Share

Cowok alien

"Putri? Itu mah bukan bahenol tapi over bahenol," gumam Rendi heran dengan selera sahabatnya.

Liam pun terkekeh kemudian menepuk wajah sahabatnya dengan sendok. Pria itu tersenyum menatap wajah Rendi yang tampak aneh di matanya.

"Justru karena itu gue suka. Gue yakin nih ya cewek-cewek cantik yang kurus pasti dadanya palsu. Cuma ada ganjelan di sana. Tapi kalau cewe super bahenol. Pasti asli isinya. Mantap," ucap Liam dengan alasan konyolnya. Padahal nyatanya dia sendiri tidak mengerti mengapa begitu tertarik dengan Putri.

"Dasar mes*m Lo," ucap Rendi menabok kepala Liam dengan gemas. Sungguh dia tak menyangka sekotor itu jalan pikiran sahabatnya.

"Hehehehe... Yaudah nih, pokoknya nanti sore gue pinjem motor Lo ya?" Tanya Liam sekali lagi.

"Lo yakin. Aman enggak nih?" tanya Rendi khawatir.

"Aman lah. Lo masa ga percaya? Gue tuh jago bawa motor."

"Bukan masalah jago ga jago bawa motor, tapi kalau si Putri yang bonceng gue yakin motor gue langsung koprol," ucap Rendi membuat Liam kembali terkekeh.

"Siapa bilang cuma koprol, salto coy. Mau ga mau gue pokoknya pinjem motor nanti sore ya." Liam pun memutuskan sepihak kemudian menarik kunci motor dari saku Rendi dan pergi lari menjauh. Meninggalkan Rendi yang geleng-geleng kepala melihat sikapnya.

Sesampainya di kelas, Liam memutar pandangannya mencari gadis pencuri hatinya. Gadis gendut yang imut menurutnya. Namun sayang Putri tak ada di kelas. Dia pun berpikir kemana kira-kira Putri pergi. Dan Liam pun mengingat hobi Putri yang membaca. Dia sangat yakin gadis itu ada di perpustakaan.

Lagi-lagi Liam kembali berlari menuju perpustakaan. Bagai matahari yang terbit di barat, sungguh aneh bagi penjaga perpustakaan. Bagaimana mungkin bocah yang terkenal tengil dan bandel itu masuk ke perpustakaan. Awalnya Pak Imam berpikir Liam sudah insyaf dari kebandelannya, tapi melihat penampilan bocah itu yang kacau, rasanya tidak mungkin Liam tiba-tiba insyaf. Baju putihnya kusut dan tidak beraturan. Ada yang masuk dan keluar dari celana abu-abunya. Bahkan dasi abu-abu yang dikenakan bocah itu pun miring tak karuan.

"Pak, liat cewek gendut tapi cantik enggak ke sini?" Tanya Liam pada Pak Imam yang sibuk menatap dirinya.

"Enggak usah terpesona gitu liatnya, Pak. Saya tau kok saya ganteng maksimal," ucap Liam terdengar menyebalkan. Bahkan bocah itu dengan gaya sok cool-nya menyibak poni lemparnya ke samping. Hal itu sukses membuat Pak Imam mengelus dada berusaha sabar.

"Cewek gendut banyak. Cewek cantik banyak. Namanya siapa?" Tanya Pak Imam.

"Ye Si bapak. Jangan dipisah. Gendut dan cantik itu satu kesatuan," ucap Liam membuat Pak Imam semakin geleng-geleng kepala.

"Astaghfirullah emang harus sabar ngadepin nih anak. Ya namanya siapa?" Tanya Pak Imam.

"Putri Aurora Surya. Bapak pasti kenal kan?" tanya Liam sok akrab.

"Iya ada di dalam," ucap Pak Imam membuat bocah itu masuk tanpa pamit. Benar-benar tidak tahu sopan santun.

"Eh tunggu dulu," ucap Pak Imam pada Liam.

"Apa lagi Pak?" Tanya Liam santai.

"Di dalam perpustakaan hanya boleh membaca atau mengerjakan tugas. Dilarang makan, minum dan membuat kegaduhan," ucap Pak Imam menjelaskan.

"Oke siap," ucap Liam menampilkan gaya hormat yang tegap kemudian memamerkan cengiran kuda yang menyebalkan. Setelahnya dia masuk ke perpustakaan demi mencari pujaan hati.

Cukup lama Liam bolak-balik mencari Putri, akhirnya remaja jatuh cinta itu menangkap sosok yang dicarinya. Dengan gerakan perlahan Liam mengikis jarak dengan putrinya yang duduk di kursi baca. Kemudian remaja itu duduk tepat di samping putri.

"Ekhem." Liam berdeham berharap Putri menyadari kehadirannya. Namun sayang Putri hanya melirik sekilas kemudian kembali membaca buku.

Sungguh bagi Liam sikap cuek putri menyebalkan sekaligus membuatnya penasaran. Pria itu pun mengambil salah satu buku di meja kemudian membukanya. Masih menunggu reaksi Putri, Liam melirik ke arah gadis yang sibuk membaca.

"Ekhem." Liam kembali berdeham sambil memperbaiki posisi duduknya. Sedetik dia kembali melirik ke arah Putri yang cuek.

Dan merasa aktifitas asiknya diganggu, Putri pun pindah posisi duduk. Sedangkan Liam yang pantang menyerah mengikuti di mana Putri duduk, maka dia akan ikut duduk di sana.

Kini putri kembali duduk di tempat yang dia rasa aman. Sayangnya Liam malah ikut duduk di sampingnya. Dan kembali berdeham dengan suara yang menurutnya sangat menggangu konsentrasi.

"Ekhem." Liam kembali berdeham dan berpura-pura asik membaca buku.

Putri yang merasa terganggu pun melirik ke arah Liam. Dia benar-benar kesal. Waktunya yang berharga untuk membuka jendela dunia harus terganggu karena perilaku bocah tengil nan tukang bohong itu.

"Kamu ngapain sih ngikutin aku terus?" Tanya Putri kesal.

"Habis kamu tuh udah kayak kutub Utara, aku kutub selatannya. Jadi bawaannya pengen nempel terus. Kan kita ikatannya saling tarik menarik," ucap Liam asal membuat Putri mendengus kesal.

Gadis itu kembali bangkit dan menjauh. Berharap bisa menemukan tempat nyaman untuk membaca. Sayangnya semua kursi sudah penuh. Dia pun berinisiatif untuk keluar dari perpustakaan dan meminjam buku yang sedang dia baca.

"Assalamualaikum, Pak Imam." Putri datang menyapa penjaga perpustakaan.

"Wa'alaikum salam, Neng." Pak Imam yang menjawab salam Putri terkejut melihat sosok di samping Putri. Pria tengil itu tersenyum manis tapi malah tampak seperti meledek.

"Pak, saya mau pinjam buku ini sampai besok ya," ucap Putri.

"Isi formulir dulu ya, Neng."

"Ini Pak udah."

"Oke siap."

Namun merasa ada yang terus mengikuti, Putri pun menoleh ke arah Liam berdiri.

"Kamu ngapain ngikutin aku?" Tanya Putri ketus.

"Siapa yang ngikutin. Aku kan juga mau pinjam buku. Ini pak formulirnya udah saya isi juga," ucap Liam menyodorkan formulir.

Ungkapan Liam sukses membuat Pak Imam semakin syok. Bagaimana tidak bocah atlet bela diri yang biasanya sok jagoan kini menjadi kutu buku. Datang ke perpustakaan saja sudah membuatnya syok, terlebih lagi mau pinjam buku. Luar biasa memang.

"Oke buku ini harus dikembalikan besok paling lambat di jam kepulangan sekolah. Harus dalam kondisi baik seperti saat meminjam. Tidak boleh rusak apalagi robek."

"Siap Pak." Liam pun segera berlari saat tahu Putri sudah meninggalkan dirinya.

Kini langkah mereka sudah sejajar. Membuat Putri mempercepat langkahnya karena enggan jalan beriringan dengan Liam. Sungguh dia tak mau jadi pusat perhatian. Baginya itu sangat merepotkan.

Sayangnya Liam justru ikut mempercepat langkahnya. Putri pun memperlambat langkahnya berharap Liam bisa jalan di depannya. Namun sayang bocah tengil itu juga memperlambat langkahnya.

"Kamu ngapain sih ngikutin aku terus?" Tanya Putri kesal sambil menghentikan langkahnya.

"Aku engga ngikutin. Cuma mau jalan bareng aja," ucap Liam santai.

"Itu sih namanya sama aja," gumam Putri kesal dan kembali melangkahkan kakinya menuju kelas.

"Gimana tawaran aku yang mau ngajak kamu pulang bareng? Jadi kan?" Tanya Liam.

"Enggak. Aku engga mau."

"Dari pada naik angkot panas, macet, gerah, sempit, desek-desekan, mending naik motor bareng aku. Peluk-pelukan jadi anget," ucap Liam membuat Putri semakin kesal.

"Kalau aku bilang enggak ya enggak. Kamu ngerti bahasa manusia kan?" ucap Putri ketus.

"Enggak. Aku ngertinya bahasa alien," ucap Liam terkekeh membuat Putri semakin mengerucutkan bibirnya.

"Pantesan. Alien," ucap Putri.

Saat gadis itu sedang asik dengan rasa kesalnya, Liam menarik buku yang baru saja Putri pinjam dari perpustakaan. Mengangkat tangannya agar Putri tak mau meraih buku itu.

"Liam! Balikin buku aku! Liam!" Putri benar-benar kesal pada pria pemaksa ini.

"Aku bakal cempungin buku ini ke air kalau kamu enggak mau pulang sama aku."

"Liam, jangan! Nanti aku kena denda," ucap Putri.

"Bodo amat. Pilih mana buku ini rusak apa pulang bareng aku?" Tanya Liam memaksakan kehendaknya. Putri pun mendengus sebal sebelum akhirnya mengatakan ya untuk keinginan Liam.

"Ya udah iya. Aku pulang sama kamu. Sekarang balikin bukunya!"

"Enggak mau. Ini buku aku sita dulu sampai kamu benar-benar pulang sama aku," ucap Liam tersenyum penuh kemenangan kemudian pergi meninggalkan Putri yang menghentakkan kakinya karena kesal.

"Dasar cowok alien nyebelin," gumam gadis itu dengan wajah memerah menahan kesal.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status