Share

My Overprotective Husband
My Overprotective Husband
Author: Diosa

PROLOG

Author: Diosa
last update Last Updated: 2024-01-15 11:03:47

Begitu pemuda itu keluar dari gang, lampu jalan dekat trotoar langsung pecah. Dia kaget, suasana mendadak gelap, jalanan pun sepi, hanya ada bangunan-bangunan ruko yang telah terbengkalai.

Tiba-tiba, seseorang mendekat dari kegelapan, lalu menyerang si pemuda dengan tendangan kakinya.

"ARRGH!" Pria itu kesakitan, mundur beberapa langkah sambil memegangi perut. Dia berteriak, "SIAPA ITU!"

Orang misterius berpakaian serba hitam itu kembali mendekat, lalu menendang wajahnya.

Tendangan kuat itu sanggup membuat si pria terdorong hingga masuk ke dalam gang, lalu jatuh dengan posisi tengkurap.

Pria itu bangkit, dia sekilas melihat sepatu yang dipakai penyerangnya, memiliki tanda perak berkilau. Saat dia mencoba bangun untuk melihatnya, orang itu sudah lenyap.

Perutnya terasa di koyak, sementara wajahnya panas akibat tendangan demi tendangan barusan.

Dia mengusap darah yang keluar dari hidung, merangkak keluar dari gang, berusaha keras untuk bangun.

Apa yang terjadi? Siapa yang menendang?

Seorang wanita muda berjalan mendekat. Suara hak tingginya terdengar cukup keras saat bersentuhan dengan trotoar jalan itu.

Ia berpakaian formal, setelan jas hitam dipadu dengan rok span, keluar dari mobil tersebut. Kakinya terhias oleh sepasang hak tinggi hitam yang cukup mahal.

Dia berhenti tepat di depan pria yang barusan diserang. Karena pencahayaan lampu agak kurang, jadinya sosoknya agak samar terlihat.

Sambil menunjukkan foto di layar ponselnya, dia berkata, "pasal seratus empat belas ayat satu, setiap orang tanpa hak ataupun sudah melawan hukum menawarkan, menjual, membeli, menerima ataupun menjadi perantara bahkan menukar menyerahkan narkotika golongan satu akan memperoleh pidana seumur hidup atau minimal lima tahun dan maksimal dua puluh tahun."

"Si—siapa kamu?" Pria itu panik aksinya menjual narkoba di balik gang barusan.

Si wanita berkata, "nama saya Vera, Mas Hardi, saya pengacara. Saya sedang menyelidiki kasus sepuluh tahun silam yang melibatkan kematian jaksa bernama Pak Tino. Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan untuk mas-nya."

Mendengar nama Tino, mata pria bernama Hardi itu langsung melotot. Iya, seolah-olah rahasia lama yang harusnya tertutup tiba-tiba dibuka.

Dia menjawab dengan gugup, "sa-saya nggak tau apa-apa."

Vera mengancam, "masa? kalau terbukti bersama-sama melakukan pembunuhan berencana, hukumannya itu mati loh, Mas."

Merasa terancam, pria itu buru-buru bangkit, lalu hendak menyerangnya dengan tinju.

Tetapi, seseorang keburu datang, lalu menendang perut pemuda itu kuat-kuat hingga membuatnya terdorong lagi ke belakang— lalu menabrak tembok bangunan rusak dekat gang.

Pria itu meringis kesakitan. Tulang punggungnya terasa remuk. Dia berteriak, "SIAPA!!"

Orang yang menendangnya pun muncul. Dia berjalan mendekati Vera, lalu berhenti tepat di sebelahnya.

Dia, seorang pria, awal tiga puluh tahunan, yang memiliki paras menawan. Postur tubuhnya tinggi tegap, tampak atletis— sangat ideal. Dia punya bentuk mata yang agak sipit, rambut hitam legam sedikit acak, terutama di bagian poni.

Seperti Vera, dia juga berpakaian formal, setelan jas hitam rapi, tapi sudah tak memakai dasi.

"Apa kubilang, Sayang, penjual ganja itu nggak bisa diajak bicara baik-baik, untung kamu belum diserang," katanya.

Ketakutan, penjual narkoba tadi langsung berlari kabur, memaksakan diri walau punggungnya sakit bukan main.

Akan tetapi, tiba-tiba ada dua pria berpakaian serba hitam yang keluar dari gang lain, menyergap Hardi.

"Apa-apaan ini!" Pria itu panik, berusaha melawan. "Mau apa kalian!?"

Kedua pria tadi membungkam mulutnya dengan lakban, lalu diseret ke mobil yang sudah terparkir di kejauhan.

Vera masih diam melihat pria itu dibawa pergi. Dia sedikit cemas. "Kamu harusnya jangan keterlaluan tendang dia, kalau dia mati gimana?"

"Mau gimana lagi? Aku panik barusan, aku takut kamu kenapa-napa. Aku nggak peduli yang lain, pokoknya Istriku yang cantik nggak boleh sampai terluka."

"Danno, jangan lebay."

"Siapa yang kamu panggil Danno? Panggilnya Sayang, dong. Kita udah nikah. Masa masih aja panggil nama? Nggak mesra banget kamu ..." Pria bernama Danno itu berubah manja. Dia melingkarkan tangan di pinggang Vera.

Vera melirik Danno. Berhubung dia menggunakan hak tinggi, jadi tinggi mereka hampir setara. Dia bisa memandangi wajah pria itu dengan lebih baik.

Dia mengingatkan, "tendangan kamu itu tendangan mantan juara dunia karate, tapi jangan dipakai sembarangan."

"Makasih."

"Itu bukan pujian."

"Iya, iya, ngomong-ngomong, aksi kamu barusan keren dan seksi banget, Sayang— apalagi waktu ngancam," ucap Danno menyeringai sembari mendekatkan bibirnya ke telinga Vera, lalu berbisik, "... aku mau dong diancam."

Vera tertawa geli. "Kita jahat banget, aku takut nanti masuk neraka. Kamu ini 'kan imam-ku, harusnya menuntunku yang baik-baik biar masuk surga, bukannya diajak balas dendam begini."

"Ya udah, ayo aku tuntun ke surga."

"Sekarang?"

"Iya lah, itu dekat sini ada hotel."

Vera tertawa karena paham maksudnya. Itu jelas surga yang lain, surga dunia.

Danno tersenyum.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tuan Muda
lumayan cukup untuk permulaan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • My Overprotective Husband   Extra Part #01: Liburan Keluarga

    Danno dan istrinya, Vera, sudah lama menantikan liburan ini.Mereka menjalani hari-hari yang sibuk, penuh dengan komitmen pekerjaan dan keluarga, dan mereka menantikan waktu untuk bersantai dan menikmati liburan ke Bali.Mereka memutuskan untuk membawa serta bayi laki-laki mereka yang kini sudah berusia enam bulan, Daniel, dan anak perempuan mereka, Venny.Pada hari pertama liburan mereka, mereka pergi ke kedai es krim lokal. Hari itu adalah hari yang hangat, dan mereka semua ingin menikmati makanan dingin.Danno dan Vera mengantri bersama Baby Daniel di kereta dorongnya, sementara Venny berdiri di samping mereka.Saat mereka menunggu, Vera mengulurkan tangan dan mengacak-acak rambut Venny."Kamu udah nggak sabar ya pengen makan es krim?" tanya Vera kepada putrinya."Iya, Mama." Venny menjawab dengan penuh semangat. "Venny nggak sabar makan es krim!"Saat mereka menunggu, Baby Daniel mulai rewel di kereta dorongnya, dan Danno menariknya keluar dan menggendongnya."Kamu mau es krim, J

  • My Overprotective Husband   BAB 99 [TAMAT]

    Satu tahun kemudian ...Vera telah melahirkan seorang anak laki-laki yang sehat. Dia, sang suami, dan Venny, keponakan yang sudah jadi anak adopsi mereka, memutuskan untuk kembali ke kota Jakarta.Danno menghentikan mobilnya tepat di depan teras rumah besar bertingkat dua. Usai mematikan mobil, dia keluar dan beranjak ke belakang untuk membuka bagasi.Di saat bersamaan, Vera keluar dari mobil dengan menggendong bayi laki-lakinya.Dia membuka pintu belakang, dan membiarkan Venny keluar. Anak perempuan itu terlihat sangat riang gembira."Hore! Udah sampe!" Katanya yang langsung melongo melihat betapa besar rumah yang ada di hadapannya. "ini rumah Papa?"Dengan bangga, Vera mengatakan, "iya dong, ini rumah kita yang sebenarnya. Kalau rumah di Surabaya itu rumah nyewa sebentar, Sayang. Mulai sekarang kita tinggal di rumah kita yang sebenarnya, rumahnya Papa."Danno masih mengeluarkan beberapa koper dari dalam bagasi. Dia menarik semuanya keluar, lalu menggeretnya mendekat ke dekat sang is

  • My Overprotective Husband   BAB 98

    Keesokan harinya ...Ibu Vida bertamu di rumah sewaan keluarga pendonor mata yang dia sewa untuk melakukan akting di depan Danno. Dia kesal karena waktu sudah berlalu, tapi tak mendapatkan kabar tentang yang yang diminta.Dia duduk di sofa panjang ruang tamu bersama Delia juga. Di situ, ada wanita yang sebelumnya memotret kemesraan Delia, lalu seorang pria paruh baya, ayah dari anggota keluarga pendonor yang telah meninggal dunia.Delia resah. Dia masih kepikiran sejak melihat kemesraan Danno dan Vera. Saking resahnya, dia sudah tak peduli dengan dirinya yang tak menggunakan kontak lensa. Alhasil, dia tidak kelihatan seperti buta."Ini maksudnya apa? Kok Danno nggak ngirim-ngirim uangnya?" Ibu Vida meminta kejelasan.Delia cemberut. "Nggak tahu, Tante. Padahal pas terakhir pulang dari sini, dia udah bilang kalau bakalan transfer uangnya. Tapi, pas aku ke rumahnya— eh dia malah mesra sama istrinya. Aneh banget. Sebenarnya mereka itu lagi bertengkar atau enggak, sih?“Ibu Vida melihat l

  • My Overprotective Husband   BAB 97

    Alarik terdiam pasrah.Dia bahkan tak punya kekuatan untuk bangkit. Ini adalah salahnya, salahnya karena buang-buang waktu. Seharusnya dia langsung membakar rumah ini beserta Vera di dalam selagi ada waktu.Selain itu, seharusnya dia juga membawa anak buahnya yang masih setia. Sekarang?Semua akan sia-sia. Dia melihat Sean yang menyeringai melihatnya tersungkur di trotoar. Orang yang menjadi kepercayaan Danno. Selain itu, ada pria lain yang datang di belakangnya— orang yang menghasutnya tentang Johan alias Rey, saudara kandung Sean.Rey tertawa melihat Alarik yang sudah tak berdaya, tak punya kekuatan dan keberanian untuk bangkit lagi. Dia sengaja menendang tongkat bisbol dari dari tangannya.Alhasil, sekarang— Alarik tak punya kuasa lagi. Meski begitu, dia bangkit, masih menguatkan diri untuk bisa kabur.Rey memperingatkan dengan nada sarkas, “ Bos Alarik— jangan coba-coba kabur. Polisi udah datang, loh.""Brengsek, kalian emang sekumpulan pengkhianat brengsek.” Alarik melihat Sean

  • My Overprotective Husband   BAB 96

    Saat hendak membakar sofa, tiba-tiba terdengar suara kaca pecah dari belakang. Sontak saja Alarik menoleh— "Siapa ..." Dia waspada, takut kalau polisi yang datang. Tapi, dia sangat yakin kalau keberadaannya di sini sangat rahasia.Lalu, dalam sejekap, seorang datang berlari menuju ke arahnya. Iya, tanpa diduga itu adalah Danno.Vera membuka mata, melihatnya datang. Dia berusaha berteriak, "MMM!"Danno tampak seperti singa yang sudah siap menerkam musuh. Raut wajahnya menjadi gelap dan mengerikan, terlebih saat melihat istrinya diperlakukan seperti itu."Kamu—" Alarik panik, hendak melempar korek yang sudah dinyalakan ke arah Vera.Akan tetapi, ketika koreknya hampir jatuh— tubuhnya keburu ditendang oleh Danno sehingga korek tersebut jatuh ke tempat lain, lalu padam.Sangat menegangkan. Detak jantung Vera sampai menjadi tidak karuhan. Dia ketakutan bukan main."Brengsek!" bentak Alarik yang tubuhnya terhuyung-huyung, nyaris terjungkal ke lantai. Tapi, dia berhasil mempertahankan kesei

  • My Overprotective Husband   BAB 95

    Usai mendapatkan telepon singkat yang mengkhawatirkan dari salah satu satpam, Danno langsung berdiri. Raut wajahnya berubah panik dan gelisah. Meski belum tahu siapa 'orang mencurigakan' yang didengar barusan, tapi dia sudah bisa menduga.Iya, siapa lagi yang yang akan menyakiti satpamnya seperti itu. Berita tentangnya sudah menyebar di mana-mana— Alarik."Si brengsek itu ... Pasti di brengsek itu ..." Ucap Danno sembari menyambar kunci mobil dari atas meja. Dia memberi pesan ke Dino. "Tolong kamu telpon polisi, minta datang langsung ke rumahku. Aku mau balik dulu sekarang.""Ada apa, Pak?“ Dino ikutan panik sehingga berdiri pula. Dia bingung dengan reaksi wajah Danno yang berubah setelah menerima panggilan sebentar itu. "Terus ini gimana?”"Udah nggak usah ngurusin Delia dulu— telpon atau langsung pergi aja ke kantor polisi, minta ke rumahku. Ada penjahat yang datang.“ Danno mengatakan itu, dan tak ingin berkata apapun lagi. Dia segera meninggalkan tempat itu, keluar dari sana dengan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status