu, aku juga akan segera memberitahu Tuan Ethan,” ucap Nona Ellena, dia menyimpan dokumen itu.

Aelyn dan Revan saling menatap, seakan keduanya saling berbicara jika semua akan terselesai, Aelyn segera bangkit dari kursi dan menerima uluran tangan Nona Ellena, “Terimakasih Nona Ellena, maaf jika mengganggu waktu kerjamu.”

Gadis itu membungkuk dan segera meninggalkan ruangan Nona Ellena yang diikuti oleh Revan dibelakangnya.

“Hari ini aku bisa pulang lebih awal!” ucap Aelyn, dia meregangkan tubuhnya dan merasa seluruh beban di tubuhnya menghilang, hari ini walau dimulai dengan insiden menyebalkan setidaknya ada kabar baik.

“Makan siang bersama?” tanya Revan, dia merangkul tubuh Aelyn saat keduanya sedang menuju lift terdekat.

“Aku sudah janji jika berhasil, aku akan mentraktirmu, bagaimana jika kita makan di restoran Cina?” lanjut Revan.

aelyn menatap ke arahnya, jarak wajahnya begitu dekat dengan Revan, tapi tidak ada hal canggung apapun yang dia rasakan, sebaliknya dia malah risih dengan tatapan karyawan yang berpapasan dengan mereka, mengabaikan itu Aelyn memilih untuk menekan tombol lift agar terbuka.

“Baiklah, sudah lama aku tidak makan siang diluar.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status