Share

BAB V

"Bagaimana Morgan, apa kau menemukan alamat gadis itu?"

"Maaf Meneer, aku kehilangan jejaknya semenjak dari kafe kemaren."

"Dasar payah, perempuan cupu itu aja kau masih kerepotan, masa iya bisa kehilangan jejak, bukannya kemaren saat dia pergi kau langsung mengejarnya?"

"Saya juga tidak habis pikir Meneer, tiba-tiba dia menghilang."

"Kau pikir dia hantu apa, pakek menghilang segala hah?"

"Maksud saya, saya rasa dia bersembunyi Meneer, hampir setengah jam saya berputar-putar dan menelusuri kesetiap lorong dan tetap tidak menemukannya."

"Pokoknya saya nggak mau tahu, dalam 24 jam kau harus menemukan siapa perempuan itu!"

Tut! Tut! Tut!

"Dasar orang kaya, maunya seenak jidatnya, coba aja cari sendiri belum tentu nemu juga tuh perempuan, memang hampir sama kayak hantu, tiba-tiba ngilang tanpa jejak." Morgan ngedumel sendiri sambil menyalakan mesin mobilnya untuk menjeput Ibra di Mansion.

Flashback

"Houuuufff, akhirnya aku bebas dari mereka, kalau tidak tamat sudah riwayatku." Sambil menghela napas lega dan perlahan keluar dengan mengendap-endap dari persembunyiannya disebuah kontainer berukuran sedang dan dalam kondisi tidak terkunci disebuah lorong.

Sialnya setelah keluar dari persembunyiannya Nata merasakan lengket di ujung rambutnya, ternyata itu adalah bekas permen karet yang sengaja ditempel setelah habis rasa manis nya, kemungkinan itu ulah nakal orang-orang yang lewat disana, ada-ada saja.

Setibanya di apartemen, Nata berusaha segala cara untuk melepaskan karet yang menempel di rambutnya, tetap saja hasilnya nihil.

"Oh Tuhan, karma apa ini Tuhan, kenapa aku jadi kesulitan begini?" Ratapnya.

Nata terus memandang wajahnya di kaca hias yang sudah tersedia di sana. Termasuk rambut yang selama ini dia biarkan panjang dan kembang, euh sangat norak, namun tidak untuk Nata. Akan tetapi mau tak mau Nata harus mengurus rambutnya.

Nata sengaja menunggu habis waktu Maghrib setelah itu berniat kesalon terdekat dari apartemen nya. Nata pun kesana dengan berjalan kaki, menurutnya tidak terlalu berbahaya kalau dia berjalan sendirian mengingat para pejalan kaki dan kendaraan yang masih ramai.

Nata pun tiba disalah satu salon hair&spa yang sebelumnya ia dapatkan dari pencariannya di geogle.

"Selamat malam nona, ada yang bisa kami bantu untuk anda?" Sapa salah satu resepsionis disalon dengan ramah.

"Malam, saya ingin potong rambut," Jawab Nata singkat.

"Baik, tolong beri tanda pengenal anda nona, kami akan meregistrasi kunjungan anda." 

Nata pun mengeluarkan tanda pengenalnya dan menyerahkan ke resepsionis tersebut.

Tidak lama nama Nata pun dipanggil, dan di tuntun oleh resepsionis ke sebuah ruangan.

Setelah masuk Nata sempat terpukau dengan yang dia lihat, ruangan yang sangat besar dan terdiri dari puluhan pelanggan dengan masing-masing pekerja salon yang berdiri di belakang mereka yang sedang melakukan berbagai treatment sesuai request pelanggan.

Nata kikuk dengan yang dia lihat, dia merasa minder sendiri.

"Apa aku salah masuk kesini ya, semuanya tidak ada yang potong rambut, malah ada yang pasang bulu mata, sulam alis kayak dibilang orang-orang, warnain rambut, medicure, pedicure bla-bla ahkh." Nata jadi kikuk sendiri.

"Nona silahkan duduk." Kata salah satu karyawan disalon yang ternyata adalah manusia separo matang (banci).

"Eh iya."

"Kita mulai dari mana nona, anda cantik sekali nona, sepertinya kita harus memperbaiki rambut anda, bagaimana nona?" Sambil memegang dan menggulung rambut Nata, pria banci itu memperhatikan Nata dari ujung rambut hingga kaki dengan seksama.

"Terserah anda saja, pertama saya ingin kamu melenyapkan karet yang menempel dirambut saya, maksud saya kamu cukup potong rambut saya aja!" Perintah Nata.

"Tapi kalau hanya potong rambut saja tidak cukup nona, anda sebaiknya nya mencoba pelayanan kami yang lain. Kebetulan kami ada promo akhir tahun dan nona punya kesempatan untuk itu."

"Emang promonya apa aja, boleh saya lihat-lihat dulu?"

"Tentu saja, sebentar nona, saya akan ambilkan  brosurnya sebentar." Karyawan salon pun bergegas mengambil sebuah brosur dari etalase yang tidak jauh dari kursi Nata.

Nata pun membaca dan melihat model-model rambut beserta riasan make up satu persatu di brosur beserta tarif dan diskonnya.

"Hmm, lumayan kalau diliat harganya berbanding antara seratus hingga dua ratus ribu lebih mahal dari Indonesia." Gumam Nata.

"Bagaimana nona coba yang ini, menurut saya nona lebih cocok dengan riasan dan gaya rambut yang ini." Karyawan itu menyarankan Nata menunjuk gambar pilihannya untuk Nata.

"What, apa ini tidak berlebihan? Apa anda seorang karyawan atau pelajar nona?"

" Saya mahasiswa Pascasarjana dari Indonesia."

"Pantes anda cantik, umumnya orang Indonesia cantik-cantik." Karyawan separo matang itu mencoba memuji Nata dan sedikit berbincang-bincang dengannya.

"Apa benar seperti itu, tapi saya liat diri saya biasa-biasa aja, nggak ada yang menonjol."

"Karena anda belum menyadarinya, makanya saya sarankan agar anda ikuti treatment yang lagi promo ini Nina, kebetulan anda juga mau potong rambut."

"Baiklah saya setuju, kalau begitu lakukan yang terbaik, aku percayakan pada anda!"

"Assiaap nona."

Hampir dua jam kemudian dengan mata yang masih terpejam karena ditempelkan potongan timun pada matanya. Akhirnya Nata pun terbangun, setelah karyawan salon menepuk-nepuk bahunya.

"Maaf saya tertidur, apa sudah selesai?" Sambil kembali duduk dari pembaringan di kursi tempat dirinya melakukan treatment.

"Maaf nona, ini memang memakan sedikit waktu, tapi sudah hampir selesai kok, tinggal bagian rambut anda yang akan kita keringkan."

Nata menatap wajahnya di kaca salon setelah karyawan salon melepaskan potongan timun di matanya.

Nata tidak percaya dengan yang ia saksikan dikaca saat ini.

"Itu anda nona, anda sangat cantik dan tentu saja tidak sulit untuk saya merubah anda." Puji pegawai salon puas dengan hasil make over nya.

"Rambut saya jadi lurus begini, bukankah saya tidak meminta anda untuk mencatoknya."

"Saya hanya mencatok tanpa memberi obat catok nona, hanya meluruskannya karena saya rasa itu tidak perlu,tapi terserah pada anda setelah ini apakah akan mencatoknya dengan obat catok agar tahan lama atau tidak, tapi menurut saya tidak usah Nina, dan maaf ya nona kalau rambutnya tidak sepanjang sebelumnya."

"It's ok, nggak masalah, saya suka kok."

Pegawai itu pun tersenyum puas dengan hasil treatmentnya begitu juga dengan Nata yang tidak menyangka dirinya bisa disulap jadi cantik seperti ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status