Share

Calon Istri Davian Magadha

Brilliant tampak gelisah menunggu kedatangan Danuarta. Pasalnya, setelah mereka datang, Danuarta langsung berpamitan pergi dan menyuruh Brilliant untuk menunggu.

"Papa kemana sih? kalau tau ditinggal begini, mending aku di rumah saja, " gerutu Brilliant.

Melihat seorang gadis cantik sendirian, seorang tamu pun langsung mendatangi Brilliant

"Selamat malam, Nona. Sepertinya ada yang sedang Anda tunggu?"

"Iya, saya menunggu papa saya."

"Oo, kalau boleh tahu, siapa nama papa Anda, Nona?"

"Papa saya Danuarta, pemilik Danuarta cooporation!" jawab Brilliant dengan bangganya.

Lelaki muda itu pun langsung menyunggingkan senyumnya seraya menatap dalam Brilliant. Brilliant pun merasa risih akan hal itu.

"Wah, jadi Anda putri dari Tuan Danuarta? Saya baru tau kalau Tuan Danuarta punya putri secantik dan seseksi ini!" kata lelaki itu seraya berusaha meraih pinggang kecil Brilliant.

Plak...

Tangan Brilliant pun langsung mendarat ke pipi lelaki kurang ajar itu.

"Jangan kurang ajar ya sama saya!" teriak Brilliant.

Lelaki itu hanya tertawa seraya mengusap pipinya yang memar.

"Kurang ajar bagaimana, Nona. Saya hanya berusaha akrab dengan Nona. Saya lho berbaik hati menemani Nona."

Brilliant pun langsung mendelik tajam. Rasanya ia ingin marah, tapi ia juga ingin menangis saat itu juga.

"Aku bukan perempuan murahan, yang bisa kamu bohongi dengan ucapanmu itu!"

"Sudahlah, Nona. Jangan teriak-teriak, itu sama saja mempermalukan dirimu sendiri. Lebih baik kita bersenang-senang saja sekarang."

Lelaki itu pun kembali berusaha meletakkan tangannya di pinggang Brilliant.

Namun, tiba-tiba ada seseorang yang mencengkram erat tangan lelaki itu hingga membuatnya susah bergerak

Orang yang menolong Brilliant adalah Davian.

Davian langsung menatap tajam ke arah lelaki itu. Hanya dengan tatapaj saja, sudah bisa dirasakan bagaimana kengerian seorang Davian Magadha.

"Pak Davian?" ujar Brilliant lirih.

Seketika laki-laki itupun langsung ketakutan melihat sosok yang ada di depannya itu.

Sepertinya ia ingin kabur, namun tangan Davian terus mencengkram tangannya.

"Maaf, Tuan Davian! Saya tidak bermaksud membuat gaduh!" ucap lelaki itu.

"Jangan pernah ganggu calon istri saya. Sekali lagi kamu lakuin ini, jangan harap kamu lihat matahari besok pagi!"

Mata Brilliant pun langsung membelalak.

"Apa? Calon istri????"

"Baik, Tuan. Baik, saya tidak akan melakukan kesalahan lagi. Mohon maafkan saya!"

Davian pun akhirnya melepaskan tangan lelaki itu dan membiarkan ia pergi.

Brilliant yang masih syok pun hanya bisa terdiam kaku seraya menatap Davian.

"Sepertinya kamu sangat suka menatap saya seperti itu?" tegur Davian.

"Maksud bapak apa? Kenapa bilang saya calon istri bapak?"

"Urusan itu tanyakan saja kepada orangtuamu. Dia akan menjelaskan semuanya!" jawab Davian seraya langsung pergi.

"Jelaskan sama saya, maksud bapak apa?" teriak Brilliant.

Namun, Davian tak menghiraunkannya.

Setelah kepergian Davian, semua mata kini tertuju kepada Brilliant. Bahkan banyak reporter, yang menyelinap masuk tempat pesta hanya untuk memotret Brilliant yang diakui sebagai calon istri Davian Magadha.

"Stop! Jangan ambil foto saya! Ini bukan seperti yang kalian kira!" elak Brilliant.

Karena semakin tak terkendali, Brilliant pun mencoba untuk kabur dari kejaran wartawan itu.

****

"Apa? Brilliant harus menikah dengan Pak Davian, Pa? Papa gak salah bicara?"

"Tidak sayang. Papa serius mengatakannya."

Brilliant pun tertegun dengan ucapan Danuarta yang memintanya untuk menikah dengan Davian, dosennya sendiri.

"Papa, ini gak lucu lho. Baru kemarin Brilliant cerita kalau dosen Brilliant sangatlah menjengkelnya. Tapi, kenapa sekarang malah papa nyuruh Brilliant menikah dengannya? Brilliant gak setuju, Papa. Brilliant gak mau," kata Brilliant menolak menikahi Davian.

"Tapi, sayang. Ini demi keberlangsungan perusahaan kita."

Tanpa sadar, airmata Brilliant pun menetes. Pasalnya, ungkapan Danuarta seolah-olah lebih mementingkan perusahaannya ketimbang anaknya sendiri.

"Jadi papa rela ngorbanin Brilliant hanya untuk perusahaan, Papa? Kenapa papa tega sekali."

Danuarta pun menghembuskan nafas panjangnya. Ini juga merupakan hal berat yang harus Danuarta lakukan.

"Maaf sayang, papa terpaksa melakukan ini. Ini demi kebaikan kamu, jadi papa mohon. Menikahlah dengan Tuan Davian, ini demi papa."

"Tapi, Brilliant anak papa! Papa tegas ngejual Brilliant?"

"Bukan ngejual sayang, tapi ini demi perusahaan. Demi kamu biar hidup enak, papa lakuin ini buat kamu."

"Tidak! Brilliant tidak mau menikah sama dia! Papa jahat!!!"

Brilliant pun langsung berlari pergi meninggalkan Danuarta sendirian.

"Brilliant! Tunggu!!!" panggil Danuarta.

Namun, Brilliant tetap saja pergi.

"Asrghh!!! Kenapa jadi begini sih!!!" keluh Danuarta.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status