Share

Makan Malam Keluarga Alexander

Mami dan Papi Bintang sudah menunggu anak laki-laki mereka itu datang, malam ini sang Mami meminta Bintang untuk pulang ke rumah. Mami Bintang tahu jika anak dan suaminua itu baru saja bertengkar karena Perusahaan. 

Mami Alana juga kaget saat tahu dari sang asisten bahwa Bintang menyalakan kematian Reyhan karena ulah sang suami. Padahal yang sebenarnya terjadi tidak seperti yang di pikirkan Bintang. 

"Mbok ayam gorengnya di goreng sangat garing ya. Bintang suka sekali dengan ayam goreng, apa lagi bagian sayapnya." 

"Siap nyonya. Pasti mbok akan buat yang spesial untuk tuan muda." 

"Sudah lama Bintang tidak kemari kan Mbok. Saya jadi merindukan anak itu," ucap Mami Alana dengan nada sedih. 

"Tuan muda sibuk nyonya, makanya belum sempat untuk mampir ke sini," ucap si mbok menenangkan majikannya itu. Mbok tahu betul perubahan sikap, tuan muda-nya itu karena apa. Sikap ayah dan anak itu, Memeng bertolak belakang itulah yang menyebabkan sering terjadinya konflik. 

*** 

Malam hari tiba, Papi dan Mami Bintang sudah menunggu di rumah mereka. Bahkan wanita paruh baya itu, sudah bersiap menyambut kedatangan sang anak. Suaminya saja di buat kebingungan, akan tingkah laku sang istri. 

"Mami kenapa dandan seperti ini. Cuma Bintang doang yang datang kan, gak usah terlalu spesial," sahut sang suami yang sejak tadi sudah memperhatikan kegiatan istrinya itu. 

"Bintang itu kan anak Mami, jadi suka-suka mami mau dandan atau tidak. Papi tidak perlu sewot seperti itu," timbalnya. 

Pria paruh baya itu hanya bisa menghela napasnya panjang, kelakuan sang istri selalu saja seperti itu. Terkadang akibat didikan dari istrinya sehingga Bintang selalu berbuat semaunya. 

Tak lama keduanya pun turun, ternyata dibawah sudah ada Bintang. Pria itu baru saja datang, sang mami segera menghampiri anak kesayangannya. 

"Kamu kurusan nak," ucap Mami Alana dengan penuh kesedihan. Wanita itu tidak bisa melihat anak, kesayangan itu seperti saat ini. 

"Mami gak usah lebai deh. Perasaan aku seperti ini terus badannya gak kurus gak gemuk," ujar Bintang. 

"Masa sih, perasaan Mami gak gitu deh," jawab Mami Alana. Bintang menatap datar sang Mami, pria itu tidak tahu harus berkata seperti apa lagi. Mami-nya akan seperti itu. 

"Mau sampai kapan kita di sini?" Potong Papi Tommy. 

Pria paruh baya itu, sejak tadi malas melihat tingkah laku istri dan anaknya yang berdrama, atau lebih tepatnya sang istri yang selalu bersikap lebai. 

"Sabar Papi. Mami itu masih kangen sama Bintang," balas Mami Alana. 

"Terserah!!" Ucap laki-laki itu, lalu meninggalkan kedua ibu dan anak yang sedang bercengkrama. 

*** 

Bintang, Papi Tommy dan Mami Alana sudah duduk di meja makan. Ketiganya makan dalam diam, atau lebih tepatnya hanya Bintang dan Papinya yang diam. Mami Alana sibuk, berceloteh membicarakan banyak hal yang membuat Bintang malas mendengarkannya. 

"Makan dulu Mami, dari tadi ngorbol terus," tegur sang Suami. 

Wanita yang masih tetap cantik meskipun sudah tak muda lagi itu hanya mengdumel dalam hatinya. Suaminya itu memang seperti itu, tidak bisa melihat orang lain senang, padahal jika tak seperti ini mereka belum tentu bisa ngorbol bersama. 

Setelah selesai makan, Bintang yang ingin pergi segera di tahan oleh Mami Alana, wanita itu tidak mau anaknya itu pulang. 

"Menginap lah di sini dulu Sayang. Mami kan rindu kamu," ujar Mami Alana. 

"Bintang gak bawa baju ganti Mami, ke sini kan cuma buat makan malam biasa aja. Bukan untuk menginap," ujar Bintang. 

"Pokonya Mami gak mau tabu, pokoknya kamua harus di rumah ini malam ini. Kalau gak mau ya sudah berarti kamu nantinya akan lihat Mami tak bernyawa." 

Setelah mengatakan hal itu, mami Akan segera pergi dari hadapan sang anak. Wanita paruh baya itu, pergi menuju kamarnya. Kesal itulah yang saat ini sedang Mami Alana rasakan. Sedangkan Bintang hanya menatap biasa saja sang Mami. 

"Argh," pekik Bintang. Meskipun dia tidak suka dengan keadaan ini namun, Bintang bukan anak yang akan membantah ibunya. Bagi Bintang kebahagian sang Mami adalah segalanya. 

Tok

Tok 

Tok

Bintang mengetuk pintu kamar sang Mami, lalu membuka pintu tersebut. Di dalam sana Bintang bisa melihat sang Mami sedang duduk di tepi tempat tidur sambil menundukkan kepalanya. 

"Mi," ucap Bintang. Laki-laki itu melangkahkan kakinya, masuk ke dalam kamar sang Mami. 

Bintang saat ini sedang berlutut di depan sang mami. Dengan gerakan cepat pria itu sudah bisa membuat Maminya itu menatapnya. 

"Gak usah ngambek deh Mam, Mami kan tahu kalau aku gak bisa lihat Mami ngambek. Ntar kalau Mami ngambek yang ada makin tua loh," ucap Bintang. 

"Jadi kamu mau bilang kalau Mami tua gitu?" tanya Mami Alana dengan tatapan intimidasi. 

"Bukan gitu loh Mami sayang," balas Bintang. 

Kedua ibu dan anak itu asyik ngorbol, banyak hal mereka berdua bahas. Tanpa tahu jika sejak tadi ada seseorang yang memperhatikan interaksi keduanya, ya siapa lagi kalau bukan Papi Tommy. 

Pria paruh baya yang, sudah lama tidak melihat keakraban kedua manusia di depannya saat ini. "Andai kamu masih ada nak, Papi yakin kalian akan jadi sekutu Mami," gumam Papi Tommy di dalam hati. Tanpa laki-laki itu sadari, sudut matanya meneteskan air mata. 

***

Pagi hari, suasana berbeda terjalin di rumah besar itu. Bagaimana tidak sang pemilik rumah sudah sangat asyik menyiapkan beberapa menu sarapan pagi. 

Di pagi yang indah ini, mereka akan sarapan pagi bersama dengan anak kesayangannya. Berkat drama yang terjadi semalam membuat Bintang akhirnya setuju untuk bermalam. 

"Pagi Mami," sapa kedua pria itu. Papi Tommy dan Bintang saling menatap sekilas, lalu kembali menatap jea rah sang Mami.

"Pagi baby boy Mami. Papi cintanya Mami," ujar wanita itu dengan pebuh semangat. 

"Ayo sini sarapan dulu. Mami sudah buat sarapan spesial untuk kita. 

Mami Alana langsung, menuangkan nasi goreng untuk suami dan anaknya tersebut. Ketiga makan dengan damai sebelum akhirnya sebuah percikan api membuat semuanya berubah. 

"Besok kamu harua datang ke kantor untuk mulai memimpin perusahan," ujar Papi Tommy. 

Mendengar perkataan itu, membuat Bintang menghentikan makannya. Bintang menatap penuh tanya kepada sang Papi. 

"Tidak ada bantahan, jika kamu masih mau menyandang marga Alexander maka kamu harus menerima semua. Tapi jika kamu siap untuk keluar dari keluarga ini Papi tidak masalah," ujar Papi Tommy. 

"Mas!!" 

Mami Alana ingin menyela ucapan suaminya itu namun, tak bisa Papi Tommy sudah memberikan kode untuk tidak ikuta campur. 

"Papi gak tahu apa yang aku mau, dan Papi mau memaksakan kehendak Papi lagi. Tidak cukup kah Abang jadi korban? Baik lah jika itu mau Papi aku terima tapi Papi akan menyesal sudah melakukan ini." 

"Mau kemana kamu?" Panggil Papi Tommy. 

"Bukan urusan anda tuan Tommy Alexander yang terhormat." 

"Jaga ucapan kamu Bintang." 

"Ucapan apa yang harus saya jaga tuan. Apa yang saya ucapan memang benar kan. Anda hanya ingin meraih mimpi anda lalu mengorbankan kebahagiaan anak anda sendiri." 

Plak 

Sebuah tamparan mendarat dengan mulus di pipi Bintang, laki-laki itu menatap ke arah sang Mami. 

Tanoaran itu berasal dari Maminya, wanita itu sudah meneteskan air matanya ketiganya terdiam. Isakan tangis dari wanita itu terdengar sangat jelas membuat kedua pria itu terdiam. 

### 

Hallo terima kasih sudah mau baca. Yang mau kenal aku boleh follow IG @ochagumay24. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya, selamat membaca. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status