Share

Bab 47 - What?

Author: Lioramy93
last update Last Updated: 2023-09-16 13:29:41

Dua hari sudah berlalu begitu saja.

Leira masih tidak bisa beristirahat dengan baik atau setidaknya berhenti sejenak untuk memikirkan Julian, tapi kemarin malam Leira langsung drop dan mau tidak mau dirinya harus berbaring di rumah sakit, saat membuka mata Leira hanya melihat bagaimana kosongnya rungan ini.

Mungkin seharusnya sejak kemarin Leira meminta untuk pulang saja, dia tidak bisa beraktivitas jika pikirannya terganggu, dan belum lagi penyesuaian jam makan yang menyiksa dirinya, mengubah pola makan bukan baik.

Leira hanya bisa menghela nafas, dengan tubuh lemas dirinya paksakan untuk terduduk di ranjang, tangannya terulur mengambil ponselnya yang tergeletak di atas laci di samping ranjang, hanya menyala dan menatap layarnya sana.

Leira sudah bisa menebak jika tidak akan pesan atau panggilan dari pria itu, padahal Leira berharap apa sesuatu walau itu hanya sebuah pesan singkat, apakah sudah terjadi sesuatu pada pria itu? apakah itu sebuah hal buruk?

Gadis itu mengusap dada bagian dirinya, aneh setiap kali memikirkan Julian selalu saja dadanya terasa sesak, dan membuatnya tidak ingin terus ada di sini, feeling mengatakan dia harus segera kembali dan menemui Julian.

“Leira!” Panggil Merry, dengan koper yang masih dibawa Merry langsung melangkah masuk ke dalam dan memberikan pelukan hangat pada putrinya, kemarin malam Keira menghubunginya dan menjelaskan apa yang terjadi pada Leira, tanpa berpikir panjang Merry memutuskan untuk langsung terbang ke sini.

“Ibu, aku sangat merindukanmu,” Ucap Leira, dia sedikit merasa baik karena setidaknya dirinya bisa bertemu dengan Ibunya, walau dia berharap ada seseorang yang kembali membuka pintu dan seseorang itu adalah Julian.

“Oh putriku, kau pasti kesulitan di sini, maafkan ibu sayang,” Ucap Merry, dia melepaskan pelukannya dan mengusap wajah putrinya, lalu melihat kondisi Leira yang begitu pucat dan lemas, Merry jadi teringat bagaimana seringnya Leira sakit saat kecil.

“Ibu, aku baik-baik saja,” Ucap Leira, tatapannya teralihkan saat knop pintu sepertinya akan terbuka, dia sudah bersiap untuk tersenyum karena mungkin saja itu Julian, tapi yang dirinya lihat adalah sang kakak, kesedihan semakin menyelimuti hatinya.

‘Dimana kamu Julian? Kamu baik-baik saja?’

Dengan sedikit paksaan Leira membuat dirinya untuk tersenyum ke arah Ibu dan kakaknya, keluarganya ada di sini bersamanya tapi kenapa hatinya terasa begitu kosong, dia masih berharap seseorang datang untuk menghilangkan keresahan ini.

“Dokter mengatakan kamu bisa pulang nanti siang, kamu sudah merasa baik?” Ucap Keira, sang kakak berdiri tepat berseberangan dengan sang Ibu, mungkin karena masih belum terbiasa dan Keira masih canggung untuk interaksi begitu dekat.

“Aku sudah merasa baik,” Balas Leira, sebenarnya dirinya masih merasa lemas dan sedikit mual, tapi saat ini Leira tidak ingin lebih lama disini,Leira kembali menoleh ke arah sang Ibu.

“Ibu, apakah Julian tidak ikut bersamamu?” Tanya Leira, jika memang Julian tidak bisa di hubungi, mungkin saja Ibunya sempat bertemu dan tahu keadaan pria itu, karena sungguh perasaan buruk ini terus menghantui Leira selama beberapa hari setelah insiden itu.

Merry terlihat terkejut, jadi sebelum pergi ke sini Tuan Grew pernah menghubungi dirinya dan menanyakan keberadaan Julian dan kemarin berita mengatakan jika ada insiden kecelakaan yang melibatkan banyak korban dan salah satunya Julian, haruskah Merry menceritakan apa yang terjadi pada Julian.

“Tidak, beberapa hari ini Ibu memiliki banyak urusan tapi tidak pernah bertemu dengan Julian." Dengan terpaksa Merry menggelengkan kepalanya, jika Leira tahu berita suaminya mungkin dirinya akan memaksa untuk langsung ingin bertemu dengannya, setidaknya Merry ingin Leira sedikit membaik, atau dia bisa memberitahunya nanti setelah mereka dalam perjalanan pulang.

“Pekerjaanku sudah selesai, Ki—kita bisa pulang hari ini,” Ucap Keira, dia tidak akan menyangka jika hal ini bisa membuat mereka bersama kembali, dan betapa canggungnya saat Keira menghubungi sang ibu kemarin malam, tapi—karena hal itu bisa membuat dirinya kembali membangun keakraban dengan Ibunya.

Leira tersenyum lebar, rasa lemas dan mual hilang begitu saja, dengan senyuman itu Leira terus menatap ke arah sang kakak, “Terima kasih kakak Keira,”

Ketiganya larut dalam kehangatan yang tidak pernah ada sebelumnya, hingga kegiatan itu harus terusik oleh kehadiran seorang yang membuat ketiganya menoleh ke arah pintu.

“Permisi, aku hanya akan mengantarkan sarapan pagi untuk Nona Leira dan beserta obatnya,” Ucap seorang suster yang ditugaskan untuk memberikan obat dan sarapan untuk setiap pasien, dia meletakkan nampan di atas meja laci milik Leira.

“Terima kasih suster,” Ucap Leira.

“Sekarang makanlah, kamu ingin segera pulang bukan? jadi ayo habiskan,” Ucap Merry, dia meletakan nampan itu di atas pangkuannya, dia memutuskan untuk menyuapi putrinya.

Leira hanya mengangguk dan menerima saat sang ibu memberikannya satu sendok ke arah mulutnya, Leira sudah tidak sabar untuk kembali bertemu dengan Julian, haruskah Leira memberikan kejutan padanya, dia juga sudah menyiapkan hadiah untuk pria itu.

‘Aku sudah tidak sabar ingin segera bertemu denganmu, Julian.’

*******

Kini ketiga wanita itu sudah berada di dalam bandara Internasional Los Angeles, mereka memilih penerbangan siang hari dengan jarak tempuh sembilan jam, karena biasanya perkiraan waktunya seperti itu antara sembilan sampai dua belas jam.

Mereka menunggu untuk giliran mereka masuk ke dalam pesawat, setelah meletakan koper milik masing-masing, ketiga sibuk dengan ponsel di tangan mereka, Leira langsung menanyakan kabar Asyla dan masih terus menghubungi Julian atau Jake.

Degup jantung Leira berpacu dengan sangat cepat saat melihat link berita yang Asyla berikan, dia menjauhkan ponselnya dan menatap tidak percaya dengan artikel yang menulis tentang Julian, dengan gemetar Leira kembali mengambil ponselnya.

“Leira, apa yang terjadi? kau terlihat begitu tegang?” Tanya Sang kakak, tatapan Keira langsung teralihkan oleh apa yang ada di dalam ponselnya dan terlihat nama Julian dalam artikel itu.

“Jul—Julian, kecelakaan! Tidak—mungkin,” Leira menutup wajahnya dan menangis saat itu juga, dia tidak tahu harus mengatakan apa dan harus menyampaikan apa lagi, jadi pikiran buruk itu benar tapi—kenapa saat dirinya tidak ada disamping pria itu dan saat Julian menyatakan perasaannya.

Merry langsung memeluk putrinya, dia sudah tahu jika ini akan terjadi, Leira sudah terikat dengan pria itu seperti ikatan benang merah, jadi Merry tidak bisa menunggu lebih lama lagi dan ini sungguh menyakitkan jika suatu hari mereka harus berpisah, padahal perasaan tidak boleh terlibat di sana.

“Setelah sampai kamu bisa langsung menemuinya, kita tidak tahu apa yang terjadi, jadi Leira harus mengerti dan jangan menyalahkan dirimu,” Ucap Merry, dia mengusap punggung putrinya, entah kenapa Merry semakin takut jika Leira akan terluka suatu hari.

Sejak awal kebohong dan perjodohan itu sudah lama, dan kini Leira semakin jatuh pada penderitaan yang menanti dirinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Little Wife, It's Mine!   The Ending

    Satu tahun kemudian.Suatu pagi di rumah sederhana yang menjadi sebuah pertemuan dan menjadi akhir kebahagian.suara tangisan seorang bayi mewakili indahnya pagi hari, dengan iringan kicauan burung, cahaya matahari juga tidak ingin kalah untuk menyambut mereka, menjadi sebuah awalan di pagi hari dengan kisah baru untuk kisah selanjutnya.keluarga kecil yang kini menjadi suatu kebahagiaan tidak ternilai, itulah kisah ini.dari perjanjian menjadi sebuah ikatan benang antara Julian dan Liera yang membawa mereka pada indahnya falling love, padahal awal hanya sebuah persetujuan paksaan tapi kini berubah menjadi ketulusan untuk rela bersama.Liera membuka matanya setelah rasanya tangisan bayinya semakin menggema di dalam ruangan, dan hal yang dirinya lihat adalah pemandangan dimana Julian tertidur di sofa sambil memeluk putra mereka yang menangis, dia tersenyum. biasanya Julian membangunkan dirinya saat tengah malam putranya menangis,

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 80 - In suddenly

    "Benarkah? Kamu janji?" Tanya Liera dengan wajah penuh harapan menatap Julian yang ada di sampingnya, berharap jika pria itu akan segera mengangguk ucapannya.Walau kehadiran seseorang yang ada di dalam perutnya sungguh memberikan rasa bahagia luar biasa, Liera juga ingin dimanjakan oleh Julian, setidaknya kini dirinya sudah hamil, tidak perlu ada kebohongan lagi untuk membuat Ayah Julian menekan dirinya lagi.Setidaknya untuk saat ini itulah kebahagian yang harus segera diberikan pada yang lain.Liera tidak bisa membayangkan bagaimana nanti dirinya saat mulai membesar perutnya, ketika dirinya akan lebih sering menghabiskan waktu untuk menceritakan banyak hal pada anaknya, Liera sempat membaca ibu hamil akan sering meminta sesuatu yang aneh, dia ingin membayangkan bagaimana sulitnya Julian untuk mencari hal yang sangat dirinya inginkan.Dengan diam-diam Liera mengelus perutnya yang masih rata, dari dalam hatinya dia menyampaikan sebuah pesan

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 79 - The Best Gift

    Beberapa hari kemudian.Akhir pekan, Sebenarnya Julian dan Liera ingin menghabiskan liburan mereka di pantai, tapi kemarin keduanya mendapatkan undangan dari ayah Julian untuk menghadiri acara yang pria itu buat.Julian awalnya ingin menikah karena pasti acara itu untuk pertemuan para partner kerja ayahnya, tapi Liera mengatakan jika dirinya ingin datang dan mengharapkan Julian untuk menceritakan apa sebelumnya merekadiskusikan, jadi tidak alasan untuknya nolak.Julian membuka matanya, dia masuk setelah Liera tidak ada di sampingnya, ini aneh kenapa dia bangun lebih siang dan kenapa Liera juga tidak membangunkan dirinya?Fokus Julian teralihkan saat mendengar suara yang aneh dari berasal dari bathroom, suara seseorang yang sedang mengeluarkan isi perutnya, Julian langsung mengibaskan selimut di tubuhnya, berjalan mendekat dan tangan terulur membuka pintu.Dan benar, Julian langsung diberikan pandangan dimana Liera yang sedang berhada

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 78 - talk to heart

    Sesampainya di Vila mereka.Ketika Liera menginjakkan kakinya setelah sekian lama tidak kembali ada rasa senang yang tidak bisa di jelaskan, apalagi ketika Julian membuka pintu dan mengajaknya masuk ke dalam bersama.Lampu menyala dan seluruh ruangan terlihat jelas, Liera tersenyum tidak ada yang berubah dan semua masih sama, hanya saja dibuat lebih rapi dari sebelumnya, mungkin Julian menatanya saat Liera berkata ingin kembali.Julian melepaskan yang dirinya kenakan, melangkah untuk menuju dapur, dirinya akan langsung membuat makan malam karena di perjalanan Julian sempat mendengar suara perutnya yang minta di isi, pria itu membuka lemari kulkas dan melihat apa yang akan dirinya buatkan, tapi sebelum memulai masuk.Pria itu mengambik nasi instan dan meletakan ke dalam oven, jika memasak nasi waktunya tidak akan cukup, jadi dia mengunakan nasi instan, karena itulah kebiasaan saat Liera tidak ada di rumah sakit.Liera berijalan mendekat se

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 77 - Take My Hand

    Liera dan Kiera berjalan bersama menuju parkiran mobil, setelah berpamitan dengan Asyla dan Jake, keduanya memutuskan untuk pulang.Liera menatap layar ponselnya, ada satu pesan masuk dari Julian.Jika sudah sampai rumah, bisakah aku menghubungimu?>Liera tidak langsung menjawab pesan itu, rasanya sudah cukup bukan seharian bertemu dengannya, Liera hanya sedang mematangkan pikirannya, apakah keputusannya sudah benar atau belum, dan entah kenapa juga kepalanya sedikit pusing, dia juga ingin memakan sesuatu."Jadi kakak menyusul karena takut aku tidak memiliki teman?" Tanya Liera, setelah dirinya memasak sabuk pengaman dan setelah mobil sang kakak sudah meninggalkan area itu."lbu juga menyuruhku, jadi setelah pertemuan itu selesai aku memutuskan untuk kesini, tidak disangka akan ada Julian disana, kau bahkan biasa saja." Ucap Kiera, dia tidak kesal seharusnya Liera memberitahunya, tapi jika tidak kesana mungkin juga K

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 76 - At My worst

    "Liera, pulanglah, aku sungguh merasa kosong kau tidak ada di villa," ucap Julian, dia merapikan rambut Liera yang sempat berantakan, jika dilihat seperti ini Liera banyak berubah, raut wajahnya, terus bibir dan pipinya sedikit kurus, apakah banyak hal dirinya pikirkan?Tapi semua tertutup dengan kecantikan hari ini, gaun yang sedikit membuat Julian kesal karena hampir mengekspos seluruh punggung istrinya, siapa yang telah merekomendasikan pakaian ini padanya?Liera mengangkat kepalanya untuk menatap Julian, dia ingin sekali pulang tapi setelah apa yang terjadi banyak hal membuat Liera terus mempertimbangkan banyak hal, dia tidak terus dibutakan oleh kebersamaan, dia juga tidak bisa terus menipu dan pura-pura tidak tahu."Kamu tahu, aku datang kesini setelah membatalkan jadwal rapatku, karena aku tidak mau menerima surat cerai yang kau kirim, Liera kenapa kamu melakukan itu? Aku tidak akan melupakanmu." Ucap Julian, itu benar. Dia baru saja akan kemba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status