Share

Bab 2 : Datang Ke Indonesia

"I'm leaving London." Ujar Caesar pada John. (Aku akan pergi dari London.) 

John terkekeh sinis mendengar itu. Ia sudah menduga Caesar akan mengatakan hal itu padanya. Tapi rasanya tetap saja kesal. 

"Then who will take care of this mafia syndicate? Drug smuggling? Human trafficking? Gun sales? And the black market?" Tanya John kesal. (Lalu siapa yang akan mengurus sindikat mafia ini? Penyelundupan narkoba? Perdagangan manusia? penjualan senjata? Dan pasar gelap?) 

"That's me?" John menunjuk dirinya sendiri dengan wajah kesal. (Itu aku?) 

"Of course you. Who else?" Balas Caesar ringan. (Tentu saja kau. Siapa lagi?) 

"You're worthy enough to be a mobster after all, John." Lanjutnya ringan. (Lagipula kau cukup layak untuk menjadi seorang Mafia, John.) 

Kekesalannya John semakin meningkat mendengar ucapan ringan Caesar. Ia terkekeh sinis. "You seem to have forgotten one thing, Caesar. Only the rightful heirs of the Alexander family are entitled to inherit the title. And I'm not a biological child in this family." (Tampaknya kau lupa satu hal, Caesar. Hanya pewaris sah dari keluarga Alexander lah yang berhak mewarisi gelar itu. Dan aku bukan anak kandung di keluarga ini.) 

Yah, itu benar. John bukanlah adik kandung dari Caesar. Dia adalah anak angkat yang diadopsi oleh ayah Caesar. Saat itu John berusia 6 tahun. Dia paham jika dirinya sudah diadopsi. Walaupun dia sudah menjadi bagian keluarga Alexander. Dia sangat tau betul apa posisinya di keluarga ini. 

Menggantikan Caesar sebagai penerus mafia keluarga Alexander. Itu adalah hal yang tidak dia inginkan di dunia ini. 

"On the back of your name is written Alexander's name. Is that not clear enough to show your position as one of Alexander's descendants?" (Di Belakang namamu tertulis nama Alexander. Apa itu kurang jelas untuk menunjukkan posisimu sebagai salah satu keturunan Alexander?) 

John menggeram kesal lalu berdiri. "I don't care about all that. My answer remains the same, Caesar. I don't want to replace you" (Aku tidak peduli dengan semua itu. Jawabanku tetap sama, Caesar. Aku tidak mau mengantikanmu!) 

John sudah membuka pintu ruangan, bersiap ingin meninggalkan tempat itu. Hingga kata-kata yang keluar dari mulut Caesar membuatnya tertegun di tempat. 

"You lied to yourself, John! I knew you wanted the position long ago!" Caesar menyeringai melihat John yang terdiam di depan pintu. (Kau membohongi dirimu sendiri, John! Aku tahu kau menginginkan posisi itu sejak dulu!) 

Butuh beberapa detik bagi John untuk sadar dari keterkejutannya. Setelah itu tanpa mengatakan apapun dia segera meninggalkan tempat itu. 

Caesar bangkit dari kursinya. Berjalan ke pembatas kaca. Caesar menghirup udara segar yang masuk dari luar. Sebuah senyum tipis terpatri dibibirnya. 

Setelah sekian lama akhirnya penantian Caesar berakhir. Ini adalah hari yang ia tunggu sejak lama. Hari disaat ia akan meninggalkan pekerjaan kotornya dan pergi meninggalkan kota ini. 

Caesar melirik sebuah kertas kosong di atas meja. Ia mengambil kertas itu lalu menuliskan sesuatu di atasnya. Setelah itu meletakkan kembali ke tempatnya semula. 

***

Udara panas dan teriknya sinar matahari adalah dua hal yang menyambutnya saat tiba di sebuah tempat. Puluhan penumpang berjalan turun dari pesawat. Caesar menarik koper miliknya lalu masuk ke dalam sebuah taksi yang sudah menunggunya. 

"Welcome to Indonesia, Caesar!" Ujar pria di samping tempat duduk Caesar. (Selamat datang di Indonesia, Caesar!) 

Caesar terkekeh lalu menyandarkan tubuhnya ke kursi mobil. Yah, Caesar sekarang sudah berada di Indonesia. Setelah perbincangannya dengan John sore itu. Malamnya, Caesar segera melakukan penerbangan pesawat ke Indonesia. Tidak ada yang menyadari kepergiannya itu. Termasuk John sekalipun. 

Setelah ayahnya meninggal. Caesar sudah memutuskan untuk memberikan posisi mafia miliknya kepada John. Lalu setelah itu ia akan pergi ke Indonesia. Memulai kehidupan barunya tanpa menyandang status sebagai seorang mafia lagi. Memulai hidup tenang dan tentramnya di negara Indonesia. 

Caesar tersenyum tipis ketika membayangkan bagaimana reaksi marah John saat menerima surat darinya. Di surat itu Caesar menuliskan akan pergi ke sebuah tempat yang tidak akan bisa seorang pun menemuinya. Menurut prediksinya, John pasti sudah membaca surat itu dan menyadari jika dia sudah pergi meninggalkan kota London. Dan sekarang, John pasti akan mengumpatnya dengan segela sumpah serapah dan memerintah semua orang untuk mencari keberadaannya. 

"Sambut aku dengan bahasa negaramu, Ali. Ini bukan di London." Ujar Caesar menggunakan bahasa Indonesia. Ali berdecak kagum mendengar bahasa Indonesia Caesar yang sangat bagus. 

"Aku kira kau sudah lupa bagaimana caranya bicara dengan bahasa Indonesia. Karena itu aku menggunakan bahasa Inggris." Seru Ali ikut terkekeh. Dia adalah Ali. Teman baik Caesar di Indonesia. Ali lah yang menjemput Caesar di bandara siang ini. 

"Aku kaget saat kau tiba-tiba menelponku dan bilang akan datang ke Indonesia. Ada urusan penting apa sampai mafia sibuk sepertimu datang ke Indonesia?" Alia bertanya ringan seolah tidak terpengaruh dengan status Caesar sebagai seorang mafia. Itu menandakan hubungan pertemanan mereka cukup dekat hingga Ali pun bisa tau siapa nama dan juga pekerjaan Caesar. 

Caesar mengedikkan bahu. "Kau tidak perlu tau." Ujarnya ringan. 

Ali hanya mengangguk tidak berniat bertanya lebih jauh. 

"Baiklah. Sekarang, kau ingin aku mengantarmu kemana?" Tanya Ali sambil fokus mengemudi. 

"Apartemen yang menurutmu bagus dan jauh dari keramaian." Jawab Caesar. 

Ali mengangguk seraya terkekeh. "Yah, aku tau apartemen yang cocok untuk orang penyendiri sepertimu." 

***

Cafe crematology di Jakarta saat ini sedang ramai oleh pengunjung. Mulai dari orang-orang kantor, remaja sekolah, anak kuliahan, dan lainnya. Rata-rata mereka yang pergi ke cafe ini mempunyai tujuan yang sama. Yaitu untuk mengerjakan tugas. Entah itu tugas kantor, tugas sekolah, ataupun tugas kuliahan yang dipenuhi skripsi. Itu bisa ditebak dari barang-barang yang mereka bawa. 

Yah, Cafe yang terkenal mewah dan cozy ini memang tempat yang paling cocok untuk mengerjakan tugas. Semua orang berpikir demikian termasuk seorang gadis bergaun putih yang duduk di meja dekat jendela. 

Gadis bergaun putih dengan rambut hitam yang diikat satu itu tampak fokus menatap layar laptopnya. Tangannya bergerak lincah mengetik sesuatu di keyboard. Dan matanya ikut bergerak cepat mengikuti tulisan dilayar laptop. 

Tak lama kemudian senyum gadis itu mengambang. "Lihat saja aku yakin jika cerita ini pasti akan dilirik oleh penerbit. Lalu cerita ini akan segera diterbitkan!" Seru gadis itu bersemangat. Saking bersemangatnya ia tanpa sadar meninggikan suaranya hingga membuat para pengunjung cafe itu menatapnya dengan tatapan aneh dan kesal. 

Seolah tidak menyadari jika semua mata memandang ke arahnya gadis itu dengan santai menutup laptopnya dengan keras hingga menimbulkan suara yang cukup besar. 

Gadis itu lalu menyandarkan tubuhnya ke kursi. Dengan senyum yang terus mengembang di bibirnya. 

Gadis itu adalah Camelia Wilson. Gadis cantik yang memiliki keturunan darah Inggris-Indonesia. Ia memiliki wajah seperti orang bule. Tapi berbeda dengan mata dan rambutnya yang seperti orang Indonesia. Walau begitu wajahnya tetaplah sangat cantik. Matanya yang senada dengan warna rambutnya terlihat sangat indah. Kulitnya yang putih dan hidungnya yang mancung benar-benar membuatnya terlihat seperti seorang bidadari. 

DRINGGG

Suara dari handphone-nya yang berdering membuat Camelia sedikit terusik. Dengan kesal Camelia melihat siapa yang telah menelponnya. Dan ternyata orang itu adalah Alisya, sahabatnya. 

"Ada apa lagi, Sya? Lo udah ganggu waktu happy gue, tau!" Semprot Camelia kesal. 

"Ca, ca, ca, ini penting banget sumpah. Lo harus tau berita penting ini!!!" 

"Ck, berita apaaan?! Awas kalau itu berita nggak penting!" 

"Iya, iya, sekarang cepet buka postingan instagramnya kak Jian!" 

Camelia langsung mencondongkan tubuhnya ke depan. "Nggak! Ngapain gue lihat postingan instagramnya kak Jian. Lo kan tau kalau gue sama dia itu musuhan!!" Ketus Camelia kesal. 

Tentu saja Camelia kesal. Karena dia dan Jian itu adalah musuh. Ceritanya, Camelia memiliki seorang pacar bernama Anggara. Dan Jian adalah pelakor dalam hubungan Camelia dan Anggara. Karena itulah Camelia sangat tidak suka dengan Jian. 

Dan sekarang sahabatnya, Alisya ingin dia melihat postingan i*******m Jian. Tentu saja Camelia kesal.

"Tapi ini penting bangett, Ca! Buruan!!" 

"Nggak! Gue nggak mau!! Emang kenapa sih?! Lo kan bisa kasih tau gue langsung!" 

"Iss... Oke gue kasih tau. Kak Jian dan kak Anggara mau menikah, Ca!!!" 

"APA?!" Kaget Camelia dengan mata yang melotot lebar. 

Camelia langsung mematikan sambungan telepon lalu segera membuka aplikasi i*******m. Mencari akun i*******m yang bernama Jian. Dan seketika matanya melotot kaget saat melihat sebuah postingan Jian tengah memakai baju pengantin bersama Anggara.

Dengan caption : Bukankah, kami adalah pasangan yang cocok? 

Ha? Yang benar saja! Anggara jelas-jelas pacarnya! Tapi kenapa sekarang Anggara terlihat memakai baju pengantin bersama Jian. Dan captionnya itu! Apa maksud semua ini? Apa benar mereka berdua akan segera menikah? Lalu bagaimana dengan Camelia?!

"AAAAA PAPA!!!" 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status