Beranda / Romansa / My Destiny / Bab 5 : Rasa Malu.

Share

Bab 5 : Rasa Malu.

Penulis: Queen yu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-20 19:42:10

Ayu melempar batu ke arah punggung pria yang mengintipnya tadi. Tentunya pria tersebut terjatuh di halaman kampus, dilihat oleh seluruh anak maba dan BEM lainnya.

"Eh itu 'kan yang ngintip aku pas ganti baju di toilet," ucap salah satu anggota BEM.

"Iya, dia juga ngintip aku buang air kecil kemarin. Aa aku takut banget," sambung anggota BEM lainnya.

Semua orang saling berbisik dan Bella menampar wajah pria yang terjatuh di halaman kampus. Ayu berjongkok, dan mengatur napasnya karena habis berlari.

"Ini si mesum kagak ada akhlak, ngintip gue di toilet waktu gue buang air kecil. Terus tadi ngintip Ayu ganti baju. Kurang aja banget lo ya! Kurang belaian dari cewe lo ha! Mau gue colok mata Lo pakai besi panas!" bentak Bella menampar kembali wajah pria itu.

Arjuna kesal saat mendengar ucapan Bella, dan mendekati pria tersebut, namun ditahan oleh Anisa. Pria itu menepis tangan Anisa, dan berjalan ke arah Bella.

Bruk!

Satu pukulan mendarat di wajah pria yang sudah berani mengintip Ayu saat mengganti bajunya. Arjuna menarik kerah baju pria tersebut dan mengambil ponsel yang ada di saku si tukang cabul. Arjuna membuka ponsel dan melihat banyak foto Ayu di galeri miliknya. Tentunya Arjuna murka dan menghapus foto tersebut.

Bruk!

Satu pukulan lagi mendarat di wajah si pria cabul. Ayu berlari dan menghentikan Arjuna yang tengah marah. "Kak Jun, sudah." gumam Ayu dengan pelan.

"Lepas Ayu, dia harus diberi pelajaran. Kurang ajar sekali, memotret kamu sembarangan!" tegas Arjuna yang sudah dipenuhi amarah.

"Udah, Kak Jun. Sabar, orang-orang terus memperhatikanmu," sambung Ayu menarik tangan Arjuna menjauh dari halaman.

Bella dan yang lain hanya menatap kepergian mereka, kemudian membawa pria cabul itu ke kantor polisi. Acara ospek selesai, semua maba dan anggota BEM dipulang 'kan, kecuali Ayu dan Arjuna yang masih di kampus dan yang membantu Bella membawa si cabul ke kantor polisi.

***

"Tahan emosimu," ucap Ayu yang menghentikan langkahnya di bawah tangga.

Arjuna bersandar di dinding sambil memegang kepalanya, agar emosinya mereda. Ia berjongkok, sambil menghela napas dengan sangat kasar. Ayu mendekati Arjuna dan berjongkok di depan mantan kekasihnya.

"Emosimu belum pernah berubah," ucap Ayu.

"Bagaimana aku tidak emosi, kamu dilecehkan seperti itu. Fotomu sudah banyak di galerinya, ingin rasanya aku menghajarnya habis-habisan, jika perlu dia mati di tanganku..." jawab Arjuna yang sudah sangat kesal.

Napas pria itu sudah tak teratur, Ayu memeluk Arjuna dengan hangat. Pria itu mematung dan seketika emosi-nya langsung mereda.

"Jangan emosi," ujar Ayu yang menenangkan Arjuna.

Arjuna membalas pelukan mantan kekasihnya dan memejamkan kedua matanya. Anisa yang melihat dari kejauhan, mengepal tangannya karena cemburu melihat adegan pelukan Ayu dan Arjuna. Wanita itu menghentak 'kan kaki dan pergi dari kampus.

"Terima kasih," tutur Ayu dengan lembut.

"Untuk?" tanya Arjuna yang masih setia memejamkan matanya.

"Semuanya, tentang pertanyaan semalam. Aku tidak pernah membencimu, karena itu bukan salahmu, melainkan takdir yang tidak menginzinkan kita untuk bersama dan membuat kita berpisah." sambung Ayu melepas pelukannya.

Arjuna menatap Ayu dan memegang tangan gadis cantik itu. "Tapi takdir mempertemukan kita kembali. Jadi kita sudah diizinkan untuk bersama kembali..." jawab Arjuna.

"Kita lihat kedepannya, jika takdir benar-benar mengizinkan kita untuk kembali bersama. Pasti kita akan bersama lagi dan menjalin hubungan seperti 5 tahun yang lalu," jelas Ayu.

Gadis itu berdiri dan mengulurkan tangannya, Arjuna membalas uluran tangan tersebut. "Aku pulang dulu," ucap Ayu yang melepas pegangannya.

Ayu berjalan menelusuri koridor kampus dan berjalan ke arah gerbang Universitas. Arjuna mengikuti gadis itu dari belakang dan langsung mengambil motor yang terletak di tempat parkir. Ia menghidupkan motor dan mendekati Ayu yang berdiri di depan gerbang untuk masuk Universitas.

"Aku antar," tawar Arjuna.

"Tidak, aku bisa pulang sendiri..." balas Ayu.

"Sekarang udah aku, kamu ya." sambung Arjuna yang tersenyum kecil.

"Ah, perasaan lo aja kali..." jawab Ayu lagi yang langsung gugup.

Arjuna memakai 'kan helm ke kepala Ayu dan menarik tangan gadis itu agar duduk di bangku belakang motornya. Ayu naik ke atas motor dan memegang jaket yang dikenakan Arjuna.

"Pegang yang erat, nanti kamu jatuh.." ujar Arjuna.

Ayu memegang jaket dengan kuat dan pria itu menghidupkan motornya. Mereka pun menuju rumah Ayu yang membutuhkan 20 menit perjalanan. Arjuna tiba-tiba rem mendadak saat ada kucing yang menyeberang jalan. Tentu, Ayu langsung melingkarkan tangannya di pinggang Arjuna karena kaget.

Pria itu terkejut dan langsung mematung saat merasakan tangan Ayu berada di pinggangnya. Arjuna melanjutkan perjalanan, dan Ayu langsung melepaskan tangannya dari pinggang pria tampan itu.

"Pegangan, nanti kamu jatuh.." ucap Arjuna yang sekarang jantungnya berdetak sangat kuat.

"Lo modus ya," jawab Ayu.

"Enggak, seriusan. Aku gak modus, tadi memang ada kucing menyeberangi jalan.." sambung Arjuna.

Ayu hanya diam dan kembali memegang jaket yang dikenakan Arjuna. Namun, pria itu malah menghentikan motornya dan memegang tangan wanita cantik itu, kemudian melingkarkan ke pinggangnya.

"Pegangan biar gak jatuh," ujar Arjuna yang tersenyum ke arah Ayu.

Wanita itu hanya mengangguk pelan dan Arjuna langsung menghidupkan kembali motornya, menuju rumah Ayu.

***

Di Kediaman keluarga Ayu.

Arjuna menghentikan motornya di depan pintu gerbang, Ayu turun dan mengembalikan helm yang ia pakai.

"Terima kasih," ucap Ayu.

"Sama-sama, aku pergi dulu ya," jawab Arjuna.

Namun, saat motor Arjuna akan pergi. Ada sebuah mobil menghalangi jalan pria tampan tersebut. Tuan Alif dan Nyonya Dara turun dari mobil, menghampiri Arjuna. Tentunya pria itu turun dari motor miliknya dan bersalaman dengan orang yang lebih tua. Ayu juga menyalami tangan kedua orang tuanya.

"Masuk yuk, Arjuna." ucap Tuan Alif.

"Memangnya boleh, Om?" tanya Arjuna.

"Tentu saja boleh, ayo masuk 'kan motor mu lebih dulu.." sambung Tuan Alif.

Arjuna naik ke atas motornya dan memasuki halaman rumah kedua orang tua Ayu. Tuan Alif masuk ke dalam mobil, kemudian meletakkan mobil nya di garasi.

"Bunda kenal sama, Kak Arjuna?" tanya Ayu yang penasaran.

"Ya kenallah, dia 'kan anak Tante Winda dan Om Candra. Kamu kadang panggil Mama, kadang bunda, labil sekali." balas Nyonya Dara.

"Apa? Bunda gak becanda 'kan." sambung Ayu.

"Ngapain Bunda becanda, seriusan itu anak Tante Winda mu," balas Nyonya Dara dan masuk ke dalam rumah.

Ayu masih mematung melihat kedua orang tuanya dan Arjuna masuk ke dalam rumah. Bambang yang ada di garasi, memukul wajah Adik perempuannya hingga memerah dan berlari ke dalam rumah.

"Woi, Bambang! Kagak ada akhlak ya Lo!" teriak Ayu yang mengejar Bambang.

Lari sang Kakak terhenti saat melihat Arjuna tengah duduk di sofa ruang tamu bersama ayahnya. Bambang tersenyum dan berjalan ke arah sofa ruang tamu.

"Yang tadi pagi 'kan?" tanya Bambang.

"Iya, Kak." balas Arjuna.

Plak!

Satu tamparan mendarat di wajah Bambang, sehingga pria itu menatap tajam ke arah adiknya.

"Astagfirullah, Ayu. Abangnya kok dipukul..." ucap Tuan Alif.

"Abang duluan, Ayah. Lihat wajah Ayu jadi memerah.." balas Ayu.

"Dih wajah lo aja yang sensitif," sahut Bambang yang tak mau kalah.

Nyonya Dada mencubit perut anak laki-lakinya dengan pelan dan meletakkan minuman di atas meja ruang tamu. Arjuna tersenyum ke arah Nyonya Dara dan menatap Ayu yang tengah menatapnya dengan kondisi pipi memerah.

"Astagfirullah, Bambang. Lihat wajah adikmu memerah ini," ujar Nyonya Dara yang mencubit kembali perut anak pertamanya.

"Akh, iya maaf, Bunda." balas Bambang.

"Masuk kamar sekarang juga," perintah Nyonya Dara dengan nada tegas.

Bambang mengangguk dan membisik 'kan sesuatu ke telinga adiknya. "Bilang makasih, karena dia kamar lo tadi pagi bersih. Terus minta maaf, tadi lo peluk dia loh," bisik Bambang membuat Ayu langsung mematung dan wajahnya memerah karena merasa malu.

Nyonya Dara membawa Ayu duduk di samping Arjuna, sedangkan Bambang hanya tertawa pelan dan berlari menuju kamarnya.

"Kalian saling kenal?" tanya Tuan Alif.

"Kami satu kampus, Om. Kebetulan Jun berkuliah di kampus yang sama dengan anak, Om." tutur Arjuna dengan ramah.

"Benarkah? Wah, bagus itu. Jadi Om gak perlu khawatir lagi dengan Ayu yang sering telat pulangnya, 'kan ada kamu yang bisa jagain Ayu..." sambung Tuan Alif.

"Ayah," ujar Ayu yang menatap Tuan Alif dengan tatapan tajam.

Arjuna tersenyum. "Ya, kalau anak Om mau dan gak risih, Jun mau menjaga-nya..." jawab Arjuna.

Ayu menundukkan kepalanya dan semakin malu dengan Arjuna. Nyonya Dara tersenyum nakal melihat putrinya yang menundukkan kepala, untuk menyembunyikan wajah merahnya.

"Pasti malu dia," sahut Nyonya Dara.

'Mak sama Bapak gue, bikin gue makin malu aja dah,-' batin Ayu.

"Baiklah Tante, Arjuna akan menjaga anak gadis Tante dan Om. Tapi tanpa disuruh pun Arjuna akan menjaga-nya dengan baik," sambung Arjuna yang menatap kedua orang tua Ayu.

Gadis itu langsung menatap Arjuna dan kembali menundukkan kepalanya. Bambang keluar dari kamar dan menghampiri Ayah dan ibunya yang ada di ruang tamu.

"Bah, muka lo kenapa dek? Haha si Ayu malu ya, makanya kamar dibersihkan. Noh, cowok yang masuk kamar Lo tadi pagi, terus Lo pakai peluk dia lagi," ungkap Bambang yang tertawa puas.

Ayu menatap tajam kakaknya dan mengepal kedua tangannya. Arjuna menatap Ayu, kemudian menyentuh tangan gadis itu agar tidak marah.

"Ini anak, suka banget ganggu adiknya. Nanti kalau gak ada adiknya nangis!" tegas Nyonya Dara.

"Namanya juga sayang, Bunda. Jadi harus gangguin dia terus..." balas Bambang yang langsung membulatkan matanya saat Arjuna memegang tangan Ayu.

"Tangan kondisi 'kan," ujar Bambang yang langsung duduk di tengah antara Ayu dan Arjuna.

"Akh, tangan gue bang..." teriak Ayu saat tangannya di duduki sang Kakak.

Arjuna menatap Tuan Alif dan Nyonya Tiara. "Tante, Om, Kak, Arjuna pulang dulu ya. Hari sudah semakin sore..." ujar Arjuna dengan lemah lembut.

"Ah, baiklah. Hati-hati di jalan ya," balas Tuan Alif.

"Baik Om, permisi." sambung Arjuna lagi.

"Ayu, antar Arjuna ke depan rumah gih.." sahut Nyonya Tiara.

Ayu mengangguk pelan dan berjalan lebih dulu. Arjuna tersenyum kecil, kemudian menyusul Ayu yang sudah berada di dekat motor-nya. Pria itu memasang helm dan menatap Ayu yang masih menunduk karena malu.

"Santai saja, Ayu. Kamarmu gak terlalu berantakan kok.." ucap Arjuna.

"Benarkah?" tanya Ayu.

"Iya, hanya kamu harus membuang sampah ke tempatnya ya..." sambung Arjuna terkekeh kecil.

Gadis itu kembali menunduk, Arjuna memegang tangan Ayu dan menatap kedua mata wanita cantik tersebut. "Santai saja, jangan malu." jelas Arjuna.

"Maaf, sudah memelukmu tadi. Aku kalau tidur emang gak liat orang yang dipeluk." jawab Ayu.

"Tidak apa, malah aku suka. Ada kenyal-kenyalnya gitu..." ucap Arjuna lagi, sambil menggoda Ayu.

Plak!

Ayu memukul pelan helm yang dipakai Arjuna dan menatap pria itu dengan tatapan datar. "Dasar mesum,"

"Haha, bercanda jangan terlalu dibawa serius. Yasudah aku pulang dulu ya," balas Arjuna menatap Ayu.

"Ya sudah, jangan terus tatap gue. Nanti jatuh cinta lagi," jawab Ayu dengan pede-nya.

Arjuna tertawa karena merasa gemas melihat wanita yang ada di dekatnya itu. Ia menghidupkan motornya dan keluar dari halaman rumah Ayu dengan perasaan yang sangat bahagia.

'Alasanku mencintaimu, karena kamu selalu membuatku bahagia dan nyaman, Ayu.-' batin Arjuna. [.]

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • My Destiny   Bab 30 : Kebahagiaan Seutuhnya.

    Lima tahun kemudian.Hari ini adalah hari dimana, Arjuna akan mengakhiri statusnya sebagian mahasiswa kedokteran. Hari wisuda yang sudah ditunggu-tunggu oleh mahasiswa/i setiap universitas di dunia. Hari ini juga bertepatan dengan 5 tahunnya Putra meninggalkan dunia ini."Wah, anak Mama ganteng banget..." ucap Nyonya Winda."Tentu dong, Ma. Gak mungkin jelek kalau orang tuanya aja cantik plus ganteng..." balas Arjuna memeluk erat ibunya.Nyonya Winda terkekeh dan membalas pelukan anak bungsunya. Hanya Arjuna yang ia milik saat ini, ia tidak ingin kehilangan anaknya untuk kedua kalinya."Ayu datang 'kan?" Tanya Nyonya Winda."Datang, Ma. Bajunya couple dengan, Arjuna. Biar so sweet gitu." jawab Arjuna."Hm, pantes aja kamu gak mau couple sama Mama dan Papa. Ternyata couple dengan calon istri..." jelas Nyonya Winda sambil terkekeh geli.Arjuna hanya tertawa kecil dan mereka pun berjalan keluar kamar. Tuan Candra sudah sedari tadi menunggu ibu dan anak itu keluar. "Lama ya," ketus Tuan C

  • My Destiny   Bab 29 : Bersamamu.

    Jasad Putra sudah dikebumikan, dan Anisa sudah ditindak lanjutkan oleh pihak kepolisian. Gadis itu tenyata memiliki gangguan, mental sehingga Anisa dibawa ke rumah sakit jiwa.Malam hari, pukul 20.00 WIB.Arjuna tengah duduk di teras rumah setelah acara pengajian sang Kakak. Ayu menghampiri kekasihnya dan duduk di samping Arjuna."Kok ngelamun?" Tanya Ayu.Pria itu menatap Ayu dan menggenggam tangan kekasihnya. Ia menarik Ayu agar duduk di pangkuannya. Mata mereka saling menatap lekat satu sama lain, dan Ayu mengusap lembut rahang Arjuna."Makan yuk. Waktunya makan, dari tadi kamu belum makan loh..." ucap Ayu."Nanti ya, aku masih mau disini..." balas Arjuna."Gak, kamu harus makan. Dari pagi loh kamu gak makan, sayang. Aku ambilin ya, terus aku suapin. Gak terima penolakan..." sambung Ayu."Tapi makannya disini aja ya," jawab Arjuna.Ayu menganggukkan kepalanya dan langsung berdiri. Ia masuk ke dalam rumah kemudian mengambilkan makanan serta minuman untuk Arjuna. Setelah itu ia kembal

  • My Destiny   Bab 28 : Pertemuan dan Perpisahan.

    Pagi hari, Arjuna sudah bersiap untuk pulang ke rumahnya. Keluarga Ayu dan keluarga Arjuna sudah berada di dalam ruangan, mereka melihat Arjuna yang tengah menatap kearah jendela dengan tatapan kosong. Nyonya Winda menghampiri anaknya dan mengusap rambut Arjuna dengan sangat lembut. "Nanti sore Ayu menunggu di danau," ujar Nyonya Winda.Arjuna langsung menatap ibunya dengan tatapan bingung. Apa ibunya serius? Atau sedang bercanda?"Iya, Ayu sekarang ada di rumah. Nanti dia akan menunggumu di dekat danau," sahut Nyonya Tiara.Pria itu langsung berdiri, namun ditahan oleh Bambang. "Sore, Arjuna. Jangan kebelet ngapa, eheheh.." ujar Bambang.Flashback -"Besok aku ingin bertemu di danau," bisik Ayu.Gadis itu tersenyum dan menyelimuti Arjuna, ia memberi kabar pada Rara bahwa dia akan pergi. Saat ia akan membalikkan tubuhnya, Ayu terkejut saat melihat Nyonya Winda dan Tuan Candra ada di ruang VVIP. Nyonya Winda langsung memeluk Ayu dengan erat. Ia meneteskan air matanya, "jangan tinggalka

  • My Destiny   Bab 27 : Dia kembali?

    Rumah Sakit.Dokter keluar dari UGD, menghampiri kedua orang tua Arjuna."Permisi, keluarga dokter KOAS Arjuna?" Tanya Dokter."Iya, Dok. Bagaimana keadaan anak saya?" Tanya Tuan Candra."Setelah pemeriksaan, keadaan Arjuna kurang baik. Apa dia banyak pikiran, kesehatannya menurun dan tubuhnya kurus sekali. Ketika KOAS dia juga banyak melamun, setelah selesai memeriksa pasien. Saya berharap, jangan sampai dokter KOAS Arjuna banyak pikiran. Takutnya dia depresi," jelas Dokter."Ah, baik dok. Terima kasih." jawab Candra.Nyonya Winda yang mendengarkannya semakin memeluk Nyonya Dara dengan sangat erat. Air matanya terus saja menetes membasahi wajahnya. Dokter pun pergi, keluarga Ayu dan Arjuna masuk ke dalam UGD. Rara dan Jake berlari menghampiri keluarga Arjuna yang berada di ruang UGD. Mereka masuk ke dalam UGD, dan melihat Arjuna yang sangat pucat. "Ya ampun, muka temen seperjuangan pucet banget. Kurus lagi, kasihan dah." ujar Jake.Rara mencubit pinggan Jake, sontak membuat pria itu

  • My Destiny   Bab 26 : Drop.

    Sudah satu bulan berlalu.Putra terus saja memantau adiknya dari luar kamar. Ia mulai jengah melihat Arjuna yang hanya diam menatap jendela dengan tatapan kosong. Pria itu mengambil kunci mobil-nya dan masuk ke dalam mobil. Ia menghidupkan mobil menuju ke suatu tempat.Di cafe.Anisa tengah menunggu keberadaan Putra, ia langsung berdiri saat melihat Putra masuk ke dalam cafe."Apa kabar? Lama tidak bertemu, mau bermain denganku? Aku merindukan bermain denganmu." Tanya Nisa."Cukup, Nis. Aku sudah muak dengan semua ini, kamu tidak kasihan dengan Arjuna yang seperti orang tidak memiliki arah? Itu yang kamu mau? Katanya cinta, tapi kenapa menyakiti orang yang kamu cintai?" Bentak Putra."Lah, kan elu yang setujui rencana ini. Lo juga pengen adek lo gak bahagia 'kan, sekarang dia udah gak bahagia. Harusnya lo senang..." balas Anisa."Tapi, gak bikin dia depresi juga, Nisa! Adek gue makin kurus, gue nyesel pernah kerja sama dengan lo. Dapetin Ayu juga enggak, malah yang dapet adek gue kayak

  • My Destiny   Bab 25 : Hilang.

    Sudah tiga hari lamanya, Arjuna tidak berkomunikasi dengan Ayu. Pria itu sudah berusaha, untuk menemui Ayu tapi gadis itu selalu menolaknya dengan mentah-mentah. Semenjak gadis yang ia cintai mendiaminya, Arjuna menjadi lebih banyak diam bahkan makan saja dia tidak nafsu."Kenapa, Nak? Banyak kerjaan di rumah sakit?" Tanya Nyonya Winda."Eh, iya Ma." balas Arjuna."Yaudah kamu istirahat ya, kan lagi off kerja..." sambung Nyonya Winda."Iya, Ma." balas Arjuna seadanya.TingNotifikasi pesan masuk membuat Arjuna langsung mengambil ponsel-nya. Ia berharap yang mengirim pesan itu adalah kekasihnya, namun nihil tenyata itu pesan dari Anisa, gadis yang selalu mengejarnya.Isi pesan-- Datang ke club sekarang, aku liat Ayu minum di club ***,-Arjuna terkejut dan langsung meletakkan ponsel-nya. Ia langsung meraih kunci mobil-nya dan langsung menuju club yang disebut oleh Anisa. Disisi lain, Anisa tersenyum puas dan menunggu kedatangan Arjuna."Apa ini tidak keterlaluan?" Tanya Putra."Kamu mau

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status