Share

My Lovers An Arrogant Man
My Lovers An Arrogant Man
Penulis: Miss Yuka 85

Tak peduli

"Suf kamu ada waktu ga nanti malam kita jalan yuk!" seru Dion melihat Yusuf yang masih diam tanpa jawaban.

"Halah Yusuf lagi pengen semedi jadi anak baik di rumah nunggu warisannya cair" sahut Andre tertawa renyah.

Yusuf hanya melirik sekilas.

"Hush, ngasal saja kamu... Sok tahu!" Sahut Dion kesal.

"Ya memang bener kok bukan begitu Suf?" Ucapan Andre.

Yusuf masih saja diam tanpa menyahut percakapan teman temannya.

"Ku lagi males kapan kapan saja ya" sahut Yusuf bergegas keluar kelasnya.

"Anak itu kenapa lagi?" Tanya Andre penasaran.

"Mana ku tahu, bukannya lebih deketan kamu ketimbang denganku?"

Timpal Dion.

"Bener juga ya, nah tu Laras kita nanya aja ke dia?"

"Hai Dre, liat Yusuf ga dari kemarin tak hubungi kok susah yaa? Apa dia ngampus hari ini?" Tanya Laras.

"Nah loh baru kita mau nanya ke kamu malah kamu tanya saya terus saya nanya ke siapa cari jawabannya" sahut Andre membuat Dion terkekeh geli mendengarnya.

"Jadi kamu ga tahu?" Ucap Laras memicingkan kedua matanya.

"Kalaupun aku tahu buat apa kasih tahu kamu ga ada untungnya" sahut Andre dan Dion beranjak pergi.

"Huh, awas kamu Dre aku bales ntar!" Laras memberengut kesal.

"Semampunya aja dech..." Andre dan Dion tertawa bersama.

Mereka pergi ke kantin mencari Yusuf namun tidak ditemukan di sana.

"Kemana ya tuh anak? Mencurigakan!" Ucap Dion kesal.

"Dah makan aja yuk!" lanjut Dion membolak balikan menu di depannya.

****

Kelas akan segera dimulai, semua orang bergegas masuk kecuali Yusuf dia masih santai berada di taman kampus dengan rokok yang terselip di di jarinya.

"Ehemm.... Kamu ga ada kelas hari ini kenapa masih di sini?"

Yusuf mendongakkan wajahnya dan kembali menikmati rokoknya.

"Siapa kamu berani bicara padaku, apa kamu mahasiswi baru sehingga ga tahu siapa aku?" Yusuf mengeryitkan alis kanannya.

"Ya anggaplah begitu"

"Kenapa masih di sini?" Lanjutnya.

"Terserah aku mau di mana iniloh tempat umum bukan milik bapakmu!" Sahut Yusuf ketus.

"Baiklah kalau begitu, jangan salahkan saya Oke!" Tanpa menunggu jawaban Yumna langsung pergi meninggalkan Yusuf.

"Memangnya kamu siapa ngatur ngatur papaku saja kalah sama aku apalagi kamu yang notabene baru kenal, huh" gumam Yusuf.

Yusuf melangkahkan kakinya menuju kelas setelah mematikan rokoknya.

"Suf kemana aja, tadi dicariin dosen baru" ujar Dion.

"Biarkan saja memangnya dia siapa berani padaku hanya dosen kan? Bokapku saja aku tak takut apalagi dia" sahut Yusuf.

"Masalahnya dosen yang ini beda kalau kamu lihat sendiri pasti langsung jatuh cinta" ujar Andre.

"Oh iya cantikan mana sama Stella yang ngejar ngejar aku atau sexy mana sama Lidya yang selalu ngajak tidur itu.. ?" Protes Yusuf.

"Dosen itu paling body nya lurus kalau ga yah semok gendut gendut" lanjutnya.

Yusuf masih terkekeh geli sambil membayangkan body dosen barunya. Dion dan Andre saling diam dan menyikut satu sama lain.

"Ehm... Sudah selesai tertawanya. Bisa ikut ke ruangan saya"ucap Yumna.

Seketika Yusuf menoleh ke belakang dan terkejut melihat gadis sebayanya yang dia temui di taman sudah ada di belakangnya.

"Maaf memangnya kamu siapa?" Yusuf ketus.

"Aku dosen barumu disini. Ayo ikut saya ke ruangan saya" ucap Yumna tegas.

"Yang lain kerjakan tugas yang saya berikan tadi atau mau saya skor seperti teman kalian ini?"

"Ayo cepat jalan" pinta Yumna.

Yusuf memberengut kesal karena baru kali ini dia dikerjai oleh dosennya sendiri plus masih baru iya.

Yumna dan Yusuf masuk ke ruangan cukup besar untuk ukuran seorang dosen.

"Duduk" pinta Yumna.

Yusuf hanya nurut saja kayak kena hipnotis.

Yumna membuka map yang tersusun rapi di meja kerjanya dan memilih salah satu map dengan nama Yusuf Arganta.

"Sudah berapa kali kamu sering bolos kuliah?" Tanya Yumna menatap tajam Yusuf.

"Ibu nanya saya?" Ujar Yusuf jari jarinya bermain diatas meja.

"Kira kira berapa kali menurut ibu buat mahasiswa macam saya yang selalu buat masalah. Bukankah ada datanya di sana" Yusuf menunjuk map di hadapan Yumna.

"Saya tanya kamu bukan tanya ke map ini" ketus Yumna.

"Duh jangan galak galak Bu dosen saya takut loh" Yusuf terkekeh.

Yumna memberengut kesal dengan Yusuf.

"Baik. Nanti untuk pelajaran saya tidak boleh absen maupun telat. Jika telat atau absen tanpa alasan yang jelas hukumannya lebih berat dari dosen sebelumnya"

"Dan saya tak menerima toleransi buat mahasiswa males kayak kamu" lanjut Yumna.

Yusuf yang mendengar perkataan Yumna hanya manggut manggut saja.

"Ok. Deal kita lihat apa ibu dosen yang cantik ini bisa bertahan lama membimbing saya atau akan menyerah di tengah jalan"

"Permisi" Yusuf keluar ruangan dan disambut oleh dua rekannya Dion dan Andre.

"Gimana bro, apa kena hukuman?" Andre menepuk bahu Yusuf.

"Apa, dosen baru mana berani menghukum Yusuf Arganta. Bokapku aja takut apalagi dia" ujar Yusuf bangga.

"Serius...?" Andre dan Dion saling berpandangan.

"Kapan aku bohong sama kalian?" Ujar Yusuf berlalu meninggalkan Andre dan Dion.

***

"Pa, sebenere aku tuh males kalau harus berurusan sama mereka. Ribet Pa" Yumna berkeluh kesah dengan kerjaanya di kampus.

"Na, kamu dah dewasa Papa yakin kamu mampu. Makanya Om Arga nyuruh kamu karna beliau percaya kamu bisa ngatasinnya. Hanya sementara kok sampai nunggu Radit datang karna dia masih di London" sahut Pak Julian.

"Tapi Pa,.."

"Dah semangat nak, nanti setelah penggantinya datang Papa janji kamu bakal kembali ke posisi semula di kantor Papa" ucap Pak Julian.

"Bener ya Pa ga boleh bohong loh " Yumna memastikan.

Julian mengangguk dan tersenyum.

"Semangat nak, menghadapi ribuan karyawan saja mampu masa satu orang mahasiswa saja ga bisa" Julian mulai menggoda Yumna.

"Apa sih Pa, malu maluin Yumna saja, Yumna istirahat dulu ya Pa capek" Yumna beranjak ke kamar karna lelah seharian berkutat di kampus.

"Na,..."

"Ya Pa... Ada apa lagi?" Yumna membalikkan tubuhnya.

"Makasih yaa. Jangan lupa telpon Radit" sahut Julian.

Yumna hanya ngasih kode 'Oke' pada Papanya dan segera masuk agar bisa merebahkan tubuhnya di kasur inilah hal ternikmat yang ia pikirkan saat ini.

***

"Pa, Yusuf belum pulang jam segini apa ga masalah? Kemana itu anak?" Khawatir itulah yang dirasakan Rina.

"Biarkan saja Ma, dia sudah besar hanya saja belum bisa berfikir dewasa seperti anaknya Julian. Semoga saja Yusuf cepat sadar, nasib perusahan nanti juga ada di tangannya jika dia selalu bermain main bagaimana dia bisa mimpin perusahaan Papa kelak?" Arga menghela nafas berat.

"Papa sudah salah mendidiknya. Menjadikan dia anak yang manja, harusnya dulu Papa dengerin nasehat Mama" gurat wajah sesal terlihat jelas di wajah Arga.

"Sudahlah Pa yang penting sekarang bagaimana caranya biar Yusuf kembali jadi bener, ga ikutan hal hal negatif lagi"

Ting...tong....Ting.. tong...

"Yusuf kenapa baru pulang jam segini? Bukankah jadwalmu sudah selesai dari jam empat tadi sore kenapa jam sembilan baru sampai rumah? Mau jadi apa kau besok, apa hanya Hura Hura buang-buang uang begitu?" Ujar Arga dengan suara lantang.

"Kau laki laki tanggung jawabmu besar kelak sebagai kepala rumah tangga apa kau tak memikirkan hal ini? Cobalah belajar berfikir dewasa nak, kau sudah besar tapi otakmu belum bisa berfikir dewasa" lanjut Arga penuh emosi.

"Sudah Pa ceramahnya? Kalau sudah Yusuf mau ke kamar ngantuk" tanpa menunggu perkataan Arga, Yusuf langsung masuk kamar.

Brakk!!!

Suara bantingan pintu nyaris membuat kaget Arga dan Rina.

"Anak itu selalu saja begitu"

"Sabar Pa, pasti ada jalan buat ngerubah hidupnya biar kembali lurus kita hanya perlu sedikit waktu. Insyaallah semua bakal kembali seperti semula. Yakin ya Pa" Rina menyemangati suaminya bagaimanapun dia juga merasa ikut andil dalam perubahan sikap Yusuf. Karena Yusuf sendiri belum bisa sepenuhnya menerimanya sebagai ibu sambungnya.

Tok...tok...tok...

"Nak apa kamu sudah makan malam, apa perlu Mama buatkan?" Ujar Rina.

"Tak perlu aku sudah kenyang hanya dengan lihat mukamu" brakk!!! Yusuf membanting pintu kamarnya.

"Anak itu benar benar kelewatan" sahut Arga.

"Sudah Pa..." Rina mencoba menenangkan Arga yang sudah tersulut emosi dari tadi.

***

"Ndre... Kamu liat Yusuf ga? Dari kemarin kok aku ga bisa hubungi dia ya? Apa kena marah sama Papa nya lagi?" Ujar Stella.

"Hari aku belum ketemu sama dia La, jadi ga tahu? Coba aja kamu cari di kantin atau di perpus sana barangkali anaknya disitu" sahut Andre.

Dion yang mendengar ucapan Andre hanya bisa menahan geli melihat akting Andre yang tampak natural.

"Jadi dia belum datang ke kampus?" Ujar Stella.

"Belum, la kamu liat sendiri kita hanya berdua"

Stella ber O saja,

"Baiklah aku akan mencarinya di kantin" sahut Stella.

Segera berlalu meninggalkan Andre dan Dion. Setelah Stella tak terlihat tiba tiba Yusuf muncul di balik pintu dan tertawa sepuasnya karna telah berhasil ngerjain Stella.

"Mantab ga bro aktingku tadi. Btw kita jadi dong dapat upahnya. Lumayan buat tambahan  nanti malam" ucap Andre.

"Ayo masuk ntar lagi dosen killer datang telat dikit aja dapet sanksi apalagi bolos" ujar Dion.

" Kalian aja masuk duluan, aku nanti aja. Aku pengen nguji sampai sejauh mana dia galaknya apa omongannya kemarin itu hanya gertakan sambel biasa?" Sahut Yusuf.

"Jangan cari masalah dulu Suf kamu ga inget seperti apa posisimu saat ini? Sabar kita tunggu waktu yang tepat buat ngerjain balik tuh dosen. Bagaimana?" Sahut Dion.

"Bener itu yang diucapkan Dion. Kita tunggu waktu yang pas buat ngisengin itu dosen cantik" ujar Andre.

****

"Gimana kabarnya mas? Tumben datang biasanya memintaku ketemu diluar" Ucap Julian.

"Kepaksa Jul, aku benar benar lagi bingung soal anakku Yusuf makin hari makin tak terkontrol" sahut Arga.

"Kemarin juga sudah membuat masalah dengan Yumna dihari pertama Yumna datang ke kampus. Dia sendiri sebenarnya ragu jika dia bisa merubah sifat Yusuf tadinya mau nyerah gitu" sahut Julian.

"Terus sekarang gimana Jul? Apa dia masih mau bantu aku?" Ucap Arga.

"Tenang saja dia mau kok bantu kamu buat ngerubah sikap Yusuf. Tapi dia juga butuh waktu. Sabar yaa" sahut Julian.

"Baiklah, syukur bisa berjodoh dengan Yumna sendiri. Aku jauh lebih bahagia Jul?" Arga membayangkan Yusuf dan Yumna bisa bersatu.

""Udah ngalamin ya jangan ketinggian jatuh sakit Ar" ucap Julian terkekeh.

"Iya jatuh ya sakit Jul, aku dah sering jatuh tapi ga kapok entahlah" sahut Arga.

"Pasti sifat playboy nya Yusuf nurun dari kamu makanya dia suka mainin cewek" sahut Julian.

"Ga masalah selama masih single tapi bahaya jika sudah berkeluarga Ar"ucap Julian.

"Ya aku ngerti kok Jul, maka dari itu aku pengen Yusuf benar benar berubah menata kembali hidupnya"

"Kita doakan saja yang terbaik untuknya" sahut Julian.

****

"Assalamualaikum,..."

"Waalaikumussalam, tumben telpon mas apa lagi ga sibuk?"

"Kalau bilang sibuk ya pasti tapi masa iya ga boleh ngobrol dengan pujaan hatinya sebentar" sahut Radit.

"Mas kangen kamu loh masa ga boleh kangen sama kekasih sendiri" sahut Radit.

"Ya baiklah boleh boleh tapi jangan lupa ya oleh oleh yang banyak nanti ketika pulang"

"Siap my princess apapun itu untukmu"

"Udah ya mas aku harus ngajar di kelas. Nanti didemo bagaimana? Hehehe...." Seloroh Yumna.

"Baiklah hati hati ya. Love you"

Yumna segera menutup ponselnya tanpa mengucapkan sepatah kata lagi karena di depannya sudah ada manusia super tengil yang sebenarnya malas dia temui tapi malah harus dia temui jika bukan karna Papanya sungguh dia tak akan mau dipindahkan kesini.

"Mau apa kau menguping pembicaraan orang?" Ketus Yumna.

"Aku ga nguping tapi ga sengaja denger" ucap Yusuf datar dan bergegas masuk ke kelas dia tak mau ribut kali ini dengan dosen barunya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status